Anda di halaman 1dari 14

KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan sumber serat
makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).
Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan
atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan akan membedakan karbohidrat yang satu
dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal kelompok karbohidrat sederhana (seperti
monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti
pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida (stakiosa, rafinosa,
fruktooligosakarida, galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih
pendek dari polisakarida. Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk
mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan karbohidrat
yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang dapat dicerna, bisa dipecah oleh enzim a-
amilase untuk menghasilkan energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok
karbohidrat yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan sebagai serat
makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim a-amilase. Contohnya adalah selulosa,
hemiselulosa, lignin dan substansi pektat. Disamping sebagai sumber pemanis, fungsi penting karbohidrat
dalam proses pengolahan pangan adalah sebagai bahan pengisi, pengental, penstabil emulsi, pengikat air,
pembentuk flavor dan aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam reaksi pencoklatan. Komponen ini
juga digunakan sebagai bahan baku proses fermentasi.

Karbohidrat dapat dikelaskan kepada tiga bahagian:


1- Monosakarida
2- Oligosakarida
3- Polisakarida

Monosakarida

Monosakarida ialah gula ringkas dan merupakan unit yang paling kecil (yang tidak dapat dipecahkan oleh
hidrolisis asid kepada unit yang lebih kecil). Monosakarida yang penting dalam fisiologi ialah D-glukosa,
D-galaktosa, D-fruktosa, D-ribosa, dan D-deoksiribosa.

Monosakarida dibahagikan kepada kumpulan aldosa (jika mempunyai kumpulan berfungsi aldehid aktif)
dan ketosa (jika mempunyai kumpulan berfungsi keto aktif).

Oligosakarida

Oligosakarida ialah kelas karbohidrat yang mengandungi dua hingga lapan unit monosakarida. Setiap unit
monosakarida ini dihubungkan oleh ikatan glikosida. Oligosakarida boleh dibahagikan kepada kumpulan
disakarida, trisakarida, dan seterusnya menurut bilangan unit monosakarida yang terdapat dalam
molekulnya.

Polisakarida

Polisakarida merupakan kelas karbohidrat yang mempunyai lebih daripada lapan unit monosakarida.
Polisakarida terbahagi kepada kumpulan homopolisakarida (contohnya kanji, glikogen dan selulusa) dan
heteropolisakarida (contohnya heparin).
POLIMER

Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang menyertakan
rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer. Manusia sudah berabad-abad menggunakan
polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern
baru mulai berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear
berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai
“vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil
dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon di tahun
1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai
sekarang.
Sebelum mendiskusikan peranan polimer dalam konstruksi komersial, berikut ini kami
sajikan sedikit infromasi mengenasi struktur, tipe, dan sifat-sifat fisik polimer.
Polimer seperti kapas, wol, karet, dan semua plastik digunakan di hampir semua industri.
Polimer alami dan sintetik bisa diproduksi dengan beragam kekakuan, kekuatan, ketebalan, dan
ketahanan terhadap panas. Elastomer (polimer bersifat elastis) memiliki struktur yang saling
bersilangan dan longgar. Struktur rantai bertipe inilah yang menyebabkan elastomer memiliki
ingatan. Rata-rata 1 dari 100 molekul saling bersilangan. Saat jumlah rata-rata ikatan saling
bersilangan itu meningkat (sekitar 1 dalam 30), material menjadi lebih kaku dan rapuh. Baik
karet alami dan sintetis adalah contoh dari elastomer. Di bawah kondisi temperatur dan tekanan
tertentu, plastik yang juga termasuk polimer dapat dibentuk atau dicetak. Berbeda dengan
elastomer, plastik lebih kaku dan tidak memiliki elastisitas yang dapat dibalik. Selulosa
mreupakan salah satu contoh material berpolimer yang harus dimodifikasi secara bertahap
sebelum diproses dengan metode yang biasanya digunakan untuk plastik. Beberapa plastik
(seperti nilon dan selulosa asetat) dibentuk menjadi fiber.
Padatan amorf terbentuk saat rantai memiliki orientasi yang kecil di sepanjang polimer yang
besar. Temperatur transisi kaca merupakan titik dimana polimer mengeras menjadi padatan
amorf. Istilah ini digunakan sebab padatan amorf punya sifat-sifat yang mirip dengan kaca.
Dalam proses kristalisasi, ditemukan bahwa rantai-rantai yang relatif pendek mengorganisir diri
mereka sendiri menjadi struktur kristalin lebih cepat daripada molekul yang lebih panjang.
Dengan begitu, derajat polimerisasi (DP) merupakan sebuah faktor yang penting dalam
menentukan kekristalinan sebuah polimer. Polimer dengan DP yang tinggi sulit diatur menjadi
lapisan-lapisan sebab cenderung menjadi kusut.
Dalam mempelajari polimer dan aplikasinya, penting untuk memahami konsep temperatur
transisi kaca, T g. Polimer yang temperaturnya jatuh di bawah T g akan semakin kusut. Sedang
polimer yang temperaturnya naik di atas T g akan menjadi lebih mirip dengan karet. Dengan
begitu, pengetahuan akan T g merupakan hal yang penting dalam memilih bahan-bahan untuk
berbagai aplikasi. Pada umumnya, nilai T g di bawah temperatur ruangan menentukan bidang
elastomer sedang nilai T g di atas temperatur ruangan menyebabkan polimer berstruktur kaku.
Perilaku ini bisa dipahami dalam hal struktur bahan berkaca yang biasanya dibentuk oleh
substansi yang mengandung rantai-rantai yang panjang, jaringan atom-atom yang berhubungan,
atau apapun yang memiliki struktur molekul yang komples. Normalnya dalal keadaan cair,
bahan-bahan seperti itu memiliki sifat rekat/kekentalan yang tinggi. Saat temperatur berubah
menjadi dingin dengan cepat, kristalin berada dalam keadaan lebih stabil sedang pergerakan
molekul menjadi terlalu pelan atau geometri terlalu kaku untuk membentuk kristalin. Istilah kaca
bersinonim dengan keadaan tak seimbang yang terus-menerus. Sifat polimer lainnya, yang juga
sangat tergantung pada temperaturnya, adalah responsnya terhadap gaya—sebagaimana
diindikasikan oleh dua tipe perilaku yang utama: elastis dan plastik. Bahan-bahan bersifat elastis
akan kembali ke bentuk asalnya begitu gaya tidak ada lagi. Bahan-bahan plastik takkan kembali
ke bentuk asalnya. Di dalam bahan plastik berlangsung aliran yang mirip dengan cairan yang
sifat rekat/kekentalannya tinggi. Kebanyakan material mendemonstrasikan kombinasi dari
perilaku elastis dan plastik, memperlihatkan perilaku plastik setelah melebihi batasan elastis.

Polimer

Polimer ialah rangkaian atom yang panjang dan berulang-ulang dan dihasilkan daripada sambungan
beberapa molekul lain yang dinamakan monomer. Monomer-monomer ini mungkin serupa, atau mungkin
juga mempunyai satu atau lebih kumpulan kimia yang diganti. Perbezaan-perbezaan ini boleh
mempengaruhi sifat-sifat polimer seperti keterlarutan, kebolehan untuk dilenturkan atau kekuatan. Dalam
protein, perbezaan-perbezaan ini membolehkan polimer menjadi suatu struktur tertentu, bukannya
menjadi lingkaran rawak. Sungguhpun kebanyakan polimer ialah polimer organik, terdapat juga polimer
inorganik, yang juga dikenali sebagai polimer sintetik.

Istilah polimer merangkumi kumpulan molekul yang besar, termasuk protein dan gentian Kelvar yang
mempunyai kekuatan tinggi. Satu sifat yang membezakan polimer daripada molekul besar lain adalah
pengulangan unit-unit atom (monomer) dalam rangkaian. Hal ini berlaku ketika proses pengpolimeran, di
mana banyak molekul monomer bersambung antara satu sama lain. Contohnya, dalam proses
pembentukan polietena, ribuan molekul etena bersambung untuk menjadi lingkaran -CH2- berulang.

Lazimnya, polimer dinamakan daripada unit monomernya. Istilah polimer berasal daripada perkataan
Yunani polus yang bermakna "banyak" dan meris yang bermakna "bahagian".

Oleh sebab polimer-polimer dibezakan dengan monomer-monomer utamanya, rangkaian polimer dalam
sesuatu bahan biasanya tidak sama panjang; tidak seperti molekul-molekul lain di mana setiap atom
mempunyai jisim molekul relatif yang sama. Kejadian ini berlaku kerana rangkaian polimer hanya
berhenti berlingkaran selepas pemanjangan rangkaian yang berlaku pada selang masa rawak.

