Anda di halaman 1dari 58

TES HIV INISIASI PETUGAS KESEHATAN

DAN KONSELING
(TIPK)

DETEKSI, DIAGNOSIS dan


PENANGANAN DINI HIV dan AIDS
Berdasarkan Permenkes 21 tahun 2013
tentang Penanggulangan HIV & AIDS
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Penambahan Permenkes 5/2014

10/9/2018 3jk 1
PENANGGULANGAN
• Segala upaya yang meliputi pelayanan promotif, preventif,
diagnosis, kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, membatasi
penularan serta penyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke
daerah lain serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya
• Kegiatan penanggulangan disesuaikan situasi epidemi HIV & AIDS
yang ditetapkan pemerintah provinsi/kab/kota:
– Rendah
– Terkonsentrasi
– Meluas
• Penanggulangan meliputi :
1. promosi kesehatan;
2. pencegahan penularan HIV;
3. pemeriksaan diagnosis HIV;
4. pengobatan, perawatan dan dukungan; dan
5. rehabilitasi.
10/9/2018 3jk 2
Ada 2 pendekatan dalam menegakkan
diagnosis HIV
1. Inisiative Klien  Client Initiative Testing
& Counselling (CITC) Voluntary
Counselling and Testing HIV (VCT) 
Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS)
2. Inisiative Provider  Provider Initiative
Testing & Counselling (PITC) Tes inisiatif
petugas dan Konseling (TIPK)
10/9/2018 3jk 3
TES HIV
Pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya HIV dalam
tubuh (melalui antibodi atau antigen atau virus/fraksi
virus) dengan metode rapid diagnostic test (RDT) atau EIA
(Enzyme Immuno Assay), dilakukan oleh tenaga
medis/teknisi laboratorium/bidan/perawat terlatih

KONSELING
• komunikasi informasi untuk membantu
klien/pasien agar dapat mengambil keputusan
yang tepat untuk dirinya dan bertindak sesuai
keputusan yang dipilihnya.
10/9/2018 3jk 4
KTS
• KTS dilakukan dengan langkah-langkah meliputi:
1. konseling pra tes;
2. tes HIV; dan
3. konseling pasca tes.
• KTS hanya dilakukan dalam hal pasien memberikan persetujuan secara tertulis.
• Konseling pra tes dilakukan dengan
– tatap muka atau
– tidak tatap muka
Bentuk :
 konseling pribadi,
 Konseling bersama pasangan (couple counseling) atau
 Konseling dalam kelompok (group counseling).
• Konseling pasca tes harus dilakukan tatap muka dengan tenaga kesehatan atau
konselor terlatih.

10/9/2018 3jk 5
Realitas
• Di Asia Pasifik, KTS murni yang benar-benar
inisiatif klien sangat jarang baik dalam
konseling pra-tes maupun konseling pasca-tes.
Dalam realitasnya sebagian besar tes dan
konseling yang dilakukan dianjurkan oleh
pemberi layanan kesehatan (dokter,
perawat/bidan, penyuluh kesehatan, dll) bagi
orang yang bergejala (simtomatik) atau
berisiko tinggi.
10/9/2018 3jk 6
PITC
Provider Initiated Testing &
Counseling
=
TIPK
Tes Inisiatif Petugas Kesehatan &
Konseling

10/9/2018 3jk 7
Definisi
• TIPK; Tes Inisiatif Petugas Kesehatan dan Konseling adalah
tes HIV dan konseling yang dilakukan kepada seseorang
untuk kepentingan kesehatan dan pengobatan berdasarkan
inisiatif dari pemberi pelayanan kesehatan.
• Langkah kerja :
1. pemberian informasi tentang HIV dan AIDS sebelum tes;
2. pengambilan darah untuk tes;
3. penyampaian hasil tes; dan
4. Konseling (apapun hasil tes nya).
• TIPK tidak dilakukan bila pasien menolak secara tertulis
(Lihat Permenkes 290/2008 ttg Persetujuan Tindakan
Kedokteran).

