Anda di halaman 1dari 33

PENDAHULUAN psikologi belajar dan juga materi- materi yang terkait dengan

aktivitas yang akan mereka lakukan sebagai calon guru, yakni


Pada hakikatnya pendidikan itu berlangsung sepanjang Mengajar. Karena, ketika seorang guru ingin ‘berhasil’ didalam
hidup manusia (life-long education), maka persoalan psikologis kelas, selain harus mengetahui karakteristik anak didiknya
yang bersangkutan dengan pendidikan sangat luas sekali. Oleh dalam belajar (gaya belajarnya, kecerdasannya, kejenuhannya,
sebab itu, perlunya tenaga pendidik dibekali dengan aneka apa saja yang mempengaruhi belajarnya, dan lain-lain) dia juga
ragam pengetahuan psikologis yang sesuai dengan tuntutan harus memiliki kompetensi individual dalam mengajar seperti:
zaman kemajuan sains dan teknologi. Tantangan pendidik mengetahui kondisi psikologis siswa, memiliki pengetahuan
dalam pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk hidup tentang kompetensi yang harus dimiliki, pengelolaan kelas,
dalam lingkungan yang bukan semata-mata dalam lingkungan penguasaan materi, metode mengajar yang sesuai, membuat
saat ini. Bagaimana menyiapkan seseorang untuk hidup dalam dan memberikan evaluasi yang tepat dan lain-lain. Sehingga,
lingkungan yang sebagian besar belum dikenal akibat dari apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik yakni
perubahan- perubahan yang sering terjadi akhir-akhir ini. keterbukaan dan kelenturan dalam pemikiran, serta kemampuan
Belajar hendaknya menjadi prioritas. Lebih- lebih memecahkan masalah- masalah non-rutin secara kreatif dan
belajar untuk melihat ke depan yakni belajar untuk kritis, dapat bersaing pada tingkat nasional dan internasional
mengantisipasi realitas. Ini menjadi makin penting bagi anak dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
dan remaja yang hidup dalam era globalisasi yang menuntut tercapai dan terlaksana dengan baik.
keterbukaan dan kelenturan dalam pemikiran, serta kemampuan Harapan penulis semoga kiranya buku daras ini
memecahkan masalah- masalah non-rutin secara kreatif dan bermanfaat sebagai salah satu pegangan dalam mata kuliah
kritis. Juga berarti, dibutuhkannya ketrampilan- ketrampilan psikologi, terutama mata kuliah psikologi belajar di Fakultas
tertentu yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bersaing Tarbiyah di lingkungan IAIN (Institut Agama Islam Negeri)
pada tingkat nasional dan internasional dalam pengembangan dan mata kuliah lain yang memiliki tema yang terdapat dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, pendidikan nilai dan buku ini juga bagi masyarakat luas, dan guru-guru khususnya,
humaniora. yang membutuhkan pengetahuan mengenai kondisi psikologi
Buku daras ini, Psikologi Belajar dan Mengajar, belajar anak yang terdapat didalam buku ini.
disusun dan dibuat berdasarkan keinginan penulis untuk dapat
‘membantu’ mahasiswa mendapatkan referensi materi- materi
1 2
persyarafan, dan perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah
lainnya. Dengan begitu, pertumbuhan bisa disebutkan pula
BAB I
sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
PERKEMBANGAN DAN
HUBUNGANNYA DENGAN Pertumbuhan jasmaniah berakar pada: orgnismen yang

PROSES BELAJAR selalu berproses untuk menjadi (the process of coming into
being), jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar

A. Definisi dan Faktor yang mempengaruhi secara kontinyu, dinamis dan tidak pernah statis secara komplit
(kecuali kalau sudah mati). Pertumbuhan jasmaniah ini dapat
Perkembangan
diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan ukuran lingkaran;
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
umpama lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar
Dalam kehidupan anak/ siswa ada dua proses yang
lengan dan lain-lain.
beroperasi secara kontinyu, yaitu pertumbuhan dan
Sementara, definisi perkembangan adalah perubahan-
perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara
perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan
interdependen, saling bergantung satu sama lainnya. Kedua
fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor
proses itu tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang
lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu,
murni berdiri sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud:
menuju kedewasaan (Kartono, 1990). Perkembangan dapat
lebih mudah memahaminya.
diartikan pula sebagai: proses transmisi dari konstitusi psiko-
Menurut Kartono (1990) pertumbuhan adalah
fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
yang menguntungkan, dalam perwujudan proses aktif-menjadi
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secar normal
secara kontinyu.
pada anak yang sehat, dalam kurun waktu tertentu.
Perkembangan dalam pengertian sempit bisa disebutkan
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambah
sebagai proses pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik.
panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang
jadi lebih besar-panjang-berat-kuat, perubahan dalam sistem
3 4
Maka, perkembangan anak ini seringkali diibaratkan potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan.
dengan mekar-berkembangnya kuncu bunga yang belum ada Jelasnya, perkembangan merupakan produk dari:
gunanya; yang kemudian mekar membesar jadi sekuntum 1) Pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik,
bunga, harunm baunya, dan berwarna indah. Sekarang bunga 2) Pematangan fungsi-fungi psikis, dan
berubah jadi berguna, dan mempunyai daya tarik bagi binatang- 3) Usaha “belajar” oleh subyek/anak, dalam mencobakan
binatang serangga tertentu. Tidak lama kemudian bunga ini segenap potensialitas rohani dan jasmaninya.
menjadi benih. Maka sesuai dengan pendapat di atas, seorang Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-
bayi itu belum mempunyai daya dan belum “berguna” (belum otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada
mempunyai nilai pragmatis). Lama kelamaan ia menjadi anak beberapa faktor secara simultan.
muda dan jadi dewasa, yang berdaya dan dapat melaksanakan
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
sesuatu usaha. Juga menjadi berguna, sebab bisa bekerja dan
Perkembangan
mendatangkan hasil atau mata pencaharian. a. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Sepintas lalu memang ada persamaan lahiriah dari Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing
gejala perkembangan anak dan kuncup bunga tersebut. Namun bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam
janganlah perkembangan anak disamakan secara mutlak dengan keseluruhan proporsi tubuh; juga menimbulkan perbedaaan
perkembangan kuncup bunga. Perbedaan penting dalam hal ini dalam fungsinya. Kepala seorang bayi, misalnya, adalah relatif
adalah: perkembangan bunga adalah akibat dari pertumbuhan lebih besar; sedangkan kaki dan tangannya relatif pendek, jika
organis, yang berlansung secara mekanis-otomatis. Contohya: dibandingkan dengan keadaan orang dewasa. Pada orang
jika cahaya matahari cukup, air dan makanan ada, serta hawa dewasa, perbandingan badan dan anggota badan hampir sama
udara baik, bunga akan mekar dengan sendirinya. panjangnya. Pada usia + 2 tahun, pertengahan badan ada
Setiap fenomena/gejala perkembangan anak merupakan disekitar pusar. Sedang pada usia dewasa, pertengahan badan
produk dari kerjasama dan pengaruh timal-balik antara ada di atas tulang kemaluan. Contoh lain ialah: pertumbuhan

5 6
indera penglihatan atau mata, ada lebih cepat daripada tersebut di atas menyebabkan pertumbuhan bayi dan
pertumbuhan otot-otot tangan dan kaki. anak sangat terganggu.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis ini Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dari
ada bermacam-macam. Antara lain: golongan sosial ekonomis yang rendah pada umumnya
1) Faktor sebelum lahir. Misalnya: peristiwa kekurangan tubuhnya lebih kecil daripada bayi-bayi yang dilahirkan
nutrisi pada ibu dan janin; janin terkena virus, oleh ibu-ibu dari kelas menengah dan tinggi. Hal ini
keracunan sewaktu bayi dalam kandungan; terkena disebabkaan antara lain oleh kekurangan gizi dan
infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit TB, kurang sempurnanya perawatan kesehatan.
Kholera, typhus, gondok, sakit gula (diabetes melitus), 4) Faktor pikologis, antara lain bayi ditinggalkan ibu, ayah
dan lain-lain. atau kedua orangtuanya.
2) Faktor ketika lahir, antara lain ialah: pendarahan pada Sebab lain adalah anak-anak dititipkan dalam suatu
bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan
dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan efek pada perawatan bayi, dan lain-lain), sehingga mereka kurang
susunan syaraf-pusat, karena kelahiran bayi dengan sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan cinta
bantuan tang (tangverlossing). kassih. Anak-anak tersebut mengalami innanitie psikis
3) Faktor sesudah lahir antara lain: oleh pengalaman (kehampaan psikis, kering dari perasaan), sehingga
traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam mengakibatkan retardasi/ kelambatan pertumbuhan pada
terluka karena bayi jatuh; kepala terpukul atau semua fungsi jasmaniah. Juga ada hambatan fungsi
mengalami serangan sinar matahari (zonnessteek). rohaniah; terutama sekali pada perkembangan
Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh inteligensi dan emosi.
penyakit cerebral meningitis, malaria tropika, dyptheria, b. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa
nutrisia atau zat makanan dan gizi. Semua penyebab hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu

