id
lpplearning
Diagram Alir Proses Pengolahan Gula www.lpp.co.id
Tebu
Penguapan Air
Nira kental
Kristalisasi Air
Masakan
Sentrifugasi, Pengeringan,
Gula Produk
Pengemasan
lpplearning
Monitoring Input, Proses dan Output www.lpp.co.id
• Monitoring dilakukan terus menerus secara periodik tiap jam, 8 jam (1 shift), harian, periode (15 harian)
• Monitoring dilakukan di lapangan dan analisis laboratorium
lpplearning
Metode Pengawasan www.lpp.co.id
lpplearning
Pasokan Tebu www.lpp.co.id
1. Kapasitas giling
Contoh :
Tebu digiling 4000 ton
Jam berhenti giling 2 jam → 8%
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
2. Hasil pemerahan
Angka-angka pokok untuk menilai hasil pemerahan di gilingan yaitu Hasil Pemerahan brix
(HPB), Hasil Pemerahan Gula (HPG), Kristal yang dapat dihasilkan dalam nira mentah %
tebu.
a. HPB Total
Digunakan untuk menilai hasi pemerahan brix di stasiun gilingan
Pemerahan gula dipengaruhi oleh kadar sabut tebu. Makin tinggi kadar sabut pemerahan makin sulit,
sehingga nilai HPG lebih rendah. Agar nilai HPG tidak bervariasi karena kadar sabut yang berdeda,maka
HPG diperhitungkan pada kadar sabut 12,5
(100-HPG) x (100-ft)
HPG 12,5 = 100 - ---------------------------
7ft
HPG 12,5. 12,5 Mittal-Rein yaitu HPG pada kadar sabut 12,5 dan kadar pol 12,5.
Disamping dipengaruhi kadar sabut, HPG juga dipengaruhi kadar pol tebu. Makin rendah pol tebu HPG makin rendah.
HPG 12,5. 12,5 Mittal-Rein = 100 - (12,5 (100-HPG) / ft x (pt / 12,5) ^ 0,6)
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Rumus Winter:
Kristal yg dapat dihasilkan dalam 100 npp = pol npp - 0,4 (brix npp - pol npp)
Kristal yang dapat dihasilkan dalam 100 nm = pol nm - 0,4 (brix nm - pol nm)
Kristal yang dapat dihasilkan dalam 100 pol nm = (1,40-40 / HKnm)
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Berat nira tebu = berat nira asli dlm nira mentah + berat nira asli dalam ampas.
Angka normal = 80 – 85 %
nt = (Bnm + Ba) / bnpp x 100
Berat nira asli dlm nira mentah = (Brix nira mentah / brix npp) x 100
Berat nira asli dalam nm = (Bnm / bpp) x 100
Berat nira asli dalam ampas = (Brix ampas / brix npp) x 100
Berat nira asli dalam ampas = (Ba / bnpp) x 100
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Nira asli dalam 100 ampas dipengaruhi oleh kadar sabut ampas sehingga dipakai
angka nira asli hilang dalam ampas % sabut.
Angka normal = 40 – 50 %
(Brix ampas / brix npp) x 100 x (100 / sabut % ampas) = (Ba / bnpp) x 100 / (100 / fa)
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
d. HPB I
Makin tinggi hasil pemerahan di gilingan I, makin sedikit sisa nira tertinggal dalam
ampas I dan akan semakin ringan kerja gilingan berikutnya dan imbibisi.
Angka normal: 65 – 70 %
Berat npp = berat nm x (brix nm - brix npl) / (brix npp - brix npl)
NPP = NM x (bnm - bnpl) / (bnpp - bnpl)
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Imbibisi % tebu kurang berarti, karena air digunakan untuk mengencerkan nira
dalam ampas. Kesebandingan dengan ampas lebih tepat.
Baik tidaknya tergantung pada percampuran air imbibisi dengan sisa nira dalam ampas.
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Angka normal = ± 60 %
Angka normal = ± 30 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
h. Faktor campur
Angka ini digunakan untuk menilai baik/tidakya pemberian imbibisi (percampuran
air imbibisi dengan sisa nira dalam ampas)
Angka normal = ± 50 %
Faktor campur = ((100 - kadar sabut ampas)/pol ampas) x pol nga
Faktor campur = ((100 - fa) / pa) x pnga
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
b. Faktor campur
Angka ini dpt digunakan untuk menilai kebenaran analisis ampas. Jika keadaan tidak berubah,faktor
campur menyimpang (lebih kecil atau lebih besar dari 50) menunjukkan angka analisis ampas yang
dicatat terlalu tinggi atau rendah. Perlu ditinjau cara analisis ampas.
