Terdapat dua macam konsentrat beku saribuah jeruk orange atau frozen
concentrated orange juice (FCOJ), yaitu : konsentrat beku saribuah jeruk orange
bulk (Bulk FCOJ) dan konsentrat beku saribuah jeruk orange kalengan (Canned
FCOJ).
Menurut Morris (1996), bulk FCOJ merupakan saribuah jeruk orange yang
tersebut disimpan pada suhu 20oF atau kurang didalam tangki atau galon.
FCOJ yang melalui penurunan oBrix hingga menjadi 41,8oBrix, atau memiliki
strength ratio dengan saribuah single-strength sebesar 4:1, kemudian dikemas dalam
pengujian indeks panen dan pemanenan, penyiapan buah untuk ekstraksi, ekstraksi
saribuah dan finishing, deoiling dan deaerasi, evaporasi saribuah, penyampuran, dan
9
10
Untuk melakukan pemanenan buah jeruk orange, buah dipetik dengan tangan,
1996). Untuk mencapai standar kualitas yang seragam, hanya buah yang matang yang
dapat dipanen. Hal ini disebabkan buah jeruk tidak dapat meneruskan pematangan
setelah dipisahkan dari pohonnya (Harding et al, 1940 dikutip Ting, 1983).
kg untuk diperiksa apakah buah jeruk orange telah memenuhi persyaratan panen
(Schueller, 2008). Menurut Matthews (1994), indeks panen buah jeruk orange dapat
diukur dari oBrix, keasaman, rasio (rasio brix/keasaman), dan persentase kandungan
saribuah.
o
Brix digunakan untuk mengukur total padatan terlarut. Hal ini dapat
dilakukan karena sebagian besar padatan terlarut pada buah jeruk orange terdiri dari
gula (sukrosa, fruktosa dan glukosa). oBrix yang dilaporkan ekuivalen dengan
persentase dari total padatan terlarut. Keasaman dapat diukur menggunakan titrasi
antara obrix dengan persen keasaman. Rasio dari buah jeruk orange yang akan
digunakan untuk saribuah tidak boleh kurang dari 12,5 dan tidak boleh lebih dari
Buah yang telah lolos uji kematangan kemudian diletakkan di atas conveyor
belt yang menuju washer. Lalu buah dicuci dengan detergen food grade saat
melewati sikat roller. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan
dilakukan grading secara manual untuk memisahkan buah yang buruk. Buah yang
lolos disegregasi didalam sizer sehingga didapatkan buah-buah dengan ukuran yang
sesuai dengan mesin untuk proses ekstraksi. Buah yang berukuran sesuai memiliki
Banyak jenis ekstraktor saribuah jeruk mekanis terdapat dipasaran. Dua ekstraktor
saribuah jeruk yang paling umum diproduksi oleh FMC Corporation dan AMC (Ting,
1983).
mesin yang dapat memproses buah tanpa memerlukan pembelahan buah menjadi dua.
Dalam mesin in-line extractor, buah diproses menjadi empat bagian, yaitu saribuah,
kulit buah, empulur buah, dan emulsi minyak citrus. Pada Gambar 3.2 dapat dilihat,
setelah buah jeruk ditempatkan didalam mangkuk, dilakukan penekanan hingga kulit
terlepas dan kemudian, saribuah keluar dari lubang perforasi pada tube.
12
Gambar 3.1 Proses Ekstraksi Saribuah Jeruk Orange dengan In-line Extractor
dari FMC
(Citrech, 2009)
berbeda. Buah dibelah menjadi dua bagian, kemudian potongan tersebut ditempatkan
reamer berada tepat diatas buah. Reamer dari plastik tersebut dapat masuk kedalam
buah secara cepat pada awalnya, kemudian melambat saat penetrasi maksimum
dengan alat finishing. Alat ini terdiri dari saringan silindris dan didalamnya terdapat
auger ulir berputar yang mendorong maju produk kedalam saringan tersebut. Pulp
yang dipisahkan dalam alat finishing terdiri dari vesikel/kantung buah, membran
segmen, dan empulur buah, biji dan sedikit kulit buah. Alat ini dapat diatur sehingga
diperoleh saribuah yang masih mengandung pulp terlarut dengan konsentrasi tertentu
Selama ekstraksi, sejumlah minyak dari kulit buah bergabung dengan produk.
