ASEAN Unikom,
DALAMVol.6, hlm. 119-124
PERSEPEKTIF PLURALISME DAN NEO-FUNGSIONALISME
Bidang Humaniora
Di Usianya yang lebih dari 30 tahun, Association of South East Asian Nation
(ASEAN) sebagai suatu organisasi regional mengalami banyak tantangan dan
kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Ketangguhan ASEAN sudah
terbukti untuk dapat mencapai usianya itu adalah istimewa, karena biasanya
organisasi regional yang ditandai oleh pluralitas tidak bertahan lama, hal itu bukan
berarti ASEAN mulus dalam mempertahankan eksistensinya. Tantangan yang
muncul dewasa ini akan ditampilkan dalam tulisan ini, lebih menyoroti tantangan
teoritis mengenai keberadaan ASEAN pasca didefinisikannya kembali konsepsi
kawasan di era perkembangan organisasi internasional yang bersifat pluralisme.
Bagi teorisasi keberadaan ASEAN diperdebatkan secara konsep dan pendekatan
neo-fungsinalisme
ASEAN, neo-fungsionalisme.
119
OOM RENGGANAWATI
karena persaingan ideologi Blok Barat yang mulai didasarkan secara integrasi, terutama
dipimpin oleh AS dan Blok Timur di bawah dengan pemodelan joint venture di bidang
pimpinan Uni Soviet. Ironisnya, negara– perindustrian. Kerja sama ekonomi
negara ASEAN terlibat dalam konflik ini diharapkan dapat meningkat sementara
sebagai war by proxy dan pada kenyataannya secara politis ASEAN selalu menyuarakan
konflik terbuka dalam Perang Dingin ini kesamaan dalam memandang peraturan
diperlihatkan melalui Perang Vietnam dan politik di kawasan dan dunia internasional.
juga konflik di Indonesia.
ASEAN dianggap sebagai organisasi buatan
Jelas dalam hal ini, tujuan ASEAN yang luas “Barat” yang merupakan kepanjangan
itu tidak tercapai. Sebaliknya tujuan yang tangan AS demi kepentingan
sempit yang sebenarnya tidak disinggung kapitalismenya. Secara organisasi ASEAN
dalam Deklarasi Bangkok, yaitu kerja sama kurang mampu untuk dapat menyelesaikan
politis yang terbatas. Oleh karena itu, struktur masalah-masalah di kawasan karena adanya
ASEAN tidak berfungsi dan tujuan untuk persepsi yang berbeda dan kecurigaan
kerja sama di bidang ekonomi juga lemah. negara-negara kawasan melihat arah dan
ASEAN justru lebih senang bekerja sama kecenderungan ASEAN dalam model
dengan ekstra kawasan. Hal ini dipicu oleh pembangunannya. Tapi semua itu adalah
terbatasnya opsi dalam perumusan politik luar sebagai konsekuensi pengaruh dari
negeri akibat terseret dalam konflik ideologi. lingkungan luar ASEAN, suatu struktur
Bagaimana ASEAN mau bekerja sama bila sistem internasional yang bipolar. Namun
melandaskan pada kebijakan antikomunis, ASEAN selalu mencari peluang untuk dapat
sementara negara-negara lainnya di kawasan memajukan kerja sama dalam ekonominya.
menganut paham komunis. ASEAN pun selalu mengembangkan
fungsinya sesuai dengan perkembangannya
Hal yang signifikan juga dicatat bahwa di lingkungannya.
ASEAN merupakan negara yang secara
ekonomi pembangunan dikategorikan negara Gejala akan berakhir Perang Dingin, yang
agraris. Produk mereka cenderung sama ditandai oleh berinteraksinya ekonomi Barat
dengan mereka terjebak oleh pasar dan Timur, atau model keterbukaan ekonomi
internasional. Barangkali hanya dengan di negara sosialis, menyebabkan negara blok
Singapura dapat tercipta suatu hubungan sosialis, terutama yang ada di kawasan,
ekonomi yang saling mengisi menjadikan suatu peluang yang
(komplementer), sementara sesama negara menguntungkan, karena semakin terbukanya
ASEAN lainnya tidak tercipta. jalur untuk mencapai tujuan ASEAN,
terutama membangun kerja sama ekonomi
Pendekatan ekonomi-politik kelihatan sekali yang saling komplementer.