10/9/2018 3jk 8
DIAGNOSIS HIV
• Di Indonesia diagnosis HIV ditegakkan dengan : RDT serial
strategi 3 (lihat Kepmenkes 241/2006 ttg Standar Layanan
HIV dan IO)
• Setiap hasil RDT serial strategi 3 reaktif, dilakukan evaluasi
penetapan stadium klinis .
• Fasyankes primer wajib mampu melakukan promotif,
preventif, konseling, deteksi dini dan melakukan rujukan
efektif bila diperlukan.
• Rumah Sakit kelas C ke atas wajib mampu diagnosis,
pengobatan dan perawatan ODHA sesuai ketentuan dalam
sistem rujukan.
• Fasyankes primer dan rumah sakit kelas D dapat melakukan
diagnosis, pengobatan dan perawatan ODHA sesuai dengan
kemampuan dan sistem rujukan.
10/9/2018 3jk 9
TIPK
harus dianjurkan sebagai bagian dari standar pelayanan bagi:
a. setiap orang dewasa, remaja dan anak-anak yang datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan dengan tanda, gejala, atau
kondisi medis yang mengindikasikan atau patut diduga telah
terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat penyakit
tuberculosis dan IMS;
b. asuhan antenatal pada ibu hamil dan ibu bersalin;
c. bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan infeksi HIV;
d. anak-anak dengan pertumbuhan suboptimal atau malnutrisi di
wilayah epidemi luas, atau anak dengan malnutrisi yang tidak
menunjukan respon yang baik dengan pengobatan nutrisi
yang adekuat; dan
e. laki-laki dewasa yang meminta sirkumsisi sebagai tindakan
pencegahan HIV

10/9/2018 3jk 10
Aplikasi TIPK menurut Status
Epidemiologi
• Status Epidemi HIV Rendah:
– Penderita IMS
BUMIL
B
– Penderita TB
– Penderita indikasi/patut diduga infeksi HIV
• Status Epidemi HIV Terkonsentrasi
U


Penderita IMS
Penderita TB M
– Penderita yang sesuai perjalanan infeksi HIV
– ANC terpadu (T10) Bumil
• Status Epidemi HIV Generalisata
I
– Tes HIV secara inklusif sebagai SOP (Standar
Operasional Prosedur layanan kesehatan L
10/9/2018 3jk
Tenaga Kesehatan
PP 32 tahun1996
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan;
Tenaga kesehatan terdiri dari :
a. tenaga medis;
b. tenaga keperawatan;
c. tenaga kefarmasian;
d. tenaga kesehatan masyarakat;
e. tenaga gizi;
f. tenaga keterapian fisik;
g. tenaga keteknisian medis.
10/9/2018 3jk 12
Praktik Dokter/Dokter-gigi
• Kewenangan dokter/dokter gigi
1. mewawancarai pasien;
2. memeriksa fisik dan mental pasien;
3. menentukan pemeriksaan penunjang;
4. menegakkan diagnosis;
5. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
6. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
7. menulis resep obat dan alat kesehatan;
8. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
9. menyimpan dan memberikan obat dalam jumlah dan jenis
yang sesuai dengan standar; dan
10. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
• (Permenkes 2052 tahun 2011)
10/9/2018 3jk 13
Praktik Perawat
• Kewenangan Perawat
1. Asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
keperawatan)
2. Upaya promotif, preventif, pemulihan dan
pemberdayaan masyarakat
3. Tindakan keperawatan (komplementer) : prosedur
keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan
4. Memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas,
atau ketentuan lainnya.
• Permenkes 148 tahun 2010 ditambahi Permenkes 17
tahun 2013

10/9/2018 3jk 14
Praktik Bidan
• Kewenangan Bidan
1. Pelayanan kesehatan ibu (masa pra hamil,
kehamilan, persalinan, nifas, masa menyusui dan
antara dua kehamilan)
2. Pelayanan kesehatan anak (bayi baru lahir, anak
balita dan anak pra sekolah)
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana (penyuluhan dan konseling
kesehatan reproduksi perempuan dan KB, alat
kontrasepsi oral dan kondom)
• Permenkes 1464 tahun 2010
10/9/2018 3jk 15
Konselor
• Lihat Permendiknas 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi
akademik & kompetensi konselor
• Kompetensi:
– Pedagogik
– Kepribadian
– Sosial
– Profesional

• Konseling kesehatan :
Komunikasi, Informasi, Edukasi terkait kondisi kesehatan
pasien/klien
 Andragogik
 Profesional
 Holistik
 Kualitas

10/9/2018 3jk 16
Manual Komunikasi dokter-pasien
• Kompetensi
– Dasar-dasar komunikasi
– Elemen-elemen dalam model proses komunikasi
– Komunikasi efektif dalam hubungan dokter-pasien
– Tujuan dan manfaat
• Sikap Profesional dokter
• Sesi :
– pengumpulan informasi
– penyampaian informasi
• langkah langkah komunikasi : SAJI yaitu:
– Salam
– Ajak Bicara
– Jelaskan
– Ingatkan
Permenkes 269 / 2008 tentang Rekam Medis
• Pencatatan minimal dalam rekam Medis

• Ringkasan :