Angka normal ± 50%
Faktor campur = ((100 - kadar sabut ampas) / pol ampas) x pol nga
Faktor campur = ((100 - fa) / pa) x pnga
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
Angka pokok untuk pengawasan pengolahan adalah Rendemen Winter, Neraca Pol
dan angka-angka pelengkap.
1. Winter rendemen
Winter Rendemen menunjukkan efisiensi pengolahan.
Kristal yang dapat dihasilkan dalam 100 nira mentah = nilai nira
Nilai nira = pol nm - 0,4 (brix nm - pol nm)
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
2. Neraca Pol
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
Misal :
Ti = ton pol (serta tonbrix) dalam tebu yg digiling pada periode ke-i
Hi = ton pol (serta ton brix) dalam hasil gula dan tetes tertimbang periode ke-i
Oi = ton pol (serta ton brix) dalam taksasi pada periode ke-i
Pada periode-5 :
T5 + O4 → H5 + O5
T5 → H5 + (O5-O4)
Ton gula dihasilkan dari tebu T5 sebesar H5 tertimbang + O5 - O4
Ton gula yang tidak diperoleh dari tebu yang digiling misal: gula skrap tahun lalu, gula dari
pabrik lain, gula mangkok dan raw sugar harus diperhitungkan.
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
Seluruh pol dan bukan gula dalam taksasi didapat dalam hasil dan tetes. Kehilangan dalam
blotong dan tak diketahui diabaikan.
Ton pol yang menjadi kristal dalam hasil dan ton pol yang tidak mengkristal dalam tetes
total dalam taksasi adalah sbb:
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
3. Angka pelengkap
a. HK nira mentah
HK nm menunjukkan = pol dan bg yang masuk pabrikasi.
b. Angka pelengkap untuk menilai kehilangan dalam blotong
Angka normal
pol = ± 2 % , zat kering = ± 33% , zat kering blotong % tebu = ± 0.9%
c. Angka pelengkap untuk menilai kehilangan dalam tetes
BG tetes % BG nm = ± 95
BG tetes % BG ne = ± 107
Beda praktis = perbedaan antara HK tetes yang dihitung menurut Douwes Dekker
dengan HK tetes riil. Angka ini bisa positif atau minus.
Angka normal antara +2 dan -2
d. Angka untuk melihat kehilangan tak diketahui
Dari neraca brix, kristal dan BG mulai dari ne dapat diketahui kehilangan karena
kimiawi.
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
lpplearning
Metode ISSCT
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Rumus :
ME = Pj / Pc x 100 %
Pj = Berat pol nira mentah
Pc = Berat pol tebu
Angka normal = 92 - 95 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Rumus:
ML = pa / fa x 100
Angka normal = ± 4 %
ML tercover dan lebih baik dinyatakan dalam WRE.
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Rumus:
WRE = 1 - pa / fa
Angka normal = ± 95 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
Rumus :
ER = (1 - e) / fc
Angka normal = ± 45 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
• Penggilingan yang baik akan menyisakan sejumlah absolut juice per unit sabut
dalam ampas yang minimal.
Rumus :
Angka normal = ± 45 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Gilingan (Mill) www.lpp.co.id
e 12,5 ND = 1 - (1 - e) (1 - f) / 7f
= 100 - (100 - HPG) (100 - ft) / 7ft Angka normal = 94 – 95 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
Rumus :
BHR = Ph / Pnm x 100 Angka Normal = 85 – 87%
Rumus :
BHR esg = Ph (1,4 – 40 / HKh) / Pnm x 100 Angka normal =85 – 87%
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
3. RBHR esg 85 ND
Rumus :
RBHR esg 85 ND = 100 - (15 J (100 - BHResg) / 85 (100 - J))
Angka normal = 92 – 93 %
lpplearning
Parameter Pengawasan Pengolahan (Boiling House) www.lpp.co.id
Rumus :
RBHR esg 85 GR = BHR esg + (BGne / BGnm) (100 M / (100 - M) (85 - J) / 0,85J)
lpplearning
Parameter Pengawasan Pabrik www.lpp.co.id
1. Overall Recovery
• OR = E x BHR = Ph / Pt x 100 Angka normal = 80 - 83 %
lpplearning
Overall Performance www.lpp.co.id
lpplearning