Anda di halaman 1dari 3

-Perkembangan berjalan continue dan discontinue.

Perkembangan yang continue terlihat


dalam perubahan yang bersifat kuantitatif. Misalnya perkembangan bicara bayi seperti
mengoceh. Perbendaharaan kata-kata bertambah.Discontinue, misalnya perubahan yang
bersifat kualitatif seperti merangkak ke berjalan

-Pertanyaan tentang apakah faktor kematangan (pembawaan) atau pengalaman


(lingkungan) yangterutama mempengaruhi perkembangan individu telah lama
diperdebatkan. Yang dimaksudkematangan (maturation) adalah urutan perubahan yang
dialami individu yang teratur yang ditentukanoleh rancangan genetiknya, di sisi lain
Pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami olehindividu dalam berinteraksi
dengan lingkungan. Menurut pandangan maturasional, pada dasarnyaindividu
berkembang dalam cara yang terpola secara genetik, sebaliknya kaum
Environmentalismenekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Di
samping dua kelompok alirantersebut, ada pula para ahli perkembangan (interactionists)
yang mempercayai bahwa hampir semuakualitas fisik dan psikis individu merupakan
hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan. Dakamprakteknya menentukan
kontribusi kematangan dan pengalaman terhadap pertumbuhan danperkembangan
individu secara pasti akan sangat sulit di lakukan.Isu lain yang sering diperdebatkan oleh
para ahli perkembangan adalah pertanyaan apakahperkembangan itu merupakan sesuatu
yang sinambung (continue) atau tidak sinambung (discontinue).Para ahli yang
menekankan segi kesinambungan (continuity) dalam perkembangan menjelaskan
bahwaperkembangan itu merupakan perubahan komulatif yang berlangsung secara
bertahap dari masakonsepsi hingga meninggal dunia. Di sisi lain para ahli yang
menekankan segi ketidaksinambungan(discontinuity) dalam perkembangan menganggap
bahwa proses perkembangan individu melibatkantahapan-tahapan yang berbeda.
Berkenaan dengan isu kontinuitas dan diskontinuitas Emde & Harmonmenjelaskan
bahwa persoalan tersebut melibatkan dua komponen yang diperdebatkan. Pertama, isu
inimenjelaskan tentang pola-pola perkembangan. Kedua, perdebatan ini berkenaan
dengan masalahketerkaitan perkembangan.
-

. KONTINUITAS DAN DISKONTINUITAS DALAM PERKEMBANGAN

Dalam suatu perkembangan ada yang menilai bahwa perkembangan merupakan


proses yang terus menerus (continuitas) dan proses yang bertahap dan berbeda-beda
(discontinue) sedangkan para penganut pahan environment perkembangan adalah
proses yang berlangsung secara terus menerus (continue). Dalam proses
perkembangan itu terjadi penyayaan penambahan,/pengurangan melalui pengalaman
atau interaksi individu dengan lingkungan. Pada paham yang mempercayai bahwa
pertumbuhan adalah proses yang terus menerus perkembangan diartikan sebagai
perubahan kumulatif yang berlangsung terus menerus dari lahir hingga akhir hayat.

Para ahli kontinuitas meyakini bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan
stabil melalui penambahan atau peningkatan bertahap dalam hal kemampuan,
ketrampilan, dan pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama. Itulah
sekelumit tentang teori kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan.

Disisi lain para ahli yang menekankan pada ketidaksinambungan dalam


perkembangan menganggap bahwa proses pengembangan individu melibatkan
tahapan-tahapan yang berbeda secara kualitas maupun kwantitas. Pada paham ini
perubahan terjadi secara tiba-tiba dan masa transisinya relatif tajam dari satu tahap
ketahap berikutnya. Para ahli diskontinuitas menyatakan bahwa beberapa aspek
perkembagan muncul secara independent dari apa yang muncul sebelumnya dan tidak
dapat diprediksi dari perilaku sebelumnya.

-Para ahli yang menekankan pada unsure kematangan lazimnya menganggap


perkembangan sebagai serangkain tahap yang berbeda (diskontinu), sebaliknya ahli yang
menekankan pada unsure pengalaman menjelaskan perkembangan sebagai proses yang
sinambung (kontinu).

