Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

PASAR BEBAS

KELOMPOK 10 :
Vita Nurjannah (1501025112)

Adita Sindya (1501025086)

Annisa Maurinda (1501025082)

Lisa Andriani (1501025089)

Siti Ulim (1501025015)

UNIVERSITAS MULAWARMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah dengan judul Pasar Bebas Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) sholawat serta salam semoga tercurah pada junjungan
kita nabi besar Muhammad Saw yang telah menjadikan tauladan bagi umat
di seluruh alam. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah
Perekonomian Indonesia.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulis


makalah ini, untuk itu penulis mengharpkan kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan-pembuatan makalah yang akan datang.

Samarinda November 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.................................
1
DAFTAR ISI .
.. 2
BAB I PENDAHULUAN.
.. 3
1.1 Latar Belakang
......
. 3
1.2 Rumusan Masalah
..
4
1.3 Tujuan Penulisan
....
5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Mea dan Ciri-ciri Masyarakat Ekonomi ASEAN


6
2. Peluang dan tantangan Indonesia dalam kegiatan Masyarakat Ekonomi
ASEAN.. . 9
3. Dampak dari Perdagangan Bebas ASEAN Terhadap Perekonomian Indonesia
. 11
4. Solusi dalam Menyelesaikan Permasalah Perdagangan Bebas ASEAN Terhada
Indonesia 14
5. Cara menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN.. 16
6. Kesiapan Indonesia menghadapi Perdagangan Bebas ASEAN
.. 19

BAB III PENUTUP

24
Kesimpulan

24
Saran
25
Daftar
Pustaka
.. 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Asia Pasifik adalah wilayah yang menunjukkan perkembangan
ekonomi yang sangat pesat dalam dekade terakhir ini. Di jantung
kawasan Asia Tenggara, terdapat 10 negara ASEAN, yang dalam tahun
2015 akan menjadi Masyarakat ASEAN (ASEAN Community), yang akan
kohesif secara politik, terintegrasi secara ekonomi, harmonis secara
budaya dan bertanggungjawab secara sosial. Bank Dunia memprediksi,
bahwa pada tahun 2050 kawasan Asia akan mendominasi hingga separuh
dari produk domestik bruto dunia, dan dihuni 60% penduduk dunia.
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih populer
dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara
di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967
berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh lima negara pemrakarsa, yaitu
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui
Deklarasi Bangkok.
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari
negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia
serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA
dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di
Singapura tahun 1992. Tujuan AFTA
1. menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang
kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di
pasar global (melalui penghapusan bea dan halangan non-bea
dalam ASEAN)
3

2. menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).


3. meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-
ASEAN Trade).

Pada era globalisasi ini perdagangan bebas antar negara ASEAN semakin
marak di Indonesia dimana perdagangan bebas ASEAN kini malah menjadi
momok bagi UKM (Usaha Kecil Menengah). Pada dasar nya perdagangan
bebas ini tidak berkontribusi secara langsung terhadap perekonomian
masyarakat tetapi berpengaruh negatif karena Indonesia masih belum
mampu untuk mengekspor di kawasan perdagangan bebas ASEAN.
Sementara itu, dalam rangka persiapan menuju masyarakat Asia Timur,
ASEAN bersama 6 negara mitra utama (Jepang, Cina, India, Korea Selatan,
Australia, dan Australia), telah bertekad untuk mengambil langkah-langkah
nyata. Dalam pertemuan ASEAN +6, di Philippina, telah bersepakat untuk
pertama, menggunakan ASEAN sebagai kekuatan pendorong untuk integrasi
ekonomi, kedua, berorientasi bisnis dengan mendirikan badan yang akan
mengimplementasikannya, serta bahkan membuka regionalisme untuk
berkontribusi ke liberalisasi global.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba menguraikan secara
mendalam atau menyeluruh tentang Dampak Perdagangan Bebas Asean
Terhadap Perekonomian Indonesia serta untuk bahan perkuliahan mata
kuliah pengantar ekonomi pembangunan.

