Anda di halaman 1dari 35

Masterplan

Percepatan dan Perluasan


Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011 – 2025
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Istana Bogor, 11 Februari 2011
 Konsep awal Masterplan dipresentasikan Menko Perekonomian dalam
retreat 30 Desember 2011.
 Dalam direktif Presiden di Raker JCC 10 Januari 2011, Masterplan agar
disempurnakan dan harus selesai sebelum Medio 2011.
 Telah dilakukan kick-off meeting tanggal 7 Februari 2011 untuk
memulai proses penyempurnaan Masterplan ini dengan seluruh
pemangku kepentingan dari pemerintah dan dunia usaha.
 Selama proses penyempurnaan Masterplan, akan diselenggarakan
sejumlah diskusi dan kesepakatan. Hasil penyempurnaannya akan
diselesaikan pada akhir Maret 2011 (berupa laporan kepada
Presiden).
 Retreat yang diselenggarakan pada hari ini merupakan persiapan untuk
Rapat Kerja yang dipimpin oleh Presiden dengan aparat
Pemerintahan Daerah pada tanggal 21 Februari 2011. Acara tersebut
merupakan bagian dari proses penyempurnaan Masterplan ini.
Slide - 2
 Masterplan ini diharapkan berupa dokumen kerja dari
RPJM yang berisi terobosan sejumlah aksi pengembangan
aktivitas ekonomi yang konkret, bukan business as usual
(BAU).
 Namun demikian, penyusunannya perlu diintegrasikan
dengan sistem perencanaan yang ada.
 Masterplan perlu memasukkan berbagai pemikiran,
kebijakan ataupun komitmen yang berkembang.
 Masterplan ini mendorong keterlibatan peran dunia
usaha sebagai aktor utamanya. Pemerintah berfungsi sebagai
regulator, fasilitator, dan katalisator.

Slide - 3
 Perumusan Masterplan harus menggunakan pola pikir yang tidak
business as usual.
 Masterplan ini harus menjadi produk yang bisa menawarkan terobosan
perbaikan ke depan atau “cut off” dari problem masa lalu.
 Bukan hanya sekedar dokumen rencana yang menawarkan menu
rencana aksi untuk solusi bagi isu dan permasalahan-permasalahan
masa lalu.
RKP

Slide - 5
Slide - 6
Menjawab Optimisme Dunia Terhadap
Indonesia
IMF memproyeksikan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi tercepat di
antara 18 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2009-2015
Indonesia 12,8%

Russia 12,5%

China 12,3%

India 11,8%

Brazil 10,0%

Turkey 9,0%

South Korea 8,7%

Japan 4,3%

USA 4,2%

ASEAN (excl. Indonesia) 8,8%

Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, October 2010 Slide - 7
Pertumbuhan yang tinggi tersebut harus dibarengi
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
berkelanjutan.

• Pertumbuhan yang berkualitas/inklusif


• Pertumbuhan yang berkelanjutan

Slide - 8
100 tahun
kemerdekaan

2045
2025 • PDB: ~ 16,6 trill US$
• Pendapatan/kap:
• PDB: 3,8 – 4,5 trill US$ ~ 46.900 US$
• Pendapatan/kap: • Kekuatan ekonomi
2014 13.000 – 16.100 US$
• Kekuatan ekonomi 12
7/8 besar dunia

besar dunia
• PDB: ~ 1,2 trill US$
• Pendapatan/kap: Cat: proyeksi KEN
~ 4.800 US$ ~ 14.900 US$ Sumber: proyeksi KEN
• Kekuatan ekonomi 14
besar dunia Catatan:
• Proyeksi 2014 sesuai dengan proyeksi RPJMN
• Proyeksi 2025, angka tidak resmi pemerintah

Slide - 9
“...... struktur ekonomi negara maju ditandai dengan
meningkatnya porsi sektor sekunder dan tersier (angka
estimasi)”
Struktur Ekonomi NEGARA MAJU
2025

Lower middle income country

High income country


Perubahan struktur ekonomi menjadi sebuah
NEGARA MAJU bisa diwujudkan bila sektor-sektor
utama tumbuh sebagai berikut:
•Primer : 7,8 – 8,3 % per tahun
•Sekunder : 12,6 – 13,1 % per tahun
Struktur Ekonomi INDONESIA
•Tersier : 13,4 – 13,9 % per tahun
2009 10
1. Perubahan cara pandang (mindset): optimis ke depan, kerja keras,
kerjasama, produktivitas, inovasi, kreativitas dsb.
2. Peningkatan kualitas modal manusia: pengembangan SDM
3. Ketersediaan sumber pembiayaan pembangunan dari: Pemerintah
(APBN/D, BUMN, Cadangan Devisa) dan Swasta (Domestik, Asing)
4. Pengelolaan anggaran yang efisien, efektif, tepat sasaran dan
transparan.
5. Kebijaksanaan untuk mendorong transformasi sektoral yang
konsisten: dari kondisi factor driven ke innovation driven.
6. Kehandalan sistem jaminan sosial dan program penanggulangan
kemiskinan
7. Ketahanan pangan, air, dan energi
8. Reformasi birokrasi
Slide - 11
1 Pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia 
1.
pusat-pusat pertumbuhan
2 Penguatan Konektivitas Nasional
2.
3.
3 Penguatan Kemampuan Iptek Nasional

Slide - 12
Melalui pendekatan pembangunan Koridor Ekonomi (PKE), Masterplan
Pembangunan Ekonomi Indonesia memberikan tema baru bagi pembangunan
ekonomi wilayah:

1. Masterplan Pembangunan Ekonomi Indonesia (RPEI) tidak diarahkan


pada kegiatan eksploitasi dan ekspor sumber daya alam, namun
lebih pada penciptaan nilai tambah.

