Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Globalisasi

DOSEN PENGAMPU :Efni Anita,S.E.,M.E.SY

DISUSUN OLEH KELOMPOK 13

1. Ikbal Ahmad Fahrezi ( 501210041)


2. Heru Nugroho (501210043)
3. Arahu (501210050)

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulisan sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetauan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasaan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 21 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG.................................................................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A.Pengertian MEA (Masyarakat ekonomi Asean.....................................................................................5
B.MEA Dari Tinjauan perspektif ekonomi syariah....................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................12
A.KESIMPULAN......................................................................................................................................12
B.SARAN................................................................................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disebut dengan MEA adalah salah satu pasar
bebas di Asia Tenggara yang meliputi barang dan jasa maupun tenaga kerja. 2015 adalah tahun
kelahiran MEA dan pada saat itulah muncul krisis ekonomi dan MEA adalah salah satu yang
dapat membantu melewati masa krisis ini. Dengan terbentuknya MEA ini, 31 desember 2015
untuk pertama kali diberlakukannya MEA menjadi salah satu alasan untuk menyeimbangkan
perekonomian di wilayah ASEAN dan sanggup mengatasi masalah perekonomian di Negara
ASEAN dan membangun perekonomian yang lebih baik di negara-negara ASEAN (ACCA,
2016). Selain itu dapat juga meningkatkan investasi asing di Negara-negara Asia Tenggara salah
satunya Indonesia. Latar belakang dari terbentuknya MEA untuk persiapan menghadapi
persaingan globalisasi ekonomi perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA). Dengan
memburuknya perekonomian Indonesia tahun 2015, akhirnya MEA pun masuk untuk menjadi
solusi memperbaiki perekonomian yang ada (ACCA, 2016). Dalam hal perdagangan barang dan
jasa adalah salah satu alasan agar mudah melakukan perdagangan dengan Negara-negara Asia
Tenggara. Adanya MEA pun menjadi suatu tantangan bagi Ekonomi Indonesia untuk
menghadapi era pasar bebas dengan negara di Asia Tenggara pada waktu itu. Indonesia juga
harus mengambil langkah yang cukup tepat untuk menghadapi persaingan dengan Negara-negara
lain karena dapat di ketahui negara-negara yang ikut bersaing ini adalah negara-negara yang
cukup kuat.

B.RUMUSAN MASALAH
A. Apa itu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) ?
B. Bagaimana MEA Dari Tinjauan perspektif ekonomi syariah ?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian MEA (Masyarakat ekonomi Asean )
1. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap
mulai KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992. Tujuan dibentuknya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar
negara ASEAN. MEA memiliki pola mengintegrasikan ekonomu ASEAN dengan cara
membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota
ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian
Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia
tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa aliran bebas
barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas
investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Hal-hal
tersebut tentunya dapat berakibat positif atau negative bagi perekonomian Indonesia.

2. Tujuan dibentuknya MEA

Tujuan Dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan


stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi
masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN. Selama hampir dua dekade ,
ASEAN terdiri dari hanya lima negara - Indonesia , Malaysia , Filipina , Singapura , dan
Thailand - yang pendiriannya pada tahun 1967. Negara-negara Asia Tenggara lainnya
yang tergabung dalam waktu yang berbeda yaitu Brunei Darussalam (1984), Vietnam
(1995 ) , Laos dan Myanmar (1997 ) ,dan Kamboja (1999 ).Pembentukan MEA
dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan
pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga,
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi
ke ekonomi global. Penyatuan ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan,
mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk

5
meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan
membangun perekonomian ASEAN serta mengarahkan ASEAN sebagai tulang
punggung perekonomian Asia,Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota
ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan
menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar
tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan sebuah kemestian. Selain itu
negara dalam kawasan juga diharuskan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga
terampil. MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan yang luar biasa
namun beberapa pihak juga mengkhawatirkan kesepakatan ini. Arus bebas barang, jasa,
investasi, modal dan tenaga kerja tersebut tak pelak menghadirkan kekhawatiran
tersendiri bagi beberapa pihak.

3. Dampak Positif Dan Negatif MEA bagi Bangsa Indonesia

Dampak Positif

1.  Ekspor Lebih Lancar: Dengan Indonesia tergabung dalam MEA, secara langsung
lingkup koneksi Indonesia pun meluas. Makin luasnya koneksi, makin besar pula
kesempatan untuk menjalin kerja sama. Dengan begitu, jangakauan ekspor dari
Indonesia makin luas, apalagi jika tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan dan tidak ada
penahanan barang di bea cukai.

