Anda di halaman 1dari 6

Masyarakat Ekonomi ASEAN…{Bakhri}| 32

Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834


Vol. 26, No. 2, Des 2015 e-ISSN 2597-7393

Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Tinjauan dari Perspektif Ekonomi Syariah


Boy Syamsul Bakhri1

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Penulis: Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengubah ASEAN menjadi kawasan dengan
1
Universitas Islam Riau pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang
* bebas. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi kekuatan pendorong integrasi
\ E-mail: ekonomi di negara-negara ASEAN, dan antara negara-negara ASEAN dan seluruh dunia.
kiat.internasional@gmail.com Banyak yang percaya integrasi ekonomi akan mewujudkan kerangka ASEAN sebagai
pasar tunggal dan basis produksi, untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan
kawasan, untuk mendukung pembangunan ekonomi yang lebih merata, dan sebagai batu
Untuk mengutip artikel ini: loncatan menuju integrasi penuh ke dalam ekonomi global. Komitmen implementasi
Bakhri, BS, 2015, ‘Masyarakat blueprint AEC oleh negara-negara anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan
ekonomi syariah akan menjadi peran penting untuk mencapai tujuan Visi, Misi, dan
Ekonomi ASEAN dan Tinjauan dari Target ASEAN.
Perspektif Ekonomi Syariah’, Vol.
26, No. 2, Hal. 32-37. The ASEAN Economic Community (AEC) will transform ASEAN into a region with free
movement of goods, services, investment, skilled labor, and free flow of capital. ASEAN
Akses online: Economic Community will be the driving force of economic integration within ASEAN
countries, and between ASEAN countries and the rest of the world. Many believe the
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat economic integration will realize the ASEAN framework as a single market and production
E-mail: base, to increase competitive economic national and region, to support more equitable
kiat@jurnal.uir.ac.id economic development, and as a stepping stone toward full integration into the global
economy. Commitments of the implementation of AEC Blueprint by ASEAN member
countries and the sharia economic stakeholders will be a crucial role to achieve the
objective of the ASEAN Vision, Mission, and Targets.

Katakunci:ASEAN, AEC, MEA, Ekonomi Syariah

1. Pendahuluan
ASEAN Economic Community (AEC) atau Dengan adanya empat pilar utama yang termuat
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai dalam cetak biru tersebut, maka akan terbuka peluang bagi
diberlakukan 31 Desember 2015 merupakan bentuk Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan
integrasi ekonomi regional. Dengan asumsi, persaingan ASEAN. Indonesia sebagai salah satu negara pendiri
bebas akan mendorong setiap negara ASEAN melakukan ASEAN, juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
efisiensi yang optimal dan pada akhirnya akan dalam penguatan perekonomian ASEAN, serta turut dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apabila mendorong pertumbuhuan ekonomi, mengurangi
mekanisme dalam integrasi ekonomi regional berjalan kemiskinan serta meningkatkan taraf hidup penduduk
dengan baik di setiap negara, maka semua yang terlibat negara anggota ASEAN. Disamping harapan kontribusi
akan memperoleh keuntungan, meski keuntungan tersebut Indonesia terhadap kemajuan perekonomian ASEAN
tidak akan merata sebarannya. tersebut, Indonesia tentunya terlebih dahulu harus
Cetak biru MEA adalah ambisi membentuk memperkuat perekonomian nasionalnya. Konsekuensi
ASEAN sebagai pusat perdagangan kawasan yang bergabungnya Indonesia dalam MEA tentunya harus
terintegrasi. Cetak biru tersebut memuat empat pilar utama didukung oleh kekuatan ekonomi Indonesia, sebab pada era
yaitu pertama, ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis MEA mendatang Indonesia akan menghadapi pemain-
produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran pemain yang lebih kompetitif dari negara-negara yang
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan tergabung dalam MEA.
aliran modal yang lebih bebas, kedua , ASEAN sebagai MEA diharapkan dapat disejajarkan dengan
kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan komunitas serupa seperti Uni Eropa. Bedanya dengan Uni
elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak Eropa, MEA masih menggunakan mata uang sendiri-
atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastrukutr, sendiri, belum bebas paspor, dan belum punya satu bank
perpajakan, dan e-commerce, ketiga, ASEAN sebagai sentral. Secara teknis, pencapaian MEA menggunakan
kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata mekanisme dan inisiatif yang telah dibentuk oleh ASEAN
dengan elemen pengembangan usaha mikro, kecil, dan yang diperkuat dengan penguatan institusi dalam kerjasama
menengah (UMKM), serta prakarsa integrasi ASEAN ASEAN. Masing-masing institusi dan inisiatif yang terlibat
untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dilima elemen pasar tunggal (arus barang bebas, arus jasa
dan Vietnam), dan keempat, ASEAN sebagai kawasan bebas, arus investasi bebas, arus modal bebas, dan arus
yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian tenaga kerja bebas) dalam kesatuan basis produksi.
global.
Masyarakat Ekonomi ASEAN…{Bakhri}| 33
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 26, No. 2, Des 2015 e-ISSN 2597-7393