pada saat itu, sehingga ASEAN tidak dapat
berkembang sebagai suatu organisasi ASEAN DALAM KONTEKS
fungsional. Bahkan untuk mengadakan KTT I PLURALISME
ASEAN pun harus menunggu hampir 10
tahun, ketika kelima negara ASEAN bertemu Hal paling mendasar dari ASEAN adalah
di Denpasar, Bali pada tahun 1976. Di sinilah untuk menjaga komitmennya seperti tertuang
kemudian lahir TAC dan yang memperkuat dalam TAC dan AC, untuk tidak ikut campur
landasan ASEAN sebagai suatu model kerja dalam urusan masing-masing negara
sama ekonomi. Sebagai bentuk organisasi pun anggota. Komitmen ini terus dijaga
ASEAN semakin dimantapkan dengan meskipun tetap berupaya untuk adaptif
dibentuknya Sekretariat ASEAN secara dengan lingkungan. Perekonomian bergerak
permanen di Jakarta. Kerja sama ekonomi ke arah yang pluralis, terutama ketika rezim
120
ASEAN DALAM PERSEPEKTIF PLURALISME DAN NEO-FUNGSIONALISME
ekonomi berkembang ke arah perdagangan Malaysia tidak bisa tercapai suatu prinsip
bebas, pembatas atau sekat-sekat politik saling komplementer karena produk dan
dianggap tidak mampu lagi membendung komoditi yang dihasilkan sama. Sementara
kerja sama antar negara. kedua wilayah tersebut dengan Singapura
dapat terjalin komplementabilitas.
Di dalam ASEAN sendiri, TAC dan AC pun
kini diartikan secara signifikan mengacu pada Model kerja sama ini kemudian dijadikan
kerja sama intra-ASEAN yang sesungguhnya. acuan untuk dikembangkan di bagian
Dalam kerja sama intra-ASEAN tidak perlu wilayah negara lainnya, antara lain IMT-GT
harus meliputi dan mengikat seluruh negara atau Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
ASEAN. Pada saat itu ada 6 negara ASEAN. Triangle dan BIMP-EAGA (Brunei
Kerja sama ini boleh dilakukan secara Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipine
bilateral, trilateral atau empat negara saja, asal East ASEAN Growth Area). Di samping itu,
negara tersebut adalah anggota ASEAN. ASEAN pun mengembangkan free trade-nya
dengan model sendiri, yaitu melalui CEPT
Konsep ini mulai diperkenalkan pada KTT III (Common Effective Preferential Tariff) atau
ASEAN di Manila (1987). Dunia saat itu melalui sejumlah daftar barang-barang yang
bergerak pada pengakuan adanya pluralisme diperdagangkan di negara-negara ASEAN
dalam berbagai kegiatan ekonomi. Sosialis yang sudah memberlakukan AFTA dan
dan kapitalis sudah tak dapat dibedakan. mengenakan tarif yang berkisar antara 0-
Misalnya RRC yang sejak dekade 70 akhir 15%, dan akan dibebaskan bila AFTA telah
melansir kebijakan open door policy, berlaku efektif (Anwar, 1994).
dianggap bukan lagi ancaman secara politik
dan ideologi. Justru dianggap pasar (market) Memang agak sulit untuk menerapkan free
yang potensial, karena merupakan medan trade di ASEAN karena negara-negara
konsumsi bagi 1 milyar penduduknya. ASEAN (kecuali Singapura) masih berbasis
Perkembangan ekonomi berdasar pada kerja ekonomi agraris. Namun negara-negara
sama regional, yaitu merupakan blok-blok ASEAN ini adalah calon-calon negara
ekonomi, sudah mencapai lebih dari sekadar industri manufaktur, dan dalam terminologi
free trade. Uni Eropa sudah mengacu pada ekonomi kawasan dikenal sebagai “Macan
pasar bersama, yang menyebabkan dunia Asia”, yaitu secara berurutan disebut
seolah tanpa batas lagi (borderless world) Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
(Luhulima, 1997).
ASEAN DALAM PENDEKATAN NEO-
ASEAN sendiri belum mampu untuk FUNGSIONALISME
mencapai kerja sama melalui free trade. Baru
Singapura yang siap dan karena itu giat ASEAN telah mengenal free trade melalui
menyuarakan kerja sama model ini. Untuk uji CEPT, tetapi organisasi regional ini seolah
coba, dalam merealisasikan model kerja sama mempercepat pemberlakuan free trade-nya.
intra-ASEAN dan tahap awal Kesempatan ini tercapai ketika KTT IV
memperkenalkan perdagangan bebas ASEAN diadakan di Singapura (1992),
kawasan, ASEAN meluncurkan kebijakan karena memang negeri ini sangat mendorong
untuk kerja sama ekonomi di kawasan berikat free trade di kawasan Asia Tenggara.