1.2 RumusanMasalah
1. Pengertian Mea dan Ciri-ciri Masyarakat Ekonomi ASEAN
2. Bagaimana Peluang dan tantangan Indonesia dalam kegiatan Masyarakat
Ekonomi ASEAN
3. Bagaimana Dampak dari Perdagangan Bebas ASEAN Terhadap
Perekonomian Indonesia
4. Bagaimana Solusi dalam Menyelesaikan Permasalah Perdagangan Bebas
ASEAN Terhada Indonesia
5. Bagaimana Cara menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
6. Bagaimana Kesiapan Indonesia menghadapi Perdagangan Bebas ASEAN

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Mea dan Ciri-ciri Masyarakat Ekonomi ASEAN


2. Untuk mengetahuiPeluang dan tantangan Indonesia dalam kegiatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN
3. Untuk mengetahui Dampak dari Perdagangan Bebas ASEAN Terhadap
Perekonomian Indonesia
4. Untuk mengetahui Solusi dalam Menyelesaikan Permasalah
Perdagangan Bebas ASEAN Terhada Indonesia
5. Untuk mengetahui Cara menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
6. Untuk mengetahui Kesiapan Indonesia menghadapi Perdagangan
Bebas ASEAN

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Mea dan Ciri-ciri Masyarakat Ekonomi
ASEAN

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system
perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan
negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).

Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN
memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil,
makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil,
dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision
2020).

Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi
ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan
Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari
Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat
dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020.

Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada


bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal
untuk pelaksanaan.

Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan
komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas
ASEAN pada tahun 2015 yang

6
diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani
Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada
tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat
pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk
mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa,
investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.Pada
pertemuan dengan Menteri EKonomi ASEAN yang telah diselenggarakan di
bulan Agustus 2006 yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia mulai bersepakat
untuk bisa memajukan masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA dengan
memiliki target yang jelas dan terjadwal dalam pelaksanaannya.

Di KTT ASEAN yang ke-12 di bulan Januari 2007, para pemimpin mulai
menegaskan komitmen mereka tentang melakukan percepatan
pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah diusulkan oleh
ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya penandatanganan
deklarasi CEBU mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi
ASEAN di tahun 2015 dan untuk melakukan pengubahan ASEAN menjadi
suatu daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, tenaga kerja
terampil, jasa dan aliran modal yang lebih bebas lagi. Tujuan dibentuknya
MEA untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar
negara ASEAN. Selama hampir dua dekade , ASEAN terdiri dari hanya lima
negara - Indonesia , Malaysia , Filipina , Singapura , dan Thailand - yang
pendiriannya pada tahun 1967. Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang
tergabung dalam waktu yang berbeda yaitu Brunei Darussalam (1984),
Vietnam (1995 ) , Laos dan Myanmar (1997 ) , dan Kamboja (1999 ).

Ciri-ciri dan Unsur Masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)

MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN ialah suatu realisasi dari tujuan akhir
terhadap integrasi ekonomi yang telah dianut didalam ASEAN Visi 2020 yang
berdasarkan atas konvergensi kepentingan para negara-negara anggota
ASEAN untuk dapat memperluas dan memperdalam integrasi ekonomi lewat
inisiatif yang ada dan baru dengan memiliki batas waktu yang jelas.

Di dalammendirikan masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA, ASEAN mesti


melakukan tidakan sesuai dengan pada prinsip-prinsip terbuka, berorientasi
untuk mengarah ke luar, terbuka, dan mengarah pada pasar ekonomi yang
teguh pendirian dengan peraturan multilateral serta patuh terhadap sistem
untuk pelaksanaan dan kepatuhan komitmen ekonomi yang efektif
berdasarkan aturan.

MEA akan mulai membentuk ASEAN menjadi pasar dan basis dari produksi
tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan dapat bersaing
dengan adanya mekanisme dan langkah-langkah dalam memperkuat
pelaksanaan baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat perpaduan
regional yang ada disektor-sektor prioritas; memberikan fasilitas terhadap
gerakan bisnis, tenaga kerja memiliki bakat dan terampil; dapat memperkuat
kelembagaan mekanisme di ASEAn. Menjadi langkah awal dalam
mewujudkan MEA atau MAsyarakat Ekonomi ASEAN.

Di saat yang sama, MEA akan dapat mengatasi kesenjangan pada


pembangunan dan melakukan percepatan integrasi kepada negara Laos,
Myanmar, VIetnam dan Kamboja lewat Initiative for ASEAN integration dan
inisiatif dari regional yang lainnya.

