Anda di halaman 1dari 85

PROSES PENGOLAHAN GULA

TMS SM III

PEMERAHAN NIRA
BAGAN PROSES PENGOLAHAN GULA

Tebu
Air imbibisi  Pemerahan
 ampas
nm
Kapur,belerang,floccul
ant,phosphat
 Pemurnian  blotong
ne

Penguapan  air

Kristalisasi  air
msk
Pemutaran  melase
gula
Pengeringan dan pengemasan
tetes
Pengertian dasar :
% pol: kadar gula. berat zat gula/ berat larutan x 100%

% brix: kadar zat terlarut. berat zat terlarut/berat larutan. berat( gula+ bukan
gula)/berat larutan x 100%

HK: Harkat Kemurnian. Menunjukkan tingkat kemurnian larutan. pol/brix x 100%

% bukan gula (non sugar): zat bukan gula. Menunjukkan kadar zat bukan gula
dalam larutan. %bukan gula= %brix-%pol

kristal : sucrose murni

gula : kristal + lapisan strop pada permukaannya

Rendemen: Menunjukkan kadar krista dalam tebu. berat kristal/berat tebu x 100%
PASOKAN TEBU

Mutu tebu
Parameter Standar
•Manis :menunjukkan kadar gula,diukur
dengan Pol tebu 8-11%
•Segar : menunjukkan tengang waktu
tebang- giling >=60%
Kesegaran <36 jam
Kesegaran <48 jam >90%
•Bersih: menunjukkan kadar kotoran
tebu <=5%
diukur dengan Trash % tebu Sesuai kapasitas
• Jumlah pasokan cukup,dan giling
ajeg(konstan)
Kadar gula dalam tebu

• Kadar gula dalam tebu dinyatakan dengan pol tebu. Makin tinggi
pol tebu makin tinggi kadar gulanya.

• Cara penetapan:
-Sampel tebu diambil menggunakan core sample,analisis pol
tebu menggunakan NIR (Near Infra Red Spectroscopy)
dilakukan saat tebu masuk halaman pabrik bersama-sama
dengan penimbangan tebu.
-Pol tebu yang digiling dihitung dari pol dalam nira mentah.
Kesegaran tebu
 Kesegaran tebu ditandai oleh pH nira tebu; ditentukan pada saat tebu
masuk ke pabrik yaitu di selektor I. jika pH nira>=5 maka kesegaran
tebu masih dikatakan baik.
 Dalam tebu yang tidak segar telah terjadi kehilangan gula dalam tebu.
Gula yang hilang ini akibat dari proses inversi,(hasil kerusakan disebut
gula invert). Ini akan menyulitkan proses karena jika gula invert rusak
dalam proses pengolahan, akan terbentuk warna coklat yang
berpemgaruh pada warna gula. atau pembentukan asam sehingga kadar
kapur naik
 Kerugian lain dari tebu tidak segar adalah akan terjadi kerusakan gula
oleh mikroba. Hasil kerusakan ini berupa asam atau dextran.
Makin tingi asam yang terbentuk makin tinggi garam kapur,maka
potensi timbulnya kerak di pemanas, penguapan akan makin besar.
Jumlah dan HK tetes akan juga lebih tinggi.
Jika makin tinggi kadar asam dalam nira maka penggunaan kapu besar.
Kebersihan tebu

• Kebersihan tebu ditunjukkan oleh kadar trash


• Trash dapat berupa: pucuk tebu,siwilan dan sogolan, daun kering, tebu
terbakar,tebu mati ,tanah.
• Trash ditentukan sehari sekali dengan mengambil satu lori tebu
kemudian trash dipisahkan, masing masing komponen ditimbang.
• Pucuk dan tunas merupaka trash yang paling merugikan karen selain
pol sangat rendah kadar gula reduksi tinggi yang berpotensi kesulitan
proses dan kehilangan gula. Daun kering menurunkan kapasitas giling
dan gula hilang dalam ampas makin besar.
• Tebu mati tidak mengandung gula, justru akan membawa
gula ke ampas.
• Tanah/lumpur akan mempersulit terutama di proses
pemurnian.