7 8
diperoleh melalui pewarisan dari pihak orangtuanya. Setiap individu memulai kehidupannya sebagai
Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, organisme yang bersel tunggal yang bentuknya sangat kecil,
warna kulit, dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat garis tengahnya kurang lebih 1/200 inci (1/80 cm). Sel ini
mental (seperti emosi, kecerdasan, dan bakat). merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang berasal dari
Hereditas atau keturunan merupakan aspek individuu ibu dengan sperma (spermatozoid) yang berasal dari ayah. Di
yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. dalam rahim, sel benih ini (yang telah dibuahi) terus bertambah
Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan besar dengan jalan pembelahan sel menajadi organisme yang
bagaimana kualittas perkembangannya, bergantung pada bersel dua, empat, delapan dan seterusnya sehingga setelah
kualitas hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya. kurang lebih sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.
Lingkungan (environment) merupakan faktor penting Setiap sel tersebut memiliki inti sel (nukleus) yang
disamping hereditas yang menentukan perkembangan individu. sangat kecil. Inti sel benih berlainan dengan sel yang lainnya
Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial, dan religius. (sel badan). Sel-sel badan mempunyai fungsi menggerakkan
Menurut Yusuf (2002), faktor yang mempengaruhi otot, menghubungkan syaraf, menahan keseimbangan dan
perkembangan adalah: 1) Hereditas (keturunan/pembawaan), 2) sebagainya. Sedangkan sel benihh mempunyai fungsi yang
Lingkungan. istimewa dan khusus, yaitu fungsi pertumbuhan (pembentukan
Hereditas merupakan faktor pertama yang organisme baru). Hanya sel-sel benih yang menentukan
mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas penurunan sifat, sel-sel lain tidak menentukan sifat.
diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang Setiap sel benih memiliki 48 kromosom (chromosom),
diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi, baik yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24
fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi pasang. Tiap kromosom mengandung sejumlah gen-gen
(pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak (unsur-unsur keturunan atau faktor-fktor dasar dalam
orangtuaa melalui gen-gen”. pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat
individu, baik fisik maupun psikisnya. Jumlah gen-gen dalam

9 10
satu sel telur yang telah dibuahi sebanyak 10.000 sampai situasi atau kondisi di luar organisme yang diduga
15.000. mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”.
Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah perpaduan J.P. Chaplin mengemukakan bahwa lingkungan
kromosom yang jumlahnya menjadi 48 pasang. Perpaduan ini merupakan ”keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan sosial
pun segera diikuti oleh pmbelahan diri menjadi dua organisme yang mempengaruhi organisme individu”. Sementara Joe
sehingga jumlah kromosom pada sel-sel baru tersebut tetap 24 Kathena mengemukakan bahwa lingkungan itu merupakan
pasang. Di antara kedua organisme baru tersebut terjadilah segala sesuatu yang berada di luar individu yang meliputi fisik
perjuangan dan yang lebih kuat dapat terus hidup. Pada dan sosial budaya. Lingkungan ini merupakan sumber seluruh
akhirnya hanya satu organisme yang berhasil hidup, maka akan informasi yang diterima individu melalui alat inderanya:
lahir satu orang anak, tetapi apabila keduanya berhasil penglihatan, penciuman, pendengaran dan rasa.
mempertahankan hidupnya, akan lahir anak kembar. Kembar Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa yang
yang berasal dari satu sel telur disebut “identical twins” dimaksud dengan lingkungan perkembangan siswa adalah
(kembar identik). Kembar identik ini memiliki sifat-sifat yang “keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik
sama, demikian juga jenis kelaminnya, keduanya laki-laki atau atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi
keduanya perempuan. Ada kemungkinan kembar ini bukan perkembangan siswa”. Lingkungan perkembangan siswa yang
berasal dari satu sel telur tetapi dari dua sel telur yang sama akan dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah,
kuat yang keduanya dibuahi sperma. Kembar yang demikian kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat.
disebut “fraternal twins” (kembar bersaudara). Kembar ini Menurut Kartono (1990), faktor-faktor yang
mungkin berbeda jenis kelamin tetapi mungkin juga sama. mempengaruhi perkembangan adalah:
Sementara, faktor kedua yang mempengaruhi 1. Faktor herediter (warisan sejak lahir, bawaan),
perkembangan adalah lingkungan (Yusuf, 2003). Menurut Urie 2. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang
Bronfrenbrenner & Ann Crouter (dalam Yusuf, 2003), merugikan,
lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa,

11 12
3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi b. Belajar memakan makanan padat. Hal ini terjadi pada
psikis, dan tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan
4. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal
kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, tersebut.
punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri. c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang
Setiap fenomena/gejala perkembangan anak merupakan berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan
produk dari kerjasama dan pengaruh timbal balik antara perantaraan suara itu. Untuk itu, diperlukan kematangan
potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan. otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.
Jelasnya perkembangan merupakan produk dari: d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini
1. Pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik, dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan
2. Pematangan fungsi-fungsi psikis, dan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada
3. Usaha “belajar” oleh subyek/anak, dalam mencobakan umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol
segenap potensialitas rohani dan jasmaninya. karena perkembangan syaraf yangmengatur
pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan
B. Tugas-Tugas Perkembangan Pada Setiap Fase
pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4
Perkembangan
Yusuf membagi tugas-tugas perkembangan pada setiap tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali

fasenya sebagai berikut (Yusuf : 2002, 66 ): mau buang air bawalah anak ke WC tsnps bsnysk
memberikan penerangan kepadanya.
1. Tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui
(0,0-6,0)
a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia observasi (pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku,

antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis

dan susunan syaarafnya telah matang untuk belajar kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara
tersebutt, anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria
berjalan

13 14
dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap alat Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan
kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi
terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya
oangtua perlu memperlakukan anaknya baik mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa
memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring
lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak. memenuhi kebutuhannya disebut “orang”, “ibu”, “ayah”.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat
jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan dikelompokkan dan diberi satu nama, seperti kucing,
orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan ayam, kambing, dan burung dapat disebut sebagai
suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah. binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut
Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan
mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air kematangan sistem syaraf, pengalaman dan bimbingan
dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, dari orang dewasa.
bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan
proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua orangtua, saudara, dan orang lain. Anak mengadakan
perlu memberikan perawatan yang intensif, baik hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya
menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan
pemeliharaan kebersihan. dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang
kenyataan sosial, dan alam. Pada mulanya dunia ini bagi lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya
anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan dikemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat,
membingungkan. Lama kelamaan anak dapat bersikap dingin, introvert, ekstrovert dan sebagainya.
mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya. Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan

15 16
orangtuanya itu menyenangkan, maka cenderung akan dari orangtua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik
bersikap ramah dan ceria. daripada penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.
berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai 2. Tugas Perkembangan Pada Masa Sekolah (6,0-12,0)
hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan
sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme permainan. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak
adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan
hiddupnya bertujuan mencari kenikmatan dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf
kebahagiaan). Apabila anak bertambah besaria harus penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris,
belajar mengenai pengertian baik dan buruk, benar dan melakukan senam pagi dan permainan-permainan
salah, sebab sebagai makhluk sosial (bermasyarakat), ringan, seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan
manusia tidak hanya memperhatikan kepentigan/ sebagainya.
kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya
memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini
penertian baik dan buruk, benara dan salah ini ialah (1) mengembangkan kebiasaan untuk memelihara
dipengaruhii oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan
mulanya anak belajar apa yang dilarang itu berarti kesehatan; (2) mengembangkan sikap positif terhadap
buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima
baik atau benar. Pengalaman ini merupakan permulaan dirinya (baik berupa wajahnya maupun postur tubuhnya)
pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya secara positif.
terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni
dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting dalam belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
mengembangkan kata hati anak adalah suri tauladan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.

