Anda di halaman 1dari 20

DISEMINASI MTBS

(Manajemen Terpadu Balita Sakit)

UPT Puskesmas Babulu


Tahun 2020
• Sejarah MTBS di Indonesia
 Dilaksanakan sejak tahun 1997 (adaptasi dari WHO)
 Tahun 2003 WHO menyatakan : MTBS merupakan
pendekatan terbaik menurunkan Angka kematian
Bayi Balita, ini terbukti dgn penurunan kematian yg
sgt bermakna di negara-negara yg menerapkan MTBS

Tahun 1990 kematian balita secara global 15,6


juta ,menurun mjd 6,6 juta tahun 2012
• Penyebab Utama Kematian Neontal, Bayi, dan
Balita
 Neonatal : Komplikasi Prematuritas (1 / 45 %),
Aspiksia(2/ 21 %), kelainan kongenital (3/ 13 % ),
infeksi : sepsis, tetanus, meningitis (4/ 11 %)
 Bayi (29 hr -11 bln): diare(1/ 31 %), Pneumonia (2/
23 %), malnutrisi(8/ 2,3 %), campak (10/ 1,2 %)
 Balita (1-4 thn) : Diare (1/ 25,2 %), pneumonia(2/
15,5 %), DBD (5/ 6,8 %), campak (6/ 5,6 %), malaria
(9/ 2,9 %)
Sumber : Riskesdas Tahun 2007
 Persentase Anak dibawa ke Faskes karena :

ISPA : 92 %
Demam : 90 %
Diare : 80 %

 Sebagian besar penyebab kematian balita


bisa dicegah di FKTP yang memberi :
Pelayanan Sesuai Standar MTBS
• Pelaksana MTBS : Tenaga Kesehatan Terlatih di
unit rawat jalan tingkat dasar (Puskesmas,
Pustu, Polindes ), Yaitu :
 Perawat
 Bidan
 Dokter , Sebagai Penerima rujukan, motivator,
dan supervisi
• PMK 25 /thn 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
Pasal 21 : Pelayanan kesehatan bayi dan anak balita Harus
dilakukan a.l.melalui MTBS
Pasal 25 :
1. MTBS dilaksanakan untuk meningkatkan :
a. Sistem Pelayanan Kesehatan
b. Pengetahuan dan keterampilan ibu serta pengasuh anak
dalam perawatan anak serta pencarian pertolongan
kesehatan
c. Kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam
menangani balita sakit
2. MTBS dilaksanakan oleh perawat dan bidan terlatih
3. Dalam penyelenggaraan MTBS, perawat dan bidan harus
dibawah supervisi dokter yang telah diberikan pelatihan
• Mengapa Perlu MTBS ?
 70 % kematian balita karena pneumonia,
malaria, diare, campak, malnutrisi, atau
kombinasi
 Lebih dari 75 % ibu membawa balita ke klinik
dengan keluhan salah satu kondisi diatas
 Sering ditemukan overlapping gejala, sehingga
diagnosis tunggal tidak tepat
MTBS Termasuk dalam 10 besar intervensi yg
cost effective , baik dinegara dgn penghasilan
rendah maupun menengah
• Keuntungan MTBS :
 Hemat Biaya
 Peningkatan kualitas pelayanan
 Rasionalisasi pemakaian obat
 Peningkatan pengetahuan ibu dalam
perawatan anak di rumah
 Optimalisasi dan pendayagunaan Nakes
 Rujukan kasus tepat waktu
 Perbaikan perencanaan dan manajemen
kesehatan
• Manfaat Bagi Proglam Lain :
 Keterpaduan tatalaksana kasus (ISPA, diare)
 Mengurangi Missed Opportunities (imunisasi)
 Memperbaiki penanganan malaria
 Konseling pemberian makan dan menyusui
( gizi, promkes)
 Pedoman tatalaksana yang baku
( pengobatan, mutu layanan)
 Pencarian pertolongan kesehatan secara
tepat (promkes)
MTBS

Suatu Pendekatan
Keterpaduan dalam
tatalaksana kasus balita
sakit di Faskes Tingkat
Dasar

 Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan


penyebab utama penyakit pada balita
 Kombinasi perbaikan tata laksana kasus pada balita sakit (kuratif)
dengan aspek gizi, imunisasi, dan konseling (promotif dan preventif)
 Melibatka lintas program terkait (imunisasi, gizi, diare, ISPA, HIV, TB,
Malaria)
Sasaran Pelayanan MTBS