Para ahli yang menekankan segi ketidaksambungan, perkembangan adalah perubahan


yang melibatkan tahapan yang berbeda. Setiap perkembangan individu dianggap melalui
suatu pola urutan perubahan yang berbeda secara kualitatif. Sebagai contoh deskripsi
tahap perkembangan berfikir anak dari Piaget yaitu :sensomotorik, praoperasional,
konkrit opersional, dan formal opersional.

Sensomotorik (usia 0-2 tahun) bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir
sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia
melalaui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.

Praoperasional ( usia 2-7 tahun) anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata
dan gambar-gambar. Kata dan gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.

Konkrit operasional (usia 7-11 tahun), pada saat ini akan dapat berfikir secara logis
mengenai peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk
yang berbeda.

Formal operasional( 11 tahun - dewasa), remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak,
logis dan lebih idealistic.

Cara Piaget ini menggambarkan bagaimana perbedaan kualitatif itu terjadi dalam proses
perkembangan berfikir anak.

Ahli yang menekankan segi kesinambungan, perkembangan adalah perubahan yang


sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama
yang sudah diperoleh sebelummya. Anak memperoleh tambahn perilaku atau ketrampilan
baru, kemudian ia mengkombinasikan kembali kerampilan tersebut dengan yang sudah
ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin kompleks. Dalam perkembangan bahasa
misalnya, dari mulai anak hanya dapat mengucapkan satu suku kata , kemudian dua
kata,tiga kata dan seterusnya hingga beribu-ribu kata. Model perkembangan ini
menekankan perubahan kuantitatif, yakni unsure yang sudah ada secara esensial
mengalami pertambhan dengan unsure baru sehingga menghasilkan kemampuan dan
perilaku yang lebih kompleks.

Kontinuitas dan Dskontinuitas

Pikirkan sejenak mengenai perkembangan anda sendiri. Bagaimanakah perkembangan


yang berlangsung dalam diri anda? Apakah berlangsung secar bertahap, seperti bibit
pohon yang tumbuh secara perlahan dan kumulatif menjadi pohon besar? Atau pernahkah
anda mengalami perubahan yang mendadak, yang nyata berbeda dlam perkembangan
anda, seperti seekor ulat bulu yang berubah menjadi seekor kupu-kupu?

sejauh mana perkembangan terjadi secara bertahap dan melibatkan perubahan yang
bersifat kumulatif (kontinu) atau tahap-tahap yang berbeda (diskontinu). Dalam banyak
hal, para ahli perkembangan yang menekankan factor pengalama biasanya
mendiskripsikan perkembangan sebagai suatu proses yang berlangsung secara bertahap
atua kontinu. Mereka yang menekankan peranan factor bawaan sering kali
mendiskripsikan perkembangan sebagai sebuah rangkaian dari tahap-tahap yang berbeda.

Dalam pengertian kontinuitas, peristiwa itu tampaknya berlangsung secara tiba-tiba,


diskontinu pada kenyataannya peristiwa itu merupakan hasil dari proses pertumbuhan dan
praktik yang berlangsung selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Demikian juga
gejala pubertas mungkin tampaknya juga terjadi secara tiba-tiba,namun pada
kenyataannya perubahan itu melibatkan suatu proses yang terjadi secara bertahap selama
beberapa tahun.

Dalam pengertian diskontinuitas, setiap orang melalui suatu rangkaian/tahapan dimana


perubahan yang terjadi lebih bersifat kualitatif dibandingkan kuantitatif. Seperti halnya
bibit pohon yang tumbuh menjadi pohon yang sangat besar perkembangannya
berlangsung secara kontinu. Saat seekor ulat bulu berubah menjadi seekor kupu-kupu,
perubahan itu tidak membuat si ulat menjadi semakin menyerupai ulat bulu, namun
menjadi sejenis organisme yang berbeda-beda, perkembangan itu bersifat diskontinu.
Demikian pula, pada suatu saat seorang anak berubah dari tidak mampu berpikir abstrak
mengenai dunianya menjadi mampu. Perubahan dalam perkembangan ini bersifat
kualitatif atau diskontinu, bukan perubahan yang bersifat kuantitatif atau kontinu.

Anda mungkin juga menyukai