BAB
MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
Dua muatan listrik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis tarik menarik. Ini
berarti bahwa antara dua muatan terjadi gaya listrik. Bagaimanakah pengaruh besar muatan dan
jarak antara kedua muatan terhadap besarnya gaya listrik ini?
Hubungan gaya listrik antara dua bola bermuatan terhadap jarak antara keduanya,
pertama kali diselidiki oleh seorang ilmuawan berkebangsaan perancis bernama Charles
Coulomb pada tahun 1785. Dalam percobaannya dia menggunakan sebuah neraca puntir.
Jika bola A bermuatan diletakkan pada tempatnya, maka bola B ditolak oleh bola A
(bola B dan bola A keduanya bermuatan positif). Ini mengakibatkan lengan neraca terpuntir,
dan dalam keadaan seimbang lengan neraca mencapai kedudukan yang baru.
Dari sudut puntiran inilah Coulomb mengukur besar gaya listrik. Dengan mengubah-
ubah jarak antara bola B dan A, gaya listrik dapat diukur sebagi fungsi jarak. Coulomb
menyimpulkan bahwa gaya tarik atau gaya tolak berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua bola bermuatan.
Bagaimanakah muatan mempengaruhi gaya listrik? Mula-mula Coulomb mengukur
gaya tolak antara bola A dan B pada suatu jarak tertentu (dijaga tetap dalam percobaaan).
Kemudian dia membagi muatan bola A menjadi dua sehingga muatan bola A menjadi setengah
muatan semula. Dia mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi setengah kali semula.
Percobaan diulangi dengan membagi muatan bola A menjadi seperempat muatan awalnya. Dia
mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi seperempat kali semula. Coulomb menarik
kesimpulan bahwa gaya tarik atau gaya tolak antara dua bola bermuatan sebanding dengan
muatan-muatannya.
Dengan menggabung dua ksimpulan tersebut, Coulomb menyatakan hukumnya yang
dinamakan hokum Coulomb, yaitu:
Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-
muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar kedua muatan.
kq1 q 2
F=
r2
http://atophysics.wordpress.com
2
Jika mediumnya dimana muatan-muatan berada adalah vakum atau udara, maka
1
k= = 9 × 109 Nm 2 C − 2
4πε 0
Tentu saja
1
ε 0= = 8,85 × 10 −12 C 2 N −1 m 2
4πk
ε = εr ε0
1 q1 q 2
Fbahan = ×
4πε r2
Jika gaya Coulomb dalam vakum atau udara dibandingkan dengan gaya Coulomb
dalam bahan maka akan didapat,
1 qq
× 1 22
Fbahan
= 4πε r
Fvakum 1 q1 q 2
× 2
4πε 0 r
1
Fbahan = × Fvakum
4πε
http://atophysics.wordpress.com
3
Medan listrik didefinisikan sebagai ruang disekitar muatan listrik sumber dimana
muatan listrik lainnya dalam ruang ini akan mengalami gaya Coulomb atau gaya listrik.
(tarik atau btolak).
Benda bermuata yang menghasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber.
Muatan lain yang diletakkan dalam pengaruh medan listrik muatan sumber kita nmakan
muatan uji. Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita definisikan
sebagai besar gaya coulomb (gay listrik) yang bekerja pada muatan itu dibagi dengan
besar muatan uji.:
F
E=
q0
Keterangan :
E = kuat medan listrik (N/C)
F = Gaya Coulomb (N)
q0 = besar muatan uji (C)
Kuat medan listrik termasuk besaran vector. Oleh karena itu, seperti gaya Coulomb, prinsip
superposisi juga berlaku untuk kuat medan listrik. Misalkan sebuah titik P dipengaruhi oleh dua
buah muatan sumber q1 dan q2. Menurut prinsip superposisi, kiata hitung terlebih dahulu tiap
kuat medan listrik oleh q1 dan q2 secra terpisah, misalkan E1 dan E2. Kemudian kita hitung
kuat medan listrik di P yang merupakan resultan dari E1 dan E2.
Ep = E1 + E2
http://atophysics.wordpress.com
4
3) Tempat dimana garis-garis medan listrik rapat menyatakan tempat yang medan
listriknya kuat. Sedangkan tempat dimana garis-garis medan listrik renggang
menyatakan tempat yang medan listriknya lemah.
Karl Friedrich Gauss (1777 – 1855) menemuka suatu tekhnik sederhan untuk menentukan
kuat medan listrik bagi distribusi muatan kontinu. Gauss menurunkan hukumnya berdasar
pada konsep garis-garis medan listrik.
Fluks listrik didefinisikan sebagai jmlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak
lurus suatu bidang.
Hasil kali antara kuat medan listrik E dengan luas bidang A yang tegak lurus dengan medan
listrik tersebut dinamakan fluks listrik
= E ×A
Untuk medan listrik yang menembus bidang tidak secara tegak lurus adalah
= E ×A cos
Dari konsep flluks listrik inilah Gauss menemukan hukumnya. Hukum Gauss menyatakan
sebagain berikut:
Jumlah garis-garis medan listrik (fluks listrik) yang menembus suatu permukaan
tertutup sama dengan jumlah muatan listrik yang dilingkpi oleh permukaan tertutup
itu dibagi dengan permitivitas udara.
q
Φ = EA cos θ =
ε0
Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung kuat medan listrik dari suatu system
muatan yang terdistribusi seragam. Tetapi kita batasi masalah kita untuk konduktor-konduktor
yang memiliki simetri tinggi, seperti: konduktor dua keeping sejajar dan konduktor bola pejal
yang distribusi muatannya seragam.
q σ
.σ = E=
A ε0
http://atophysics.wordpress.com
5
Potensial listrik ialah perubahan energi potensial per satuan waktu yang terjadi ketika
sebuah muatan uji di pindahkan dari suatu titik yang tak terhingga jauhnya ke titik yang
ditanyakan.
kq
V =
r
Beda potensial didefinisikan sebagai perubahan energi potensial persatuan muatan ketika
sebuah muatan uji q0 didindahkan di antara dua titik.
http://atophysics.wordpress.com
6
VAB = E d
VAB
E =
d
dengan : VAB = beda potensial antara kedua keping = beda potensial baterai (volt)
E = kuat medan listrik homogen di antara kedua keping (volt/m)
d = jarak antara kedua keping (m)
Q
Di luar bola (r > R) VB = k
R
http://atophysics.wordpress.com