 Balita Sakit Umur 2 bln – 5 thn


 Bayi Umur < 2 bulan (Bayi Muda)
Yang Sakit dan Sehat
• Penerapan MTBS di Puskesmas
A. Persiapan SDM :
1. Diseminasi MTBS
2. Refreshing MTBS
3. Kalakarya (OJT) MTBS
B. Persiapan Optimalisasi Faktor Pendukung
1. Logistik : Obat, Alat dan BHP, vaksin, buku bagan MTBS, Formulir
pencatatan Bayi muda dan balita sakit, buku register bayi muda dan balita
sakit, formulir rujukan, bagan dinding MTBS, media KIE
2. Biaya Operasional : BOK, JKN, Operasional PKM
3. Ruangan : Tempat mengukur PB/TB, BB, meja periksa
dan ranjang periksa, wastafel, pojok oralit
C. Penyesuaian Alur Pelayanan : Pendaftaran, Pemeriksaan, KIE,
Pemberian Tindaka yang diperlukan, Pemberian obat, dan rujukan bila
diperlukan
Pasien Datang

Pendaftaran :
• Tanyakan identitas pasien
• Pasien diminta menunggu di ruang MTBS

Rekam medis diserahkan oleh petugas pendaftaran ke ruang MTBS

Ruang MTBS : • Laboratorium


• Lakukan Penilaian • Ruang
Rujuk • Menentukan klasifikasi
Imunisasi
• Menentukan tindakan/pengobatan • Ruang Gizi
• Melakukan KIE • Layanan
rehidrasi oral
aktif
Ruang obat :
• Pemberian obat
• Konseling pemakaian dan dosis obat

Pulang
• Rincian Tugas
1. Bagian Pendaftaran : a) tanya dan catat
identitas pasien, tanya buku KIA dan sertakan
bersama dengan RM, ingatkan agar selalu bawa
buku KIA ke faskes setiap berobat, b) sampaikan
kepada Ortu bahwa anak kan dilayani dgn MTBS
dgn pemeriksaan lengkap, sehingga perlu wkt
lebih lama untuk pemeriksaan anak, c) Arahkan
pasien menunggu di ruang tunggu MTBS
2. Bagian Rekam Medis : Membuat berkas tertata
rapi shg mudah saat pencarian berkas, dan
pastikan bahwa yg tercatat telah lengkap dan
benar
• 3. Petugas MTBS : Memberi pelayanan dgn
pendekatan MTBS, mengirim pasien untuk dapat KIE
(bila diperlukan) ke petugas gizi, sanitarian/imunisasi,
petugas MTBS memberi KIE ttg cara merawat anak di
rumah, mencegah anak sakit dan cidera, serta kapan
harus kembali bilamana diperlukan.
> Bila ada kebijakan bhw setiap pasien hrs dilayani
dokter, maka setelah penilaian dan klasifikasi oleh
petugas MTBS, maka pasien diserahkan ke dokter
untuk tindak lanjut/pengobatannya
> Semua pasien dgn klasifikasi merah, harus dirujuk ,
bisa pada dokter di puskesmas , atau ke RS tergantung
kasusnya
• 4. Petugas Laboratorium : Pada kasus tertentu,
perlu pemeriksaan mikroskopik, seperti pasien
diduga malaria, RDT malaria, atau RDT HIV, dpt
dilakukan oleh petugas laboratorium
> Bila Puskesmas mampu, untuk penentuan
diagnosis anemia dan DBD, petugas Lab dpt
melakukan Pemeriksaan Lab berdasarkan anjuran
dokter, demikian pula pada anak yg diduga
menderita TBC
5. Petugas Imunisasi : memastikan ketersediaan
vaksin, penyimpanan dan pencataatan
penggunaan vaksin, KIE terkait jadwal imunisasi
6. Petugas Gizi : a) Penentuan status gizi balita
sebelum dilakukan pelayanan oleh perawat/bidan,
b) Menerima rujukan anak dgn masalah gizi/
masalah pemberian ASI/ pemberian makan
7. Petugas Layanan Rehidrasi Oral Aktif : a)
memfasilitasi org tua dlm mencampur dan memberi
oralit , serta pemberian zink, b) memastikan org tua
mengerti berapa banyak oralit/cairan yg hrs
diberikan pada anak, c) memastikan pemberian
oralit di klinik pada 3 jam pertama rencana terapi A,
d) KIE ttg peny.diare, e) mengajarkan cuci tangan
dgn sabun dan air bersih mengalir
8. Petugas Obat : a) petugas obat mengklarifikasi
nama pasien dgn nama pada kertas resep, b)
Menyiapkan obat , c) memberi penjelasan
kepada org tua cara pemberian, dosis dan lama
pemberian, memastikan org tua paham dgn cara
meminta mengulang apa yg telah disampaikan,
d) Menghitung kebutuhan obat terkait
pelayanan MTBS, Melakukan anlisis pemakaian
obat MTBS dan melaporkannya jika ditemukan
peningkatan penggunaannnya.

Anda mungkin juga menyukai