Anda di halaman 1dari 3

Hari Kesehatan Sedunia, 7 April 2011 ; Memformulasi Pembangunan

Keluarga Sehat
Oleh : Ks. Min Sergai

Sejatinya, Hari Kesehatan Sedunia dapat membangkitkan partisipasi masyarakat dunia;


khususnya bangsa Indonesia untuk terus meningkatkan taraf kesehatannya.

Sebab, kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang bagi peningkatan kualitas hidup.
Dengan adanya kesehatan yang memadai akan memberikan efek positif yang sangat simultan.
Sehingga menumbuhkan kesehatan menjadi suatu anjuran yang tidak bisa dinafikan.

Terlebih, untuk hidup sehat juga merupakan anjuran dalam tafsir suci agama manapun. Sebab,
dengan kesehatan yang dimiliki akan mampu berbuat kebajikan sebagaimana yang digariskan
dalam agama. Setidaknya, dalam agama orientasi sehat untuk berbuat kebajikan sesama makhluk
ciptaan Tuhan dan juga untuk meningkatkan intensitas ibadah kepada Sang Khalik. Demikianlah
pentingnya kesehatan bagi manusia.

Bersamaan dengan itu pula, faktor kesehatan merupakan salah satu indikator bagi indeks kualitas
pembangunan sumber daya manusia (dengan sebutan HDI : Human Development Index). Sebagai
salah satu indikator, maka hal itu menjadi mutlak untuk terus ditingkatkan. Semakin tinggi
tingkat kesejahteraan masyarakat, maka akan semakin tinggi pula HDI-nya. Dengan demikian,
yang terpenting adalah bagaimana membangun serta memformulasikan pembangunan manusia
yang sehat.

Mewujudkan Keluarga Sehat

Formulasi pembangunan manusia Indonesia yang sehat dapat dimulai dari lingkungan yang kecil.
Mulai dari dalam keluarga. Setiap anggota keluarga berkewajiban untuk memberikan pendidikan
yang benar dan praktis untuk hidup sehat. Bangsa yang sehat hanya bisa dibangun dari struktur
masyarakat berkeluarga yang sehat. Semakin banyak keluarga yang bisa meningkatkan taraf
kesehatannya, maka akan semakin baik pula tingkat kesehatan bangsa Indonesia.

Bersamaan dengan itu, diperlukan pula kerja sama yang baik untuk menciptakan keluarga yang
sehat. Seluruh stakeholder, sejatinya, memberikan akses yang seluas-luasnya agar setiap anggota
keluarga Indonesia ini dapat mencukupi kebutuhan kesehatannya dengan sempurna. Sebab,
kesehatan akan menjadi masalah yang sangat krusial tatkala ada bagian dari warga masyarakat
yang tidak mampu mencukupi kebutuhan kesehatan tersebut. Betapa tidak, terkadang biaya untuk
bisa sehat diperlukan sangat besar. Tentunya, hal itu terjadi kalau efek dari suatu penyakit
tersebut sudah sangat kronis. Tentulah akan sangat sukar untuk menyembuhkannya.

Namun, harus dipahami bahwa jauh sebelum itu, ada ungkapan yang menyatakan bahwa
mencegah lebih baik mengobati, merupakan pepatah lama yang tetap up to date. Pepatah yang
tidak pernah usang untuk menjadi petuah yang harus dipegang bagi setiap orang yang
menginginkan terwujudnya kesehatan yang memadai bagi dirinya dan keluarganya.
Pembiasaan Diri di dalam Keluarga

Upaya pencegahan dapat dilakukan dari hal-hal yang sederhana dan mudah dengan sendirinya.
Pola hidup sehat sesungguhnya bermula dari diri sendiri dan dilakukan dengan membiasakan
sikap hidup sehat. Pembiasaan hidup sehat itu dapat dilakukan oleh setiap anggota keluarga.
Mulai dari masa kanak-kanak sampai pada orang tua.