Pasokan tebu tidak ajeg (konstan)

• Pasokan tebu yang jumlahnya kurang menyebabkan idle


kapasitas,kesulitan proses.
• Bagian -bagian batang tebu memiliki komposisi yang
berbeda.(Rein)
Contoh :
brix pol sabut HK
Batang tebu 16,7 14,8 12,8 89
Pucuk 6,7 1,4 16,6 21,1
Daun 7,8 1,5 58,6 19
• Kadar zat penyusun tebu berbeda-beda

Contoh kadar zat penyusun tebu:

Brazil Indonesia *)
pol: 14,0 10.0
brix: 16,2 14,0
Sabut: 13,3 13,0
Air 70,5 73,0
*)salah satu PG di Lampung
Kehilangan gula dikebun:

• Tebu lewat masak


• Tebu diserang hama dan penyakit
• Tumbuh siwilan dan sogolan
• Tebu terbakar
• Ditebang tidak segera diangkut
Kehilangan gula di cane yard (halaman
pabrik)

• Inversi
• Panas matahari
• Mikroba
• Kerusakan tebu karena terlindas traktor dll
• Tebu tercecer yang tidak digiling
Selektor tebu
Tebu masuk di seleksi di selektor untuk memilih tebu
yang masak :brix >=18% dan segar: pH >5,0. tebu yang
tidak memenuhi syarat ditolak masuk pabrik.

Timbangan tebu dan analisis ARI


Lolos selektor tebu ditimbang dan diambil sampel
(core sampling ) untuk analisis rendemen individu
Core sampling

Transloading crane dari truk ke lori


Timbangan tebu
Tebu yang akan digiling perlu ditimbang terlebih dahulu.
Timbangan yang digunakan biasanya jenis jembatan
timbang atau jenis lain mis. DCS

Transloading crane (crane pemindah)


Jika alat angkut tebu adalah lori, jembatan timbang yang
dipasang adalah untuk tebu dengan lori; jadi jika ada tebu
yang diangkut menggunakan truk ,sebelum penimbangan
perlu dipasang sebuah transloading crane untuk tebu dari
truk ke lori
Halaman pabrik( Cane Yard = Emplacement)
Cane yard berfungsi untuk menampung sejumlah tebu yang cukup
untuk dgiling dalam sehari agar tidak mengakibatkan berhenti karena
tebu kurang pengaturan urutan tebu untuk digiling (FIFO)
Tebang dan Angkut tebu dilakukan pada siang hari jam 6 pagi
sampai jam 6 sore. Tebu dihalaman pabrik harus cukup untuk
dilgiling pada malam hari(12 jam);dan perlu cadangan tebu
sebanyak 3-4 jam giling. Jika kapasitas pabrik A ton tebu dgiling
per jam, maka tebu yang tersedia sebanyak (12+3 )A

Tebu di Cane yard ditampung dalam lori/truck /ditumpahkan ; diatur


sehingga tebu yang masuk lebih lebih dulu (FIFO) agar tidak terjadi
kerusakan tebu.
Pembongkaran tebu
 Adalah kegiatan untuk menurunkan tebu dari truk atau
lori dan dituang ke meja tebu
• Alat yang digunakan dapat berupa Crane,Truck/lori tipler
Crane unloading

Truk tippler
Meja tebu
Tempat utuk menerima tebu dari crane tebu,yang kemudian
diumpankan krepyak tebu selum ke gilingan.Ada 2 macam
meja tebu yaitu meja tebu statis dan meja tebu gerak.

Meja tebu statis mampu merima 2-3 lori/truk seberat 8-


12 ton. Tebu diatas meja kemudian digaruk ke krepyak tebu.

Meja tebu Gerak


Meja tebu yang dapat digerakkan sesuai dengan kecepatan
feeding tebu
PEMERAHAN NIRA
Tujuan
• Memerah nira dari tebu semaksimal mungkin.
• Kehilangan gula sekecil mungkin.
• Pemerahan berlangsung secara efisien (energi,alat,waktu, orang,biaya)

Persiapan tebu
Tujuan
• Meningkatkan kapasitas dengan meningkatkn bulk density tebu.
• Meningkatkan ekstraksi dengan memecah struktur tebu.
• Meningkatkan percampuran imbibisi dgn sisa nira dalam ampas.
ALAT KERJA PENDAHULUAN
Preparation index (PI)
• PI= % sel tebu yang terbuka = pol ekstraksi dingin/pol ekstraksi panas. Ditentukan dengan
Jeffco wet disintegrator.

• Pengaruh PI pada kapasitas C=(c n L D^2 N ^0.5 )/65 f


Makin tinggi PI bulk densitas ampas semakin tinggi, kapasitas makin besar(tebu utuh 8-10
lb/cuft; cacahan pisau tebu 15-20 lb/cf) . Tetapi jika terlalu tinggi, feeding ke gilingan lebih sulit
sehingga kapasitas turun.
• Pengaruh pada ekstraksi
Makin tinggi nilai PI makin banyak sel tebu yg terbuka,makin mudah sisa nira bercampur dgn
air/nira imbibisi, ekstraksi makin tinggi. cacahan yg terlalu lembut dapat menyulitkan pengaliran
nira melewati lapisan sabut yg padat sehingga ekstraksi lebih rendah.
• Cacahan tebu yg terlalu lembut berpotensi ampas halus masuk ke nira mentah.