Protein ialah polimer yang terdiri daripada asid amino. Daripada sedozen sehingga beberapa ratus
monomer, yang terdiri daripada kira-kira dua puluh jenis, membentuk rangkaian polimer protein, urutan
monomer menentukan bentuk dan aktiviti protein yang terbentuk. Tidak seperti pembentukan polyetena,
yang berlaku serta-merta dengan keadaan-keadaan tertentu, penghasilan biopolimer seperti protein dan
asid nukleik memerlukan mangkin. Sejak tahun 1950-an, mangkin telah membolehkan penghasilan
polimer sintetik berlaku. Dengan mengawal tindak balas proses penghasilan polimer, polimer dengan
sifat-sifat baru, seperti polimer yang boleh menghasilkan cahaya berwarna dapat dihasilkan.

monomer adalah struktur molekul yang dapat berikatan secara kimia dengan monomer
lainnya untuk menyusun molekul polimer yang panjang dan berulang-ulang. Monomer
dapat berupa hidrokarbon, gula, asam amino, atau asam lemak
Sistem koloid
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Susu adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air

Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem
dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel
terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya;
sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan,
namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan
contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan
sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.

Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat
terdispersinya. Beberapa jenis koloid:

 Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair
disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat
disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
 Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol
sabun, sol detergen dan tinta).

 Emulsi Sistem koloid dari zat cai yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu
tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).

 Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih
logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
 Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem, kanji
dan Gel silika).

Sifat-sifat Koloid
 Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal
ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh
John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek
tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati
disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan
pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid
mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut.
Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

 Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak
menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita
akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan
zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan
tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan
pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan
medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan
dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah.
Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel
sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula,
semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini
menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam
campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh
suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel
fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem
koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

 Adsorpsi

Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

 Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

 Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara
fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan
elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

 Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses
koagulasi.

 Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis.
Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi
permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan
tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.

 Elektroforesis

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan
arus listrik. A . K O L O I D

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak


antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.

Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat
dibuat dalam keadaan koloid.

Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh,
seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem
koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.

Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya
lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri
kita.
 

Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi


akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan;
larutan bersifat stabil.

Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :

- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid

- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi


sebagai berikut :

Fase Pendispersi Nama koloid Contoh


Terdispersi
Gas Gas Bukan koloid, karena gas
bercampur secara homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun,
ombak, krim
kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur
busa
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot,
kabut, hair spray
di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air
susu, mayones
Cair Padat Gel Mentega, agar-
agar
Padat Gas Aerosol padat Debu, gas
knalpot, asap
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca,
lumpur
B . S i f a t K ol o i d

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar
dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.

Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa,


hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada
sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar
masuk melalui celah.

b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium


pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara
partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang
terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

c. Adsorbsi Koloid

Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan


koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:

1. Pemutihan gula tebu.

2. Norit.

3. Penjernihan air.

Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare.

Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan
senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga
partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan  dan
tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan
menggerombol.

d. Muatan Koloid dan Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap


permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid
karena pengaruh medan listrik.

Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak


dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah
melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak
menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).

Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang


bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan
debunya.

e. Koagulasi Koloid

Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit


yang muatannya berlawanan.

Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:

 Perubahan suhu.

 Pengadukan.

 Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).

 Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:


1. Mekanik

Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.

2. Kimia

Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).

Contoh: susu + sirup masam  menggumpal

lumpur + tawas  menggumpal

Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.

Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As 2S3 yang
bermuatan negatif.

f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

- Koloid Liofil

Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga


terbentuk selubung di sekeliling koloid.

Contoh: agar-agar.

- Koloid Liofob

Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan
pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi
dari elektrolit.

g. Emulasi

Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil,
ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar
koloid stabil.

Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai
emulsifier.

h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya.

Contoh: es krim, tinta, cat.

Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut
koloid pelindung.

Contoh: gelatin pada sol Fe(OH) 3.

b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang
dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi

Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.

i. Pemurnian Koloid

Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu


kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan
dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput
yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul
koloid.

Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.

Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka
ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan
koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam
bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.

Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal


termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang
tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit.
Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.