2. Metodologi setiap 1.000 tenaga kerja Indonesia hanya ada sekitar 4,3%
Pendekatan yang dipakai dalam tulisan ini adalah yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%, Malaysia 32,6%,
pendekatan deskriptif (studi kepustakaan). Studi dan Singapura 34,7%. Ini tentu mencemaskan, dan apabila
kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk tetap stagnan maka dapat dipastikan tenaga kerja Indonesia
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau akan kalah bersaing dengan tenaga kerja negara ASEAN
masalah yang dibahas. Informasi itu dapat diperoleh dari lain. Ini artinya kita bisa menjadi tamu di negeri sendiri.
jurnal ilmiah, laporan penelitian, tesis dan disertasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dengan
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, merujuk pada kajian Uniteds Nations Development
ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis lain baik tercetak Programme (UNDP) juga menunjukkan pada kondisi yang
maupun elektronik. tertinggal dengan negara tetangga seperti Singapura,
Brunei, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
3. Pembahasan Sisa waktu menjelang pemberlakuan MEA,
Kecemasan yang Wajar merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mengejar
Ada kecemasan menyongsong MEA tersebut. Ini ketertinggalannya dengan segera berbenah diri. Urusan
reaksi yang wajar jika dilihat dengan kesiapan kita berbenah diri ini sejatinya pekerjaan segenap pemangku
menghadapi persaingan dibandingkan dengan negara kepentingan mulai dari masyarakat, pelaku usaha, otoritas
anggota ASEAN yang lainnya. Pertanyaan bernada cemas dalam hal ini pemerintah selaku otoritas fiskal dan BI
setiap ada komitmen liberalisasi, walaupun masih dalam selaku otoritas moneter. Indonesia punya jumlah populasi
batas-batas yang kita sepakati, selalu muncul ketika besar, yakni 237 juta jiwa dengan angkatan kerja produktif
hendak dilaksanakan. Cemas kita akan dirugikan, dan sekitar 56,6% yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai
cemas kita akan kalah bersaing. Sikap seperti ini memang bonus demografi. Namun pekerja ini mesti segera
sudah ada sejak awal berdirinya ASEAN di tahun 1967. berbenah dalam hal membangun daya saing individu agar
Kecemasan tentu menjadi hal yang wajar terhadap memiliki keterampilan yang tak kalah dengan individu
pemberlakuan MEA, mengingat sejauh ini belum semua negara tetangga. Kehadiran MEA akan membuka selebar-
masyarakat tahu apa itu MEA, hasil survei menunjukkan lebarnya lalu lintas tenaga kerja terampil. Negara yang
bahwa pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, berlimpah tenaga terampil akan diminati investor untuk
pemerintah daerah, akademisi, maupun masyarakat di berinvestasi, dan mampu menghimpun dana lebih besar
negara ini masih rendah pemahaman dan pengetahuannya untuk membiayai pembangunan.
terhadap MEA. Sungguh ironis, negara-negara ASEAN Membangun iklim kondusif merupakan pekerjaan
lain sudah secara intens menyiapkan langkah-langkah pemerintah untuk menarik sebanyak mungkin investor ke
menyongsong MEA, sementara masyarakat Indonesia dalam negeri. Semakin besar arus investasi masuk, baik
sebagian besar belum mengetahui apa itu MEA. asing maupun lokal, akan menjadi salah satu elemen yang
ikut mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Kelahiran
Pentingnya Daya Saing sebuah industri akan berdampak luas terhadap penyerapan
Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia adalah daya tenaga kerja dan perekonomian nasional. Upaya
saing. World Economic Forum (WEF) merilis data The pemerintah dalam terus memperbaiki infrastruktur yang
Global Competitiveness Index, daya saing Indonesia dikeluarkan melalui belanja pemerintah pun akan menjadi
berada dibawah Singapura dan Malaysia. WEF faktor yang ikut meningkatkan daya saing nasional. BI
mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu selaku otoritas moneter pun harus berperan menjaga
negara untuk mencapai pertumbuhan Produk Domestik stabilitas makroekonomi yang tercermin pada angka inflasi
Bruto (PDB) per kapita yang terus menerus tinggi. Itu yang rendah sehingga membuat daya saing usaha semakin
artinya, setiap negara harus menjaga mesin pertumbuhan kompetitif.
ekonomi agar tetap berkelanjutan sehingga angka total Angka inflasi kita tercatat lebih tinggi dari inflasi di
PDB dan PDB per kapita tetap tinggi.Hasil penelitian Bank Singapura, Malaysia, dan Thailand yang menjadi pesaing
Indonesia (BI) terkait daya saing di sektor mikro utama Indonesia memasuki MEA. Angka inflasi itu terus
khususnya pasar barang, jasa, investasi, tenaga kerja diupayakan setara dengan ketiga negara tersebut ketika
terdidik, dan modal memperlihatkan juga Indonesia masih MEA diberlakukan. Dengan demikian, BI bersama
tertinggal dibanding Singapura, Malaysia atau Thailand. pemerintah berupaya menggiring angka inflasi nasional
Pelaku usaha pun dituntut untuk juga segera berbenah jika sama dengan angka inflasi negara-negara tetangga di
tidak ingin tertinggaldalam persaingan bebas. Efisiensi kawasan ini agar daya saing perekonomian nasional
produksi dan kreativitas menjadi kata kunci dalam meningkat sehinga rumahtangga masyarakat dan rumah
bersaing. Dari ribuan perusahaan di Indonesia, majalah tangga industri siap bertarung menghadapi produk dan jasa
Forbes hanya mencatat tujuh perusahaan lokal yang negara tetangga. Dengan demikian, efisiensi produksi
berskala multinasional. Ini sebenarnya sudah lumayan, tapi barang, tingkat harga barang dan jasa, serta biaya dana
masih diperlukan lebih banyak lagi perusahaan dalam sudah pada tingkat yang sama dengan negara tetangga.
skala tersebut. Sekarang tinggal bagaimana individu rumah tangga
(masyarakat, pekerja, dan usaha kecil) serta rumah tangga
Disisi kesiapan tenaga kerja Indonesia menurut Asian industri di negeri ini menyiapkan diri menghadapi
Productivity Organization (APO) menunjukkan, dari persaingan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN…{Bakhri}| 34
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 26, No. 2, Des 2015 e-ISSN 2597-7393