17 18
Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya disebut konsep (tanggapan). Demikianlah kita
mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara mempunyai tanggapan tentang ayah, ibu, rumah,
kebetulan temannya itu berbudi baik, tetapi mungkin pakaian, dan lain-lain, dan juga mengenai gerak-gerik
juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman yang dilakukan seperti, berbicara, berjalan, berenang,
seperrmainannya suka mengganggu atau nakal. dan menulis. Bertambahnya pengalaman akan
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis
menambah perbendaharaan konsep pada anak.
kelaminnya. Apabila anak sudah masuk sekolah,
g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini ialah
perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari
mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan
segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak
dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut
laki-laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan
penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama
mengikuti permainannya yang khas anak laki-laki,
seperti main kelereng, main bola, dan layang-layang. (moral) disertai dengan perasaan senang untuk

e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan melakukan atau tidak melakukannya. Tugas
berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-
disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan salah, boleh-tidak boleh, seperti jujur itu baik, bohong
perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk itu buruk, dan sebagainya.
menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus Hakikat tugas ini ialah untuk dapat menjadi orang yang
tamat sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana,
anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan
membaca, menulis, dan berhitung.
datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain.
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok
kita ttelah melihat sesuatu, mendengar, mengecap,
sosial dan lembaga-lembaga. Hakikat tugas ini ialah
mencium,dan mengalami, tinggallah suatu ingatan pada
mengembangkan sikap sosial yang demoktratis dan
kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu
19 20
menghargai hak orang lain, toleransi terhadap pendapat Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa
orang lain dan menghargai hak orang lain. identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan
kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin
3. Tugas Perkembangan Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu akan mengembangkan perilaku yang menyimpang (deliquent),
melakukan kriminalitas, atau menutup diri (mengisolsi diri)
adalah masa remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan
dari masyarakat.
yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
Sementara, Pikunas (dalam Yusuf, 2002) juga
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
mengemukakan pendapat yaitu bahwa tugas perkembangan
perkembangan masa dewasa yang sehat (Yusuf: 2002, 71).
utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral
Masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap
dependent kepada orang tua ke arah independent, (2) minat untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belumlah
sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima
seksualitas; dan (3) kecenderungan untuk merenung atau
secara universal. Selanjutnya, William Kay mengemukakan
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral
tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
Erikson berpendapat bahwa remaja merupakan masa
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman
berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point dari
kualitasnya.
pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau
sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada
figur-figur yang mempunyai otoritas.
perkembangan identitas ini. Erikson memandang pengalaman
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi
hidup remaja berada dalam kedaan moratorium, yaitu suatu
interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya
periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya
atau orang lain, baik secara individul maupun kelompok
untuk masa depan, dan mampu menjawab pertanyaan siapa
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
saya? (who am I?). dia mengatakan bahwa kegagalan remaja
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan
untuk mengisi atau menuntaskan tugas ini akan berdampak
terhadap kemampuannya sendiri.
tidak baik bagi perkembangan dirinya.

21 22
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan PERKEMBANGAN HETEROSEKSUAL
diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah 1. Belum memiliki 1. Menerima identitas
hidup (weltanschaung). kesadaran tentang seksualnya sebagai pria
perubahan seksualnya atau wanita
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri
2. Mengidentifikasi orang 2. Mempunyai perhatian
(sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
lain yang sama jenis terhadap jenis kelamin
Pikunas juga mengemukakan pendapat dari Luella Cole kelaminnya yang berbeda dan bergaul
yang mengklasifikasikan tugas perkembangan remaja 3. Bergaul dengan banyak dengannya
sebagai berikut (Yusuf, 2002): teman 3. Memilih temantertentu
KEMATANGAN KOGNITIF
Tabel 1.1. 1. Menyenangi prinsip- 1. Membutuhkan
Tujuan Perkembangan Masa Remaja prinsip umum dan penjelasan tentang fakta
DARI ARAH KE AARAH jawaban yang final. dan teori
KEMATANGAN EMOSIONAL DAN SOSIAL 2. Menerima kebenaran dari 2. Memerlukan bukti
1. Tidak toleran dan 1. Bersikap toleran dan
sumber otoritas sebelum menerima.
bersikap superior merasa nyaman
2. Kaku dalam bergaul 2. Luwes dalam bergaul 3. Memiliki banyak minat 3. Memiliki sedikit minat/
3. Peniruan buta terhadap 3. Interdependensi dan atau perhatian perhatian terhadap jenis
teman sebaya mempunyai self-esteem 4. Bersikap subjektif dalam kelamin yang berbeda
4. Kontrol orangtua 4. Kontrol diri sendiri menafsirkan sesuatu dan bergaul dengannya
5. Perasaan yang tidak 5. Perasaan mau menerima
4. Bersikap objektif dalam
jelass ttg dirinya/org lain dirinya dan orang lain
menafsirkan sesuatu
6. Kurang dapat 6. Mampu menyatakan
mengendalikan diri dari emosinya secara FILSAFAT HIDUP
rasa marah dan sikap konstruktif dan kreatif. 1. Tingkah laku dimotivasi 1. Tingkah laku imotivasi
permusuhannya oleh kesenangan belaka oleh aspirasi

23 24
2. Acuh tak acuh terhadap 2. Melibatkan diri atau kaki), mulai menunjukkan perkembangan yang cukup berarti
prinsip-prinsip ideologi mempunyai perhatian hingga bagian-bagian kainnya enjadi matang.
dan etika terhadap ideologi dan Bekal apakah yang di bawa anak yang baru lahir
3. Tingkah lakunya etika sebagai dasar perkembangan kehidupannya selama di dunia?
tergantung pada 3. Tingkah lakunya Menurut Gleitman ada dua jawaban pokok untuk pertanyaan ini,
reinforcement (dorongan dibimbing oleh yaitu: 1) bekal kapasitas motor (jasmani); dan 2) bekal
dari luar) tanggung jawab moral. kapasitas panca indera (sensori).
Mula-mula seorang anak yang baru lahir hanya
C. Perkembangan Psiko- Fisik (motor) Siswa memiliki sedikit sekali kendali terhadap aktivitas alat-alat
Dalam psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah jasmaninya. Setelah berusia empat bulan, bayi itu sudah mulai
yang menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang mampu duduk dengan bantuan sangaan dan dapat puaa meraih
melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar- dan menggenggam benda-benda mainannya yang sering hilang
kelenjar dan sekresinya (pengeluaran cairan/ getah). Secara dari pandangannya. Kini ia telah memiliki apa yang disebut
singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan dengan grasp reflex yakni gerakan otomatis untuk
yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan menggenggam. Inilah refleks primitif (yang ada sejak dahulu
terhadap kegiatan organ-organ fisik. kala) yang diwariskan nenek moyangnya tanpa dipelajari.
Proses perkembangan fisik anak berlangsung kurang Respons otomatis yang juga dimiliki seorang bayi
lebih selama dua dekade (dua dasawarsa) sejak ia lahir. sebagai bekal dan dasar perkembangannya ialah rooting reflex
Semburan perkembangan (spurt) terjadi pada masa anak yang berarti refleks dukungan yakni gerakan kepala dan mulut
menginjak usia remaja antara 12 atau 13 tahun hingga 21 atau yang otomatis. Dengan rooting reflex, setiap kali pipi bayi
22 tahun. Pada saat perkembangan berlangsung, beberapa disentuh, kepalanya akan berbalik atau bergerak ke arah
bagian jasmani seperti kepala dan otak yang pada waktu dalam datangnya rangsangan, lalu mulutnya terbuka dan terus mencari
rahim berkembang tidak seimbang (tidak secepat badan dan hingga mencapai puting susu atau puting dot botol susu yang

25 26
telah disediakan untuknya. Dua macam refleks di atas, grasp belum mampu menyebut nama jenis warna), dan mengikuti
dan rooting reflex merupakan kapasitas jasmani yang sampai gerakan benda-benda sudah mulai tampak.
umur kurang lebih lima bulan belum memerlukan kendali ranah Semua kapasitas yang dibawa anak dari rahim ibunya
kognitif karena sel-sel otaknya sendiri belum cukup matang baik kapasitas jasmani maupun kapasitas rohani adalah modal
untuk berfungsi sebagai alat pengendali. dasar yang tampak segera berfaedah bagi kelanjutan
Bekal psikologis yang dibawa anak dari rahim ibunya perkembangan anak tersebut. Dalam hal ini, proses belajar
ialah kapasitas sensori. Kapasitas sensori seorang bayi ketrampilan tertentu (khususnya di sekolah) merupakan
lazimnya mulai berlaku bersama-sama dengan berlakunya pendukung yang sangat berarti bagi perkembangan motor atau
refleks-refleks motor tadi, bahkan terkadang dengan kualitas fisik anak, terutama dalam hal perolehan kecakapan-kecakapan
yang lebih baik. Hal ini terbukti dengan adanya kemampuan psikomotor atau ranah karsa anak tersebut.
pengaturan, penyedotan, dan tanda-tanda respons terhadap Ketika seorang anak memasuki sekolah dasar atau
stimulus lainnya. ibtidaiyah pada umur enam tahun atau tujuh tahun sampai dua
Berkat adanya bekal kapasitas sensori,bayi dapat belas tahun, perkembangan fisiknya mulai tampak benar-benar
mendengar dengan baik bahkan mampu membedakan antara proposional (berkeseimbangan). Artinya, organ-organ jasmani
suara yang keras dan kasar dengan suara lembut ibunya atau tumbuh serasi dan tidak lebih panjang atau lebih besar dari
suara lembut wanita- wanita lainnya. Hal ini dapat dilihat dari yang semestinya. Hal ini terbukti misalnya, ukuran tangan
kecenderungannya untuk lebih tertarik pada suara dan ajakan kanan tidak lebih panjanga dari tangan kiri atau ukuran leher
ibunya daripada kepada suara dan ajakan ayahnya atau laki-laki tidak lebih besar daripada ukuran kepala yang disanganya.
lain yang ada disekitarnya. Di samping itu, bayi juga dapat Gerakan-gerakan organ tubuh anak juga menjadi lincah
melihat sampai jarak empat kaki atau kira-kira satu seperempat dan terarah seiring dengan munculnya keberanian mentalnya.
meter, tetapi belum mampu memusatkan pandangannya pada Contoh: jika seorang anak dalam usia balita atau seusia anak
barang- barang yang ia lihat. Namun, kemampuan membedakan TK tidak berani naik sepeda atau memanjat pohon dan
suasana terang dan gelap, membedakan warna (walaupun melompati pagar, maka pada usia sekolah ia akan menunjukkan

