Anda di halaman 1dari 6

Majalah Ilmiah

ASEAN Unikom,
DALAMVol.6, hlm. 119-124
PERSEPEKTIF PLURALISME DAN NEO-FUNGSIONALISME

Bidang Humaniora

ASEAN DALAM PERSEPEKTIF PLURALISME


DAN NEO-FUNGSIONALISME
OOM RENGGANAWATI

Jurusan Hubungan Internasional


Universitas Padjajaran

Di Usianya yang lebih dari 30 tahun, Association of South East Asian Nation
(ASEAN) sebagai suatu organisasi regional mengalami banyak tantangan dan
kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Ketangguhan ASEAN sudah
terbukti untuk dapat mencapai usianya itu adalah istimewa, karena biasanya
organisasi regional yang ditandai oleh pluralitas tidak bertahan lama, hal itu bukan
berarti ASEAN mulus dalam mempertahankan eksistensinya. Tantangan yang
muncul dewasa ini akan ditampilkan dalam tulisan ini, lebih menyoroti tantangan
teoritis mengenai keberadaan ASEAN pasca didefinisikannya kembali konsepsi
kawasan di era perkembangan organisasi internasional yang bersifat pluralisme.
Bagi teorisasi keberadaan ASEAN diperdebatkan secara konsep dan pendekatan
neo-fungsinalisme

ASEAN, neo-fungsionalisme.

PENDAHULUAN keanggotaan hanya pada negara-negara di


kawasan Asia Tenggara, namun ternyata
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus hanya 5 negara yang menjadi original
1967, ide dasarnya adalah untuk membina members (Indonesia, Malaysia, Filipina,
kerja sama di berbagai bidang, terutama Singapura dan Thailand). Brunei Darussalam
sosial, ekonomi dan ilmu pendidikan negara- menjadi anggota ke-6 Januari 1984. Dengan
negara di kawasan Asia Tenggara. Ide ini masuknya Vietnam (1995), Laos dan
tertuang dalam Deklarasi Bangkok yang Myanmar (1997) serta Kamboja (1999),
dalam perkembangannya dilengkapi Treaty tercipta One South East Asia dalam artian
and Amity of Cooperation in South East Asia seluruh negara di kawasan Asia Tenggara
(TAC) dan ASEAN Concord (AC). Dengan menjadi anggota ASEAN. Ada juga yang
demikian, ASEAN diharapkan kokoh untuk hanya menjadi peninjau (observer) yaitu
maju ke dan menghadapi kerja sama di Papua Nugini. Timor Timur memiliki
kawasan dan mereduksi konflik. kemungkinan besar untuk diterima menjadi
anggota karena memiliki kedekatan sejarah
Namun tujuan tersebut banyak mengalami dan hubungan yang intens dengan kawasan
hambatan. Secara teori ASEAN dikategorikan sebagai negara bekas provinsi Indonesia.
sebagai organisasi (walau berwujud asosiasi)
yang keanggotaannya terbatas tetapi memiliki Pada awal pendirian ASEAN, struktur sistem
tujuan luas (Coulumbis & Wolfe,1999). Saat internasional tengah mengalami tight
itu ada kesepakatan untuk membatasi bipolarity atau Perang Dingin yang “panas”
Alamat korespondensi pada Oom Rengganawati, Jurusan Hubungan Internasional, FISIP Universitas Padjajaran, Band-
ung.