Cintai Produk Nasional sekaligus tantangan bagi Indonesia, bahkan bagi daerah-
Bagi masyarakat rumah tangga konsumen daerah di negara kita ini. Oleh karenanya kesiapan dan
Indonesia dengan diberlakukannya MEA akan tersedia langkah ataupun strategi, penting untuk dilakukan guna
beragam pilihan produk dan jasa asal negara tetangga. menghadapi liberalisasi perdagangan barang, jasa,
Dalam teori ekonomi, beragamnya pilihan akan membuat investasi, tenaga kerja terampil secara bebas dan arus
hidup masyarakat konsumen lebih sejahtera karena modal yang lebih bebas yang dikemas dalam bentuk MEA.
masyarakat punya alternatif dalam memilih produk dan
jasa yang diperlukan sesuai kebutuhan dan Selagi masih ada waktu menjelang diberlakukannya
kemampuannya. MEA, industri di dalam negeri perlu segera berbenah.
Persoalan yang masih membelit diinternal industri perlu
Tapi seandainya kelompok masyarakat kelas segera diurai melalui upaya perbaikan berkelanjutan dan
menengah Indonesia yang berjumlah 45 juta jiwa dengan inovasi teknologi. Masalah seperti kapasitas produksi yang
kemampuan daya belinya lebih condong memilih produk belum optimal dan ketergantungan pada barang modal
dan jasa negara tetangga, apa dampaknya bagi impor karena hanya berperan selaku pemasok bahan baku
perekonomian dalam negeri? Kalau sampai terjadi maka dan bahan penolong. Selain itu, produksi barang setengah
industri-industri dalam skala UMKM berpotensi akan jadi dan komponen, serta populasi industri berteknologi
berguguran. Itu artinya, tidak ada investasi diindustri yang tinggi yang masih terbatas jumlahnya.
menyerap tenaga kerja yang nantinya bisa membentuk Sementara itu, dari sisi eksternal, sektor industri di
kelompok masyarakat dengan kemampuan daya beli. dalam negeri juga masih menghadapi masalah klasik
Muara dari ketiadaan investasi dan daya beli masyarakat seperti lemahnya jaringan infrastruktur (jalan raya,
akan memukul laju pertumbuhan ekonomi serta pelabuhan, kereta api, pasokan energi, dan lainnya). Di luar
menurunkan tingkat kesejahteraan. itu, masih ada masalah perburuhan, kepastian hukum, dan
Masyarakat konsumen Indonesia memang perlu tingginya tingkat bunga bank. Diperlukan koordinasi
didorong semangatnya untuk mencintai produk dalam kebijakan antar sektor untuk mencari jalan keluar guna
negeri. Dalam hal nasionalisme mencintai produk dalam mempersiapkan industri nasional yang memiliki daya
negeri, kita perlu belajar dari rakyat Korea Selatan saing. Indonesia perlu menyusun dan memiliki strategi
misalnya, yang menyadari dengan memakai produk sendiri besar guna menyambut MEA. Strategi inilah yang nantinya
akan memberi manfaat bagi perekonomian dalam negeri menjadi bahan rujukan melakukan langkah aksi
yang pada akhirnya menyejahterakan mereka juga. menghadapi MEA bagi segenap pemangku kepentingan.
Kehadiran MEA juga akan berdampak terhadap Salah satu strategi yang bisa dipertimbangkan yaitu