(kerja sama tripartit) seperti SIJORI Dicanangkan bahwa AFTA akan
(Singapura-Johor-Riau), yang kemudian diberlakukan pada tahun 2007, namun
berubah namanya menjadi IMS-GT atau dipercepat menjadi tahun 2005. Pernah
Indonesia-Malaysia-Singapore Growth diusulkan untuk dipercepat menjadi 2002,
Triangle. Meski banyak menemui kendala, namun kemudian disepakati untuk
terutama karena antara Indonesia dan diberlakukan secara efektif tahun 2003.
121
OOM RENGGANAWATI
122
ASEAN DALAM PERSEPEKTIF PLURALISME DAN NEO-FUNGSIONALISME
mengintegrasikan diri pada arus dan dampak ASEAN DAN KEBIJAKAN INWARD
globalisasi. Hal ini merupakan dorongan, LOOKING ANGGOTANYA
setidaknya dalam 5 hal (Saefulah, 2001).
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak krisis
1. Kemajuan Iptek, terutama di bidang ekonomi melanda kawasan ini pada
informasi serta inovasi dalam teknologi pertengahan 1997 telah membuka perubahan
yang mempermudah kehidupan manusia. yang signifikan bagi negara-negara anggota
2. Terbukanya perdagangan bebas yang ASEAN. Mereka terjebak dalam
membuka peluang majunya perdagangan kecenderungan untuk memilih sikap inward
masing-masing; looking demi untuk menyelamatkan
3. Terjadinya kerja sama regional dan kepentingan nasionalnya masing-masing.
internasional yang telah menyatukan Meskipun dikenal adanya apa yang disebut
kehidupan bangsa-bangsa tanpa mengenal nilai-nilai ASEAN (ASEAN values), tindakan
batas; kolektif ASEAN tidak dapat menanggulangi
4. Meningkatnya kesadaran akan HAM dan krisis ekonomi yang dialami oleh negara-
demokrasi bagi masyarakat; negara anggotanya.
5. Terciptanya masyarakat mega kompetisi.
Dalam upaya untuk mengatasi krisis ekonomi,
Dengan demikian, melihat struktur yang negara-negara ASEAN lebih suka untuk
semakin luas, maka fungsi ASEAN di era melakukan kerja sama eksternal-regional
pluralisme dunia ini semakin luas dan daripada kerja sama internal-regional. Hal ini
kompleks. ASEAN tentunya bukan hanya merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri.
organisasi seremonial belaka. Kini Refleksi itu kemudian muncul dalam
keterbukaan ASEAN terhadap swasta sebagai pengembangan ide untuk jalinan perdagangan
pelaku bisnis semakin mengemuka. ASEAN bebas. Meski ASEAN sudah memiliki
perlu direvitalisasi dengan konsep-konsep ASEAN + 3 misalnya, tak urung beberapa
ekonomi politik internasional yang baru. negara anggota ASEAN juga ingin menikmati
Bahwasanya APEC adalah perluasan dari hubungan khusus dengan mencapai agreement
kepentingan perdagangan (konsep ekonomi) untuk free trade negaranya. Misalnya
bagi ASEAN, yang perlu diciptakan Singapura dengan RRC, Korea Selatan dan
perdamaian (konsep politik) untuk menunjang Jepang. Bahkan dengan negara lainnya seperti
dinamika kawasan. Di sinilah ASEAN Amerika Serikat, Kanada, Australia atau
memerlukan suatu pendekatan neo- Taiwan. Indonesia, Malaysia, Thailand atau
fungsionalism, yaitu suatu pendekatan Filipina juga mengembangkan hubungan free
fungsional yang memadukan antara ekonomi trade secara bilateral.
dan politik internasional (ekopolin).
Konsekuensinya, ada adjustment dalam Sebaliknya, di antara negara-negara anggota
ASEAN untuk dapat menerima “nilai-nilai ASEAN sendiri masih terdapat sejumlah
selain ASEAN value. ASEAN tidak bisa konflik di antara mereka. Penyelesainya
berpikir sepihak lagi, tetapi harus kadang tidak menggunakan mekanisme
mempertimbangkan juga dimensi lain. Hal ini ASEAN, tetapi lembaga internasional lainnya.
bisa mengancam integritas ASEAN, tetapi Contohnya dalam penyelesaian masalah
sebaliknya justru memiliki peluang untuk Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan
mencapai kesejahteraan masyarakatnya di luar Malaysia. Akibat disparitas pertumbuhan
batas liniernya. Masih diperdebatkan secara ekonomi pun ada kesenjangan di antara
konseptual dari kondisi ini oleh mereka yang negara-negara ASEAN. Di dalamnya
meneruskan eksistensi ASEAN dari para terkandung suatu conflict of interests semisal
founding fathernya di tahun 1967. Indonesia dan Singapura. Bahkan untuk
membentuk badan otorita Batam melalui
123
OOM RENGGANAWATI
124