119
OOM RENGGANAWATI

karena persaingan ideologi Blok Barat yang mulai didasarkan secara integrasi, terutama
dipimpin oleh AS dan Blok Timur di bawah dengan pemodelan joint venture di bidang
pimpinan Uni Soviet. Ironisnya, negara– perindustrian. Kerja sama ekonomi
negara ASEAN terlibat dalam konflik ini diharapkan dapat meningkat sementara
sebagai war by proxy dan pada kenyataannya secara politis ASEAN selalu menyuarakan
konflik terbuka dalam Perang Dingin ini kesamaan dalam memandang peraturan
diperlihatkan melalui Perang Vietnam dan politik di kawasan dan dunia internasional.
juga konflik di Indonesia.
ASEAN dianggap sebagai organisasi buatan
Jelas dalam hal ini, tujuan ASEAN yang luas “Barat” yang merupakan kepanjangan
itu tidak tercapai. Sebaliknya tujuan yang tangan AS demi kepentingan
sempit yang sebenarnya tidak disinggung kapitalismenya. Secara organisasi ASEAN
dalam Deklarasi Bangkok, yaitu kerja sama kurang mampu untuk dapat menyelesaikan
politis yang terbatas. Oleh karena itu, struktur masalah-masalah di kawasan karena adanya
ASEAN tidak berfungsi dan tujuan untuk persepsi yang berbeda dan kecurigaan
kerja sama di bidang ekonomi juga lemah. negara-negara kawasan melihat arah dan
ASEAN justru lebih senang bekerja sama kecenderungan ASEAN dalam model
dengan ekstra kawasan. Hal ini dipicu oleh pembangunannya. Tapi semua itu adalah
terbatasnya opsi dalam perumusan politik luar sebagai konsekuensi pengaruh dari
negeri akibat terseret dalam konflik ideologi. lingkungan luar ASEAN, suatu struktur
Bagaimana ASEAN mau bekerja sama bila sistem internasional yang bipolar. Namun
melandaskan pada kebijakan antikomunis, ASEAN selalu mencari peluang untuk dapat
sementara negara-negara lainnya di kawasan memajukan kerja sama dalam ekonominya.
menganut paham komunis. ASEAN pun selalu mengembangkan
fungsinya sesuai dengan perkembangannya
Hal yang signifikan juga dicatat bahwa di lingkungannya.
ASEAN merupakan negara yang secara
ekonomi pembangunan dikategorikan negara Gejala akan berakhir Perang Dingin, yang
agraris. Produk mereka cenderung sama ditandai oleh berinteraksinya ekonomi Barat
dengan mereka terjebak oleh pasar dan Timur, atau model keterbukaan ekonomi
internasional. Barangkali hanya dengan di negara sosialis, menyebabkan negara blok
Singapura dapat tercipta suatu hubungan sosialis, terutama yang ada di kawasan,
ekonomi yang saling mengisi menjadikan suatu peluang yang
(komplementer), sementara sesama negara menguntungkan, karena semakin terbukanya
ASEAN lainnya tidak tercipta. jalur untuk mencapai tujuan ASEAN,
terutama membangun kerja sama ekonomi
Pendekatan ekonomi-politik kelihatan sekali yang saling komplementer.
pada saat itu, sehingga ASEAN tidak dapat
berkembang sebagai suatu organisasi ASEAN DALAM KONTEKS
fungsional. Bahkan untuk mengadakan KTT I PLURALISME
ASEAN pun harus menunggu hampir 10
tahun, ketika kelima negara ASEAN bertemu Hal paling mendasar dari ASEAN adalah
di Denpasar, Bali pada tahun 1976. Di sinilah untuk menjaga komitmennya seperti tertuang
kemudian lahir TAC dan yang memperkuat dalam TAC dan AC, untuk tidak ikut campur
landasan ASEAN sebagai suatu model kerja dalam urusan masing-masing negara
sama ekonomi. Sebagai bentuk organisasi pun anggota. Komitmen ini terus dijaga
ASEAN semakin dimantapkan dengan meskipun tetap berupaya untuk adaptif
dibentuknya Sekretariat ASEAN secara dengan lingkungan. Perekonomian bergerak
permanen di Jakarta. Kerja sama ekonomi ke arah yang pluralis, terutama ketika rezim