27 28
keberanian melakukan kegiatan itu. Keberanian dan dan praktek tetapi juga memerlukan kegiatan perceptual
kemampuan ini, disamping karena perkembangan kapasitas learrning (belajar berdasarkan pengamatan) atau kegiatan
mental, juga disebabkan oleh adanya keseimbangan dan sensory –motor learning (belajar keterampilan inderawi-
keselarasan gerakan organ-organ tubuh anak. Namun, patut jasmani).
dicatat bahwa perkembangan kemampuan fisik anak itu kurang Dalam kenyataan sehari-hari, cukup banyak
berarti dan tak bisa meluas menjadi ketrampilan-ketrampilan keterampilan inderawi-jasmani yang rumit dan karenanya
psikomotor yang berfaedah tanpa dukungan proses belajar atau memerlukan upaya manipulasi (penggunaan secara cermat),
usaha-usaha kependidikan pada umumnya. koordinasi, dan organisasi rangkaian gerakan secara tepat,
Gerakan-gerakan motor siswa akan terus meningkat umpamanya keterampilan bermain piano. Dalam memainkan
keanekaragaman, keseimbangan. Namun, peningkatan kualitas piano, seorang pianis bukan hanya melakukan sejumlah
bawaan siswa ini justru membawa konsekuensi tersendiri, gerakan terpisah begitu saja, melainkan juga menggunakan
yakni perlunya pengadaan guru yang lebih piawai dan terampil. proses yang telah direncanakan dan dikendalikan secara
Kepiawaian guru dalam hal ini bukan hanya yang menyangkut internal oleh fungsi ranah ciptanya, sehingga gerakan itu
cara melatih ketrampilan para siswa, melainkan juga menghasilkan suara merdu.
kepiawaian yang berhubungan dengan penyampaian ilmu Demikian pula keterampilan-keterampilan lainnya
tentang mengapa dan bagaimana keterampilan tersebut (yang bagi sebagian orang tidak serumit bernmain piano)
dilakukan. seperti menulis, menggambar dan mendemonstrasikan
Belajar keterampilan fisik (motor learning) dianggap kecakapan praktis seperti olah raga atau menari dn sebagainya,
terjadi dalam diri seseorang apabila ia telah memperoleh semuanya membutuhkan ranah cipta. Proses aqliah ini
kemampuan dan keterampilan yang melibatkan penggunaan dibutuhkan karena kinerja jasmaniah (physical performance)
tangan (seperti menggambar) dan tungkai (seperti berlari) dalam aktivita-aktivitas tersebut hanya akan bermutu baik
secara baik dan benar. Untuk belajar memperoleh kemampuan apabila pelaksanaannya disertai dengan keterlibatan fungsi
keterampilan jasmani ini, ia tidak hanya cukup dengan latihan ranah cipt atau akal. Hal ini mengingat pola-pola gerakan yang

29 30
caka dan terkoordinasi itu tak dapat tercapai dengan baik dilakukan. Akan tetapi, dalam praktek itu hendaknya dilibatkan
semata-mata dengan mekanisme sederhana, tetapi dengan pengetahuan ranah akal siswa. Praktek tanpa melibatkan ranah
menggunakan proses mental yang sangat kompleks (Muhibbin akal umpamanya insight (tilikan akal) siswa yang memadai
Syah, 2003). terhadap teknik dan patokan kinerja yang diperlukan, maka
Demikian besarnya ketergantungan kinerja praktek tersebut tak dapat dipandang bernilai dan hanya ibarat
keterampilan jasmani tersebut pada keterlibatan ranah cipta orang siswa yang memadai terhadaap teknik dan patokan
terbukti dengan sering munculnya kekeliruan siswa dalam hal kinerja yang diperlukan, maka praktek tersebut tak dapat
menulis, menggambar, dan memperagakan keterampilan fisik dipandang bernilai dan hanya ibarat orang yang sedang senam
tertentu karena malas berpikir. Dengan demikian, hampir dapat beramai-ramai belaka.
dipastikan bahwa apabila sebuah aktivitas keterampilan jasmani Selanjutnya, ada empat macam faktor yang mendorong
seseorang (siswa) seperti menyalin pelajaran dilakukan secara kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga
otomatis tanpa perhatian fungsi ranah cipta yang memadai, meemungkinkan campur tangan orangtua dan guru dalam
walaupun ia sudah biasa karena sering melakukannya, resiko mengarahkannya, yaitu:
kesalahan mungkin akan selalu mengancam. 1. Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf;
Sehubungan dengan hal di atas, motor skills 2. Pertumbuhan otot-otot;
(kecakapan-kecakapan jasmani) perlu dipelajari melalui 3. Perkembangan dan pertumbuhan fungsi kelenjar endoktrin;
aktivitas latihan langsung yang disertai dengan pengajaran 4. Perubahan struktur jassmani
teori-teori pengetahuan yang bertalian dengan motor skills itu Pertama, pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf
sendiri. Sementara itu, aktivitas latihan perlu dilaksanakan (nervous system). Sistem syaraf adalah organ halus dalam tubuh
dalam bentuk praktek yang berulang-ulang oleh siswa, yang terdiri atas struktur jaringan serabut syaraf yang sangat
termasuk praktek contoh gerakan-gerakan yang salah dan tidak halus yang berpusat di central nervous system, yakni pusat
di butuhkan, sehingga siswa dapat memahami bagian mana sistem jaaringan syaraf yang ada di otak. Pertumbuhan syaraf
yangkeliru, kemudian upaya perbaikan seyogianya segera dan perkembangan kemampuannya membuat inteligensi

31 32
(kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbulnya pola- Kedua, pertumbuhan otot-otot. Otot adalah jaringan sel-
pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan sel yang dapat berubah memanjang dan juga sekaligus
kemampuan sistem syaraf seorang anak akan semakin baik dan merupakan unit dan kesatuan sel yang memiliki daya
beranekaa ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. mengkerut (contractile unit). Di antara fungsi-fungsi pokoknya
Namun uniknya, berbeda dengan organ tubuh lainnya, organ ialah sebagai pengikat organ-organ lainnya dan sebagai
sistem syaraf apabila rusak tak dapat diganti atau tumbuh lagi. jaringan pembuluh yang mendistribusikan seri makanan.
Seorang anak yang luka berat pada bagian kakinya Peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan
hingga sebagian dagingnya terlepas dapat disembuhkan dan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan
bagian yang hilang itu tumbuh lagi karena obat dan gizi. kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada
Namun, kalau anak itu terluka pada bagian kepalanya hingga anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya
salah satu struktur sub-sistem syaraf rusak atau terputus keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-
misalnya, anak tersebut akan mengalami gangguan ingatan, macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin
gangguan bicara, gangguan pendengaran, gangguan meningkat kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa. Perlu
pengecapan rasa, atau gangguan-gangguan lainnya bergantung di catat bahwa dalam pengembangan keterampilan terutama
pada subsistem syaraf mana yang rusak. Gangguan ini hampir dalam berkarya nyata seperti membuat mainan sendiri, melukis,
dapat dipastikan bersifat permanen, karena jaringan serabut dan seterusnya, peningkatan dan perluasan (intensifikasi dan
syaraf yang rusak atau hilang tadi terlalu sulit- kalau bukan ekstensifikasi) pendayagunaan otot-otot anak tadi bergantung
mustahil- dapat tumbuh lagi meskipun lukanya sendiri sudah pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
sembuh. Memang, selama dekade terakhir ini sejumlah dokter Ketiga, perkembangan dan perubahan fungsi kelenjar-
bedah syaraf yang amat piawai di beberapa negara maju telah kelenjar endokrin (endocrine glands). Kelenjar adalah alat
melakukan serangkaian percobaan pencangkokan syaraf otak, tubuh yang menghasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar
tetapi hasilnya masih belum memuaskan benar dan biayanya keringat. Selanjutnya, kelenjar endokrin secara umum
pun masih luar biasa mahalnya. merupakan kelenjar dalam tubuh yang memproduksi hormon