• Cacahan yang kasar memudahkan pembakaran ampas di boiler. Namun dengan desain boiler
dan opeasional yg bai ampas yang lembutpun dapat dibkar dengan bauk.yang baik
Bagan pemerahan nira

air Imb

AP a5
T a1 a2 3 a3 4 a4
1 5

npp npl
n3 n4 nga
nm
Imbibisi
Tujuan
Untuk memperkecil kehilangan gula dalam ampas dengan cara menambahkan air
kedalam ampas. Air akan mengencerkan sisa nira yang masih terdapat dalam ampas.

Sistim
Imbibisi sederhana yaitu hanya menambahkan air pada ampas.Jika air ditambahkan di
satu tempat (ampas selum gilingan akhir) disebut imbibisi sederhana tunggal. Jika di
2 tempat (ampas sebelum gilingan no. 2 dan dan selum terakhir disebut imbibisi
sederhana double dst.
Imbibisi majemuk yaitu imbibisi yang menggunakan air dan nira
Contoh : n5a3,n4a2,n3a1,wa4 . Nira 5 untuk imbibisi ampas 3,nira 4 untuk imbibisi
ampas 2,nira 3 untuk imbibisi ampas 1,air untuk imbibisi ampas 4
Faktor berpengaruh pada keberhasilan imbibisi

• Jumlah air imbibisi


• Proporsi sel terbuka
• Pol dalam ampas
• Kemurnian air imbibisi
• Suhu imbibisi
• Percampuran dengan ampas
• Jumlah imbibisi

Jumlah imbibisi dipengaruhi oleh instalasi alat kerja pendahuluan dan


gilingan;makin baik knerjan,makin lembut ampas yg dihasilkan makin
mudah penyerapan air dan makin b anyak air yang dapat diserap. Makin
besar jumlah air imbibisi, ekstraksi meningkat;disisi lain akan membebani
evaporator dan meningkatkan konsumsi uap, gilingan kebih mudah slip dan
ampas basah. (Jumlah air imbibisi yg optimal secaraa teknis w/f=+/- 3).
Ampas basah sehingga sulit dibakar dan nilai kalori turun. (NCV=4250-
12s-48.5 w).
Imbibisi % tebu 25- 30% tebu
Imbibisi % sabut 200-280%
Cara pemberian
imbibisi
• Suhu imbibisi
Makin tinggi suhu air imbibisi ekstraksi makin baik,tetapi
gilingan mudah slip(lilin tebu mencair; meskipun setelah diatas
65oC kenaikannya tidak nyata),ampas yg basah juga menyebab
kan pemasukan ampas ke gilingan juga lebih sulit). Disamping itu
dikhawatirkan inversi lebih besar,air diuapkan di gilingan lebih
Besar. Suhu air imbibisi yg baik :80-85 oC
Kinerja Pemerahan
 Kapasitas
Kapasitas adalah maksimum jumlah tebu yg dapat digiling per persatuan
waktu. Satuannya Ton tebu/hari (TTH= TCD). Kapasitas giling dapat dinyata
kan dengan:
KIS(=Kapasitas Inclusif Stop ) adalah jumlah tebu yang digiling termasuk jam
berhenti (kapasitas efektif)
KES(=Kapasitas Exclusif Stop) adalah jumlah tebu digiling tidak termasuk jam
berhenti . (KES sesuai dengan kapasitas peralatan terpasang) Jam berhenti
giling dapat disebabkan oleh fakor tanaman misal: hujan,tenaga tebang kurang,
truk/lori kurang. Faktor pabrik misal;mesin/alat rusak,uap kurang.
Jumlah tebu digiling/ satuan waktu (jam). Digunakan untuk
mengendalikan giling agar kecepatan giling tiak naik/turun jauh dari
kapasitas alatnya. Jika kecepatan giling naik/turun ekstraksi tidak
maksimal.
Upayakan kecepatan giling/jam konstan, deviasi kecepatan giling /jam
<10 %.
o Berhenti giling
Berhenti giling tidak terencana harus dihindari karena mengakibatkan
kerugian yang besar. Berhenti giling dihitung dari beroperasinya
gilingan . Jika gilingan tidak beroperasi diperhitungkan sebagai
berhenti giling.
o Ekstraksi
Ekstraksi adalah prosentasi brix/pol yang diperah dari tebu.
Ekstraksi brix dinilai dari angka HPB Total ( 95-96%)
Ekstraksi pol dinilai dari angka HPG atau ekstraksi (+/- 95 %)
Contoh SOP pemerahan
Parameter Standar
• KES Sesuai kapasitas desain alat
• KIS Sesuai rencana operasional
• PI > 90%
• Ekstraksi Pol (Jawa:HPG atau +/-95%
ISSCT:ME)
•Ekstraksi brix (HPB T)) +/-96%
•Pol ampas akhir 1.5 -2.0%
•Kadar air ampas akhir 49-52%
•Imbibisi % sabut 200-280 %
•Imbibisi % tebu 25-35%
•PSHK atau Penurunan HK npp-nm PSHK>=96 %;
HK npp-HK nm <1
PROSES PENGOLAHAN GULA
TMS SM III
PEMURNIAN NIRA
PEMURNIAN NIRA