120
ASEAN DALAM PERSEPEKTIF PLURALISME DAN NEO-FUNGSIONALISME

ekonomi berkembang ke arah perdagangan Malaysia tidak bisa tercapai suatu prinsip
bebas, pembatas atau sekat-sekat politik saling komplementer karena produk dan
dianggap tidak mampu lagi membendung komoditi yang dihasilkan sama. Sementara
kerja sama antar negara. kedua wilayah tersebut dengan Singapura
dapat terjalin komplementabilitas.
Di dalam ASEAN sendiri, TAC dan AC pun
kini diartikan secara signifikan mengacu pada Model kerja sama ini kemudian dijadikan
kerja sama intra-ASEAN yang sesungguhnya. acuan untuk dikembangkan di bagian
Dalam kerja sama intra-ASEAN tidak perlu wilayah negara lainnya, antara lain IMT-GT
harus meliputi dan mengikat seluruh negara atau Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
ASEAN. Pada saat itu ada 6 negara ASEAN. Triangle dan BIMP-EAGA (Brunei
Kerja sama ini boleh dilakukan secara Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipine
bilateral, trilateral atau empat negara saja, asal East ASEAN Growth Area). Di samping itu,
negara tersebut adalah anggota ASEAN. ASEAN pun mengembangkan free trade-nya
dengan model sendiri, yaitu melalui CEPT
Konsep ini mulai diperkenalkan pada KTT III (Common Effective Preferential Tariff) atau
ASEAN di Manila (1987). Dunia saat itu melalui sejumlah daftar barang-barang yang
bergerak pada pengakuan adanya pluralisme diperdagangkan di negara-negara ASEAN
dalam berbagai kegiatan ekonomi. Sosialis yang sudah memberlakukan AFTA dan
dan kapitalis sudah tak dapat dibedakan. mengenakan tarif yang berkisar antara 0-
Misalnya RRC yang sejak dekade 70 akhir 15%, dan akan dibebaskan bila AFTA telah
melansir kebijakan open door policy, berlaku efektif (Anwar, 1994).
dianggap bukan lagi ancaman secara politik
dan ideologi. Justru dianggap pasar (market) Memang agak sulit untuk menerapkan free
yang potensial, karena merupakan medan trade di ASEAN karena negara-negara
konsumsi bagi 1 milyar penduduknya. ASEAN (kecuali Singapura) masih berbasis
Perkembangan ekonomi berdasar pada kerja ekonomi agraris. Namun negara-negara
sama regional, yaitu merupakan blok-blok ASEAN ini adalah calon-calon negara
ekonomi, sudah mencapai lebih dari sekadar industri manufaktur, dan dalam terminologi
free trade. Uni Eropa sudah mengacu pada ekonomi kawasan dikenal sebagai “Macan
pasar bersama, yang menyebabkan dunia Asia”, yaitu secara berurutan disebut
seolah tanpa batas lagi (borderless world) Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
(Luhulima, 1997).
ASEAN DALAM PENDEKATAN NEO-
ASEAN sendiri belum mampu untuk FUNGSIONALISME
mencapai kerja sama melalui free trade. Baru
Singapura yang siap dan karena itu giat ASEAN telah mengenal free trade melalui
menyuarakan kerja sama model ini. Untuk uji CEPT, tetapi organisasi regional ini seolah
coba, dalam merealisasikan model kerja sama mempercepat pemberlakuan free trade-nya.
intra-ASEAN dan tahap awal Kesempatan ini tercapai ketika KTT IV
memperkenalkan perdagangan bebas ASEAN diadakan di Singapura (1992),
kawasan, ASEAN meluncurkan kebijakan karena memang negeri ini sangat mendorong
untuk kerja sama ekonomi di kawasan berikat free trade di kawasan Asia Tenggara.
(kerja sama tripartit) seperti SIJORI Dicanangkan bahwa AFTA akan
(Singapura-Johor-Riau), yang kemudian diberlakukan pada tahun 2007, namun
berubah namanya menjadi IMS-GT atau dipercepat menjadi tahun 2005. Pernah
Indonesia-Malaysia-Singapore Growth diusulkan untuk dipercepat menjadi 2002,
Triangle. Meski banyak menemui kendala, namun kemudian disepakati untuk
terutama karena antara Indonesia dan diberlakukan secara efektif tahun 2003.

