Para ahli kontinuitas meyakini bahwa perkembangan itu terjadi secara halus dan
stabil melalui penambahan atau peningkatan bertahap dalam hal kemampuan,
ketrampilan, dan pengetahuan baru pada suatu langkah yang relatif sama. Itulah
sekelumit tentang teori kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan.
Sensomotorik (usia 0-2 tahun) bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir
sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia
melalaui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
Praoperasional ( usia 2-7 tahun) anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata
dan gambar-gambar. Kata dan gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
Konkrit operasional (usia 7-11 tahun), pada saat ini akan dapat berfikir secara logis
mengenai peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk
yang berbeda.
Formal operasional( 11 tahun - dewasa), remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak,
logis dan lebih idealistic.
Cara Piaget ini menggambarkan bagaimana perbedaan kualitatif itu terjadi dalam proses
perkembangan berfikir anak.
sejauh mana perkembangan terjadi secara bertahap dan melibatkan perubahan yang
bersifat kumulatif (kontinu) atau tahap-tahap yang berbeda (diskontinu). Dalam banyak
hal, para ahli perkembangan yang menekankan factor pengalama biasanya
mendiskripsikan perkembangan sebagai suatu proses yang berlangsung secara bertahap
atua kontinu. Mereka yang menekankan peranan factor bawaan sering kali
mendiskripsikan perkembangan sebagai sebuah rangkaian dari tahap-tahap yang berbeda.