Tujuan
• Menghilangkan sebanyak mungkin kotoran (bukan gula)
dalam nira,dengan kehilangan gula serendah mungkin dan
efisien (uap,bahan pembantu proses, alat,orang,biaya)
• Macam proses pemurnian
Saat ini proses pemurnian untuk menghasilkan gula kristal
putih menggunakan proses sulfitasi. Untuk menghasilkan
gula premium menggunakan defekasi remelt karbonatasi
(DRK) atau Defekasi Remelt Phospoflotasi (DRP). Untuk
mnghasilkan gula rafinasi menggunakan proses rafinasi
gula.
Proses Sulfitasi
SOP PROSES PEMURNIAN CARA SULFITASI
Parameter Standar
•pH nm 5,0-5,2
•Suhu Pemanas I 75 oC
•pH Defekasi I 7,0
•pH Defekasi II 8,5-8,6
•pH Sulfitasi 7,1-7,2
•Suhu pemanas II 102-105 oC
•pH nira encer +/- 7,0
•Blotong
-Pol <=3,0%
-Kadar air <=30 %
Operasional proses pemurnian sulfitasi
• Penyaringan nira mentah
- PI terlalu tinggi dapat menyebabka ampas lolos masuk nm
- Setelan gilingan tidak mengakibatkan ampas halus lolos ke
nira mentah
- jika perlu 2-3 kali penyaringan di
gilingan. mis. dipasang 2 macam
saringan DSM (jarak antar spacing
1,0,7 dan 0,5 mm). J
Pemanasan nira
I: 75 oC
Untuk mempercepat reaksi pemurnian (kapur dan
gas SO2 dengan bukan gula dalam nira mentah)
Dengan mempertimbangkan inversi sukrosa) dan
mematikan mikroba
II: 105 oC
Untuk melepaskan gas yang larut dalam nira dan mempercepat
pengendapan kotoran di clarifier
III:110 oC
Untuk memanaskan nira encer pada suhu didih nira di evaporator bp1
Uap pemanas

Untuk pemanasan dan pnguapan nira digunakan uap jenuh


(saturated steam). Uap jenuh adalah uap yang suhu dan tekananya
sesuai dengan tabel uap jenuh. Jika uap jenuh digunakan sebagai
pemanas akan mengembun dengan melepaskan kalori (panas
latent) yang besar, sedangkan uap superheated melepaskan kalori
(panas sensible) yang lebih kecil.(lihat tabel uap).
Uap nira adalah uap jenuh. Sedangka uap bekas dapat jenuh atau
superheated. Jika pada tekanan yang tertenu suhunya > dari suhu
menurut tabel uap, maka uap ini tidak jenuh.
Jika uap bekas superheated, perlu diturunkan suhunya
menggunakan desuperheater.
Defekasi I
• Tujuan: 1.Menetralkan nira mentah (pH 5-5,5 menjadi 7,0) menggunakan
susu kapur untuk meminimalkan inversi sucrose. 2.Mengendapkan
sebagian non sugar (asam,kolloid,non sugar yang mudah mengendap pada
pH netral) yang terdapt dalam nira mentah.
• Sasaran: pH= 7,0
• SOP
-Kendalikan debit nm dan susu kapur,
monitor pH.Be susu kapur,dispersitas susu kapur.
- Waktu tinggal 3 menit percampuran
di defecator sebaik mungkin (konstruksi
defekator).
Defekasi II
• Tujuan: 1. Melanjutkan pengendapan non sugar(non sugar yang
mengendap pada pH tinggi missal senyawa inorganik).
2.Mempersiapkan reaksi sulfitasi dalam tangki sulfitasi)
• Sasaran : pH 8,6-10,5
• SOP Waktu tinggal makimum 1 ment agar agar tidak terbentuk
pewarnaan akibat perpecahan gula reduksi.
• Kendalikan debit nira terkapur dari defecator 1, be, dispersitas susu
kapur.
Sulfitasi
Tujuan
Mereaksikan nira dari defecator 2dengan gas SO2 Sehinggan terbntuk
endapan Kalsium Karbonat (CaO3) yng mampu membawa edapn defekasi dan
non sugar yngf masih ada dalam niran mengendapbersama-sama.Endapan
CaCOI3 juga mempermudah proses penapisan di tahap berikutnya.
Reaksi pembentukan endapan kalsium iarbonat
Ca++ + CO3 <=> CaCO3 endapan
SOP; Proses sulfitasi dilakukan sampai pH +/- 7,2.
waktu tinggal; +/- 7 menit
Pengendalian Debit nira dari defekator II dan gas SO2, - Kadar gas SO2
Konstruksi tangki sulfitasi
Pengeluaran gas dalam nira menggunakan flashtank

