NEGARA INDONESIA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITA SUMATERA UTARA
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “EkonomiAsean: Indonesia”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Asean.
Makalah ini berisi penjelasan tentangbagaimanaperkembangan ASEAN di
Indonesia. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk memperluas
ilmu pengetahuan. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah
Ekonomi Asean Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE., M.Si yang telah memberikan
bantuan berupa bimbingan dan saran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini..
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya makalah ini. Lebih dan
kurangnya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Faktor Intern (dari dalam), yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-
negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak
memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
2. Faktor Ekstern (dari luar), yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan
komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos dan Kamboja (Kampuchea)
sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir
dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
4
Menjelang abad 21, ASEAN sepakat untuk mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi
dengan membentuk suatu komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil
dan sejahtera, saling peduli, dan diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020.
Harapan tersebut dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 yang ditetapkan oleh para Kepala
Negara/Pemerintahan ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur
tanggal 15 Desember 1997. Selanjutnya, untuk merealisasikan harapan tersebut, ASEAN
mengesahkan Bali Concord II pada KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003 yang menyepakati
pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Upaya kesepakatan pembentukan MEA
semakin kuat dengan ditandatanganinya Deklarasi Cebu mengenai Percepatan Pembentukan
MEA pada tahun 2015 (Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an
ASEAN Community by 2015) oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ke- 12 ASEAN di Cebu,
Filipina, tanggal 13 Januari 2007. Dengan ditandatanganinya Deklarasi tersebut, para Pemimpin
ASEAN menyepakati percepatan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN dari tahun 2020
menjadi tahun 2015. Cetak Biru MEA yang merupakan pedoman bagi negara-negara anggota
ASEAN memuat empat kerangka kerja utama, yaitu :
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual,
pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerse.
3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata, dengan
elemen pembangunan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN
untuk Negara-Negara CMLV (Cambodja, Myanmar, Laos dan Vietnam).
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian
global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar
kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Dari empat pilar tersebut, saat ini pilar pertama yang masih menjadi perhatian
ASEAN.Sebagai bagian dari salah satu pilar komunitas ini, MEA sendiri merupakan pondasi
yang diharapkan dapat memperkuat dan memaksimalkan tujuan integrasi ekonomi di kawasan
ASEAN dan membuka peluang bagi negara-negara anggota. Dengan adanya MEA juga
5
diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerjasama dalam hal ekonomi di ASEAN ke arah yang
lebih signifikan. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia
sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan
memanfaatkan peluang dalam MEA serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing
dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga tidak terjadi ketakutan akan kalah saing di
negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA.
1. BagaimanaSejarahPerkembanganEkonomiASEAN ?
2. BagaimanaPeluangdanTantangan Indonesia di Ekonomi ASEAN?
3. ApaKeunggulan Indonesia di Ekonomi ASEAN?
4. ApaHambatan Indonesia di Ekonomi ASEAN?
6
BAB II
PEMBAHASAN
ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama
antarnegara di Asia Tenggara sejak tahun 1967.
DiAsia Tenggara ada dua organisasi yang membawa pada pembentukan. Pertama,
Association of Southeast Asia (ASA) yang dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok tahun 1961
antara Malaysia, Muang Thai, dan Filipina. Kedua, MAPHILINDO yang dibentuk pada tahun
1963, merupakan musyawarah antara negara-negara Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Karena
adanya “Krisis Federasi Malayasia” yang kurang memuaskan Indonesia dan Malaysia, maka
diawali dengan ajakan Thanat Khoman dari Birma kepada Tun Abdul Razak dari Malaysia
maupun Adam Malik dari Indonesia pada bulan Mei 1967 maka terbentuklah Deklarasi ASEAN.
Kelima negara di atas merupakan anggota ASEAN pada awal berdirinya. Selanjutnya
dalam perkembangannya sampai sekarang ini anggota ASEAN sudah bertambah 5 negara, yakni:
1) Brunei Darussalam (tanggal 7 Januari 1984),
2) Vietnam (28 Juni 1995),
3) Laos (23 Juli 1997),
4) Myanmar (23 Juli 1997), dan
5) Kampuchea (16 Desember 1998).