rumah tangga selaku produsen berskala UMKM. Seperti memilih salah satu dari 12 (duabelas) sektor prioritas MEA
diketahui masalah utama UMKM adalah permodalan dan (produk pertanian, produk kayu, produk karet, produk
akses ke perbankan, lemahnya manajemen usaha, serta perikanan, angkutan udara, otomotif, elektronik, tekstil
produktivitas pekerja. Dalam kondisi seperti ini, produk dan produknya, jasa kesehatan, logistik, pariwisata, dan e-
UMKM harus berhadapan dengan membanjirnya produk ASEAN) untuk dijadikan prioritas. Sektor pariwisata
murah asal Cina dan produk negara tetangga pasca misalnya, bisa diusung karena punya keunikan dan
diberlakukannya MEA. keberagaman budaya serta panorama alam. Agar sektor ini
Jadi, kehadiran MEA bagi masyarakat rumah memiliki daya saing, perlu didukung dengan perbaikan
tangga di Indonesia, di satu sisi semakin menyejahterakan dibidang transportasi, infrastruktur, SDM pariwisata yang
dengan beragam pilihan produk dan jasa, tapi pada sisi lain handal, ketersediaan jasa keuangan di lokasi tujuan wisata
berpotensi melindas produk UMKM yang tak memiliki dan lainnya.
daya saing. Segera berbenah merupakan langkah yang Semua pemangku kepentingan baik pusat maupun
bijak. Lebih dari itu, kecintaan akan produk dalam negeri daerah menjadi penting untuk menyiapkan langkah-
bisa menjadi faktor penyelamat eksistensi industri nasional langkah dalam menghadapi MEA. Hal ini dimaksudkan
yang memperkerjakan tenaga kerja lokal. Pada akhirnya, agar keduanya memiliki peran integratif dalam
perekonomian pun terus bertumbuh. menghadapi MEA. Disamping itu, diharapkan juga dengan
adanya kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah
Segera Susun Strategi daerah, dapat terbangun sinergisitas yang hasilnya tidak
Semua negara anggota ASEAN tidak lama lagi hanya dirasakan oleh satu pihak, melainkan dapat
akan menghadapi pasar tunggal dan terbuka yang berbasis dimanfaatkan secara nasional. Meskipun waktu yang
produksi. Pembentukan MEA tersebut bertujuan untuk tersedia sangat pendek, upaya tetap harus dilakukan
meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota ASEAN daripada tanpa usaha sama sekali.
sehingga mampu menghadapi persaingan pada lingkup Langkah yang dapat dilakukan pemerintah pusat
regional dan global. Hal ini dinilai sebagai suatu kemajuan adalah dengan meningkatkan peran kelembagaan ekonomi
yang sangat signifikan sebagai respon terhadap care of dalam perekonomian nasional. Kelembagaan ekonomi
human security yang mencakup keamanan politik, yang diharapkan berperan penting untuk mendukung daya
keamanan komunitas ekonomi, keamanan pangan, saing ekonomi nasional dalam menghadapi MEA,
keamanan kesehatan, keamanan lingkungan, dan misalnya impor, pasar barang dan jasa. Pemerintah harus
keamanan individu. Tentu menjadi sebuah peluang jeli dalam melihat jenis barang dan jasa apa saja yang layak
Masyarakat Ekonomi ASEAN…{Bakhri}| 35
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 26, No. 2, Des 2015 e-ISSN 2597-7393