LEMAK

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-
polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan
minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat
terlarut (like dissolved like). Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi.
Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari
aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi
ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi
tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Minyak adalah turunan karboksilat dari ester gliserol yang disebut gliserida. Sebagian besar gliserida
berupa trigliserida atau triasilgliserol yang ketiga gugus OH dari gliserol diesterkan oleh asam lemak
(Fessenden,1986:). Jadi, hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut
asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Ester-ester gliserol
ini menurut tata nama lama disebut gliserida. Bila jumlah gugus –OH dalam rumus struktur gliserol yang
diesterkan satu, digunakan nama monogliserida, sedangkan bila yang diesterka dua atau tiga gugus –OH
maka berturut-turut dinamakan digliserida atau trigliserida. Kini senyawa trigliserida lebih sering
dinamakan triasilgliserol

Lemak terdiri dari 2 kategori yaitu.

1. Lemak Tepu - Bersifat membeku dan keras pada suhu rendah. Kebanyakanya dari
sumber haiwan dan juga terdapat pada tumbuhan seperti santan dan lemak
sayuran.Pengambilan yang berlebihan meningkatkan tahap kolesterol dalam darah
yang berpotensi untuk termendap di saluran darah dan jantung.
2. Lemak tak Tepu - Besifat lembut dan cecair walaupun pada suhu rendah. Ia
didapati dari sumber tumbuhan.

ASAM merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai


panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat peranan utama.
Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul
amfipatik ini merupakan komponen penting bagi membran biologi.Kedua, banyak protein
dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke
lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar.

Asam lemak disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak
bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat asam
lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel

Nama asam lemak secara sistematis berasal dari nama hidrokarbon induknya dengan
mensubsitusikan oat untuk akhiran a terakhir. Misalnya, asam lemak jenuh C18 disebut asam
oktadekanoat sebab hidrokarbon induknya adalah oktadekana. Suatu asam lemak C18 dengan
satu ikatan rangkap disebut asam okta desinoat, dengan dua ikatan rangkap disebut okta dienoat,
dengan tiga ikatan rangkap ,okta
trinoat. Simbol 18:0 menyatakan suatu asam lemak C18 tanpa ikatan rangkap, sedangkan 18:2
menandakan adanya dua ikatan rangkap.
Nomor atom arbon k pada asam lemak dimulai dari ujung karboksil

H3C – (CH2 )n – CH2 – CH2 – C

Atom karbon kedua dan ketiga sering disebut sebagai ? dan ?. Gugus metil pada ujung distal
rantai disebut karbon ?. Posisi ikatan rangkap diperlihatkan oleh symbol ? diikuti oleh nomer
superskrip. Misalnya sis – ? 9 berarti terdapat ikatan rangkap sis antara atom karbon 9 dan 10;
trans- ? ² berarti terdapat ikatan rangkap trans antara atom karbon 2 dan 3 . Sebaliknya posisi
ikatan rangkap dapat dinyatakan dengan cara menghitung dari ujung distal, dengan atom
karbon ? ( karbon metil ) sebagai atom karbon nomer 1. struktur asam lemak ? – 3 misalnya,
diperlihatkan di sebelah kiri . Asam lemak terionisasi pada pH fisiologis, jadi lebih tepat bila
asam lemak disebut menurut bentuk karboksilatnya : misalnya palmitat atau heksadekanoat

PROTEIN

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns
Jakob Berzelius pada tahun 1838.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi
penuh secara biologi.

Protein
Merupakan suatu makromolekul. Monomer yang membuat polimer ini disebut asam amino.
Berdasarkan fungsi biologisnya protein dibedakan menjadi 7 yaitu: enzim, protein transport,
protein nutrien dan penyimpanan, protein kontraktil atau motil, protein struktural, protein
pertahanan, dan protein pengatur. Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi protein globuler
dan protein fibrosa. Berdasarkan komponen penyusunnya dibedakan menjadi protein sederhana
dan protein majemuk. Denaturasi protein adalah pecahnya ikatan hydrogen dan ikatan non polar
dalam molekul protein, sehingga terjadi perubahan pada struktur primer, sekunder, tersier, dan
kuarter yang mengakibatkan perubahan sifat fisik dan faal suatu protein. Penyebab denaturasi
antara lain: asam kuat, basa kuat, logam berat, pemanasan, alcohol, sinar X, sinar ultraviolet, dan
zat-zat kimia.

Anda mungkin juga menyukai