7
Adapun Isi dari Deklarasi Bangkok yakni :
• Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
• Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
• Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional
yang ada
ASEAN didirikan bermula dari hasrat untuk menciptakan kawasan yang damai. Negara-
negara penandatanganan deklarasi Bangkok menginginkan kerja sama untuk mencapai
pertumubuhan ekonomi, perkembangan social-budaya, serta perdamaian, dan stabilitas dalam
wadah ASEAN.
Bendera ASEAN melambangkan ASEAN yang stabil, penuh perdamaian, bersatu, dan
dinamis. Adapun lambang ASEAN berada di tengah bendera ASEAN, sedangkan warna bendera
dan lambang ialah biru, merah, putih, dan kuning; masing-masing mewakili warna dasar setiap
bendera Negara anggota ASEAN. Warna biru melambangkan perdamaian dan stabilitas; merah
melambangkan semangat dan kedinamisan; putih menunjukkan kesucian; dan kuning merupakan
symbol kemakmuran. Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para tokoh pendiri ASEAN
agar asosiasi itu secara bersama-sama terikatdalam persahabatan dan kesetiakawanan social,
sedangkan lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.
8
GAMBAR: BENDERA ASEAN
9
pelindungan hak asasi manusia, serta pemajuan keadilan sosial. Dalam menjalin hubungan
antarnegara anggota, ASEAN memiliki prinsip sebagaimana yang dimuat pada Piagam ASEAN,
antara lain, menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas
nasional seluruh negaraanggota ASEAN; komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam
meningkatkan perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan;serta menolak agresi,
ancaman, penggunaan kekuatan, atau tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan
dengan hukum internasional; Selain itu, ASEAN mengedepankan penyelesaian sengketa secara
damai, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara anggota ASEAN, dan menghormati
kebebasan yang mendasar, pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia, serta pemajuan
keadilan sosial.
Hadirnya MEA adalah mewujudkan pertumbuhan seutuhnya yang tidak hanya didasarkan
atas kepentingan ekonomi semata, melainkan juga membangun kehidupan masyarakat agar
mampu menghadapi perubahan yang mungkin akan terjadi pada aspek sosial dan lainnya.
Berikut tujuan dari kesepakatan MEA secara menyeluruh, yaitu.
Negara satu dengan negara yang lain pada dasarnya memiliki suatu ketergantungan. Jenis
ketergantungan dalam hal ekonomi suatu negara adalah berlangsungnya kegiatan ekspor impor,
keterbatasan sumber daya menjadi alasan paling kuat yang mendasari kegiatan tersebut.
Disinilah letak pentingnya membangun kerjasama dengan negara lain, selain untuk
meningkatkan perekonomian negara, juga memberi dampak pada kemajuan dalam bidang sosial.
Terbentuknya ASEAN merupakan sebuah realisasi dari kerjasama yang didasari atas visi dan
status sosial yang sama sebagai masyarakat asia dalam menatap perkembangan ekonomi di masa
mendatang dan sebagai wadah untuk saling menguatkan perekonomian agar suatu negara mampu
bersaing dengan negara lainnya.(baca juga : manfaat ekspor impor , Undang-undang Pasar
Modal)
Dengan adanya ASEAN sebagai media kerjasama, maka akan berdampak pada
meningkatkan hubungan antar negara-negara ASEAN. Terciptanya kondisi seperti ini, maka
10
akan memberikan kemudahan baik untuk membuka potensi baru dalam menarik investasi,
kerjasama pembangunan infrastruktur, dan menciptakan sinergi terhadap fasilitas-fasilitas yang
memberikan ruang untuk mempermudah terselenggaranya kerjasama di berbagai bidang.