33 34
yang disalurkan ke seluruh baagian dalam tubuh melalui aliran Keempat, perubahan struktur jasmani. Semakin
darah. Lawan endokrin adalah eksokrin (exocrine) yang meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran
memiliki pembuluh tersendiri untuk menyalurkan hasil tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh
sekresinya (proses pembuatan cairan atau getah) seperti pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak
kelenjar ludah. Berubahnya funsi-fungsi kelenjar endokrin berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan
seperti adrenal (kelenjar endokrin) yang meliputi bagian atas kecakapan motor skills anak. Kecepatan berlari, kecekatan
ginjal dan memproduksi bermacam-macam hormon termasuk bergerak, kecermatan menyalin pelajaran, keindahan melukis,
hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bagian baah dan sebagainya akan terus meningkat seiring dengan proses
otak yang memproduksi dan mengatur pelbagai hormon penyempurnaan struktur jasmani siswa. Namun kemungkinan
termasuk hormon pengembang indung telur dan sperma), juga perbedaan hasil belajar psikomotor seorang siswa dengan
menimbulkan pola-pola baru tingkah laku anak ketika siswa-siswa lainnya selalu ada, karena kapasitas ranah kognitif
menginjak remaja. Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin juga banyak berperan dalam menentukan kualitas dan kuantitas
akan mengakibatkan berubahnya pola sikap dan tingkah laku prestasi ranah karsa. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa
seorang remaja terhaadap lawan jenisnya. Perubahan dapat juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain,
berupa seringny melakukan kerjasama dalam belajar atau karena perubahan fisik itu sendiri mengubah konsep diri (self-
berolahraga, berubahnya gaya dandanan/penampilan dan lain- concept) siswa tersebut. Self-concept atau konsep-diri ialah
lain perubahan pola perilaku yang bermaksud untuk menarik totalitas sikap dan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri.
perhatian lawan jenis. Dalam hal ini, orangtua dan guru Keseluruhan sikap dan pandangan tersebut dapat dianggap
seyogianya bersikap antisipatif terhadap kemungkinan deskripsi kepribadian orang yang bersangkutan.
terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual yang Sehubungan dengan hal di atas, dapat dikatakan bahwa
tidak dikehendaki demi kelangsungan perkembangan para perkembangan fisik siswa lebih memiliki signifikansi daripada
siswa remaja yang menjadi tanggung jawabnya. usia kronologisnya sendiri. Timbulnya kesadaran seorang siswa
yang berbadan terlalu besar dan tinggi atau terlalu kecil dan

35 36
rendah jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya Learning process) yang dikelola para guru terdapat “benang
mungkin sekali akan mempengaruhi pola sikap dan perilakunya merah” yang mengikat kedua proses tersebut. Demikian eratnya
baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sikap ikatan benang merah itu, sehingga hampir tidak ada proses
dan perilaku yang berbeda ini bersumber dari positif atau perkembangan siswa baik jasmani maupun rohaninya yang
negatifnya self-concept yang dia miliki. sama sekali terlepas dari proses mengajar- belajar sebagai
Apabila siswa tersebut memiliki self-concept yang pengejawantahan proses pendidikan. Apabila fisik dan mental
negatif terhadap dirinya yang berkembang terlalu pesat atau sudah matang, pancaindera sudah siap menerima stimulus-
terlalu lambat itu, sehingga menimbulkan kecemasan (misalnya stimulus dari lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah
khawatir ditinggalkan teman-temannya, atau takut menjadi tiba.
bahan gunjingan teman-teman sekelas), maka para guru Program pengajaran di sekolah yang baik adalah yang
seyogianya memberikan perhatian khusus kepada siswa mampu memberikan dukungan besar kepada siswa dalam
tersebut. Memberikan perhatian khusus disini bukan bermaksud menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Sehubngan
untuk memanjakan atau memberi perlindungan yang berlebihan, dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh
melainkan memberi pengertian dan meyakinkaannya bahwa proses dan tugasa perkembangan manusia, khususny yang
soal tinggi dan pendek atau besar dan kecil itu bukan masalah berkaitan dengan masa prayuwana dan yuwana, yakni anak-
dalam mengejar cita-cita masa depan. Selanjutnya, siswa yang anak dan remaja yang duduk di sekolah- sekolah dasar/
“berkelainan” tubuh tersebut diharapkan dapat lebih mudah ibtidaiyah dan menengah. Mengapa demikian penting?
memperbaiki konsep dirinya sendiri apabila guru memberi Pengetahuan mengenai proses perkembangan dengan segala
contoh-contoh konkret mengenai kesuksesan orang-orang yang aspeknya sangat banyak manfaatnya, antara lain:
terlalu pendek dan terlalu jangkung. 1. Guru dapat memberikan layanan bantuan dan bimbingan
yang tepat kepada para siswa dengan pendekatan yang
D. Perkembangan Kognitif dan Bahasa Siswa
relevan dengan tingkat perkembangannya;
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa antara proses
2. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan
perkembangan dengan proses mengajar- belajar (The Teaching-

37 38
timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu, lalu segera organ tubuh lainnya, organ otak sebagai markas fungsi kognitif
mengmbil langkah- langkah penanggulangan yang tepat bukan hanya menjadi penggerak aktivitas akal pikiran,
sesuai dengan taraf perkembangannya; melainkan juga menara pengontrol aktivitas perasaan dan
3. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat dalam perbuatan. Sebagai menara pengontrol, otak selalu bekerja
memulai aktivitas proses mengajar- belajar bidang studi siang dan malam. Sekali kita kehilangan fungsi- fungsi kognitif
tertentu untuk sekelompok siswa dalam fase perkembangan karena kerusakan berat pada otak, martabat kita hanya berbeda
tertentu; sedikit dengan hewan.
4. Guru dapat menemukan dan menetapkankan tujuan Demikian pula halnya orang yang menyalahgunakan
pembelajaran umum/ TPU dan tujuan pembelajaran kelebihan kemampuan otak untuk memuaskan hawa nafsu
khusus/TPK (dulu disebut TIU dan TIK) materi peajaran dengan mempertuhan hawa nafsunya, martabat orang tersebut
atau pokok bahasan pengajaran tertentu sesuai dengan tidak lebih dari martabat hewan atau mungkin lebih rendah lagi.
kemampuan psikologis sekelompok siswa dalam fase Kelompok orang yang bermartabat rendah seperti ini dilukiskan
perkembangan tertentu. dalam Surat Al-Furqan: 44 yang berbunyi:
Barangkali, salah satu kesulitan pokok yang dialami   
para guru dalam semua jenjang pendidikan adalah menghayati 
 
makna yang dalam mengenai hubungan perkembangan
   
khususnya ranah kognitif dengan proses mengajar- belajar yang   
menjadi tanggung jawabnya.   

Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah
kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan
mereka mendengar atau memahami. Mereka itu, tidak
dalam perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka
pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif lebih sesat jalannya”.

(rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). Tidak seperti organ-


Selain itu, orang- orang yang memiliki kelebihan
39 40
pengetahuan yang sudah barang tentu karena kelebihan peralatan yang paling canggih pun hingga saat ini belum
kemampuan otak, apabila tidak disertai dengan iman mungkin sanggup menyingkap secara tuntas seluruh rahasianya.
pula akan memanipulasi (mengubah seenaknya) kebenaran dari Sejumlah besar upaya riset kognitif yang didukung oleh riset-
Allah yang semestinya dipertahankan. Orang- orang yang riset kedokteran syaraf memang sudah banyak yang ditemukan
seperti ini dikecam oleh Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 75 dari fungsi otak, tetapi masih cukup banyak pula rahasia
yang berbunyi: lainnya yang masih memeerlukan penelitian lebih jauh dan
  mendalam.
   Di antara temuan- temuan riset yang menonjol adalah
  
sebagaimana yang penyusun kemukakan di atas, yakni bahwa
 
  otak adalah sumber dan menara pengontrol bagi seluruh
  kegiatan kehidupan ranah- ranah psikologis manusia. Otak
  
tidak hanya berpikir dengan kesadaran, tetapi juga berpikir
 
“Apakah engkau masih mengharapkan mereka akan dengan ketidaksadaran. Pemikiran tidak sadar (unconscious
percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
thinking) sering terjadi pada diri kita tidur misalnya, kita
mendengar firman Allah lalu mereka mengubahnya
setelah mereka memahaminya sedang mereka bermimpi, dan mimpi adalah sebuah bentuk berpikir dengan
mengetahui”.
gambar-gambar tanpa kita sadari. Kebiasaan kita bangun subuh
(tanpa dibangunkan oleh orang lain) dan siap mengerjakan
Itulah sebabnya, pendidikan dan pengajaran perlu
rencana- rencana harian, juga bentuk aktivitas otak yang dalam
diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa
psikologi kognitif disebut berpikir yang tak disadari oleh kita
dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab dalam arti
sendiri. Alhasil, ranah kognitif yang dikendalikan oleh otak
tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri saja, tetapi juga
memang karunia Tuhan yang luar biasa dibandingkan dengan
merugikan orang lain.
organ- organ tubuh lainnya.
Demikian besarnya kemampuan otak dan demikian
Tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa
rumitnya tatanan syaraf yang terdapat di dalamnya, sehingga