Adapun bentuk kerjasamanya ialah

Pengembangan pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan


kapasitas
Pengakuan terkait kualifikasi profesional
Konsultasi yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan
ekonomi.
Memilik langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
Meningkatkan infrastruktur.
melakukan pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
Memperpadukan segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat
mempromosikan sumber daerah.

meningkatkan peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pentingnya digalakkannya perdagangan eksternal kepada ASEAN dan


keperluan dalam komunitas ASEAN yang secara keseluruhan untuk tetap
dapat menatap kedepan.

Adapun ciri-ciri utama MEA


Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata.
Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global
Basis dan pasar produksi tunggal.

Ciri-ciri ini akan sangat saling berkaitan dengan kuat. Dengan memasukkan
pada unsur-unsur yang paling dibutuhkan dari setiap masing-masing ciri-ciri
dan mesti dapat memastikan untuk konsisten dan adanya keterpaduan dari
unsur-unsur dan pelaksanaannya yang tepat dan bisa saling mengkoordinasi
antara para pemangku kekuasaan atau kepentingan yang punya relevansi.

2. Peluang dan tantangan Indonesia dalam kegiatan


Masyarakat Ekonomi ASEAN
1. Pada Sisi Perdagangan
Menurut Santoso pada tahun 2008 Bagi Indonesia sendiri, MEA akan
menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan
cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan
berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan
meningkatkan GDP Indonesia.

9
Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa
permasalahan homogenitas komoditas yang diperjual-belikan, contohnya
untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang
elektronik.
2. Pada Sisi Investasi

kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya


Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan
ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih
mudah kepada pasar dunia.

3. Aspek Ketenagakerjaan

Terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja


karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan
akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar
negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa
jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang
bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan
kriteria yang diinginkan.
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan
pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain
dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat
meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.
Pada tahun 2015 , ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional
akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga
kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja
level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun laporan ini memprediksi
bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang
terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan
dan pendidikan profesi.

10
Jadi, peluang dan tantangan Indonesia dalam Mayarakat Ekonomi
ASEAN sangatlah besar. Indonesia dapat memperoleh beberapa keuntungan
diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun hal itu juga harus
diikuti oleh perbaikan kualitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan
sumber daya alam semaksimal mungkin.

3. Dampak dari Perdagangan Bebas ASEAN Terhadap


Perekonomian Indonesia

Era globalisasi saat ini merupakan momentum yang strategis bagi bangsa
Indonesia melakukan upaya untuk mensiasati perdagangan bebas dengan
anti dumping dan kebijakan non tarif lainnya serta melaksanakan kebijakan
tarif yang yang pro perusahaan skala UKM (Usaha Kecil Menengah) dan
memperhatikan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Butir-butir
pemikiran sebagai arahan kerja perdagangan pun memuat hal ini Indonesia
berada pada barisan optimis bahwa mampu memanfaatkan peluang
keuntungan perdagangan bebas dengan upaya empowerment produk
domestik dan encourage perusahaan Indonesia agar dapat bersaing di pasar
domestik dan global.
Dalam hubungan Indonesia dan ASEAN mengenai AFTA bersama negara-
negara besar dunia seperti China, Korea, India, Australia dan Jepang. Seperti
yang kita ketahui bersama bahwasannya yang dimaksud perdagangan bebas
adalah proses masuknya barang ke wilayah suatu negara yang telah
melakukan kesepakatan perdagangan bebas tanpa dikenakan biaya masuk/
pajak/ biaya tambahan yang dulu dikenakan sebelum adanya kesepakatan
perdagangan bebas. Dengan ditiadakannya biaya masuk untuk setiap
barang yang di ekspor oleh negara yang yang menyepakati perjanjian ke
indonesia maupun setiap barang yang di ekspor oleh indonesia ke negara
yang menyepakati perjanjian perdagangan bebas menimbulkan dampak
yang positif serta negatif bagi indonesia.