Walaupun minyak citrus dalam jumlah tertentu penting untuk memberikan aroma
khas pada produk, terlalu banyak minyak tidak diinginkan. Pada sebagian besar
saribuah komersial, kandungan minyak dibatasi hingga 0,035% dari volume. Batas
optimum dari minyak citrus berkisar antara 0,015-0,025% (Ting, 1983 dalam Chan,
1983).
yang ada pada saribuah. Tjahjadi (1994) dalam Akyas, et al (1994), menyatakan, alat
deoiler pada dasarnya adalah suatu tangki vakum. Pada proses deoiling, saribuah
dipanaskan dengan cepat hingga 52oC, lalu lima persen dari volume saribuah
dibiarkan menguap. Minyak citrus akan turut menguap dan membentuk lapisan pada
dikembalikan pada saribuah. Proses deoiling juga turut menghilangkan udara yang
masuk kedalam saribuah pada tahap ekstraksi, sehingga mencegah pembentukan busa
panas yang berasal dari heat pump cycle sebagai media pemanas (Citrech, 2009).
Walaupun suhu rendah tidak berpengaruh secara serius terhadap flavor dari produk,
accelerated short time evaporator (TASTE). TASTE menggunakan uap panas dalam
Evaporasi dilakukan pada 7 tahap dan saribuah dapat dikonsentrasikan dari single
strength yaitu sekitar 12oBrix menjadi 65-68 oBrix dalam beberapa menit (Ting, 1983
20.000-400.000 liter air yang dievaporasikan per jam. Kapasitas evaporasi terbesar
adalah sekitar 2.000.000 l/jam. Hal ini setara dengan 1000 ton buah/jam.
Gambar 3.2. Diagram Alat Evaporator TASTE Saribuah Jeruk yang Memiliki
5 Efek dan 8 Tahap
(Tjahjadi, 1994 dalam Akyas, et al, 1994)
15
mencapai suhu 96-105oC pada preheater tahap pertama selama beberapa detik untuk
enzim pectic. Pada tahap selanjutnya, terjadi penguapan dan pengentalan. Panas yang
preheating saribuah yang masuk. Evaporator yang dirancang dengan baik, secara
terakhir dibawa menuju Flash Cooler. Pada pendingin tersebut, konsentrat melalui
ekspansi adiabatis, sehingga menaikkan konsentrasi saribuah dan pada saat yang
Tabel 3.1. Konsentrasi dan Suhu Saribuah pada Evaporator TASTE dalam
Berbagai Tahapan
Volume
o Konsentrasi saribuah
Tahap Suhu ( C) saribuah yang
(oBrix)
masuk (%)
Feed 21 100 12
1 40 94 13
2 96 74 16
3 88 46 33
4 77 27 40
5 63 21 48
6 46 18 56
7 40 16 63
Flash 16 15 66
Sumber : Berry dan Veldhuis (1977) dikutip Ting, S.V. (1983)
16
3.2.6 Penyampuran
padatan terlarut, flavor atau kadar pulp. Menurut Tjahjadi (1994) dalam Akyas, et al
(1994), hal ini dilakukan dengan mencampurkan saribuah yang telah dikentalkan
hingga 60oBrix dengan saribuah segar sehingga diperoleh saribuah dengan kadar
disimpan dalam tank farm. Tank farm adalah sebuah ruangan freezer besar terdiri dari
tangki 300.000-380.000 liter yang dihubungkan dengan pipa baja stainless dan sistem
pompa. Didalamnya juga terdapat tangki penyampuran. Kapasitas tank farm adalah
sekitar 10.000.000 liter konsentrat. Penyimpanan juga dapat dilakukan dalam drum
berlapis kantung plastik berkapasitas 200 liter barrel yang diletakkan di ruangan
pendingin (Davies dan Albrigo, 1994). Suhu ruangan pendingin adalah sekitar -4
sampai 18oC.