121
OOM RENGGANAWATI

Dalam perkembangan ini, terlihat ASEAN Pandangan ASEAN ke depan, setidaknya


ingin mengacu kerja sama ekonomi selaras dengan perkembangan dunia
integrasinya. Bila sudah dilansir kerja sama internasional. Fungsi ASEAN pun perlu
melalui AFTA, meski baru berlaku untuk 6 disesuaikan, tapi ASEAN selalu berkomentar:
negara, ASEAN ingin memacu kerja sama “ASEAN’s fundamental role in managing
pada langkah-langkah selanjutnya. Misalnya diversity and differences in South East Asia is
custom union, common market, sampai pada as important today as when ASEAN was
full integrated economy seperti Uni Eropa. formed is 1967”.
Dalam konteks ini ASEAN harus mampu
menyatukan perbedaan dan melangkah Pernyataan tersebut masih tetap dipegang
dengan adanya liberalisasi perdagangan sampai KTT VI ASEAN di Hanoi, Vietnam
internasional, terutama dengan adanya (1998), yang menghasilkan The Hanoi
organisasi macam WTO (World Trade Declaration (HD) and The Hanoi Plan of
Organization). Action (HPA), khususnya dalam
merealisasikan Visi ASEAN 2020. Fungsi
Memasuki dunia liberalisasi, ada Agenda ASEAN kemudian ditegaskan kembali untuk
yang dikenal sebagai Agenda Internasional. berperan dalam memperkuat kerja sama
Bahwa negara adalah bagian dari dunia dan ekonomi di kawasan dalam kerangka ASEAN
selayaknya ada “satu” pengaturan ke arah itu yang bersatu dan mengonfirmasikan kembali
(Bennet, 1984). Perdagangan adalah yang bisa komitmen ASEAN pada perdagangan dan
diregulasikan secara bersama. Maka investasi terbuka melalui AFTA dan AIA
diwajibkan adanya perdagangan bebas pada (ASEAN Investment Area).
2020 untuk negara-negara berkembang, dan
2010 untuk negara maju. Sedangkan, untuk ASEAN DALAM PERLUASAN FUNGSI
globalisasi diharapkan ada kesamaan visi,
khususnya dalam memandang demokratisasi, Tak dapat dipungkiri bahwa to action ASEAN
hak-hak asasi manusia (HAM), good pada gilirannya merambah dan melibatkan
governance and clean government, atau negara di luar ASEAN. Hal ini didasari
lingkungan hidup dan seterusnya (Diehl, pemikiran bahwa ASEAN adalah organisasi
1997). yang dinamis. Sebut saja, dalam kerangka
keamanan, ASEAN telah membentuk ARF
ASEAN yang harus bertahan, perlu (ASEAN Regional Forum) yang melibatkan
adjustment terhadap “nilai-nilai” internasional Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia, India,
ini. Pilihan ASEAN kemudian menjadi Australia dan sebagainya. Di bidang ekonomi
dilematis, termasuk pada kesepakatan awal ASEAN pun merambah sampai ke Amerika
dan komitmen mereka semula. Misalkan Latin, misalnya dalam FEALAC (Forum for
penerapan non-interference ASEAN menjadi East Asia – Latin American Cooperation) atau
batu sandungan ketika berhubungan dengan ASEM (Asia – Europe Meeting), yang
negara lain khususnya negara Barat (AS dan berintikan model kerja sama ASEAN dan Uni
Uni Eropa), karena pemerintahan Junta Eropa. Juga berbagai forum yang sebelumnya
Militer Myanmar yang memenjarakan tokoh terjalin dengan berbagai nama. Melalui kerja
demokrasi Aung San Suu Kyi. Tapi sama perdagangan dan politik, ASEAN
bagaimana bila asap dari Indonesia yang berupaya memperkuat diri meski kadang ada
dianggap kelalaian dalam mengawasi perbedaan visi. Misalnya meski ASEAN telah
lingkungan hidup dan berdampak bagi mendekatkan Asia dan Eropa di bidang
Singapura dan Malaysia, haruskah mereka ekonomi, tetapi ada ganjalan karena secara
diam? tradisional ada penerapan dan standar HAM
dan demokratisasi yang berbeda. Dalam upaya
memperluas wawasan, secara teori ASEAN