11

Dampak positif dari AFTA ini bagi indonesia ialah kini produk-produk
Indonesia dapat dengan mudah berada di kawasan ASEAN dan negara
peserta AFTA, hal ini tentu tidak hanya memberikan keuntungan dengan
kemudahan perdagangan internasional dalam regional ASEAN tetapi juga
akan memacu kreativitas dalam pengusaha-pengusaha indonesia sebab
produk-produk negara lain di kawasan ASEAN dan negara peserta AFTA pun
akan marak membanjiri pasar Indonesia, sehingga jika para pelaku bisnis
indonesia meningkatkan kreativitasnya. Selain itu dampak positif lainnya:

a. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan


masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
b. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas
ekspor dan impor.
c. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri,
terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi
baru dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak
dengan waktu yang singkat.
d. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
e. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk
berkeja.
f. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

Dampak Negatif dari perdagangan bebas terhadap ekonomi politik Indonesia


antara lain 1. competition risk akan muncul dengan banyaknya barang
impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan
mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri
yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit
neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.

2. exploitation risk dengan skala besar terhadap ketersediaan sumber daya


alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang
memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara
lainnya.

12
Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan
perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi
investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi
alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
3. employment risk dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia,
Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri
membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Menurut Media Indonesia, Kamis 27 Maret 2014, dengan adanya pasar
barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga kerja
asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga
mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang
ketenagakerjaan.
Dan ada pula kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi pasar bebas
adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan sistem ekonomi pasar bebas
Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
Inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan.
Terjadi persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang
bermutu.
Efisiensi dan efektifitas tinggi karena tindakannya selalu didasarkan pada
prinsip ekonomi.
2. Kelemahan sistem ekonomi pasar bebas
Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi lemah oleh pihak yang
kuat ekonominya.
Menimbulkan terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat.
Munculnya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi kuat dengan
golongan ekonomi lemah.
Perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil

13
4. Solusi dalam Menyelesaikan Permasalah Perdagangan
Bebas ASEAN Terhada Indonesia

Melihat dampak yang lebih banyak merugikan tersebut, kiranya perlu


dilakukan antisipasi yang cepat dan menyeluruh. Dalam mengantisi dampak-
dampak perdagangan bebas yang cenderung kurang menguntungkan bagi
Indonesia tersebut, ada beberapa upaya yang telah ditempuh maupun
belum ditempuh oleh pemerintah. Beberapa bentuk upaya antisipasi yang
belum maupun sudah ditempuh Indonesia antara lain:

1. Dalam bidang pendidikan, Pemerintah juga dapat melakukan


pengembangan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA.
Pendidikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas
menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh
karena itu meningkatkan standar mutu sekolah menjadi keharusan
agar lulusannya siap menghadapi persaingan.
Kegiatan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan misalnya
dengan Iklan Layanan Masyarakat tentang MEA yang berusaha
menambah kesiapan masyarakat menghadapinya.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, meningkatkan standar mutu
pendidikan salah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu
kepala sekolah, guru, dan orang tua. Menurutnya, kepemimpinan
kepala sekolah menjadi kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yang
baik. Guru juga perlu dilatih dengan metode yang tepat, yaitu
mengubah pola pikir guru.

2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau


minimal menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
3. Seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di
daerah, agar industri lokal menjadi lebih kompetitif.

14
5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan
juga, karena negara lain juga melakukan hal yang sama.
6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara
kredit usaha dengan bunga yang rendah.
7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan
lainnya terkait dengan pengamanan pasar dalam negeri.
8. Memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi
perdagangan bebas.
Strategy menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China, antara lain:
a. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri
serta penguatan ekspor.Untuk penguatan daya saing pihak
Kementerian akan melaksanakan pembenahan infrastruktur dan
energi, pemberian insentif, membangun KEK (Kawasan Ekonomi
Khusus), memperluas akses pembiayaan dan pengu-rangan biaya
bunga, pembenahan sistem logistik, pelayanan publik, serta
penyederhanaan peraturan dan meningkatkan kapasitas kerja,
b. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada
pengawasan tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang
di pasar lokal. Namun pihaknya juga akan melakukan promosi
penggunaan produksi dalam negeri. Sedangkan untuk penguatan
industri, pihak Kementerian Perdagangan berupaya
mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN sekaligus
penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha
mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum
internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan
kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan lainnya, Kementerian
Perdagangan telah menetapkan beberapa program dan kegiatan
yang bertujuan meningkatkan daya saing komoditi ekspor serta
mengamankan perdagangan dalam negeri.