• Penjelasan kepada pasien (seharusnya tercatat semuanya) meliputi


– Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
– Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
– Alternatif tindakan lain, dan risikonya
– Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
– Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
– Perkiraan biaya

10/9/2018 3jk 18
Persetujuan Tindakan Kedokteran
UU 29/2004 Praktik Kedokteran; UU 36/2009 Kesehatan;
Permenkes 290/2008
• adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien
• Tindakan kedokteran : tindakan medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan
dokter/doktergigi thdp pasien
• Tindakan invasif adalah tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien
• Tindakan risiko tinggi : tindakan medis yg berdasarkan tingkat probabilitas tertetu dapat mengakibatkan kematian
atau kecacatan
• Persetujuan setelah penjelasan lengkap
• Dapat tertulis atau lisan
• Persetujuan tertulis pada tindakan risiko tinggi ditandatangani pada formulir khusus
• Persetujuan lisan atau tidak tertulis pada tindakan tidak berisiko tinggi dapat berbentuk ucapan setuju atau
gerakan mengganggukkan kepala yg dapat diartikan setuju, bila dianggap meragukan, dapat dimintakan
persetujuan tertulis.
• Dalam keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan
persetujuan tindakan kedokteran, dan dicatat di dalam rekam medik; berikan penjelasan sesegara mungkin pada
pasien/keluarga terdekat setelah sadar/teratasi atau meninggal
• Persetujuan dapat dibatalkan/ ditarik kembali sebelum dimulainya tindakan, secara tertulis oleh yang memberi
persetujuan dan akibatyg timbul dari pembatalan menjadi tanggung jawab yang membatalkan

10/9/2018 3jk 19
ALUR LAYANAN Pelayanan:
Pendaftaran
CM S
Kel Ut O
Pemeriksaan A
Penunjang: P
PENYULUHAN , Laboratorium
DMOM
KOMUNIKASI EDUKASI

KONSELING
PLAN
Ex= Education
PULANG Tx= Treatment (obat, kondom)
Ax= Action
Rx= Referrals
Langkah layanan kesehatan
• Life first, do no harm
• Triase  Indikasi Rawat?
• SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning)
• Prinsip 3C-2R
• Informasi, edukasi (dan konseling), dukungan  pemeriksaan
fisik
• Contoh
– seorang IDU dengan program metadon dapat segera mengakses
layanan konseling, testing dan Pengobatan dalam waktu yang
sama/cepat.
– Seorang ibu hamil saat melakukan ANC mendapatkan skrining IMS dan
skrining HIV (bila diperlukan) dalam satu paket layanan ANC.
– Seorang penderita TB paru/ekstra paru dewasa muda dengan faktor
risiko, ditawarkan paket layanan DOTs lengkap SPS, lab darah rutin,
10/9/2018
fungsi hati dan termasuk HIV &3jkIMS 21
Subyektif (anamnesis)
• 5W 1 H
• Sacred 7 :
1. Location =lokasi
2. Onset, =mulai
3. Quality =kualitas
4. Severity =tingkat beratnya
5. Chronology =kronologi = perjalanannya
6. Modifying Factors =faktor yang mempengaruhi
7. Associated Symptoms =gejala-gejala penyerta lain
• Basic 4
1. Present Illnes (Riwayat Penyakit Sekarang =RPS)
2. Past Health History (Riwayat Penyakit Dahulu = RPD)
3. Family Health History (Riwayat Penyakit Keluarga = RPK)
4. Personal/Social History (Riwayat Pribadi & Sosial)

10/9/2018 3jk 22
Obyektif
• Triase  Kewaspadaan Standar
• KU, BB,T,N,R,C
• Fisik, Mental, Spirit
• Head to toe
– Inspeksi
– Palpasi
– Auskultasi
– Perkusi
• ABS (Alat Bantu Sederhana)
• Pem.Penunjang

10/9/2018 3jk 23
Assessment
• Daftar Masalah
• Kumpulan Masalah

• Syndrome

• Diagnosis Banding

• Diagnosis Kerja

10/9/2018 3jk 24
Planning
• Ex= Education
• Tx= Treatment
• Ax= Action
• Rx= Referrals

10/9/2018 3jk 25
Asuhan Klinis, Keperawatan, Kebidanan
Subyektif Obyektif Assessment Planning
A 5W-1H KU, BB,T,N,R,C Daftar Masalah
B.1 Lokasi Fisik, Mental, Spirit
2 Onset Head to toe Kumpulan Masalah
3 Kualitas Inspeksi Syndrome
4 Tkt Berat-nya Palpasi
5 Kronologi Auskultasi
6 Faktor perubah Perkusi
7 Gejala Penyerta ABS (Alat Bantu Diagnosis Banding
Sederhana)
I RPS Pem.Penunjang Diagnosis Kerja Ex= Education
II RPD Tx= Treatment
III RPK Ax= Action
IV Pribadi & Sosial Rx= Referrals
10/9/2018 3jk 26
CONTOH : RM SEDERHANA
RM :