Untuk kanak-kanak tentunya dapat dilakukan berbagai cara misalnya dengan membiasakan cuci
tangan sebelum makan sesuatu, menyikat gigi, mandi, atau segala aktivitas yang berkaitan dengan
diri pribadi. Semua itu bisa dilakukan. Bersamaan dengan itu, ada pula pembiasaan yang
berupaya untuk pembersihan di lingkungan sekitar. Membuang sampah pada tempatnya,
memperlakukan sampah sesuai dengan kondisinya; ataupun perilaku lainnya yang bertujuan
untuk meningkatkan daya dukung lingkungan yang bersinergi terhadap kesehatan. Sebab,
sangatlah muskil kalau dari lingkungan yang tidak sehat akan hidup di dalamnya manusia yang
sehat. Ini yang perlu menjadi perhatian dan dapat dilakukan dengan pembiasaan bagi kanakkanak
sejak dini.

Selanjutnya, bagi para orang tua juga banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat keluarga
tetap hidup sehat. Perilaku tidak sehat yang kelihatannya sepele tetapi sangat berbahaya adalah
kebiasaan merokok, terlebih jika di dalam keluarga. Merokok, menurut sebagian orang, dianggap
sebagai suatu perilaku lelaki (maupun perempuan) dewasa yang dipandang sebagai sesuatu yang
wajar. Itu asumsi yang sangat keliru. Sebab, merokok adalah perilaku yang kontradiksi dengan
upaya peningkatan kesehatan anggota keluarga.

Terlebih lagi jika dipahami bahwa perokok pasif akan lebih menderita daripada perokok aktif.
Artinya, orang yang tidak merokok di dalam keluarga dan terpapar asap rokok, maka bagi mereka
akan sangat berisiko kesehatan. Tentulah sangat dipertanyakan hati nurani para orang tua (ayah
dan ibu) yang dengan santainya merokok di dalam rumah. Sebab, yang akan merasakan dampak
negatifnya adalah seluruh anggota keluarga. Terlebih lagi, bahaya yang ditimbulkan bagi janin
yang ada di dalam kandungan. Janin akan sangat rentan terhadap paparan asap rokok. Kalau
sudah begitu, apakah masih layak disebut sebagai orang tua (calon ayah dan ibu) kalau meracuni
anaknya dengan paparan asap rokok. Mungkin, agak sukar menjawabnya.

Keluarga Sehat Investasi Bangsa

Kiranya yang terpenting dilakukan adalah bagaimana bisa menyehatkan seluruh keluarga
Indonesia. Hal itu bisa dilakukan mulai dari diri sendiri, lingkungan terkecil, serta kebiasaan-
kebiasaan hidup yang positif. Hal inilah yang secara kumulatif akan menjadi investasi bangsa
untuk bisa bangkit dari keterpurukan yang selama ini mendera Indonesia.

Investasi bangsa yang sangat berharga itu saat ini bernama kesehatan. Dan hal itu bermula dari
setiap anggota keluarga yang ada di kolong langit Indonesia. Masing-masing anggota keluarga
yang terakumulasi di dalam keluarga secara bersinergi untuk mewujudkan Indonesia yang sehat.
Hal inilah yang semestinya menjadi perhatian bersama.
Oleh karena itu, mewujudkan keluarga yang sehat diperlukan upaya yang maksimal. Tidak hanya
keluarga per keluarga, tetapi juga campur tangan pemerintah untuk memberikan fasilitas dan
layanan kesehatan yang mudah, murah (kalau bisa gratis), dan berkualitas. Hal inilah yang
menjadi tugas berat yang harus diemban pemerintah. Tentunya, hal ini akan lebih bersinergi jika
dilakukan secara bersama oleh pemangku kepentingan di masyarakat. Pihak swasta maupun
pihak lainnya menjadi kepedulian yang sangat tinggi. Dengan kebersamaan akan bisa
mewujudkan kesehatan sebagai investasi untuk modal dasar pembangunan.

Penutup

Kiranya diperlukan upaya maksimal agar bisa terwujud formulasi pembangunan kesehatan yang
efektif dan efisien sehingga pembangunan kesehatan mengena pada sasaran. Terlebih lagi, skala
prioritas pembangunan provinsi Sumatera Utara adalah mewujudkan masyarakat Sumatera Utara
yang tidak sakit. Semoga saja! ***

Anda mungkin juga menyukai