15

Anggota DPR Komisi VI F-Ge-rindra Edhy Prabowo mengharapkan kalangan


industri bisa merubah stigma ancaman dari ACFTA jadi sebuah peluang
untuk bersaing dan meningkatkan hasil produksi.
Menurut Pengamat Ekonomi Untan, Evi Asmayadi mengefektifkan Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 56/2008 yang mengharuskan setiap barang
impor yang masuk ke Indonesia harus lolos verifikasi Sucofindo.Hasil
verifikasi itu bisa dicantumkan dalam bentuk sertifikat yang ditempel di
setiap barang produk impor yang masuk ke pasar Indonesia. Kemudian
segera diberlakukan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap
produk impor, termasuk produk buatan Cina yang akan masuk. Selanjutnya,
SNI harus diberlakukan terhadap produk-produk buatan pabrik milik
perusahaan Cina yang ada di Indonesia. Penerapan SNI ini penting untuk
menciptakan standarisasi produk-produk impor yang masuk ke Indonesia,
yang tak kalah penting adalah membenahi faktor-faktor yang menyangkut
peraturan dan perijinan, meminimalisir ekonomi biaya tinggi, menurunkan
suku bunga kredit, mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur,
khususnya listrik, jalan, air bersih, dan pelabuhan, kemudian meningkatkan
kualitas entrepreneur dan tenaga kerja, teknologi produksi, pemasaran,
keuangan, iklim usaha dan investasi.
Pemberlakuan kawasan perdagangan bebas ASEAN-China atau ASEAN-China
Free Trade Area (ACFTA) mulai Januari 2010 sudah terlanjur kita hadapi. Suka
atau tidak suka dan siap atau tidak siap, kita harus siap, ini tak bisa lagi
dihindari, ini harus kita hadapi dan dijalani. jadikanlah pemberlakuan ACFTA
ini sebagai kesempatan, bukan semata-mata ancaman yang dipandang
sebagai momok menakutkan. , ancaman harus dipandang sebagai pelecut
agar dapat berlari mengejar ketertinggalan melalui berbagai upaya yang
inovatif, kreatif, dan sinergis.

5. Cara menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN


Banyak cara sekaligus persiapan untuk menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Hal ini juga merupakan tantangan karena
sejatinya pola pikir dan semangat pemerintah serta para pelaku ekonomi
Indonesia masih seperti biasanya.

16
1. Menurut ekonom dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Edy Suandi Hamid, pemerintah dan pelaku ekonomi harus lebih ofensif
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan memperluas pasar
barang, jasa, modal, investasi, dan pasar tenaga kerja. Adanya MEA harus
dipandang sebagai bertambahnya pasar Indonesia menjadi lebih dari dua
kali lipat, yakni dari 250 juta menjadi 600 juta," katanya. Dengan pola pikir
dan semangat seperti itu, dia berharap Indonesia dapat memetik manfaat
optimal dari MEA. Perekonomian harus didorong lebih cepat tumbuh,
ekspansif, dan berdaya saing, bukan sebaliknya.
2. Menurut diplomat senior Makarin Wibisono juga mengingatkan bahwa
dalam menghadapi MEA 2015, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangan sektor jasa. "Liberalisasi pasar jasa akan menguntungkan
bagi Indonesia dalam dinamika MEA," kata Makarim dalam seminar
Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok di Jakarta, beberapa waktu
lalu. Menurut dia, liberalisasi pasar jasa menguntungkan karena
meningkatkan kualitas serta menentukan biaya kewajaran bagi tenaga kerja
sehingga kemudian meningkatkan daya saing di sektor industri. Pasar jasa
yang efisien, menurut Makarim, akan meningkatkan pilihan konsumen,
produktivitas, kompetisi, dan kesempatan untuk pembangunan sektor jasa
baru. "Jika terjadi inefisiensi, dampak negatifnya pada produktivitas, inovasi,
distribusi teknologi, dan menghalangi tercapainya pertumbuhan optimal,"
kata Duta Besar Indonesia untuk PBB (2004--2007) ini.
3. Menurut rektor Universitas Sebelas Maret (Solo) Ravik Karsidi salah
satu persiapan UNS adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia
(SDM) dengan hard skill dan soft skill. Dari segi hard skill, UNS
mempersiapkan kurikulum agar mahasiswanya mampu bersaing dengan
lulusan perguruan tinggi luar negeri. Sementara itu, dari segi soft skill, UNS
membekali mahasiswanya dengan persiapan spiritual dan mental melalui
pelatihan spiritual quotient (SQ). Program ini ditindaklanjuti dengan pelatihan
soft skill di tingkat fakultas. Di antara pelatihan itu adalah tentang
kepemimpinan, komunikasi dan kemampuan bahasa.