• Tujuan: mengeluarkan gas dalam nira dan linearisasi aliran


• SOP
Suhu masuk 102-105oC, waktu tinggal +/- 10 menit
Suhu nira keluar = suhu didih nira pada tekanan atmosfer
Aliran nira masuk tangki laminer dan tidak berubah-ubah
arah tangensial thd dinding pipa.
Puncratan nira dari cerobong disebabkan oleh kapasitas
tangki terlalu kecil/level nira terlalu tinggi/suhu /tekanan nira
terlalu tinggi
Puncratan nira berarti kehilangan gula,berbahaya bagi orang dan alat disekitarnya.
PEMBUTAN LARUTAN FLOKULAN

• Penyediaan larutan flokulan


• Larutan induk (0.025 gr/dm3)
• Larutan penjatah (0.015 gr/dm3)
• Rpm pengaduk = 10-15 rpm
• Pelarut = air dingin WTP
• Bahan tangki = bukan besi (Fe)
Pengendapan
• Tujuan
Mengedapkan endapan yang terbentuk dalam proses pemurnian.
Variabel yang berpengaruh pada kecepatan pengendapan
Menurut Stokes V= gD^2(d1-d2)/18u
V = kecepatan pengendapan
g= percepatan gravitasi
D= diameter endapan
d1= densitas endapan
d2=denssitas nira
U=viskositas niraa
• Sasaran
-Turbiiy nira jernih <150 NTU, Penurunan pH di clarifier
<0,3,warna nira jernih kunin emas.Nira kotor Be= suhu=
• SOP
- Waktu tinggal: multitray 2-3jam; SRI:30’
- Suhu nira masuk=99-100 oC
- Suhu nira keluar 96-99oC
- Konstruksi alat pengendapan
Penapisan Nira Kotor
Nira kotor (Mud) dari pengendapan masih mengandung sejumlah besar
gula. Pengambilan gula yang terdapat dalam nira kotor dilakukan dengan
menapis nira kotor menggunakan Rotary Vaccum Filter(RVF)
Bahan yang keluar dari RVF adalah blotong (filter cake) dan nira tapis.

Karakteristik bahan tersebur adalah:


Nira kotor
Zat kering 5.5-6%
Suhu 80 C
Filter cake
3-4 kg/100 kg tebu; pol= 1.5-2,0 %
Pembuatan Susu kapur
• Drum pemadam
Rpm drum pemadam 6
Screen di ujung lime slaker
8 mesh.
• Clasifier
Memisahkan partikel yg
terikut
• Peti tunggu susu kapur
waktu reaksi 4 jam. Rpm pengaduk
8-10 rpm
Pengaduk Paddle
Pompa centrifugal/plunger,liners, spherical/ball valve
terbuat dari cast iron Kecepatan aliran kapur 1 m/s
PEMBUATAN GAS SO2
o Furnaces (tobong belerang)
Kapasitas furnace: 20-25 kg S/m2/jam (kadang-kadang mencapai 35 kg
S/m2/jam).
Jika menggunakan kompresor maka udara yang dibutuhkan 6 m3 (pada 0 C dan
1 atm) untuk menghasilkan 12% gas SO2.
o Cooler (Pendinginn)
Suhu furnace 320-350 C, dan 260-290 di outlet furnace,
suhu diatas 300 c sebaiknya dihindari karena akan menyebabkan terjadinya
sublimasi.
Suhu gas SO2 masuk sulfitir 75 o C
o Sublimator
Tempat sublimasi uap belerangagar tidak menyublim di pipa2.
• Masalah di pembuatan gas SO2
- Kadar gas SO2 rendah
- Suhu gas/tobong terlalu tinggi
- Sublimasi belerang di pipa-pipa
- Pipa gas keropos
- Belerang boros.
PROSES DEFEKASI REMELT KARBONATASI

fl
ml F

D c
C j
E
H H m H V
RVF
! 2 3 A
P205

c
f

rj
rj= raw juice
H1=Heater1
D=Defekator,ml=milk of lime
H2=Heater 2
F=Flash tank
fl=flocculant
C=Clarifier,cj=clear juice,m=mud
RVF=Rotary Vaccum Filter, f=filtrat,c=cake
H3=Heater 3
EVA=Evaporator
ml
c t r c f
E j B s
j l l l B s
V
r r C1 C2 p p
A
M LF
m Br
m
CO2 m
f PF
c
tj=thick juice
Br=raw boiling,rs=raw sugar,m=molases
M=Melter,lr=raw liquor
C1=carbonation1
m1=milk of lime
CO2=Carbon Dioxide,C2=Carbonation 2,cl=carbonated liquor
Lf=leaf filter,fl=fine liquor,m=mud
PF=press cake,f=filtrat,c=cake
Bp=product boiling,sp=sugar product,molases to raw Boiling
PEMURNIAN NIRA MENTAH

