Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan sejarah, pengertian, mekanisme kerja
pemanfaatan sumber-sumber energi dikonversi ke energi listrik
khususnya dibidang pertanian
Kompetensi : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa semester V TEP sort semester –
FTP dapat memahami dasar-dasar tiori dan teknik-teknik dasar sumber
energi air dikonversi ke energi listrik khususnya dibidang pertanian
1. Perbedaan potensi dan pemanfaatan energi air dengan energi bahan bakar fosil :
a. Sumber tenaga air secara teratur dibangkitkan kembali karena pemanasan lautan
oleh matahari sehingga merupakan suatu sumber yang secara siklis diperbarui
Contoh gambar:
Awan Awan Panas mthr
Arah angin
Salju
Air mengalir
Gunung Penguapan Penguapan Penguapan
Peresapan air
b. Potensi secara keseluruhan tenaga air relatif kecil dibandingkan dengan jumlah
bahan bakar fosil
c. Penggunaan tenaga air pada umumnya pemanfaatan multiguna (irigasi, perikanan,
rekereasi dll)
d. Pembangkit listrik tenaga air dilakukan tanpa perubahan suhu
2. Tiga faktor utama penentuan pemanfaatan potensi tenaga air untuk pembangkit
tenaga listrik :
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatan, tergantung pada topografi daerah tersebut
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi
E = mgh
dE = dm.g.h
Q = dm
Dt
P = dE = dm . h
Dt dt
= Q.g.h
P = g.Q.h
P = £ g.Q.h
Dimana P = daya
£ = efisiensi sistem
g = gravitasi
h = tinggi terjun
Untuk keperluan estimasi pertama secara kasar, diperlukan humus sederhana
berikut ini :
P = f. Q. h
Danau A
B
Pipa pesat H Total
Katub
Gambar lanjutan........
Tangki
Danau Pendatar
Pipa
a. Bila tinggi jatuh air, selisih antara tinggi air laut dan tinggi air waduk pasang surut
adalah H
b. Dan debit air Q
c. Maka daya yang akan dihasilkan adalah Q x H atau QH
d. Selanjutnya bila luas waduk pada ketinggian h adalah S(h) dimana s sebagai
fungsi h
e. Maka jumlah energi yang dibangkitkan dengan mengosongkan sebagian dh dari
ketinggian h adalah berbanding lurus dengan isi S(h). H.dh.
f. Maka energi yang dihasilkan per siklus perbanding lurus dengan :
H
Waktu pengosongan waduk : ∫ S(h).h.dh = E1
0
H
Waktu mengisi waduk : ∫ S(h).(H – h) . dh =E2
H
Kemudian diasumsikan pengisian atau pengosongan waduk dilakukan pada
pergantian pasang dan surut (mendapatkan rumus sederhana)
Untuk mendapatkan besaran energi, besaran V masih perlu diganti dengan massa
air laut sehingga dapat ditulis :