10/9/2018 3jk 27
Pemeriksaan Laboratorium Pratama
Permenkes 37/2012,Permenkes 411/ 2010,
Kepmenkes 241/2006
No Materi Pemeriksaan
1 Urine Makroskopis, PH. BJ. Glukosa, Protein, Urobilinogen,
Bilirubin, Darah samar, Benda keton, Sedimen
2 Faeces Makroskopis, Mikroskopis telur cacing, amoeba, sisa
makanan, darah samar
3 Darah Gol. Darah ABO, Rh; Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit,
Eritrosit, Eosinofil, Hitung jenis lekosit, LED, Retikulosit,
Trombosit, CT, BT
Kimia Klinik : Protein total, Albumin, Globulin, Bilirubin,
SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, TG, Kholest total,
Glukosa;
Tes kehamilan (HCG); RDT HIV  program
Mikroskopis : Malaria, Filaria, Jamur, Corinebacterium, BTA,
Warna Gram
10/9/2018 3jk 28
Permenkes 37/2012

10/9/2018 3jk 29
HAK AZASI MANUSIA
di Bidang Kesehatan
• Right to health : hak untuk sehat.
• Right to know : hak untuk mengetahui kondisi
kesehatan pribadi .
• Right to healthy life : hak untuk menjalani hidup sehat.
• Right to participate in health efforts : hak untuk
berpartisipasi dalam upaya-upaya kesehatan.
• Right to be protected, to be honoured : hak untuk
dilindungi, dihargai.
• Right to free of transmitted diseases : hak untuk bebas
dari penyakit menular

10/9/2018 3jk 30
Kompetensi Dokter
1. Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling
tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan
rujukan yang paling tepat bagi pasien. Dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
2. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
3. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
a) Tingkat Kemampuan 3A. Bukan gawat darurat
Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan
gawat darurat. Dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
b) Tingkat Kemampuan 3B. Gawat darurat
Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat
darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
4. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
Dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri
dan tuntas.
a) Tingkat Kemampuan 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
b) Tingkat Kemampuan 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB).

10/9/2018 3jk 31
Permenkes 5 th 2014 ttg Panduan Praktik
Klinis Dokter di Fasyankes Primer
• Terkait HIV-AIDS dan IMS, Kompetensi Dokter adalah 4A
• dua macam pendekatan untuk tes HIV
a. Konseling dan tes HIV sukarela (KTS-VCT = Voluntary Counseling
& Testing)
b. Tes HIV dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan (TIPK –
PITC = Provider-Initiated Testing and Counseling)

• TIPK merupakan kebijakan pemerintah untuk dilaksanakan di


layanan kesehatan yang berarti semua petugas kesehatan harus
menganjurkan tes HIV setidaknya pada ibu hamil, pasien TB, pasien
yang menunjukkan gejala dan tanda klinis diduga terinfeksi HIV,
pasien dari kelompok berisiko (penasun, PSK-pekerja seks
komersial, LSL – lelaki seks dengan lelaki), pasien IMS dan seluruh
pasangan seksualnya.