• Pemanas I: 75 oC
• Defekasi pH : 7,2
• Pemanas II: 105 oC
• Pengendapan menggunakan Single Tray Clarifier
• Penapisan menggunakan Rotary Vaccum Filter
• P2O5: 200 ppm
• Kapur : 0,7 kg.ton tebu
• Flokulan: 2,5 ppm
PEMURNIAN LIQUOR (LEBURAN)

• Pol raw sugar min 98%, warna maks. 1200 IU


• Brix raw liquor 60 -65% warna mals.1200 IU
• Penambahan susu kapur 7o Be di Carbonator I: 9,5 di Carbonator II
:8,5.
• Karbonatasi menggunakan gas CO2 (10-14%) yang disadap pipa gas
buang boiler.
• Suhu Carbonatation I : 80 oC
• Penyaringan menggunakan rotary leaf filter dengan filter aid 0,1 kg/ton
tebu
• Penapisan sludge cake menggunakan press filter.
• Penambahan kapur 1,2 kg/ton tebu
PROSES PHOSPHOFLOTASI

Tahapan dalam proses phosphoflotasi meliputi:


• Penambahan kapur.
• Penambahan asam phosphat
• Penambahan talofloc
• Penambahan udara
• Penambahan taloflote
Kapur s/d pH akhir 7.3 Udara=5% vol.leburan
As.Phosphat= 300-500 ppm dry solid Taloflote= 100-150 ppm dry solid
Talofloc= 250 ppm dry solid Waktu tinggal Clarifier=15’-20’
• Leburan Brix(+/-60%)di panaskan sampai 85 oC.
• Kapur diberikan dalam bentuk sakarat kapur dibuat
dari leburan dng susu kapur 7 oBe perbandingan 7:1;
pH leburan 7,5
• Asam Phosphat diberikan sebanyak 0,3-0,5 kg
P2O5/ton dry solid.
• Talofloc +/-250 ppm dry solid
• pH leburan keluar clarifier 7,3. Waktu reaksi 15-20
menit
• Leburan dialirkan ke aeration tank; dialiri udara +/- 5%
volume leburan yg dispersikan menggunakan stirer
atau centrifugal aerator atau diinjection kedalam
pompa.
• Taloflote sebanyak 100-120mg/kg dry solid
ditambahkan tepat sebelum clarifier menggunakan
mixer.
• Leburan yang jernih keluar dari bagian bawah clarifer
melewati saluran overflow yang posisinya diatur sesuai
dng ketebalan scum layer. Scum (masih mengandung
3-7% gula dipisahkan menggunakan
scraper;selanjutnya dialirkan ke desweetener.
CLARIFIER
PROSES PENGOLAHAN GULA
TMS SM III
PENGUAPAN
Penguapan
• Tujuan
Menguapkan air dalam nira encer sehingga diperoleh nira kental yang mendekati
jenuh (brix ± 64 %).. Menghemt uap karena penguapn air di pan masak adalah single
effect,di eva multiple effect.,tetapi jika terlalu tinggi dapat mengakibatkan timbul
kristal.
Penguapan dilaksanakan secara efisien (uap, waktu, peralatan, bahan pembantu,
biaya) dan kehilangan gula sesedikit mungkin.
• Penguapan majemuk
Adalah penguapan yang terdiri dari dua atau lebih bp yang dioperasikan secara seri.
Nira yang diuapkan masuk ke bp no.1 (ruang nira),dari bp 1 ke bp no.2 dan
seterusnya. Uap pemanas masuk di bp no.1 di ruang uap,setelah menguapkan air I
bp no,1 mengembun dah keluar sebagai
kondenst dari bp no.1. Uap nira dari bp no.1 mengalir ke ruang uap bp no.2
sebagai pemanas di bp no.2 dan seterusnya.Pada umumnya jumlah bp yang
disrikan 5 (quintuple effect).Keuntungan yang diperoleh adalah penggunaan uap
lebih hemat.Pada 5 effect 1 kg uap menguapkan 5 kg air
Contoh bagan penguapan majemuk Quintuple effect