17
Jadi dapat penulis simpulkan, untuk mengatasi tantangan serta resiko yang
mungkin akan muncul dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat dilakukan
dengan membekali diri dengan ilmu pengetahuan, menanamkan rasa cinta
terhadap produk dalam negeri, serta mempertajam soft skill dan hard skill
masyarakat.
Ada 6 Cara Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM dituntut untuk lebih kratif,inovatif, cepat dan mampu bersaing. Sumber
daya manusia Indonesia ditantanguntuk lebih kompeten dalam menghadapi
pasar bebas MEA.
2. Infrastruktur
Poin ini perlu disiapkan untuk mendukung SDM yang kompeten. Tanpa
infrastruktur yang baik dan memadahi, kinerja SDM akan terganjal.
3. Bahasa
Alat untuk menyampaikan informasi adalah bahasa. Karena itu, kita dituntut
untuk bias berbahasa asing, paling tidak bahasa inggris.
4. Kualitas Produk
Tak dipungkiri, produk yang berkualitas akan menjadi banyak incaran. Tanpa
produk yang baik, sepertinya akan sulit untuk berkompetisi. Dalam MEA,
kompetisi sudah dipastikan sangat ketat.
5. Kuantitas Produk
Jika kualitas produk sudah terpenuhi, tinggal memikirkan kuantitas produk.
Seberapa banyak produk yang bias dihasilkan, itu juga harus dipersiapkan
dalam mengahapi pasar bebas MEA.
6. Produk Berkelanjutan
Jika syarat kualitas dan kuantitas produk sudah terpenuhi, tugas selnjutnya
adalah bagaimana produk itu bias berkesinambungan atau continue.
Kenapa? Karena tanpa adanya kontinyuitas, kita akan gulung tikar karena
konsumen segera beralih ke pedagang lain.

18
6. Kesiapan Indonesia menghadapi Perdagangan Bebas ASEAN

Masyarakat Ekonomi Asean yang akan merupakan integrasi ekonomi regional


pada tahun 2015, memiliki 4 pilar sebagai berikut:
(a) Merupakan basis pasar dan produksi tunggal,
(b) Kawasan ekonomi dengan persaingan tinggi,
(c) kawasan dengan pengembangan ekonomi yang diberi kesempatan yang
sama,
(d) Kawasan yang sepenuhnya terintegrasi dengan ekonomi gobal.

Tantangan bagi Indonesia Masyarakat ekonomi ASEAN meliputi kerja sama


yang luas seperti pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan
kapasitas, pengakuan akan kualifikasi profesional, konsultasi yang erat
terkait kebijakan makro ekonomi dan keuangan, pengaturan perdagangan,
konektivitas komu nikasi dan perkuatan infrastruktur, pengembangan
transaksi elektronik, penguatan industri di kawasan yang memungkinkan
untuk memajukan sumber-sumber regional, penguatan sektor swasta
sebagai pendukung masyarakat ekonomi ASEAN. Singkatnya, pasar
masyarakat asean akan mentrasformasikan kawasan ini dengan pergerakan
bebas arus barang, jasa, investasi, tenaga trampil, dan arus modal.
Dengan adanya pasar terintegrasi yang demikian, maka Indonesia menjadi
terbuka dalam persaingan dan pertarungan ekonomi bebas, dengan negara-
negara di kawasan ASEAN, termasuk secara gradual dengan Cina, Korea
Selatan dan Jepang, di dalam kerangka AFTA (Asian Free Trade Area).
Sistem pemerintahan Indonesia, dalam era Undang-undang Otonomi Daerah
(UU 32 thn 2004), menganut mazhab hampir seluruh kewenangan diberikan
kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan memperkenalkan persaingan antar
kabupaten kota. Dengan adanya kesenjangan antar kabupaten/kota di satu
sisi, serta diperhadapkan dengan persaingan terhadap pelaku bisnis,
lembaga keuangan, dan tenaga profesional dari berbagai negara, tanpa
hambatan apapun. Hal ini akan dapat melemahkan atau bahkan mematikan
potensi yang ada di daerah.