Pemanfaatan MEA yang tepat akan menguatkan kondisi perekonomian suatu negara, yaitu
dengan mengambil peran aktif dalam menciptakan peluang-peluang yang berdampak pada
meningkatnya investasi. Semakin banyak investasi yang masuk maka secara berkelanjutan akan
memberikan perubahan pada sistem keuangan, yaitu dapat meningkatkan kekuatan negara itu
sendiri beserta mekanisme didalamnya. Agar seluruh negara ASEAN dapat merasakan manfaat
yang sama akan dampak financial yang disebabkan, sehingga diperlukan sebuah platform yang
menguntungkan bersama, yaitu perencanaan sistem keuangan terpadu antar seluruh negara
ASEAN. Tujuan akhir dari penerapan sistem keuangan terpadu tidak hanya berpusat pada
investasi semata, melainkan meliputi banyak hal antara lain adalah untuk menciptakan sebuah
single market dan pembentukan pusat produksi, memudahkan distribusi barang dan jasa, dan
menarik tenaga kerja profesional asing.(baca juga : peran lembaga keuangan , Sumber Keuangan
Perusahaan)
11
4. Ketahanan Pangan
5. Keamanan Politik
Setiap negara ASEAN memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan ideologi dan
karakter masyarakat didalamnya. Hadirnya MEA membuka pintu yang seluas-luasnya untuk
masuknya berbagai jenis karakater dari suatu negara dan peran MEA dalam hal ini adalah bukan
untuk menghilangkan karakter bangsa tersebut, justru sebaliknya MEA mendorong menciptakan
masyarakat yang tetap mempertahankan karakter bangsanya sendiri. Dengan menjaga hal ini
diharapkan secara berkelanjutan setiap negara mampu mempertahankan keamanan politik yang
diawali dengan menjaga karakter masyarakatnya. Untuk menjaga karakter bangsa diperlukan
kesadaran dari setiap masyarakat dan tentunya pemerintah juga harus melibatkan perannya
dalam mengawasi dan memberikan arahan pelaksanaannya dengan cara menciptakan masyarakat
yang memahami nilai-nilai kemasyarakat dan norma-norma spiritual, menjaga persatuan dan
kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Dan berkaitan dengan politik luar negeri diharapkan
mampu meningkatkan peran dan terintegrasi baik dalam menjalin kerjasama dengan dunia
luar.(baca juga : manfaat kerjasama ekonomi antar negara , Manfaat Ekonomi Mikro Bagi
Masyarakat)
12
6. Sosial Budaya
MEA tidak hanya memperhatikan masalah ekonomi sebagai tujuan utama, namun MEA juga
memperhatikan perubahan iklim yang nantinya bisa ditimbulkan akibat adanya perdagangan
bebas, yaitu perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat maupun bernegara.
Tujuan MEA secara menyeluruh adalah untuk meningkatkan hubungan antara negara ASEAN
dengan melakukan banyak kerjasama di berbagai bidang, mewujudkan sistem perbankan yang
lebih terpadu mengingat mobilitas kegiatan produksi jauh lebih fleksibel di berbagai negara,
menciptakan sebuah standard platform sistem keuangan yang memiliki tujuan dalam kemudahan
distribusi produksi, meningkatkan ketahanan pangan, sosial, dan budaya dengan cara menjaga
dan karakter dan rasa kemanusiaan yang tinggi dalam bermasyarakat.
13
2.3PeluangdanTantanganIndonesia dalamMasyarakatEkonomi ASEAN
Tentu saja hal tersebut sejalan dengan ASEAN Economic Community Blueprint yang
intinya adalah MEA sangat diperlukan dalam mengurangi kesenjangan antarnegara ASEAN.
MEA juga dapat digunakan sebagai jembatan dalam membangun rantai suplai makanan dan bisa
menjadi perantara untuk melakukan kegiatan ekspor-impor dengan negara-negara non-ASEAN.