Uni 2
Uni1 Uni 3 Uni 4 Uni 5
Kondensor

0,1kg/cm2 0 cm Hg 25 cm Hg 45 cm Hg
65 cm Hg

105 oC 100 oC 87 oC 75 oC 60 oC
Ube
116oC
0.7 ato

106 oC 102 oC 89 oC 79 oC 68 oC

Nira 0 n1 n2 n3 n4 n5
koind2 kond3 kond4
Kond 1 kond5
brix0 b1 b2 b3 b4 b5
Sasaran proses penguapan

-Pencapaian brix NK( 64 %)


-Angka penguapan(24-28 kg air diuapkan/m2/jam)
-Kenaikan warna (+/-5%),
-Kenaikan turbidity (+/-10%),
-Inversi (+/- 0,2%), Glukose ratio( turun +/-4%),
-Penurunan pH (+/-0,3 point),
-Gula dalam kondensat dan air jatuhan (nol).
Operasional Evaporator

• Brix nk +/- 64% ( 32 o Be)


Jika lebih rendah berdampak makin banyak air diuapkan di masakan yang
berarti penggunaan uap lebih boros dan membebani stasion masakan. Jika
terlalu tinggi dapat berakibat timbulnya kristal dalam nira kental. Kristal
yang terbentuk harus dilarutkan seblum ditarik ke pan masak.

• Hampa bp terakhir +/- 65 cm


- Hampa tinggi makin baik. Dibatasi tarikan nira ke kondensor yang berarti
kehilangan gula. Makin rendah suhu kerusakan gula makin kecil.Makin rendah
tekanane delta T makin besarti .air diuapkan semakin banyak
• Hampa kondensor +/- 68 cm Hg
kapasitas kondensor,debit uap masuk kondensor, jumlah dan suhu air pendingin,pompa
air,pompa udara,kebocoran kondensor& pipa2, kebocoran bp, sistim pendingin
air(cooling tower/spray ponds
• Tekanan dan suhu uap bekas
-Uap bekas harus uap jenuh (P & T lihat tabel uap jenuh)
-Makin tinggi tekanan makin baik karena jumlah uap yg masuk ke eva makin besar
air diuapkan makin besar pencapaian brix nk makin tinggi. (Q=U A (Tuap-T bp
terakhir)
-Suhu maksimum nira di bp 1 120 oC (suhu uap pemanas 125 oC). Tek. Maksimum
ube = tek uap jenuh pada suhu maks.(125 oC).
o Pengendalian
- jika uap masih superheated  aktifkan desuperheater
- bila tek uap kurang,upayakan suplesi.
• Distribusi suhu dan tekanan
- Delta tekanan antar bp sama; agar memperoleh kecepatan penguapan
yg sama ditiap bp, pengeluaran nira, tinggi siphon kondensat, gas tak
terembunkan yg sama.
- Karena resiko puncratan nira dari bp 1 ke belakang makin besar,maka
delta P dikurangi sedikit; menurut Hugot: quintuple effect:
11/50+10,5/50+10/50+9,5/50+9/50
Pengeluaran kondensat
• 1 pipa per 3 m2 penampang
vesel
• Kecepatan kondensat di
pipa drain 0.5-0.6 m/s
• Kecepatan kondensat di pipa
collecting drain 0.8 m/s
• Alat :
o Steam Trap : digunakan untuk tekanan diatas 1 atm (bp1)
o Pompa
-Pompa harus mampu menarik kondensat dengan kondisi vakum, Head
pompa harus sdh termasuk head krn vakum
-Pompa dilengkapi dengan pipa penyeimbang tekanan ( inlet pompa – atas
kalandria), ~ 0.04 Penampang Pipa Suction, Jenis sentrifugal
-Pipa suction , v ~ 0.8 m/s
Bocoran udara, akan menghambat pemompaan.Vapor yg terbentuk
dipompa  Vapor lock
• Siphon
Simple dan ekonomis, tp tempat harus tinggi
-Kondensat disirkulasikan ke badan berikutnya
-Keuntungan memberikan kenaikan
penguapan, sekitar 4.6 % kg vapor per
kg steam
- Beda tekanan diantara bp dikoreksi dengan
ketinggian pipa H, jika beda tekanan
3 kg/cm2 ~ H 3 m, margin 50-100%.
- Margin untuk mencegah:
o Fluktuasi tekanan
o Karena pengaruh flashing
o Climbing film effect
o Diameter: 1.2 m/s (pipa turun), 0.6 m/s (pipa naik)
Gula dalam air jatuhan
• Merupakan kehilangan gula. Lakukan analisis skarblom
Pengendalian
• Level nira di bp terakhir tidak terlalu tinggi
• Hampa bp terakhir tidak terlalu tinggi
• Penangkap nira berfungsi baik
• Pasang penampung puncratan nira
(verkliker)
Pengeluaran gas tak terembunkan
Akumulasi gas tak terembunkan
di rg uap mengakibatkan penurunan
koefisien transfer panas sehingga
kecepatan penguapan labih rendah.
Akumulasi gas tak terembunkan
mengakibatkan tek parsiil uap lebih
kecil berdampak kecepatan penguapan
yg menurun.
o Pengendalian
- Cegah kebocoran bp (sumber terutama udara dari kebocoran bbp; diameter pipa
pengeluaran sesuai standar,atur bukan valve.
• Gula dalam kondensat dan air jatuhan
-Kondensat tercemar gula tidak dapat digunakan untuk pengisiboiler.
-Gula dalam kondensat berarti pula kehilangan gula.
-Cegah puncratan nira (perhatikan:
- Level nira dalam bp,hampa
- Merupakan kehilangan gula. Lakukan
- analisis skarblom
Pengendalian :
- Level nira di bp terakhir tidak terlalu tinggi
- Hampa bp terakhir tidak terlalu tinggi
- Penangkap nira berfungsi baik
-Pasang penampung puncratan nira (verkliker)
• Penurunan pH
Penurunan pH nira sebagai akibat dari reaksi selama peguapan (kerusakan
monosakarida membentuk asam antara lain asam sakarinat,as.laktat)reaksi yang
melepaskan NH3).
Pengendalian:
- pH nira encer ke eva diupayakan netral,kendalikan suhu pemanasan dan waktu
tinggal di eva.
Level nira dalam pipa pemanas
Level nira dalm pipa: 25 – 36% nira menguap membentuk climbing
film dalam pipa pemanas ,menghasilkan koefisien tranfer panas yg tinggi.