19

Misalnya, perusahaan menengah kecil di pedalaman kabupaten di Provinsi


Riau akan bersaing dengan perusahaan dari negara Singapura, atau Jepang
yang infrastruktur, permodalan dan keahlian manajerialnya lebih baik.
Demikian juga dengan persaingan antar profesi, misalnya perawat, dokter,
notaris, pengacara, sekolah dan lain-lain.
Bahkan hal ini dapat mendorong inflasi fasilitas kepada pemodal asing.
Masing-masing daerah akan berusaha memberi kemudahan secara bersaing
dengan daerah lainnya kepada perusahaan asing untuk menarik investasi.
Isu lingkungan, keamanan, konservasi dan kualitas kehidupan dapat tergeser
untuk kepentingan persaingan tersebut.
Adanya pasar terintegrasi, membuat negara negara pada dasarnya telah
menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada rezim pasar bebas tersebut.
Termasuk diantaranya adalah standardisasi, kuota, pengawasan kualitas
barang dan jasa, pengawasan ketat atas subsidi, tarif, pajak dan preferensi.
Nasionalisme untuk lebih mencintai produk dalam negeri, adalah sebuah
utopia. Konsumen yang rasional, hanya akan membeli barang dan jasa
dengan tingkat kualitas lebih baik pada harga yang lebih murah.!!!
Sedangkan apabila ditinjau dari sisi daya saing, berdasarkan Global
Competitiveness Index thn 2015, index daya saing Indonesia, mendapatkan
peringkat 37 , berada di bawah Thailand (32), Malaysia (18), Singapore (2).
Global competitiveness index, yaitu Parameter daya saing yang dibuat oleh
World Economic Forum, meliputi 12 pilar yaitu kelembagaan, infrastruktur,
lingkungan makro ekonomi, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan
tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja,
pengembangan pasar uang, kesiapan teknologi, besar pasar, kecanggihan
bisnis dan inovasi. Indonesia masih jauh di bawah negara-negara lain di
kawasan, termasuk negara Asean sendiri.
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa apabila tidak ada perubahan untuk
perbaikan yang signifikan dalam dua tahun ke depan, maka hampir pasti
Indonesia akan tergilas dan tergerus, karena akan kalah bersaing dengan
barang, jasa dan ekspertise negara lain di kawasan.

20

PDB Indonesia sebagai indikator makro boleh bertumbuh dan bertambah,


tetapi angka tersebut adalah angka yang akan menyesatkan, karena PDB
adalah ukuran produksi bruto di satu negara, terlepas yang memiliki faktor
produksi tersebut adalah warga negara asing.
Indonesia termasuk negara yang sangat siap untuk menyambut liberalisme
pasar bebas dari sisi perundang-undangan, namun tidak memiliki kesiapan
sama sekali dari sisi operasional praktis. Hal ini misalnya ditandai dengan
terbitnya undang-undang Penanaman Modal nomor 25 tahun 2007, yang
antara lain menyatakan Pemerintah memberikan perlakuan yang sama
kepada semua penanam modal yang berasal dari negara manapun yang
melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia (pasal6). Penanam
modal diberi hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing
(pasal 8)., hak atas tanah untuk Hak Guna Usaha selama 95 tahun (pasal
22). Memberikan akses dan persamaan yang seperti ini, semestinya harus
dipersamakan dulu kemampuan relatif para pemain. Mempertemukan
raksasa ekonomi dengan infant industry misalnya, hanya akan membuat
infant industri tersebut menjadi mangsa empuk buat perusahaan raksasa
ekonomi. Hukum alam the survival of the fittest, akan terjadi.
21
CONTOH KASUS ETIKA BISNIS INDOMIE DI TAIWAN
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang
perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam
mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk
melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan
ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti mekanisme pasar.
Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar
dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika
berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan
yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada
di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah
dari produk-produk lainnya.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan
karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia
dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah
methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat
tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan
pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik
semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket
terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk
dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX
akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. Kita akan mengundang
BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya
kalau bisa hari Kamis ini, kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di
Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan
meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak
negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya
yang terkandung di dalam produk Indomie.