2. Kreativitas Makin Berkembang: Tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi merupakan hal
yang paling diincar oleh pasar, terutama pasar internasional. Karena tuntutan untuk
terus berinovasi ini, kreativitas pun harus turut dikembangkan. Dengan melahirkan
produk yang makin inovatif, kesempatan Indonesia untuk memenangkan persaingan
pasar akan makin besar pula.

3. Peningkatan Investasi
 Kerja sama dengan MEA akan membuka pintu investasi makin besar karena di dalam
asosiasi ini terdapat berbagai negara. Jadi, kesempatan Indonesia untuk melakukan
investasi di luar pun makin tinggi. Investasi di luar ini juga dapat berpengaruh pada

6
peningkatan perekonomian Indonesia.

Dampak Negatif

1. Persaingan Lapangan Kerja


Terbukanya Indonesia pada pasar internasional, membuka kesempatan bagi tenaga asing
masuk ke Indonesia. Dengan begitu, persaingan lapangan kerja di Indonesia akan makin
ketat. Tidak hanya di antara tenga kerja lokal yang bersaing, tetapi juga dengan tenaga
kerja asing.

2. Produk Lokal Terancam


Kesempatan masuknya produk luar untuk bisa masuk ke Indonesia juga makin besar.
Jika ada produk luar negeri yang memiliki kualitas lebih tinggi, terdapat kemungkin
produk lokal tidak lagi dilirik oleh masyarakat. Jika hal ini terjadi, tentunya akan
membuat produk lokal makin terancam dan bahkan cenderung punah.

3. Eksploitasi Sumber Daya Alam


Keterbukaan pintu warga asing pada Indonesia akan berdampak pada kesempatan
mereka
untuk mendapatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Dengan adanya kerja sama
ini, investor asing dapat melakukan penanaman modal pada industri yang menggunakan
kekayaan Indonesia. Jika itu terjadi, pengelolaan sumber daya alam Indonesia makin sulit
untuk dikontrol sehingga sumber daya alam Indonesia akan makin cepat tergerus

4. Karakteristik Dan Ciri-Ciri MEA.

MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN ialah suatu realisasi dari tujuan akhir terhadap
integrasi ekonomi yang telah dianut didalam ASEAN Visi 2020 yang berdasarkan atas
konvergensi kepentingan para negaranegara anggota ASEAN untuk dapat memperluas
dan memperdalam integrasi ekonomi lewat inisiatif yang ada dan baru dengan memiliki
batas waktu yang jelas. Di dalam mendirikan masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA,

7
ASEAN mesti melakukan tidakan sesuai dengan pada prinsip-prinsip terbuka,
berorientasi untuk mengarah ke luar, terbuka, dan mengarah pada pasar ekonomi yang
teguh pendirian dengan peraturan multilateral serta patuh terhadap sistem untuk
pelaksanaan dan kepatuhan komitmen ekonomi yang efektif berdasarkan aturan, Di saat
yang sama, MEA akan dapat mengatasi kesenjangan pada pembangunan dan melakukan
percepatan integrasi kepada negara Laos, Myanmar, VIetnam dan Kamboja lewat
Initiative for ASEAN integration dan inisiatif dari regional yang lainnya. Indonesia
tengah bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dampak terciptanya
MEA adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja.
Memang tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu
mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, Pentingnya
digalakkannya perdagangan eksternal kepada ASEAN dan keperluan dalam komunitas
ASEAN yang secara keseluruhan untuk tetap dapat menatap kedepan.

Adapun ciri-ciri Utama masyarakat MEA adalah :

1. Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.

2. Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.

3. Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global

4. Basis dan pasar produksi tunggal.

MEA Dari Tinjauan perspektif ekonomi syariah


1. Pentingnya Daya Saing
Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia adalah daya saing. World Economic
Forum (WEF) merilis data The Global Competitiveness Index, daya saing Indonesia
berada dibawah Singapura dan Malaysia. WEF mendefinisikan daya saing sebagai
kemampuan suatu negara untuk mencapai pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
per kapita yang terus menerus tinggi. Itu artinya, setiap negara harus menjaga mesin
pertumbuhan ekonomi agar tetap berkelanjutan sehingga angka total PDB dan PDB per