Pengendalian
- Hugot: level +/- 30% tinggi pipa
pemanas. Formosa: BP1 ~ 40% ,BP 2 ~ 25%
- BP 3-4 ~ 20%
- Pengaruh diameter Pipa: pipa kecil ~ 25% ; lbh besar 30%
- Pengaruh kerak: level dinaikkan 15%  20%; 25%30%
- Atur level dengan mengatur valve masukan/ pengeluaran tiap bp
Dia.pipa gas tdk terembunkan
quadrupel effect LP 4600 m2
• BP 1 10 mm
• BP 2 13-20 mm
• BP 3 20-25 mm
• BP 4 28 mm
• Kehilangan gula ,pembentukan warna dan turbidity

- Kehilangan gula di penguapan karena inversi atau puncratan nira ke

kondensor/ badan berikutnya.

- Selain kehilangan gula,dalam penguapan dapat pula terbentuk pewarnaan dan


turbidity nira yang meningkat

- Kehilangan gula ,pembentukan warna dan turbidity.

- Kehilangan gula di penguapan karena inversi atau puncratan nira ke

kondensor/ badan berikutnya.

- Selain kehilangan gula,dalam penguapan dapat pula terbentuk pewarnaan dan


turbidity nira yang meningkat
• Inversi
Inversi terjadi jika pH ne <7,0 . Inversi makin besar jika suhu makin tinggi dan
waktu tinggal nira di evaportor makin lama.

• Gula dalam kondensat


-Kondensat tercemar gula tidak dapat digunakan untuk pengisi boiler.
-Gula dalam kondensat berarti pula kehilangan gula.
-Cegah puncratan nira (perhatikan: level nira dalam bp,hampa bp,distribusi tek
,kebocoran pipa pemanas,jika perlu pasang mist eliminator(penangkap partikel
lembut nira)
• Peningkatan warna
Pembentukan warna di evaporator : reaksi Fe dng senyawa
phenol,karamelisasi, reaksi maillard, destruksi monsakarida.
Warna terbentuk terutama di BP I; di BP akhir relatif kecil
Makin tinggi suhu dan waktu tinggal pembentukan warna makin
besar
• Turbidity
- Kenaikan turbidity akibat dari pengendapan zat-zat yang
meningkat konsentrasinya karena pemekatan nira /penurunan
kelarutannya karena kenaikan suhu.
• Penyadapan uap

Adalah menggunakansebagian uap nra dari satu bp untuk digunakan seagai


pemanas di masakan/pemanas nira.

Penghematan uap yang diperoleh

e=m/N x w

e= penghematan uap;m= no. bp yg disadap

• N=jumlah bp dalam seri penguapan;w= berat uap nira yang disadap

• Jika disadap lebih dari 1 badan,penghematan yang diperoleh dari iap badan
dijumlahkan e total= e1 + e2 +e3 dst

Anda mungkin juga menyukai