10/9/2018 3jk 32
Rekam Medis (Permenkes 269/2006, 55/2013)
Subyektif Obyektif Assessment Planning
A 5W-1H KU, BB,T,N,R,C Daftar Masalah
B.1 Lokasi Fisik, Mental, Spirit
2 Onset Head to toe Kumpulan Masalah
3 Kualitas Inspeksi Syndrome
4 Tkt Berat-nya Palpasi
5 Kronologi Auskultasi
6 Faktor perubah Perkusi
7 Gejala Penyerta ABS (Alat Bantu Diagnosis Banding
Sederhana)
I RPS Pem.Penunjang Diagnosis Kerja Ex= Education
II RPD Tx= Treatment
III RPK Ax= Action
IV Pribadi & Sosial Rx= Referrals
10/9/2018 3jk 33
Permenkes 21/2013 ttg
Penanggulangan HIV dan AIDS
Pasal 31
(1) Setiap orang terinfeksi HIV wajib mendapatkan
konseling pasca pemeriksaan diagnosis HIV,
diregistrasi secara nasional dan mendapatkan
pengobatan.
(2) Registrasi memuat nomor kode fasilitas
pelayanan kesehatan, nomor urut ditemukan di
fasilitas pelayanan kesehatan dan stadium klinis
saat pertama kali ditegakkan diagnosisnya.
(3) Registrasi harus dijaga kerahasiannya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
10/9/2018 3jk 34
KARTU PASIEN
Tanggal Perjanjian
No. Rekam Medis NIK/KTP : Mengambil Obat, Konsultasi Dokter, Pemeriksaan lain
No. Register Nasional:
Nama: ..................................................................................................... Tanggal Rejimen dan jumlah Efek samping ARV/ Rencana tgl.
Alamat Lengkap: .................................................................................... kunjungan obat ARV yang sisa IO/ profilaksis IO kunjungan y.a.d
No. telepon: ....................................................................................
Jenis kelamin : □ L □P Umur: .................. Tahun
Nama PMO : …………………………………………………………
Alamat PMO : ………………………………………………………..
No. telepon : ………………………………………………………..
Tanggal konfirmasi tes + : ……………… Tempat: ……………………
Pendidikan : □ Tdk Sekolah □ SD □ SMP □ SMU □ Akademi/D3 □ Universitas
Status pernikahan : □ Menikah □ Tidak menikah □ Janda/Duda

Pemeriksaan Klinis dan Laboratorium


Tanggal Stad Status
hh/bb/tt WHO BB fungsional TLC CD4
(K,Amb,B)
Kunjungan
pertama
Memenuhi
syarat utk ART
Saat mulai
ART
Setelah 6
bulan ART
Saat 12 bulan
ART Bila kartu ini sudah penuh
dapat diganti dengan kartu baru
Saat 24 bulan
Catatan Penting: oleh Dokter atau Perawat
ART
...............................................................................................................................................................
CATATAN: ...............................................................................................................................................................
1. Simpanlah kartu ini di rumah dan bawalah bila datang ke Unit Pengobatan ...............................................................................................................................................................
2. Anda dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit bila mengikuti aturan pengobatan ...............................................................................................................................................................
dengan menelan obat secara teratur
9-Oct-18 35
P
Nama ……………………………………… No. Rekam Medis:
36 IKHTISAR PERAWATAN dan ART
9-Oct-18
d4T = stavudine; ZDV = ziduvudine; 3TC = lamivudine; NVP = nevirapine; EFV = efavirenz
Nama ………………………………………
No. Rekam Medis:
IKHTISAR PERAWATAN dan ART (follow-up)
9-Oct-18 37
Surat Pemberitahuan Proses Aktivasi Layanan ARV; Direktur PPML
No: BN.01.01/III.2/2482/2013, 27 Desember 2013

• Syarat RS ARV :
– Memiliki tim terlatih : Dr, Ns, Bd, Apt & RR
– SK Dir RS ttg Tim CST/PDP
– Memiliki analis lab terlatih atau jejering dgn lab terlatih
– Surat Permohonan kpd Dir PPML cq Kasubdit AIDS & PMS tembusan Dir BUKR atau
Dir BUKD
– Form Pendaftaran RS Aktif CST/PDP
• Syarat Puskesmas :
– Memiliki Tim di Puskesmas dr, Ns/Bd, RR
– SK Kapuskesms Tim CST HIV
– Jejaring RS pengampu
– Lab /Reagen HIV atau jejaring lab terlatih
– Diusulkan Dinkeskab & disetujui Dinkesprov
– Surat Permohonan kpd Dir PPML cq Kasubdit AIDS & PMS tembusan Dir BUKR atau
Dir BUKD
– Form Pendaftaran Puskesmas CST

10/9/2018 3jk 38
Form A : Data RS baru untuk IOMS &
format Excel LBPHA :
• Nama Resmi RS :
• Alamat :
• Kabupaten/Kota :
• Provinsi :
• No. Telepon :
• No. Fax :
• Up :
• Nama staf RR :
• No. telp staf RR :
• Alamat email staf RR :
• Nama staf Farmasi :
• No telp staf Farmasi :
• Alamat Email staf Farmasi :

10/9/2018 3jk 39
CONTOH : INFORMED CONSENT di UTD PMI

10/9/2018 3jk 40
10/9/2018 3jk 41
Jika tidak melakukan maka ……….. ((KUHP Indonesia))
• Pasal 211 Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang pejabat untuk
melakukan perbuatan jabatan atau untuk tidak melakukan perbuatan jabatan yang sah, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
• Pasal 335
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah:
1. barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang
tak menyenangkan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun
perlakuan yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain;
2. barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu
dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis.
• Pasal 419 Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun seorang pejabat:
l. yang menerima hadiah atau janji padahal diketahuinya bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk
menggerakkannya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya;
2. yang menerinia hadiah mengetahui bahwa hadiah itu diberikan sebagai akibat. atau oleh karena si
penerima telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya.
• Pasal 421 Seorang pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan memaksa seseorang untuk melakukan,
tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan.