Guna menyambut era perdagangan bebas ASEAN di ke-12 sektor yang telah disepakati,
Indonesia telah melahirkan regulasi penting yaitu UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
yang telah diperkenalkan ke masyarakat sebagai salah satu strategi Indonesia membendung
membanjirnya produk impor masuk ke Indonesia. UU ini antara lain mengatur ketentuan umum
tentang perijinan bagi pelaku usaha yang terlibat dalam kegiatan perdagangan agar menggunakan
bahasa Indonesia didalam pelabelan, dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Melalui
UU ini pula pemerintah diwajibkan mengendalikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok bagi
seluruh wilayah Indonesia. Kemudian menentukan larangan atau pembatasan barang dan jasa
untuk kepentingan nasional misalnya untuk melindungi keamanan nasional. Regulasi tersebut
terasa penting bila mempertimbangkan kondisi perdagangan Indonesia selama ini belum optimal
memanfaatkan potensi pasar ASEAN. Pada periode Januari-Agustus 2013 misalnya, ekspor
Indonesia ke pasar ASEAN baru mencapai 23% dari nilai total ekspor Hal ini antara lain karena
tujuan ekspor Indonesia masih terfokus pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat, Tiongkok
dan Jepang. Tingkat utilitisasi preferensi tarif ASEAN yang digunakan eksportir Indonesia untuk
14
penetrasi ke pasar ASEAN baru mencapai 34,4%. Peringkat Indonesia menurut global
competitivenes index masih berada pada posisi ke-38 dari 148 negara. Sementara Singapura
menempati posisi ke 2, Malaysia di posisi ke 24, Thailand di posisi 37, Vietnam ke 70 dan
Filipina di posisi 59.
Ketatnya persaingan di pasar ASEAN lebih jauh dapat disimak dari kinerja perdagangan
Indonesia di tahun 2014. Sampai bulan Maret 2014, transaksi perdagangan Indonesia surplus
hingga 673,2 juta dolar AS. Surplus didapat dari selisih antara nilai ekspor yang mencapai 15,21
miliar dengan impor 14,54 miliar dolar AS. Surplus Maret ini adalah yang kedua setelah bulan
Februari sebesar 843,4 juta dolar AS. Namun demikian, Indonesia perlu memberi perhatian
khusus terhadap transaksi dagang dengan Thailand yang akan bersama-sama terlibat dalam MEA
2015. Pada Maret 2014 Indonesia mengalami defisit dagang dengan Thailand sampai 1,048
miliar dolar AS. Lebih jauh lagi, surplus perdagangan Indonesia pada bulan 2014 ini belum
mencerminkan kekuatan struktur ekspor Indonesia. Industri pengolahan produk ekspor masih
bergantung pada bahan baku impor. Kondisi ini sangat rentan karena berarti Indonesia sangat
bergantung pada ketersediaan baku dunia. Karena itu arah kebijakan ekonomi Indonesia mulai
tahun 2015 harus lebih jelas seiring dengan berlakunya pasar bebas ASEAN. Karenanya,
menghadapi MEA 2015, Indonesia masih mempunyai berbagai pekerjaan rumah yang harus
ditingkatkan agar tetap mempunyai daya saing. Untuk pilar sosial budaya, Indonesia masih perlu
kerja keras mengingat masih banyak warga Indonesia yang belum mengetahui tentang ASEAN.
Padahal salah satu kunci keberhasilan MEA adalah konektivitas atau kontak antara satu warga
negara dengan warga negara ASEAN lainnya. Pemahaman warga negara di Asia Tenggara
terhadap MEA belum sampai 80 persen.
Karena itu, sosialisasi MEA menjadi sangat penting terhadap seluruh warga negara
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar di ASEAN. Kekuatiran yang muncul adalah,
Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi produk sejenis dari negara ASEAN lainnya. Untuk
pilar ekonomi, Indonesia juga masih harus meningkatkan daya produk Indonesia. Indonesia
masih harus mengembangkan industri yang berbasis nilai tambah. Oleh karena itu Indonesia
perlu kerja keras melakukan hilirisasi produk. Dari sisi hulu, Indonesia sudah menjadi produsen
yang dapat diandalkan mulai dari pertanian, kelautan dan perkebunan. Tetapi semua produk
tersebut belum sampai ke hilir untuk mengurangi inpor barang jadi, sebab Indonesia telah
memiliki bahan baku yang cukup.
15
Dari sisi liberalisasi perdagangan, produk Indonesia praktis tidak terlalu menghadapi
masalah sebab hampir 80 persen perdagangan Indonesia sudah bebas hambatan. Bahkan
ekonomi yang berbasis kerakyatan (UMKM) berpeluang menembus pasar negara ASEAN.