8
kapita tetap tinggi.Hasil penelitian Bank Indonesia (BI) terkait daya saing di sektor
mikro khususnya pasar barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan modal
memperlihatkan juga Indonesia masih tertinggal dibanding Singapura, Malaysia atau
Thailand, Membangun iklim kondusif merupakan pekerjaan pemerintah untuk menarik
sebanyak mungkin investor ke dalam negeri. Semakin besar arus investasi masuk, baik
asing maupun lokal, akan menjadi salah satu elemen yang ikut mendorong laju
pertumbuhan ekonomi. Kelahiran sebuah industri akan berdampak luas terhadap
penyerapan tenaga kerja dan perekonomian nasional. Upaya pemerintah dalam terus
memperbaiki infrastruktur yang dikeluarkan melalui belanja pemerintah pun akan
menjadi faktor yang ikut meningkatkan daya saing nasional. BI selaku otoritas moneter
pun harus berperan menjaga stabilitas makroekonomi yang tercermin pada angka inflasi
yang rendah sehingga membuat daya saing usaha semakin kompetitif.

2. Cintai Produk Nasional


Bagi masyarakat rumah tangga konsumen Indonesia dengan diberlakukannya MEA
akan tersedia beragam pilihan produk dan jasa asal negara tetangga. Dalam teori
ekonomi, beragamnya pilihan akan membuat hidup masyarakat konsumen lebih
sejahtera karena masyarakat punya alternatif dalam memilih produk dan jasa yang
diperlukan sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Tapi seandainya kelompok
masyarakat kelas menengah Indonesia yang berjumlah 45 juta jiwa dengan kemampuan
daya belinya lebih condong memilih produk dan jasa negara tetangga, apa dampaknya
bagi perekonomian dalam negeri? Kalau sampai terjadi maka industri-industri dalam
skala UMKM berpotensi akan berguguran. Itu artinya, tidak ada investasi diindustri
yang menyerap tenaga kerja yang nantinya bisa membentuk kelompok masyarakat
dengan kemampuan daya beli Masyarakat konsumen Indonesia memang perlu didorong
semangatnya untuk mencintai produk dalam negeri. Dalam hal nasionalisme mencintai
produk dalam negeri, kita perlu belajar dari rakyat Korea Selatan misalnya, yang
menyadari dengan memakai produk sendiri akan memberi manfaat bagi perekonomian
dalam negeri yang pada akhirnya menyejahterakan mereka juga Jadi, kehadiran MEA
bagi masyarakat rumah tangga di Indonesia, di satu sisi semakin menyejahterakan

9
dengan beragam pilihan produk dan jasa, tapi pada sisi lain berpotensi melindas produk
UMKM yang tak memiliki daya saing. Segera berbenah merupakan langkah yang bijak.
Lebih dari itu, kecintaan akan produk dalam negeri bisa menjadi faktor penyelamat
eksistensi industri nasional yang memperkerjakan tenaga kerja lokal. Pada akhirnya,
perekonomian pun terus bertumbuh, Sementara itu, dari sisi eksternal, sektor industri di
dalam negeri juga masih menghadapi masalah klasik seperti lemahnya jaringan
infrastruktur (jalan raya, pelabuhan, kereta api, pasokan energi, dan lainnya). Salah satu
strategi yang bisa dipertimbangkan yaitu memilih salah satu dari 12 (duabelas) sektor
prioritas MEA (produk pertanian, produk kayu, produk karet, produk perikanan,
angkutan udara, otomotif, elektronik, tekstil dan produknya, jasa kesehatan, logistik,
pariwisata, dan eASEAN) untuk dijadikan prioritas. Sektor pariwisata misalnya, bisa
diusung karena punya keunikan dan keberagaman budaya serta panorama alam. Agar
sektor ini memiliki daya saing, perlu didukung dengan perbaikan dibidang transportasi,
infrastruktur, SDM pariwisata yang handal, ketersediaan jasa keuangan di lokasi tujuan
wisata dan lainnya.

3. Perspektif Ekonomi Syariah


Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri” (QS. Al-
Raad:11). Setiap bangsa akan menghadapi tantangan dan tantangan tersebut
dikembalikan pada masing-masing bangsa apakah akan menyikapi dengan positif
ataupun negatif. Sebagai umat Islam tentu kita jadikan tantangan ini dengan positif yaitu
menjadikannya sebagai peluang. Mungkin kita semua pernah membaca atau sekedar
tahu tentang adanya Sarekat Dagang Islam (SDI), kehadirannya pada waktu itu yang
dianggap mustahil oleh berbagai kalangan namun SDI yang semula dimaksudkan
sekedar menjadi koperasi pedagang batik, gaung kehadirannya ternyata mampu
melintasi wilayah ekonomi. SDI menjadi simbol perlawanan bangsa Indonesia atas
kesewenang-wenangan asing pada saat itu. Dalam waktu yang relatif singkat, SDI pada
waktu itu menyebar ke seluruh pelosok nusantara.Sejarah lain mencatat bahwa setelah
berdirinya SDI banyak berdiri perserikatan-perserikatan atas nama Islam diantaranya
adalah, Perserikatan Muhammadiyah (1912), Al-Irsyad (1913), Persatuan Islam (1923),