10/9/2018 3jk 42
Bab XXI
Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan
(termasuk lalai memberikan upaya pencegahan tertulis dlm rekam medis)
Pasal 359
Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 360
(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka
berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling
lama satu tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebahkan orang lain luka-luka
sedemikian rupa sehingga timhul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu
lima ratus rupiah.
Pasal 361
Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan
atau pencarian, maka pidana ditamhah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicahut
haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat
memerintahkan supaya putusannya diumumkan
10/9/2018 3jk 43
menularkan penyakit
(tidak melakukan upaya perlindungan penularan kepada orang lain/pasangannya atau
memberitahukan /notifikasi)
Pasal 140
(2) Jika mekar terhadap nyawa mengakibatkan kematian atau dilakukan dengan rencana terlebih dahulu mengakibatkan
kematian, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling
lama dua puluh tahun.
(3) Jika makar terhadap nyawa dilakukan dengan rencana terlebih dahulu mengakibatkan kematian, diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.

KUHP Pasal 340


• Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu, paling lama dua puluh tahun.

KUHP Pasal 342


• Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan
anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama semhi- lan tahun.

KUHP Pasal 350


• Dalam hal pemidanaan karena pembunuhan, karena pembunuhan dengan rencana, atau karena salah satu
kejahatan berdasarkan Pasal 344, 347 dan 348, dapat dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1- 5.
SITUASI EPIDEMI
KONDISI CAKUPAN: BUMIL KEL RISTI STATUS EPIDEMI
/UMUM
Laporan Tes HIV RDT serial strategi 3 :
RS, Puskesmas, klinik/fasyankes/services < 1% < 5% RENDAH
(PITC &VCT, integrasi IMS, TB, ANC Bumil,
Layanan lain ~patofisiologi infeksi HIV) < 1% > 5% TERKONSENTRASI
Jumlah perawatan AIDS
Jumlah Yandas populasi kunci
Jumlah survei populasi kunci (strategi 2)
> 1% na LUAS
telah konfirm RDT ketiga (link-confidential)
Jumlah skrining HIV pedonor darah
(reaktif konfirmasi Konseling)

Makin sedikit yang diperiksa, makin mengkhawatirkan;


makin banyak yang diperiksa makin melegakan
10/9/2018 45
Situasi Epidemi - INTERVENSI
BUMIL KEL
STATUS EPIDEMI INTERVENSI
/UMUM RISTI
< 1% < 5% RENDAH Populasi risti,
Pasien yang menunjukkan indikasi atau
patut diduga HIV
Bumil + IMS +/ TB
< 1% > 5% TERKONSENTRASI Populasi risti,
Pasien yang menunjukkan indikasi atau
patut diduga HIV
Bumil
IMS
TB
Paparan HIV Perinatal
Perkosaan/kekerasan seksual
> 1% na LUAS Setiap pasien kontak layanan.
SOP umum, Kewaspadaan Standar Umum
10/9/2018 3jk 46
Simplifikasi layanan terintegrasi
Umum : promosi, pencegahan penularan, GIPA.
• HIV Stadium 1 : IECCC+C +S
• HIV Stadium 2 : IECCC+C +C +S, IO.
• HIV Stadium 3 : IECCC+C +C +S, IO+ARV.
• HIV Stadium 4 : IECCC+C +C +S, IO+ARV,
Rawat, Paliative care.

IECCC = Information, Education, Communication, Consultation, Counseling;