jual dalam pasar bebas tersebut. Tanpa adanya standarisasi, kualitas barang dan jasa yang lebih kaya dan berharga
sangat mungkin barang dan jasa yang ditawarkan kompetitif. Integrasi ekonomi juga memberi peluang lebih
Indonesia menjadi tidak laku mengingat negara-negara lain besar bagi masyarakat dan produsen Indonesia untuk
pasti menawarkan produk dan jasa yang berkualitas baik. mengekspolorasi pasar negara tetangga kita di ASEAN.
Langkah lain yang dapat diambil adalah perlindungan Kita berharapdan berusaha agar MEA dapat
konsumen karena konsumen sebagai pengguna tentu memberi manfaat nyata bagi konsumen, produsen dan juga
memiliki keinginan rasa aman atas apa yang ekonomi secara keseluruhan. Tapi masalahnya, manfaat
dikonsumsinya. bagi produsen kita hanya dipetik bila produsen kita mampu
Sedangkan langkah yang dapat dilakukan bersaing dalam MEA. Terlebih apabila mereka ingin
pemerintah daerah adalah peningkatan pemahaman menyasar dan bersaing di pasar regional. Bila tidak
masyarakat daerah terhadap MEA dengan melakukan berdaya saing, mereka terancam tersingkir dan bahkan
sosialisasi dan edukasi mengingat nantinya daerah yang gulung tikar. Selain itu, ekonomi Indonesia secara
akan berperan penting dalam MEA karena produk dan jasa keseluruhan mengambil manfaat apabila produsen kita
sesungguhnya berasal dari daerah, perbaikan iklim memenangkan persaingan. Kemenangan itu memberi
investasi dan iklim usaha di daerah dengan mempermudah kesempatan produsen itu untuk menyerap lebih banyak
pelayanan perizinan dan menghapus berbagai regulasi tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Laba yang
yang tumpang tindih, peningkatan infrastruktur daerah diperoleh juga menambah konsumsi dan investasi di
(terutama jalan, energi, pelabuhan, dan telekomunikasi), perekonomian. Selain memberinilai tambah ekonomi,
peningkatan daya saing ekspor unggulan daerah dengan produsen tersebut juga membantu kinerja neraca berjalan.
memberikan fasilitas pengembangan industri berorientasi
ekspor, peningkatan kualitas SDM daerah dengan Perspektif Ekonomi Syariah
menyelenggarakan diklat sesuai standar kompetensi tenaga Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman,
kerja ASEAN, penciptaan iklim ketenagakerjaan daerah “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu
yang lebih kondusif dengan meninjau ulang pengaturan kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka
upah minimum provinsi/kabupaten/kota, dan melakukan sendiri” (QS. Al-Raad:11). Setiap bangsa akan
sinergi serta sinkronisasi antara strategi dan program menghadapi tantangan dan tantangan tersebut
pemerintah dengan strategi dan program swasta dalam dikembalikan pada masing-masing bangsa apakah akan
mencermati dan memanfaatkan peluang pasar ASEAN. menyikapi dengan positif ataupun negatif. Sebagai umat
Islam tentu kita jadikan tantangan ini dengan positif yaitu
Harus Selalu Siap menjadikannya sebagai peluang.