10
Nahdlatul Ulama (1926) dan lain-lain, Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
dapat terlihat melalui banyaknya jumlah entitas bisnis yang bergerak dengan prinsip
syariah seperti; Bank Syariah (BUS, BPRS, UUS), Baitul Mal wat Tamwil (BMT),
Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah, Pegadaian Syariah, Lembaga Amil Zakat dan
Badan Amil Zakat, dan sebagainya. Populasi masyarakat muslim yang tinggi dan
ekonomi syariah yang terus berkembang diharapkan dapat meningkatkan
pengembangan ekonomi nasional. Dengan penerapan ekonomi syariah ini diharapkan
mampu menjadi kekuatan ekonomi nasional di tingkat ASEAN maupun dunia global.
Dengan adanya MEA para pegiat ekonomi syariah juga harus mengambil peran dalam
menghadapi persaingan negara-negara anggota ASEAN, Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan pemerintah sebagai langkah penguatan ekonomi syariah di Indonesia menuju
MEA.

A. pemerintah harus melakukan konsultasi publik dan sosialisasi seluas-luasnya ke


seluruh wilayah Indonesia sehingga masyarakat dapat memahami secara baik
mengenai MEA

B. pemerintah juga diharapkan serius merumuskan cetak biru pengembangan


ekonomi syariah yang efektif. Cetak biru tersebut merupakan bagian yang
terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).

C. pemerintah perlu menggerakkan berbagai instrumen yang dimilikinya untuk


secara serius membangun ekonomi syariah, karena ini adalah cara efektif untuk
memberdayakan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, dan kesenjangan
sosialekonomi. Kementerian dan lembaga pemerintah lainnya diharapkan juga
untuk lebih memperhatikan pengembangan ekonomi syariah, antara lain dengan
melibatkan industri keuangan syariah, serta pengembangan kurikulum dan
sistem pengajaran ekonomi keuangan syariah.

11
D. BI dan OJK agar melanjutkan upaya pengembangan ekonomi syariah dengan
mendorong penguatan sinergi dengan para pelaku ekonomi syariah.Selain itu,
dukungan dari semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga para akademisi,
pelaku industri, dan para pemangku kepentingan lainnya juga sangat diperlukan.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadikan ASEAN (negara-negara dikawasan Asia
Tenggara) memiliki sinergi yang baik dan menguntungkan serta menjadikan ASEAN semakin
kompetitif dalam perekonomian global. Bersama dengan negara-negara mitra dagang
ASEAN yaitu China, India, New Zealand dan Australia akan membuat ASEAN menjadi salah
satu kawasan ekonomi yang kuat didunia. Sebagai mana telah dipahami bahwa ASEAN
memiliki jumlah penduduk terpadat ketiga didunia setelah China dan India, akan cukup
potensial bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan, hal ini juga menjadi daya tarik
investor untuk berinvestasi di ASEAN. GNP (Gross National Product) negara-negara di Asia
Tenggara yang semakin meningkat seakan membuktikan bahwa ASEAN layak
diperhitungkan menjadi pemain utama perekonomian dunia.

B.SARAN
Dalam menghadapi pasar bebas dengan berjalannya Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pemerintah harus dapat memastikan terbentuknya,peraturan perundangan-undangan
yang dapat mendukung tidak hanya masyarakat indonesia tapi juga terjalannya integrasi
ekonomi sebagaimana di harapkan dalam cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)

12
Daftar Pustaka
https://www.cermati.com/artikel/pengaruh-mea-terhadap-indonesia

https://stieganesha.ejournal.id/jurnal/article/view/21#:~:text=Abstrak,di%20Singapura%20pada
%20tahun%201992.

https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/download/3029/3368/

Zulkarnain, 2014, Peran Kelembagaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Produk UMKM Menghadapi
ASEAN Economic Community 2015, Materi Seminar Nasional ISEI Riau

Departemen Internasional Bank Indonesia, 2012, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: Peluang dan
Tantangan, Materi Sosialisasi Sinergi Tingkatkan Daya Saing Hadapi MEA 2015, Pekanbaru

13

Anda mungkin juga menyukai