+C = Condom; +S = Support

10/9/2018
Surveilans
a. pelaporan kasus HIV;
b. pelaporan kasus AIDS;
c. sero surveilans sentinel HIV dan sifilis;
d. surveilans IMS;
e. surveilans HIV berbasis layanan Konseling dan Tes
HIV;
f. surveilans terpadu biologis dan perilaku;
g. survei cepat perilaku; dan
h. kegiatan pemantauan resistensi ARV.
Pembanding VCT (KTS) PITC (TIPK)
Pelaku Dokter, Bidan, Perawat, Dokter, Bidan, Perawat
Nakes lain, Non Nakes (Nakes Layanan Kesehatan,
(terlatih) Profesional)
Dasar Inisiasi Pengetahuan /Kecemasan Kepentingan Dx Pasien
Konsumen / inisiatif KLIEN PASIEN
Konteks Khusus HIV Sesuai Keluhan/klinis & HIV
Relasi Sejajar Tak sejajar
Setting Umum, Masyarakat, UPK Fasyankes
Metode Option IN Option OUT
Langkah kerja 1. Konseling prates 1. Informasi, edukasi,
2. Tes 2. Pengambilan/pemeriksaa
3. Konseling pasca tes n darah (inklusif)
3. Penyampaian hasil tes
4. Konseling
Urutan [Konseling Pratest– [Komunikasi,Info,Edukasi–
Consent]– [Tes] – [Buka Hasil Consent sesuai kebutuhan ]
– Konseling Pascates] – [pengambilan darah&/Tes]
 Rujuk bl perlu – [Hasil Lab (tmsk HIV)] –
Konseling dukungan
10/9/2018 3jk tetapkan stadium – 50
pengobatan
Pembanding VCT (KTS) PITC (TIPK)
Pintu Masuk Asimptomatis, Faktor Risiko Keluhan utama, DMOM, SOAP, Kondisi
kesehatan : IMS, TB, ANC, patofisiologi
HIV, rujukan masuk
o Datang ke klinik khusus untuk o Datang ke fasyankes karena
konseling dan testing HIV kebutuhan kesehatan
Pasien/Klien o Berharap konseling/konsultasi o Tidak bertujuan tes HIV
dapat pemeriksaan o Sudah ada keluhan/gejala/tanda
o Pada umumnya asimtomatis gangguan kesehatan
Petugas o Konselor terlatih baik petugas o Petugas kesehatan yang dilatih
kesehatan/ kesehatan maupun bukan petugas untuk mengenali gejala/tanda klinis
Konselor kesehatan HIV memberikan informasi, edukasi
Penekanan pada pencegahan Penekanan pada penegakan diagnosis
Tujuan utama penularan HIV dan IMS melalui dan underlying infeksi HIV untuk
Konseling dan pengkajian faktor risiko, pengurangan penatalaksanaan yang tepat bagi
tes HIV risiko, perubahan perilaku dan tes HIV kehamilan, TB, IMS dan kondisi
serta peningkatan kualitas hidup kesehatan lainnya dalam bentuk PDP
Stadium Klinis HIV Aspek Legal
Tambahan Rujukan PDP Layanan Komprehensif
yang Konseling Adherence Berkesinambungan yang Integratif
diperlukan Konseling Berpasangan Eliminasi Stigma & Diskriminasi
10/9/2018 3jk Standar Pelayanan Medis Minimal 51
Tolok Perbandingan VCT - KTS PITC – TIPK

Sifat o Eksklusif (Hanya HIV saja) o Inklusif (termasuk HIV)