Ketatnya persaingan usaha di dalam negeri tidak Mungkin kita semua pernah membaca atau sekedar
terlepas dari besarnya potensi Indonesia di mata negara tahu tentang adanya Sarekat Dagang Islam (SDI),
tetangga. Indonesia saat ini menyumbang 40% PDB dan kehadirannya pada waktu itu yang dianggap mustahil oleh
penduduknya mencapai 50% atas keseluruhan penduduk berbagai kalangan namun SDI yang semula dimaksudkan
ASEAN. Ditopang konsumsi domestik, ekonomi sekedar menjadi koperasi pedagang batik, gaung
Indonesia tumbuh solid di tengah krisis global. Belum lagi kehadirannya ternyata mampu melintasi wilayah ekonomi.
kenyataan bahwa kelas menengah kita tumbuh pesat SDI menjadi simbol perlawanan bangsa Indonesia atas
dengan daya beli yang solid. Dalam laporan McKinsey kesewenang-wenangan asing pada saat itu. Dalam waktu
diungkapkan bahwa dengan menjaga kekuatan kelas yang relatif singkat, SDI pada waktu itu menyebar ke
menengah, Indonesia menyalip Inggris dan menjadi seluruh pelosok nusantara.Sejarah lain mencatat bahwa
kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia pada tahun 2030. setelah berdirinya SDI banyak berdiri perserikatan-
Bayangkan, bagaimana negara tetangga yang pasar perserikatan atas nama Islam diantaranya adalah,
domestiknya terbatas dan potensi pertumbuhannya Perserikatan Muhammadiyah (1912), Al-Irsyad (1913),
mendekati puncak tidak tergiur mengincar kita. Indonesia Persatuan Islam (1923), Nahdlatul Ulama (1926) dan lain-
ibarat kembang desa yang menarik para pemuda desa lain.
tetangga. Dari kilasan sejarah diatas tentu umat Islam
Indonesia saat ini perlu mengambil pelajaran positif dalam
Memang MEA menjanjikan manfaat bagi Indonesia menghadapi MEA tentang bagaimana menyikapi
baik dari sudut pandang sebagai anggota ASEAN maupun berlakunya hal ini dari para pejuang Islam terdahulu.
secara individu negara. Dari sudut pandang kawasan, Mereka bersatu membentuk perserikatan-perserikatan
dengan penduduk 588 juta jiwa dan PDB nominal US$2,1 muslim yang bertujuan melawan segala tantangan yang
milyar, ASEAN menawarkan skala ekonomi untuk mampu ada baik dari segi aqidah, ekonomi, politik, sosial, budaya
bersaing dengan Cina dan India. Integrasi ekonomi juga dan sebagainya. Ini tidak menjadi hal yang mudah disaat
mendorong aliran investasi dan perdagangan antara negara suasana politik bangsa tidak menentu berpengaruh pada
anggota yang lebih tinggi sehinggadapat memunculkan semua lini-lini kehidupan masyarakat. Ditambah lagi
perusahaan-perusahaan kawasan yang mampu bersaing dengan kondisi umat Islam saat ini yang sebagian justru
secara global. Dari sudut Indonesia sendiri, persaingan apatis dengan ke-Islaman-nya.
yang ketat dipasar domestik pada pasarnya Padahal perkembangan ekonomi syariah di
menguntungkan konsumen berkat tawaran variasidan Indonesia saat ini sangat menggembirakan. Hal ini dapat
Masyarakat Ekonomi ASEAN…{Bakhri}| 36
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 26, No. 2, Des 2015 e-ISSN 2597-7393