22
A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua
zat yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate
dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat
produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya
dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik
sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 10%.
Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat
berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan
bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam
kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada
dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut
Kustantinah.
Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di
konsumsi yaitu 250 mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin
per kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan
berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat
berisiko terkena penyakit kanker.
Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex
Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada
persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk
pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec.
Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di
Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka
timbulah kasus Indomie ini.

23

BAB III

PENUTUP

1 Kesimpulan
Hubungan Indonesia dengan negara-negara ASEAN salah satunya di bidang
perdagangan yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area) yaitu dimana negara-
negara yang berada di kawasan ASEAN dapat melakukan perdagangan
bebas untuk melakukan ekspor impor tanpa dikenakan bea cukai dimana
terdapat penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan
kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Di Indonesia dampak
perdagangan bebas memiliki dampak positif dan dampak negatif khususnya
bagi negara-negara di kawasan ASEAN. Perlu dilakukan antisipasi yang cepat
dan menyeluruh akibat dari banyaknya dampak yang ditimbulkan dari
perdagangan bebas. Terutama perdagangan bebas antara Indonesia dengan
China, dengan beberapa teknik antara lain :
1. Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta
penguatan ekspor.Untuk penguatan daya saing pihak Kementerian akan
melaksanakan pembenahan infrastruktur dan energi, pemberian insentif,
membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), memperluas akses
pembiayaan dan pengu-rangan biaya bunga, pembenahan sistem logistik,
pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan
kapasitas kerja.
2. Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada
pengawasan tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang di pasar
lokal. Namun pihaknya juga akan melakukan promosi penggunaan produksi
dalam negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak Kementerian
Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN
sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha
mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum
internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan
kesejahteraan masyarakat dan lainnya, Kementerian Perdagangan telah

24

menetapkan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan


daya saing komoditi ekspor serta mengamankan perdagangan dalam negeri.
Dari kedua teknik tersebut yang dihasilkan adalah dimana kita bisa melihat
suatu perkembangan dimana perekonomian kesejahteraan masyarakat akan
meningkat dan output yang dihasilkan indonesia mampu bersaing dengan
negara-negara luar dan daya ekspor negara akan semakin kuat karena
adanya suatu perubahan-perubahan infrastruktur, energi dan penjagaan
pertumbuhan ekonomi negara.

2. Saran
Saran
Dengan perekonomian Indonesia saat ini sahurusnya pemerintah lebih siap
tanggap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun
2015 .disamping itu masyarakat juga harus berkontribusi aktif dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN selain persiapan dari segi kualitas
penduduknyai indonesia juga harus mempersiapkan mental dalam MEA
nanti selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah kearifan lokal bangsa
indonesia ,dimana dalam era MEA pada tahun 2015 nanti pasti akan bayak
budaya-budaya dari bangsa lain yang akan masuk ke indonesia untuk itu
masyarakat indonesia perlu membentengi diri dari hala-hal yang dapat
membuat kearifan lokal kita luntur salah satunya adalah dengan
memperhatikan ,melestarikan,menjaga budaya atau kearifan lokal milik
bangsa kita sebagai identitias Nasinal.selain itu juga pemerintah juha harus
memperhatikan antara lain :
1. Hendaknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
program Masyarakat Ekonomi ASEAN.
2. Pemerintah lebih memperhatikan UKM agar mampu bersaing dengan pasar
internasional.

25

DAFTAR PUSTAKA
1. http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/Pengertian-karakteristik-
masyarakat-ekonomi-asean di unduh pada tanggal 1 desember 2016

2. http://ekonomi.kabo.biz/2014/08/masyarakat-ekonomi-asean-mea.html
diunduh pada tanggal 14 desember 2014

3. http://www.pikiran-rakyat.com/node/303163 diunduh pada tanggal 14


desember 2014

4. http://news.okezone.com/read/2014/09/26/373/1044892/cara-uns-bersiap-
hadapi-mea-2015 diunduh pada tanggal 14 desember 2014

26

Anda mungkin juga menyukai