o Konseling berfokus klien o Pelayanan kesehatan berfokus
o Sukarela Klien pada pasien (patient-centered)
o Secara individual o Kebutuhan Pasien
o Komunikasi, Konseling o Individual (kontraktual)
o Pemeriksaan Lab khusus o Komunikasi, Informasi, Edukasi
HIV pem. penunjang diagnosis
Pertemuan Pra tes
o Hasil positif maupun o Evaluasi pem penunjang Dx,
negatif sama-sama termasuk HIV
pentingnya untuk upaya o Dukungan positif maupun
pencegahan dan negatif
peningkatan kualitas o Disclosure & tracing pasangan
hidup
o Klien dengan hasil HIV o Bila positif tetapkan stadium
positif dirujuk ke layanan klinis, CD4
PDP dan dukungan lain o Akses PDP tmsk HIV (PMO)
Tindak lanjut
yang ada di masyarakat o Akses positif prevention &
10/9/2018 3jk
rujukan ke KDS 52
o Continuum chronic Care
Undang Undang
• UUD 45 Pasal 28H, 34 (3)
• UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM (49)
• UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
• UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
• UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
• UU No. 11 tahun 2005 tentang Pengesahan Intentational
Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan
Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya)
• UUNo. 37 tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia
• UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
• UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
10/9/2018 3jk 53
Peraturan
• PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan
• PP No. 38 tahun 2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan
• PP No. 60 tahun 2008 ttg SPIP
• PP No. 07 tahun 2011 ttg Pelayanan Darah
• PP No. 33 tahun 2011 ttg ASI Eksklusif
• Perpres No. 75 tahun 2006 ttg KPAN
• Perpres No. 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional
• Perpres No. 76 tahun 2012 ttg Pelaksanaan Paten oleh
Pemerintah terhadap Obat Antiviral dan Antiretroviral
• Perpres No. 12 tahun 2013 ttg Jaminan Kesehatan
• Inpres No. 3 tahun 2010 ttg Program Pembangunan yang
Berkeadilan
• Inpres No. 14 tahun 2011 ttg Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2011
10/9/2018 3jk 54
Peraturan Teknis
Client-initiated Counseling & Testing Provider-initiated Testing &
=Voluntary Counseling & Testing HIV Counseling
(VCT/KTS) (PITC/TIPK)
• Permenkes 04 th 2012 ttg Juknis Promosi • Permenkes 369 th 2007 ttg Standar Profesi Bidan
Kesehatan RS • Permenkes 512 th 2007 diperbaharui dgn
Permenkes 2052 th 2011 ttg Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran
• Permenkes 269 th 2008 ttg Rekam Medis
Perihal Konselor, lihat: Permendiknas • Permenkes 290 th 2008 ttg Persetujuan
No. 27 thn 2008 tentang Standar Tindakan Kedokteran
Kualifikasi Akademik dan • Permenkes 148 th 2010 ttg Izin & Praktik
Perawat
Kompetensi Konselor
• Permenkes 411 th 2010 ttg Laboratorium Klinik
• Permenkes 1438 th 2010 ttg Standar Pelayanan
Kedokteran
• Permenkes 1464 th 2010 ttg Izin & Praktik Bidan
• Permenkes 28 th 2011 ttg Klinik
• Permenkes 01 th 2012 ttg Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan
• Permenkes 36 th 2012 ttg Rahasia Kedokteran
• Permenkes 37 th 2012 ttg Pemeriksaan
10/9/2018 3jk 55
Laboratorium Puskesmas
Peraturan Teknis
Client-initiated Counseling & Testing
Provider-initiated Testing & Counseling
=Voluntary Counseling & Testing HIV
(PITC/TIPK)
(VCT/KTS)
• Permenkes 21 th 2013 ttg Penanggulangan HIV
& AIDS
• Permenkes 51 th 2013 ttg PPIA
• Permenkes 55 th 2013 ttg Penyelenggaraan
Pekerjaan Perekam Medis
• Permenkes 59 th 2013 ttg Penyelenggaraan
Pemeriksaan Laboratorium untuk Ibu hamil,
bersalin dan nifas
• Permenkes 65 th 2013 ttg Pedoman
Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
• Permenkes 69 th 2013 ttg Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan
• Permenkes 71 th 2013 ttg Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional
• Permenkes 5 th 2014 ttg Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
• Permenkes 87 th 2014 ttg Pedoman
Pengobatan Anti Retro Viral
10/9/2018 3jk 56
Keputusan Teknis
VCT PITC
• Kepmenkes NO. 1507 / Thn 2005 Tentang • Kepmenkes No. 1285 tahun 2002 tentang
Pedoman Pelayanan Konseling & Testing Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS & PMS
HIV/AIDS Secara Sukarela • Kepmenkes No. 1190 tahun 2004 tentng
• Kepmenkes 1426 th2006 ttg Petunjuk Teknis Pemberian Gratis OAT dan ARV untuk HIV/AIDS
Promosi Kesehatan di RS
• Kepmenkes No. 241 tahun 2006 tentang Standar
• Kepmenkes 585 th 2007 ttg Pedoman
Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
• Kepmenkes No.060/Menkes/SK/I/2009 Tentang HIV dan Infeksi Oportunistik
Tim Pelatih VCT Nasional • Kepmenkes No. 832 tahun 2006 Tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Bagi ODHA &
Standar Pelayanan Rumah Sakit Rujukan ODHA
dan satelitnya
• Kepmenkes No. 567 tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan PDBNPsikotropika dan
Zat Adiktif (NAPZA)
• Kepmenkes No. 1197 tahun 2007 Tentang Pokja
Penanggulangan HIV/AIDS Depkes
• Kepmenkes No.296 tahun 2008 tentang
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas

10/9/2018 3jk 57
Keputusan Teknis
VCT/KTS PITC/TIPK
• SE Menkes No. GK/Menkes/001/I/ 2013 Layanan
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA)
• SE Menkes No. 129 thn 2013 Pengendalian HIV-
AIDS dan IMS
• SE Menkes No. HK/Menkes/31/1/2014 ttg
Pelaksanaan Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertma dan
fasilitas Kesehatan tingkat Lanjutan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
• SE Menkes No. HK/Menkes/32/1/2014 ttg
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta
BPJS Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan
• SE Dirjen PP&PL No. HK.02.03/D/III.2/823/2013
ttg Alokasi Pembiayaan Logistik Program
Pengendalian HIV-AIDS dan IMS

10/9/2018 3jk 58

Anda mungkin juga menyukai