terlihat pada pranata-pranata ekonomi syariah di Indonesia Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana
misalnya, seperti regulasi perbankan syariah oleh BI, Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). Ketiga, pemerintah
DSN-MUI yang mengeluarkan fatwa terkait produk perlu menggerakkan berbagai instrumen yang dimilikinya
keuangan syariah, standar dalam penyajian dan pelaporan untuk secara serius membangun ekonomi syariah, karena
akuntansi keuangan syariah oleh DSAK-IAI, dan kini ini adalah cara efektif untuk memberdayakan masyarakat,
Indonesia juga telah memiliki lembaga baru yang mengurangi angka kemiskinan, dan kesenjangan
menandakan era baru pengaturan dan pengawasan sosialekonomi. Kementerian dan lembaga pemerintah
terhadap kegiatan sektor jasa keuangan secara independen, lainnya diharapkan juga untuk lebih memperhatikan
dan akuntabel, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta pengembangan ekonomi syariah, antara lain dengan
pranata pendukung pengembangan ekonomi syariah melibatkan industri keuangan syariah, serta
lainnya yang secara jelas menggambarkan suatu rancang pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran ekonomi
bangun ekonomi syariah yang kian kokoh dan progresif di keuangan syariah. Keempat, BI dan OJK agar melanjutkan
Indonesia. upaya pengembangan ekonomi syariah dengan mendorong
penguatan sinergi dengan para pelaku ekonomi
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat syariah.Selain itu, dukungan dari semua pihak, tidak hanya
terlihat melalui banyaknya jumlah entitas bisnis yang pemerintah, tetapi juga para akademisi, pelaku industri,
bergerak dengan prinsip syariah seperti; Bank Syariah dan para pemangku kepentingan lainnya juga sangat
(BUS, BPRS, UUS), Baitul Mal wat Tamwil (BMT), diperlukan. Kelima, memperkuat pengembangan ekonomi
Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah, Pegadaian syariah dari sisi sistem, regulasi, instrumen, sumber daya
Syariah, Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat, dan manusia (SDM), pemberdayaan UMKM, hal ini yang akan
sebagainya. Perkembangan ekonomi syariah yang menjadi prioritas utama untuk mendukung pergerakan
signifikan tersebut nampaknya juga harus diuji ketahanan, ekonomi syariah di tanah air. Keenam, penyederhanaan
keandalan dan berkelanjutannya memasuki MEA. akses pembiayaan pada lembaga-lembaga keuangan
Tantangan persaingan yang semakin ketat dan kompetitif syariah di Indonesia dan kerja sama ekonomi dengan
dari negara-negara anggota ASEAN harus dapat negara-negara diluar kawasan ASEAN juga diperlukan
memitigasi sejak dini oleh para penggiat ekonomi syariah sepanjang membawa manfaat dan penguatan ekonomi
di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, beberapa negara syariah di Indonesia.
anggota ASEAN seperti Singapura dan Malaysia,
merupakan dua negara yang memiliki reputasi 4. Simpulan
pengembangan ekonomi syariah yang lebih baik dibanding Konsekuensi MEA dan persiapan yang dibutuhkan jelas
Indonesia. merupakan hal yang kompleks. Hal itu menuntut
kontribusi dan kolaborasi parapemangku kepentingan
Populasi masyarakat muslim yang tinggi dan untuk menghadapinya. Otoritas bersama-sama pelaku
ekonomi syariah yang terus berkembang diharapkan dapat usaha harus bahu-membahu dan mengeyampingkan ego
meningkatkan pengembangan ekonomi nasional. Dengan sektoraluntuk membuat ekonomi produsen kita berdaya
penerapan ekonomi syariah ini diharapkan mampu menjadi saing dalam MEA. Itu perlu didukung oleh semangat
kekuatan ekonomi nasional di tingkat ASEAN maupun nasionalisme konsumen kita untuk lebih mencintai produk
dunia global. Dengan adanya MEA para pegiat ekonomi dan jasa yang dihasilkan oleh anak bangsa. Tanpa itu
syariah juga harus mengambil peran dalam menghadapi semua bisa-bisa pupus harapan meraih peluang terbuka di
persaingan negara-negara anggota ASEAN. Indonesia MEA. Kita terancam hanya jadi penonton dalam keriuhan
tidak boleh kalah bersaing atau bahkan terjajah di MEA. Ini tidak baik bagi kewibawaan ekonomi dan bangsa
negerinya sendiri karena dibanjiri produk-produk impor Indonesia.Untuk itu, momentum MEA ini menjadi
dengan kualitas yang tinggi. Salah satu tantangan terbesar tantangan tersendiri bagi umat Islam Indonesia untuk
perkembangan ekonomi syariah adalah masih rendahnya dijadikan sebagai peluang besar. Tidak hanya menjadi
pemahaman masyarakat tentang produk-produk keuangan pengamat atau penonton belaka, tetapi berani mengambil
syariah serta bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi tindakan sebagai pelaku utama. Namun pelaku utama saja
syariah itu sendiri. Disamping itu ekonomi syariah sejauh tidak cukup, sebagai umat Islam ada hal-hal yang lebih
ini lebih banyak bergerak pada sektor lembaga keuangan substansial yaitu menjadi agen pembawa misi Islam yang
saja. rahmatan lil alamin yang mempunyai
semangatkeagamaan tinggi untuk memperbaiki dan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah mengangkat taraf kehidupan kaum dhuafa dan kaum
sebagai langkah penguatan ekonomi syariah di Indonesia lemah serta membantu tugas dakwah seperti yang sudah
menuju MEA. Pertama, pemerintah harus melakukan dilakukan oleh generasi umat pada masa lampau.
konsultasi publik dan sosialisasi seluas-luasnya ke seluruh
wilayah Indonesia sehingga masyarakat dapat memahami
secara baik mengenai MEA.Kedua, pemerintah juga
diharapkan serius merumuskan cetak biru pengembangan
ekonomi syariah yang efektif. Cetak biru tersebut
merupakan bagian yang terintegrasi dengan Rencana
Masyarakat Ekonomi ASEAN…{Bakhri}| 37
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 26, No. 2, Des 2015 e-ISSN 2597-7393