122
ASEAN DALAM PERSEPEKTIF PLURALISME DAN NEO-FUNGSIONALISME

mengintegrasikan diri pada arus dan dampak ASEAN DAN KEBIJAKAN INWARD
globalisasi. Hal ini merupakan dorongan, LOOKING ANGGOTANYA
setidaknya dalam 5 hal (Saefulah, 2001).
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak krisis
1. Kemajuan Iptek, terutama di bidang ekonomi melanda kawasan ini pada
informasi serta inovasi dalam teknologi pertengahan 1997 telah membuka perubahan
yang mempermudah kehidupan manusia. yang signifikan bagi negara-negara anggota
2. Terbukanya perdagangan bebas yang ASEAN. Mereka terjebak dalam
membuka peluang majunya perdagangan kecenderungan untuk memilih sikap inward
masing-masing; looking demi untuk menyelamatkan
3. Terjadinya kerja sama regional dan kepentingan nasionalnya masing-masing.
internasional yang telah menyatukan Meskipun dikenal adanya apa yang disebut
kehidupan bangsa-bangsa tanpa mengenal nilai-nilai ASEAN (ASEAN values), tindakan
batas; kolektif ASEAN tidak dapat menanggulangi
4. Meningkatnya kesadaran akan HAM dan krisis ekonomi yang dialami oleh negara-
demokrasi bagi masyarakat; negara anggotanya.
5. Terciptanya masyarakat mega kompetisi.
Dalam upaya untuk mengatasi krisis ekonomi,
Dengan demikian, melihat struktur yang negara-negara ASEAN lebih suka untuk
semakin luas, maka fungsi ASEAN di era melakukan kerja sama eksternal-regional
pluralisme dunia ini semakin luas dan daripada kerja sama internal-regional. Hal ini
kompleks. ASEAN tentunya bukan hanya merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri.
organisasi seremonial belaka. Kini Refleksi itu kemudian muncul dalam
keterbukaan ASEAN terhadap swasta sebagai pengembangan ide untuk jalinan perdagangan
pelaku bisnis semakin mengemuka. ASEAN bebas. Meski ASEAN sudah memiliki
perlu direvitalisasi dengan konsep-konsep ASEAN + 3 misalnya, tak urung beberapa
ekonomi politik internasional yang baru. negara anggota ASEAN juga ingin menikmati
Bahwasanya APEC adalah perluasan dari hubungan khusus dengan mencapai agreement
kepentingan perdagangan (konsep ekonomi) untuk free trade negaranya. Misalnya
bagi ASEAN, yang perlu diciptakan Singapura dengan RRC, Korea Selatan dan
perdamaian (konsep politik) untuk menunjang Jepang. Bahkan dengan negara lainnya seperti
dinamika kawasan. Di sinilah ASEAN Amerika Serikat, Kanada, Australia atau
memerlukan suatu pendekatan neo- Taiwan. Indonesia, Malaysia, Thailand atau
fungsionalism, yaitu suatu pendekatan Filipina juga mengembangkan hubungan free
fungsional yang memadukan antara ekonomi trade secara bilateral.
dan politik internasional (ekopolin).
Konsekuensinya, ada adjustment dalam Sebaliknya, di antara negara-negara anggota
ASEAN untuk dapat menerima “nilai-nilai ASEAN sendiri masih terdapat sejumlah
selain ASEAN value. ASEAN tidak bisa konflik di antara mereka. Penyelesainya
berpikir sepihak lagi, tetapi harus kadang tidak menggunakan mekanisme
mempertimbangkan juga dimensi lain. Hal ini ASEAN, tetapi lembaga internasional lainnya.
bisa mengancam integritas ASEAN, tetapi Contohnya dalam penyelesaian masalah
sebaliknya justru memiliki peluang untuk Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan
mencapai kesejahteraan masyarakatnya di luar Malaysia. Akibat disparitas pertumbuhan
batas liniernya. Masih diperdebatkan secara ekonomi pun ada kesenjangan di antara
konseptual dari kondisi ini oleh mereka yang negara-negara ASEAN. Di dalamnya
meneruskan eksistensi ASEAN dari para terkandung suatu conflict of interests semisal
founding fathernya di tahun 1967. Indonesia dan Singapura. Bahkan untuk
membentuk badan otorita Batam melalui

123
OOM RENGGANAWATI

konsepsi FTZ (Free Trade Zone) masih DAFTAR PUSTAKA


menghadapi tantangan. Indonesia sukar
menentukan sikap karena pertimbangan Anwar, D.F. (1994). Indonesia in ASEAN:
Singapura. foreign policy and regionalisme. Jakarta:
Institute of Southeast Asian Studies &
Di mana kedudukan ASEAN dalam hal ini? Pustaka Sinar Harapan:
Apakah kolektivisme ASEAN ditinggalkan Bellone, C.J. (1980). Organization theory and
dan lebih memanfaatkan bilateralisme? Para the new public administration. Boston: L.
teorisasi ASEAN atau organisasi regional Allyn and Bacon.
melihat kecenderungan ini dapat menyusun Bennet, A. L. (1984). International
suatu kerangka konseptual yang baru. organization principles and issue (3rd
edition). New Jersey: Prentice and Hall.
PENUTUP Couloumbis T.A. & Wolfe J.H. (1999).
Introduction to international relations:
ASEAN dalam perkembangannya selalu power and justice. Bandung: Putra
mengadakan perubahan (change) yang Abardin.
merupakan adaptasi dengan lingkungannya. Diehl, P.F. (1997). The politics of global
Ada kecenderungan untuk suatu adjustment governance: international organization in
atau penyesuaian, tetapi juga ada yang an interdependent World. Colorado:
konsepsinya tetap dipertahankan. Dua contoh Lynne Rienner Publisher.
di atas, dalam kerangka membangun Luhulima, C.P.F. (1997). ASEAN menuju
konseptualisasi baru ASEAN dalam perspektif postur baru. Jakarta: Center for Strategic
regionalisme, muncul dua perspektif, ASEAN and International Studies.
yang semakin meluaskan fungsinya untuk Zey-Ferrell, M. (1979). Dimensions of
membaur dengan organisasi yang lebih besar, organization: environments, context,
atau secara eksklusif membangun kerja sama structure, process, and performance.
bilateral dan multilateral dengan negara- California: Goodyear Publishing
negara lainnya di luar konteks ASEAN. Hal Company.
ini merupakan tantangan bagi pengembangan
teori organisasi regional, terutama akan
kekhasan ASEAN, yang kita sendiri dewasa
ini harus merasakan “keberadaan”-nya.

124

Anda mungkin juga menyukai