dalam kemasan untuk konsumen. Menurut Tjahjadi (1994) dalam Akyas, et al (1994),
kemasan-kemasan ini tidak steril karena itu penyimpanan produk harus dilakukan
pada suhu rendah. Produk dapat juga dikemas secara aseptik. Untuk itu, konsentrat
dipasteurisasi dahulu pada 75-85oC selama 5 detik, didinginkan hingga 5oC lalu
dikemas secara aseptik. Produk ini tahan terhadap kerusakan mikrobiologis meski
17
disimpan pada suhu kamar, namun, pengaruh suhu kamar terhadap kerusakan flavor,
warna, dan zat-zat gizi masih dimungkinkan. Karena itu disarankan produk aseptik
ini tetap disimpan pada suhu rendah, tetapi suhunya tidak usah terlalu rendah yaitu
antara 2-7oC.
Konsentrat beku saribuah jeruk orange memiliki warna yang serupa dengan
sari jeruk orange segar. Selain itu, produk ini memiliki aroma dan flavor yang baik
khas jeruk orange. Menurut Matthews (1994), nilai brix dari produk ini tidak kurang
dari 41,8. Berikut ini adalah gambar konsentrat beku sari buah jeruk orange.
Gambar 3.3 Konsentrat Beku Saribuah Jeruk Orange Bulk yang Dialirkan Kedalam
Drum Berlapis Plastik untuk Dikemas
(Votorantim, 2009)
dalam identifikasi standar (21 CFR 27.109) yang dikeluarkan oleh USDA, yaitu :
18
Tabel 3.2 Standar Kualitas Konsentrat Beku Saribuah Jeruk Orange USDA-AS
Selama pengolahan konsentrat beku dari buah jeruk orange terdapat beberapa
masalah yang harus ditanggulangi untuk mendapatkan produk yang berkualitas baik,
antara lain :
19
Pada saat pengolahan, terjadi kehilangan flavor pada saribuah karena adanya
proses deoiling dan penguapan zat-zat volatil saat dilakukan evaporasi. Karena itu,
esen citrus.
Menurut Tjahjadi (1994) dalam Akyas, et al (1994), unit rekoveri esen citrus
biasanya digabungkan pada efek pertama dari alat TASTE. Esen citrus adalah
kondensat dari zat-zat volatil yang terdapat dalam saribuah jeruk orange berikut air.
Esen ini biasanya dipekatkan hingga 100-200 kali lipat, kemudian dimasukkan
lain untuk mengatasi hilangnya aroma adalah dengan mencampurkan saribuah yang
penurunan suhu saribuah, terjadi pula penurunan kecepatan transfer panas. Hal ini
tidak boleh terjadi karena pada setiap efek evaporator, harus memiliki jumlah
evaporasi uap air yang sama. Hal ini dapat ditanggulangi dengan memperlebar
3. Gelasi
Menurut Crandall dan Davis (1993), pada konsentrat beku saribuah jeruk
bahwa bila produk disimpan pada suhu ruang, akan terjadi gelasi. Gelasi sangat tidak
tinggi menurunkan kecepatan transfer panas dan kecepatan alir dari konsentrat
produk.
(EP) yang dapat membuat pektin lebih mudah membentuk gel. Gel mudah terbentuk
bila pasteurisasi tertunda atau bila suhu pasteurisasi tidak memadai untuk
evaporator TASTE. Namun, gelasi dapat timbul kembali bila konsentrat beku
saribuah jeruk orange ini dikentalkan kembali dari 62oBrix menjadi 65oBrix dengan
tujuan untuk menghemat biaya transportasi dan penyimpanan. Kandungan gula yang
hingga 72oBrix. Shear stress juga mencegah pektin metoksi tinggi bergelasi.