Daftar Pustaka Karya, Detri, 2014, Perspektif Perdagangan Internasional


Bakhri, Boy Syamsul, 2015, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 2015, Materi Seminar Nasional ISEI Riau,
Dari Perspektif Daya Saing Nasional, Jurnal Pekanbaru.
Economica, Pekanbaru. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2014,
Departemen Internasional Bank Indonesia, 2012, Peran Ekonomi SyariahDalam Kebijakan Ekonomi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: Nasional untuk Menghadapi AEC, Jakarta.
Peluang dan Tantangan, Materi Sosialisasi Sinergi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2012,
Tingkatkan Daya Saing Hadapi MEA 2015, Meningkatkan Daya Saing Ekspor Nasional
Pekanbaru. Menghadapi MEA 2015,Materi Sosialisasi Sinergi
Hamid, Edy Suandi, 2014, Strategi dan Kebijakan Tingkatkan Daya Saing Hadapi MEA 2015,
Pemerintah dalam Menghadapi ASEAN Economic Pekanbaru.
Community 2015, Materi Seminar Nasional ISEI Zulkarnain, 2014, Peran Kelembagaan Ekonomi Terhadap
Riau, Pekanbaru. Pertumbuhan Produk UMKM Menghadapi ASEAN
Humas Bank Indonesia, Gerai Info, Edisi 29 Agustus Economic Community 2015, Materi Seminar
2012. Nasional ISEI Riau.

Anda mungkin juga menyukai