Pemerintah telah melakukan upaya percepatan pemerataan pembangunan sebagai bagian dari
penguatan ekonomi kerakyatan. Antara tahun 2011- 2013, investasi Indonesia banyak diarahkan
pada wilayah-wilayah di luar pulau Jawa dengan memberikan rangsangan tax holiday. Dengan
demikian, pusat pertumbuhan ekonomi di masa depan bukan hanya terpusat di Jawa saja tetapi
juga di luar Jawa. Usaha lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk kluster
untuk pembinaan UMKM agar memiliki daya saing.
Bukan hanya tantangan yang akan dihadapi tetapi juga peluang. Sektor-sektor yang akan
menjadi unggulan Indonesia dalam MEA 2015 adalah Sumber Daya Alam (SDA), Informasi
Teknologi, dan Ekonomi Kreatif. Ketiga sektor ini merupakan sektor terkuat Indonesia jika
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain. Selain itu, dampak masuknya Tenaga
Kerja Asing (TKA) ke Indonesia harus dipastikan bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan
keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun
demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila
MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professionaldiharapkan dapat lebih
peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul
dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha
diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial(hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta
perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di
Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015
mendatang. Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan
perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak
pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain,
muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang
diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang
elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition riskakan muncul dengan banyaknya
barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam
16
industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal
ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung
masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi
melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya
manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu,
kondisi tersebut dapat memunculkanexploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat regulasi
yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar
terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai
negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya.
Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak
ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat
untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari
kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian
yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari
pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga
menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi
Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan
tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi
Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN
17
Tantangan di Bidang Perdagangan Barang dan Jasa
Arus perdagangan bebas entah itu barang maupun jasa akan memunculkan competition
risk. Artinya, selain menjadi negara pengekspor, Indonesia juga menjadi sasaran empuk eksportir
dari negara lain. Hal ini mengakibatkan munculnya produk-produk luar yang beragam dalam
jumlah banyak ke Indonesia. Hal ini perlu diwaspadai jika produk-produk yang datang dari luar
negeri memiliki kualitas yang lebih bagus. Industri lokal pun akan terancam akibat hal tersebut.
Efek besar yang ditimbulkan adalah adanya defisit neraca perdagangan.
Oleh karena itu, para pelaku usaha khususnya para produsen menciptakan produk yang
memiliki standar terbaik sehingga produk lokal tetap memiliki kualitas. Pada sektor ini, yang
memiliki peluang besar adalah para pelaku UMKM. Mulai dari diberlakukannya MEA sejak
awal Januari 2016, Pemerintah telah bekerja keras melalui Balai Riset dan Standarisasi Industri
(Baristand) di bawah komando Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam melakukan
sosialiasi dan melakukan peningkatan kualitas SDM.
18
Tantangan di Bidang UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sasaran dan fokus
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam menciptakan stabilitas dan perkembangan ekonomi
di wilayah regional ASEAN. UMKM Indonesia memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi,
terutama tentang kualitas barang yang dihasilkan. Kebanyakan kualitas produk UKM Indonesia
belum memenuhi standar. Hal itu disebabkan beberapa faktor. Pertama, biaya produksi dalam
negeri yang sangat mahal sehingga tidak mampu menciptakan efisiensi produksi. Kedua,
kurangnya pengetahuan para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam menghasilkan barang
ataupun jasa yang berkualitas. Kedua hal tersebut sangat berkaitan dan perlu sesegera mungkin
diupayakan solusinya, baik oleh Pemerintah maupun pelaku usaha sendiri,
Indonesia memilikisejumlahkeunggulandibebrapabidangjikadibandingkandengannegara-
negaraanggota ASEAN lainnya.Bebrapakeunggulanitudiantaranya :
Luas Wilayah
Luas wilayah indonesia mulai dari daratan dan lautan kurang lebih totalnya 5.193.250
km. ika katagori tingkat Asia luas wilayah Indonesia berada di urutan no 2 setelah China dan
menjadi wilayah terluas se asia tenggara. Bentuk wilayah dari negara Indonesia ini adalah
kepulauan karena memang wilayah indonesia terdiri dari beberapa pulau besar seperti pulau
sumatra pulau kalimantan pulau Jawa, pulau Sulawesi dan pulau Papua. Sehingga selain wilayah
daratan Indonesia juga memiliki wilayah lautan yang totalnya mencapai dua pertiga dari
keseluruhan wilayah yang dimiliki Indonesia. Dan Luas daratan Indonesia
adalah 1.919.440 km² .