41 42
dapat berpikir. Selanjutnya, tanpa kemampuan berpikir pengetahuan (Muhibbin Syah, 2003). Dalam perkembangan
mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faedah selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu
materi-materi pelajaran yang disajikan kepadanya. Tanpa domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi
berpikir juga sulit bagi siswa untuk menangkap pesan- pesan setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
moral yang terkandung dalam pelajaran yang diikutinya, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
termasuk materi pelajaran agama. Walaupun demikian, tidak kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di
berarti fungsi afektif dan psikomotor seorang siswa tidak perlu otak ini jugaa berhubungan dengan konasi (kehendak) dan
diperhatikan. Kedua fungsi psikologis siswa ini juga penting. afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa.
Sebagian besar psikolog terutama kognitivis (ahli
Menurut Muhibbin Syah (2003), sekurang- kurangnya psikologi kognitif) berkeyakinan bahwa proses perkembangan
ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang amat perlu kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal
dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni: dan modal dasar perkembangan manusia, yakni kapasitas motor
1. Strategi belajar memahami isi pelajaran; dan kapasitas sensori, sampai batas tertentu juga dipengaruhi
2. Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan oleh aktivitas ranah kognitif. Misalnya, campur tangan sl-sel
aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang otak terhadap perkembangan bayi baru dimulai setelah ia
terkandung dalam materi pelajaran tersebut. berusia 5 bulan saat kemampuan sensorinya (seperti melihat
Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif dan mendengar) benar- benar mulai tampak.
ini, agaknya siswa sulit diharapkan mampu mengembangkan Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan
ranah afektif dan psikomotornya sendiri. kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak
manusia mulai mendayagunakan kapasitas motor dan
1. Perkembangan Kognitif
sensorinya. Hanya, cara dan intensitas pendayagunaan
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang
kapasitas ranah kognitif tersebut tentu masih belum jelas benar.
padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas,
Argumen yang dikemukakan para ahli mengenai hal ini antara
kognisi ialah perolehan, penataan, dan penggunaan

43 44
lain ialah bahwa kapasitas sensori dan jasmani seorang bayi Selain itu, bayi juga berkemampuan merespons informasi-
yang baru lahir tidak mungkin dapat diaktifkan tanpa aktivitas informasi tersebut secara sistematis.
pengendalian sel-sel otak bayi tersebut. Sebagai bukti, jika Seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi
seorang bayi lahir dengan cacat atau berkelainan otak, kecil kognitif dan psikologi anak, Jean Piaget (1896- 1980)
sekali kemungkinan bayi tersebut dapat mengotomatiskan mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat
refleks-refleks motor dan daya- daya sensorinya. Otomatisasi tahapan. Untuk mempermudah identifikasi tahapan- tahapan
refleks dan sensori, menurut para ahli, tidak pernah terlepas perkembangan kognitif tersebut, berikut ini disajikan sebuah
sama sekali dari aktivitas ranah kognitif, sebab pusat refleks tabel:
sendiri terdapat dalam otak, sedangkan otak adalah pusat ranah Tabel 1.2.
Tahapan Perkembangan Kognitif Anak
kognitif manusia. Tahap Perkembangan Usia Perkembangan
No.
Persoalan mengenai usia berapa hari, berapa minggu, Kognitif Kognitif
1 Sensory-motor (sensori- 0-2 tahun
atau berapa bulan aktivitas ranah kognitif mulai mempengaruhi
motor)
perkembangan manusia, sulit ditentukan. Namun, ada beberapa
2 Pre-operational (pra- 2-7 tahun
hasil penelitian yang bisa dijadikan pedomaan adalah hasil riset
operasional)
para ahli psikologi kognitif yang menyimpulkan bahwa
3 Concrete-operational 7-11 tahun
aktivitas ranah kognitif manusia itu pada prinsipnya sudah
(konkrit- operasional)
berlangsung sejak masa bayi, yakni rentang kehidupan antara 0-
4 Formal-operational 11-15 tahun
2 tahun.
(formal-operational)
Hasil riset kognitif yang dilakukan selama kurun waktu
sekitar 25 tahun terakhir ini menyimpulkan bahwa semua bayi
Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang tahapan
manusia sudah berkemampuan menyimpan informasi-informasi
perkembangan dari Piaget ini, ada baiknya penulis menjelaskan
yang berasal dari pengelihatan, pendengaran, dan informasi-
terlebih dahulu istilah-istilah yang akan sering muncul dalam
informasi lain yang diserap melalui indera-indera lainnya.

45 46
pembahasan berikutnya. inteligensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk primitif
dalam arti masih didasarkan pada perilaku terbuka. Meskipun
1. Sensory-motor schema (skema sensori motor) ialah primitif dan terkesan tidak penting, inteligensi sensori- motor
sebuah atau serangkaian perilaku terbuka yang tersusun sesungguhnya merupakan inteligensi dasar yang amat berarti
secara sistematis untuk merespona lingkungan (barang, karena ia menjadi fondasi untuk tipe-tipe inteligensi tertentu
orang, keadaan, kejadian). yang akan dimiliki anak tersebut kelak.
2. Cognitive schema (skema kognitif), ialah perilaku Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi
tertutup berupa tatanan langkah- langkah kognitif praktis (practical intelligence) yang berfaedah bagi anak usia 0-
(operations) yang berfungsi memahami apa yang tersirat 2 tahun untuk belajar berbuat terhadap lingkungannyaa sebelum
atau menyimpulkan lingkungan yang direspons. ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Anak
3. Object permanence (ketetapan benda) yakni anggaapan pada periode ini belajar bagaimana mengikuti dunia kebendaan
bahwa sebuah benda akan tetap ada walaupun sudah secara praktis dan belajar menimbulkan efek tertentu tanpa
ditinggalkan atau tidak dilihat lagi; memahami apa yang sedang ia perbuat kecuali hanya mencari
4. Assimilation (asimilasi), yakni proses aktif daklam cara melakukan perbuatan seperti di atas.
menggunakan skema untuk merespons lingkungan Ketika seorang bayi berinteraksi dengan lingkungannya,
5. Accomodation (akomodasi), yakni penyesuaian aplikasi ia akan mengasimilasikan skema sensori-motor sedemikian
skema yang cocok dengan lingkungan yang direspons. rupa dengan mengarahkan kemampuan akomodasi yang ia
6. Equilibrium (ekuilibrium), yakni keseimbangan antara miliki hingga mencapai ekuilibrium yang memuaskan
skema yang digunakan dengan lingkungan yang kebutuhannyaa. Proses asimilasi dan akomodasi dalam
direspons sebagai hasil ketetapan akomodasi. mencapai ekuilibrium seperti di atas selalu dilakukan bayi, baik
a. Tahap Sensori-motor (0-2 tahun) ketika ia hendak memenuhi dorongn lapar dan dahaganya
Selama perkembangan dalam periode sensori- motor maupun ketika bermain dengan benda-benda mainan yang ada
yang berlangsung sejak anak lahir sampai usia 2 tahun, di sekitarnya.

47 48
Mampukah seorang bayi mengenali object permanence? dilihat, dan tidak didengar lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi
Setelah piaget melakukan serangkaian eksperimen dan benda tersebut berbeda dari pandangan periode sensori-motor, yakni

observasi terhadap subjek-subjek bayi, termasuk anak tidak lagi bergantung pada pegamatannya belaka. Apakah yang
mendasari munculnya kemampuan abstrak ini?
perempuannya sendiri yang berusia 7 bulan saat itu, Jacqueline,
Perolehan kemampuan berupa kesadaran terhadap
ia berkesimpulan bahwa bayi di bawah usia 18 bulan pada
eksistensi object permanence (ketetapan adanya benda) adalah
umumnya belum memiliki pengenalan object permanence.
hasil dari munculnya kapasitas kognitif baru yang disebut
Artinya, benda apa pun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau
representation atau mental representation (gambaran mental).
tidak ia dengar selalu dianggap tidak ada meskipun
Secara singkat, representasi adalah sesuatu yang mewakili atau
sesungguhnya benda itu ada di tempat lain.
menjadi simbol atau wujud sesuatu yang lainnya. Representasi
Dalam rentang usia antara 18 hingga 24 bulan, barulah
mental merupakan bagian penting dari skema kognitif yang
kemampuan mengenal object permanence anak tersebut
memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi
muncul secara bertahap dan sistematis. Dalam rentang usia
sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau
setahun setengah hingga dua tahun itu, benda-benda mainan
kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau
dan orang-orang yang biasa berada di sekitarnya (seperti ibu
jangkauan tangannya.
dan pengasuhnya) akan ia cari dengan sungguh-sungguh
Representasi mental juga memungkinkan anak untuk
apabila ia memerlukannya.
mengembangkan deferred-imitation ( peniruan yang tertunda)
b. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
yakni kapasitas meniru perilaku orang lain yang sebelumnya
Periode perkembangan kognitif pra-operasional terjadi dalam
pernah ia lihat untuk merespons lingkungan. Perilaku- perilaku
diri anak ketika berumur 2 sampai 7 tahun. Perkembangan ini
yang ditiru terutama perilaku-perilaku orang lain (khususnya
bermula pada saat anak telah memiliki penguasaan sempurna
orang tua dan guru) yang pernah ia lihat ketika orang itu
mengenai object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki
kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa merespons barang, orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi

ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan, atau sudah tak pada masa lampau.

49 50
Seiring dengan munculnya kapasitas deferred-imitation, Kemampuan anak dalam rentang usia 2-7 tahun
muncul pula gejala insight-learning, yakni gejala belajar memang sangat terbatas. Namun demikian, secara kualitatif,
berdasarkan tilikan akal. Dalam hal ini, anak mulai mampu fenomena perilaku- perilaku ranah cipta jelas sudah sangat
melihat situasi problematik, yakni memahami bahwa sebuah berbeda dengan kemampuan intelegensi sensori-motor yang
keadaan mengandung masalah, lalu berpikir sesaat. Seusai dimiliki anak ketika berusia 0-2 tahun.
berpikir, ia memperoleh reaksi ‘aha’ (nah..!), yaitu pemahaman c. Tahap Konkret-operasional (7-11 tahun)
berdasarkan ilham spontan untuk memecahkan masalah versi Berakhirnya tahap perkembangan pra-operational tidak
anak- anak. Dengan reaksi ‘aha’ kemudian masalah tadi ia berarti berakhirnya pula tahap berpikir intuitif yakni berpikir
pecahkan. dengan mengandalkan ilham. Menurut Piaget, tidak sedikit
Dalam periode perkembangan pra-operasional, pemikiran orang dewasa yang juga menggunakan intuisi seperti
dismping diperolehnya kapasitas-kapasitas tersebut di atas, pemikiran pra-operational anak-anak. Contohnya ialah, ketika
yang juga sangat penting adalah diperolehnya kemampun orang dewasa sedang berangan-angan (daydreaming).
berbahasa. Dalam periode ini anak sudah mampu menggunakan Perbedaan memang ada, yakni orang dewasa dapat berpikir,
kata- kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan mengubah maju dan mundur dari inteligensi intuitif
kalimat- kalimat pendek tetapi efektif. Pengamatan dan (kecerdasan ilhami) ke inteligensi operasional kognitif
pemahaman anak terhadap situasi lingkungan yang ia tanggapi, (kecerdasan akli), sedangkan anak-anak belum bisa
sangat dipengaruhi oleh watak egocentrism (egosentrisme). melakukannya.
Maksudnya anak tersebut belum bisa memahami pandangan- Dalam periode konkret-operasional yang berlangsung
pandangan orang lain yang berbeda dengan pandangannya hingga menjelang remaja, anak memproleh tambahan
sendiri. Gejala egocentrism ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan yaang disebut system of operations (satuan
conversation (pengekalan), yakni operasi kognitif yang langkah berpikir). Kemampuan satuan langkah berpikir ini
berhubungan dengan pemahaman anak terhadap aspek dan berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan
dimensi kuantitarif materi lingkungan yang ia respons. idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya

51 52
sendiri. dari bunga menjadi mawar, melati dan seterusnya.
Dalam inteligensi operasional anak yang sedang berada Multiplication of classes (pelipatgandaan golongan
pada tahap konkret-operasional terdapat sistem operasi kognitif benda) yakni kemampuan yang melibatkan pengetahuan
yang meliputi: 1) conversation; 2) addition of classes; 3) mengenai cara mempertahankan dimensi-dimensi benda
multiplication of classes. Penjelasannya adalah: (seperti warna bunga dan tipe bunga) untuk membentuk
Conversation (konversasi/pengekalan) adalah gabungan golongan benda (seperti mawar merahh, mawar putih,
kemampuan anak dalam memahami aspek-aspek kumulatif dan seterusnya). Selain itu, kemampuanaa ini juga meliputi
materi, seperti volume dan jumlah. Anak yang mampu kemampuan memahami cara sebaliknya, yakni cara
mengenali sifat kuantitatif sebuah benda akan tahu bahwa sifat memisahkan gabungan golongan benda menjadi dimensi-
kuantitatif benda tersebut tidak akan berubah secara dimensi tersendiri, misalnya: warna bunga mawar terdiri atas
sembarangan. Jumlah airan dalam sebuah bejana tidak akan merah, putih, dan kuning.
berubah meskipun dituangkan ke dalam bejana lainnya yang Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasinya,
lebih besaar ataupun lebih keil. Begitu juga jumlah benda- Piaget menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap aspek
benda padat seperti kelereng dan sebagainya, tak akan berubah kuantitatif materi, pemahaman terhadap penambahan golongan
hanya dengan mengubah-ubah tatanannya. benda, dan pemahaman terhadap pelipatgandaan golongan
Addition of classes (penambahan golongan benda) yakni benda erupakan ciri khas perkembangan kognitif anak berusia
kemampuan aanak dalam memahami cara mengkombinasikan 7-11 tahun. Perolehan pemahaman tersebut diiringi dengan
beberapa golonggan benda yang dianggap berkelas lebih rendah banyak berkurangnya egosentrisme anak. Artinya, anak suah
seperti mawar dan melati, dan menghubungkannya dengan mulai memiliki kemampuan mengkoordinasikan pandangan-
benda yang berkelas lebih tinggi, seperti bunga. Di samping itu, pandangan orang lain dengan pandangannya sendiri, dan
kemampuan ini juga meliputi kecakapan memilah-milah memliki persepsi positif bahwa pandangannya hanyalah salah
bendbenda yang tergabung dalam sebuah benda yang berkelas satu dari sekian banyak pandangan orang. Jadi, pada dasarnya
tinggi menjadi benda-benda yang berkelas rendah, misalnya perkembangan kognitif anak tersebut ditinjau dari sudut

53 54
karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang remaja telah memilliki kemampuan mengkoordinasikan baik
dewasa. secara simultan (serentak) maupun berurutan dua ragam
kemampuan kognitif, yakni: 1) kapasitas menggunakan
Namun demikian, masih ada keterbatasan-keterbatasan hipotesis; 2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
kapasitas anak dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Anak- Dengan kapasitas menggunakan hipotesis (anggapan dasar),
anak dalam rentang usia 7-11 tahun baru mampu berpikir sseorang remaja akan mampu berpikir hipotesis, yakni berpikir
sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang mengenai sesuatu khususny dalam hal pemecahan masalah
konkrit. Inilah yang menjadi alasan mengapa perkembangan dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan
kognitif anak yang berusia 7-11 tahun dinamakan tahap lingkungan yang ia respons. Selanjutnya, dengan kapasitas
konkret-operasional. menggunakan prinsip-prinsip abstrak, remaja tersebut akan
mampu mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak,
d. Tahap formal-operasional (11-15 tahun)
seperti ilmu agama (dalam hal ini misalnya tauhid), ilmu
Dalam tahap perkembangan formal-operasional, anak
matematika dan ilmu-ilmu abstrak lainnya dengan luas dan
yang sudah menjelang atau sudah menginjak masa remaja,
lebih mendalam.
yakni usia 11- 15 tahun, akan dapat mengatasi masalah
Dua macam kapasitas kognitif yang sangat berpengaruh
keterbatasan pemikiran konkret-operasional. Tahap
terhadap kualitas skema kognitif itu tentu telah dimiliki pula
perkembangan kognitif terakhir yang menghapus keterbatasan-
oleh orang-orang dewasa. Oleh karenanya, seorang remaja yang
keterbatasan tersebut sesungguhnya sesungguhnya tidak hanya
telah berhasil menempuh proses perkembangan formal-
berlaku bagi remaja hingga usia 15 tahun, tetapi juga bagi
operasional secara kognitif dapat diangap telah mulai dewasa.
remaja dan bahkan orang dewasa yang berusia lebih tua. Hal ini
Sebagai bukti bahwa seorang remaja telah memiliki
perlu dikemukakan, sebab upaya riset Piaget yang mengambil
kedewasaan berpikir, dapat dicontohkan ketika ia menggunakan
subyek anak dan remaja hingga usia 15 tahun dianggap sudah
pikiran hipotesisnya sewaktu mendengar pernyataan seorang
cukup representatif bagi usia-usia selanjutnya.
temannya, sperti: “kemarin seorang penggali peninggalan
Dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini, seorang