Negara Indonesia disebut juga sebagai nusantara yang artinya kepulauan, karenakan
memang negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang total jumlah pulau yang dimiliki
indonesia adalah 17.508 pulau. Luas wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil dari
Samudera Indonesia hingga Samudera Pasifik. Inilah yang membuat negara Indonesia memiliki
luas wilayah lautan sekitar 3.273.810 km².
19
JumlahPenduduk
SumberDayaAlam
Pariwisata
20
ketenagakerjaan mutlak harus diperhatikan. Masalah ini bisa diselesaikan dengan peningkatan
pengalaman kerja, peningkatan disiplin kerja, pengikutan pelatihan-pelatihan, peningkatan
komunikasi kerja dan peningkatan pendidikan formal tenaga kerja.
Pemerintah juga perlu melakukan upaya-upaya serius dalam menciptakan iklim investasi
yang kondusif. Jumlah investasi belum cukup untuk menciptakan lapangan kerja baru secara
signifikan untuk membantu mengurangi kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi saat ini lebih
didorong oleh sektor konsumsi dibandingkan dengan sektor investasi.
Dengan adanya perdagangan bebas, kita mampu meningkatkan ekspor akan tetapi kita
juga harus waspada akan resiko kompetisi (competition risk) yang muncul dengan banyaknya
barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam
industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal
ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat
sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan
sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki
jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup
kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di
Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga
kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
21
2.6 DATA EKONOMI INDONESIA
22
Tahun Import (B US $ ) Nilai
Tahun
Tukar(IDR)
2007 109,755
2007 9,141
2008 146,707
2008 9,698.96
2009 115,217 2009 10,389.94
2010 169,158 2010 9,090.43
2011 212,997 2011 8,770.43
2012 229,362 2012 9,386.63
2013 225,591 2013 10,461.24
2014 217,485 2014 11,865.21
2015 178,472 2015 13,389.41
2016 170,658 2016 13,308.33
(Sumber: Data World Bank) (Sumber: Data World Bank)
23
Jumlah Penduduk Government
Tahun (Juta Jiwa) Tahun Expenditure
2007 232,989,141 (%)
2008 236,340,478 2007 3,0
2009 239,340,478 2008 2,9
2010 242,542,123 2009 3,5
2011 245,707,511 2010 2,8
2012 248,883,232 2011 3,2
2013 252,032,263 2012 3,4
2014 255,131,116 2013 3,4
2015 258,162,113 2014 3,3
2016 261,115,436 2015 3,6
(Sumber: Data World Bank) (Sumber: Data World Bank)
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, Indonesia sebenarnya memiliki banyak
oportunity dalam membentuk kerjasama antar negara-negara ASEAN. Namun sumber daya
manusianya yang banyak tersebut masihlah belum cukup memadai untuk bersaing secara
internasional. Masih banyak perbaikan diperlukan disana-sini.
Dengan adanya MEA, diharapkan Indonesia dapat lebih maju dan lebih konsisten lagi
dalam membangun kerjasama dan memperbaiki SDM-nya. Nantinya Indonesia akan mampu
memanfaatkan sumber daya alamnya secara optimal untuk mensejahterakan kehidupan bangsa.
MEA akan menjadi wadah pembuktian seberapa kuat Indonesia dapat mempertahankan sumber
daya manusia maupun sumber daya alamnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://dosenekonomi.com/ilmuu-ekonomi/sdm/pengertian-masyarakat-ekonomi-asean
https://prezi.com/a3vh1lhedmhc/kekuatan-kelemahan-peluang-serta-ancaman-indonesia-
menghad/
https://www.scribd.com/document.327893382/Hambatan-DanTantangan-Indonesia-menghadapi-
MEA-docx
http://www.kompasiana.com/crmsindonesia/peluang-tantangan-dan-risiko-dengan-adanya-
masyarakat-ekonomi-asean58e1d239ed9273b744d68196
https://www.bps.go.id
26