55 56
purbakala menemukan kerangka manusia berkepala domba dan kognitif. Pertama, seoyanya para guru dan orangtua juga para
berkaki empat yang telah berusia sejuta tahun”. Apa yang salah calon guru mengetahui bahwa inteligensi (kecerdasan) itu
dalam pernyataan tersebut? Remaja tadi, setelah berpikir melibatkan interaksi aktif antara siswa dengan dunia di
sejenak dengan serta merta berkomentar: “omong kosong!”. sekitarnya. Ungkapan teoritis seperti ini secara implisit
Ungkapan “omong kosong” ini merupakan hasil berpikir menampik pandangan orang- orang yang menafikan fungsi dan
hipotesis remaja tersebut, karena mustahil ada manusia pengaruh lingkungan (khususnya lingkungan kependidikan)
berkepala domba dan berkaki empat betapapun tuanya umur terhadap proses perkembangan inteligensi siswa. Oleh
kerangka yang ditemukan penggali benda purbakala itu. karenanya, lingkungan siswa seperti rumah tinggal dan sekolah
Selanjutnya, seorang remaja yang telah mengalami seyogianya ditata sebaik- baiknya agar memberi efek positif
tahap perkembangan formal-operassional akan dapat terhadap perkembangan inteigensi siswa. Kedua, tahapan-
memahami dan mengungkapkan prinsip-prinsip abstrak. tahapan perrkembangan kognitif anak yang telah dikemukakan
Prinsip-prinsip tersebunyi ini, pada gilirannya akan dapat Piaget di atas merupakan jalan umum yang ditempuh oleh
mengubah perhatian-perhatian sehari-hari secara dramatis perkembangan inteligeni siswa. Oleh karenanya, deskripsi
dengan pola yang terkadang sama sekali berbeda dari pola-pola mengenai setiap tahapan-tahapan perkembangan kognitif
perhatian sebelumnya. Dia mungkin menjadi asyik dengan tersebut hanya menjadi pengantar mengenai kemampuan-
konsep-konsep abstrak tertentu, seperti etika ideal, keserasian, kemampuan umum yang lazimnya dimiliki bayi, anak, dan
keadilan, kemurnian, dan masa depan. Suatu saat remaja remaja dalam periode perkembangannya masing-masing.
tersebut akan melukiskan masa depannya dengan prinsip-
2. Perkembangan Bahasa
prinsip abstrak, seperti “aku tahu ahwa aku sedang memikirkan Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi
masa depanku sendiri, lalu aku mulai berpikir tentang mengapa dengan orang lain (Yusuf, 2003). Dalam pengertian ini,
aku memikirkan masa depanku”. tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan
Oleh karenanya, ada dua hal penting mengenai perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang dan simbol untuk
inteligensi dalam hubungannya dengan proses perkembangan mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan

57 58
menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan terjadi apabila anak sudah menyadari akan
mimik muka. kemungkinan kekhilafannya.
3) Menarik kesimpulan analogi, seperti: anak melihat
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan ayahnya tidur karena sakit, pada waktu lain anak
manusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugerah dari Allah melihat ibunya tiur, dia mengatakan bahwa ibu tidur
SWT, yang dengannya manusia dapat mengenal atau karena sakit.
memahami dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau
serta mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling
berbudaya dan mengembangkan budayanya. berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas yang satu,
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang
berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak lainnya. Keempat tugas itu adalah sebagai berikut:
dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk 1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna
pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. ucapan orang lain. Bayi memahami bahasa orang lain,
Perkembangan pikiran dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, bukan memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi
yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. dengan memahami kegiatan/gerakan atau gesture-nya
Laju perkembangan bahasa sebagai berikut: (bahasa tubuhnya).
a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif, 2. Pengembangan perbendaharaan kata. Perbendaharaan
seperti: “bapak makan”. kata-kata anak berkembanga dimulai secara lambat pada
b. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo
(menyangkal), seperti: “bapak tidak makan”. yang cepat pada usia pra-sekolah dan terus meningkat
c. Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat: setelah anak masuk sekolah.
1) Kritikan: “ini tidak boleh, ini tidak baik”. 3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat, kemampuan
2) Keragu-raguan: barangkali, mungkin, bisa jadi. Ini menyusun kata-kata menjadi kalimat pada umumnya

59 60
berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat studi tentang suara dan kombinasi suara menunjukkan
pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) bahwa anak menagalami kemudahan dan kesulitan
dengan disertai “gesture” untuk melengkapi cara dalam huruf-huruf tertentu. Huruf yang mudah
berpikirnya. Contohnya, anak menyebut “bola” sambil diucapkan yaitu huruf hidup (vokal): i, a, e, dan u dan
menunjuk bola itu dengan jarinya. Kalimat tunggal itu huruf mati (konsonan): t, p, b, m, dan n, sedangkan
berarti “tolong ambilkan bola untuk saya”. Seiring yang sulit diucapkan adalah huruf mati tunggal: z, w, s
dengan meningkatnya usia anak dan keluasan dan g, dan huruf mati rangkap (diftong): st, str, sk, dan
pergaulannya, tipe kalimat yang diucapkannya pun dr.
semakin panjang dan kompleks. Menurut Davis, Perkembangan bahasa anak juga memiliki tipe-tipe
Garrison & McCarthy (dalam Hurlock, 1989), anak pekembangannya seiring dengan bertambahnya usia anak. Ada
yang cerdas, anak wanita dan anak yang berasal dari dua tipe perkembangan bahasa anak (Yusuf, 2003), yaitu
keluarga berada, bentuk kalimat yang diucapkannya itu sebagai berikut:
lebih panjang dan kompleks dibaandingkan dengan 1. Egocentric speech,yaaitu anak berbicara kepada dirinya
anak yang kurang cerdas, anak pria, dan anak yang sendiri (monolog).
berasal dari keluarga miskin. 2. Socialized speech, yang terjadi ketika berlangsung
4. Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata kontak antara anak dengan temannya atau dengan
merupakan hasil belajar melalui imitasi (peniruan) lingkungannya. Perkembangan ini dibagi ke dalam lima
terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain bentuk: (a) adapted information, di sini terjadi saling
(terutama orangtuanya). Pada usia bayi, antara 11-18 tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari,
bulan, pada umumnya mereka belum dapat berbicara (b) critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap
atau mengucapkan kata-kata secara jelas, sehingga ucapan atau tingkah laku orang lain, (c) command
sering tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan ucapan (perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman),
itu baru tercapai padaa usia sekitar tiga tahun. Hasil (d) questions (pertanyaan, dan (e) answers (jawaban).

61 62
Berbicara monolog (egocentric speech) berfungsi untuk bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai inteligensi
mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada normal atau di atas normal. Namun begitu, tidak semua
umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun; sementara anak yang mengalami kelambatan perkembangan
yang “”socialized speech” mengembangkan kemampuan bahasanya pada usia awal, dikategorikan sebagai anak
penyesuaian sosial (social adjusment). yang bodoh. Selanjutnya, Hurlock mengemukakan hasl
Menurut Yusuf (2003), perkembangan bahasa studi mengenai anak yang mengalami kelambatan
dipengaruhi oleh faktor-faktor kesehatan, inteligensi, status mental, yaitu bahwa sepertiga diantara mereka yang
sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga. dapat berbicara secara noral dan anak yang berada pada
1. Faktor kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang tingkat intelektual yang paling rendah, mereka sangat
sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, “miskin” dalam berbahasanya.
terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada 3. Status sosial ekonomi keluarga. Beberapa studi tentang
usia dua tahun pertama anak mengalami sakit terus hubungan antara perkembangan bahasa dengan status
menerus, maka anak tersebut cenderung akan sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang
mengalami kelambatan atau kesulitan dalam berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan
perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan
memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.
orangtua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan
Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin
memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa
kebersihan tubuh anak atau secara reguler anaknya), atau kedua-duanya.
memeriksakan anak ke dokter atau puskesmas. 4. Jenis kelamin (sex). Pada tahun pertama usia anak, tidak
2. Inteligensi. Perkembangan bahasa anak dapat dilihat ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan
dari tingkat inteligensinya. Aanak yang perkembangan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita

63 64
menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak
pria.

5. Hubungan keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai


proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi
dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua
yang mengajar, melatih dan memberikan contoh
berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat antara
orangtua dan anak (penuh perhatian dan kassih sayang
dari orangtuanya) memfasilitasi perkembangan bahasa
anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat
mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau
kelambatan dalam perkembangan bahasanya. Hubungan
yang tidak sehat itu bisa berupa sikap orangtua yang
keras/kasar, kurang kasih sayang, atau kurang perhatian
untuk memberikan latihan dan contoh dalam berbahasa
yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa
anak cenderunga akan mengalami stagnasi atau kelainan,
seperti: gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam
mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk
mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau
tidak sopan.

65 66

Anda mungkin juga menyukai