2. Masterplan Pembangunan Ekonomi Indonesia (RPEI) tidak diarahkan


untuk menciptakan konsentrasi ekonomi pada daerah tertentu
namun lebih pada pembangunan ekonomi yang beragam dan
inklusif. Hal ini memungkinkan semua wilayah di Indonesia untuk
dapat berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.

3. Masterplan Pembangunan Ekonomi Indonesia (RPEI) tidak


menekankan pada pembangunan ekonomi yang dikendalikan oleh
pusat, namun pada sinergi pembangunan sektoral dan daerah untuk
menjaga keuntungan kompetitif nasional.

4. Masterplan Pembangunan Ekonomi Indonesia (RPEI) tidak


menekankan pembangunan transportasi darat saja, namun pada
pembangunan transportasi yang seimbang antara darat, laut, dan
udara.

5. Masterplan Pembangunan Ekonomi Indonesia (RPEI) tidak


menekankan pada pembangunan infrastruktur yang mengandalkan
anggaran pemerintah semata, namun juga pembangunan
infrastruktur yang menekankan kerjasama pemerintah dengan
swasta (KPS). 13
1

Slide - 14
1

Slide - 15
1 Koridor Ekonomi Sumatera Overview
"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan
Terdiri dari 7 hub: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang,
lumbung energi nasional" Lampung, Serang, Jakarta
Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar
~3.4x dari $139 milyar di 2010 ke $473 milyar di 2030 dengan
laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3% dibandingkan estimasi
baseline 4.5%

Sektor Fokus dan Strateginya


1. Minyak Kelapa Sawit/CPO  Fokus pada industri hulu
melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation.
2. Karet  Meningkatkan hasil panen dan memperluas
industri hilir
3. Batubara  Meningkatkan produksi pertambangan
melalui percepatan infrastruktur rel kereta api.

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan


Pelabuhan:
• Metro Medan, Dumai, Palembang
Rel Kereta/Jalan:
• Trans Sumatera (Rel kereta/Jalan), termasuk rel kereta
untuk CPO di Riau.
Pembangkit Listrik di Sumatera
• Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan
industri hilir
• Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di
Sumatera Selatan
Slide - 16
1
Koridor Ekonomi Jawa
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional" Overview
Terdiri dari 4 hub: Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.2x


dari $304 milyar di 2008 ke $1,282 milyar di 2030 dengan
estimasi laju pertumbuhan koridor 7.5% dibandingkan estimasi
baseline 5.8%

Fokus Sektor & Strategi – basis manufaktur


yang luas:
1. Produk makanan  Fokus untuk memindahkan hambatan
untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik
2. Tekstil Merebut pasar domestik dari impor dan memperkuat
sebagai negara pilihan sumber produksi
3. Industri Alat angkut  Mengembangkan kapabilitas untuk
nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi, menarik lebih banyak
peralatan pengolahan asli.

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan


Pelabuhan:
• Jakarta, Semarang, Surabaya
Rel Kereta/Jalan:
• Trans Jawa (Jakarta-Cikampek-Bandung-Semarang-
Surabaya
Pembangkit Listrik
• Ekspansi Pelabuhan di Jakarta
• Pembangkit listrik di Jawa Barat dan Jawa Tengah
Slide - 17
Overview
1 Koridor Ekonomi Kalimantan Terdiri dari 4 hub: Pontianak, Palangka Raya, Balikpapan dan
Samarinda
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~2.6x
Lumbung Energi Nasional" dari $59 milyar di 2008 ke $152 milyar di 2030 dengan estimasi
laju pertumbuhan koridor sebesar 3.6% dibandingkan estimasi
baseline sebesar 5.8%

Fokus Sektor Saat Ini


1. Migas  Eksplorasi lebih banyak untuk memastikan
pertumbuhan produksi yang stabil
2. Minyak Kelapa Sawit  Meningkatkan produksi panen,
beralih ke produk dgn nilai tambah tinggi dan produk hilir.
3. Batubara  Meningkatkan produksi dgn membangun
infrastruktur yg dapat mencapai tambang di pedalaman

Industri Berkelanjutan di Masa Depan


1. Perikanan  memperluas industri akuakultur udang
2. Kayu  Membangun industri hutan yang berkelanjutan &
memperluas ke produksi bernilai tambah tinggi (kertas)
3. Karet  Meningkatkan industri karet

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan:


Pelabuhan Sungai  Fasilitas Barge Loading Pelabuhan yang
menghubungkan Rel Kereta Api untuk membawa batubara
melalui sungai; Sungai Barito dan Mahakam
Rel Kereta Api  Dibutuhkan untuk membuat pertambangan
batubara di pedalaman layak secara ekonomi; Kal-Teng
Jalan Tol  Konektivitas yg lebih baik antara perkebunan kelapa
sawit dan pertambangan dapat meningkatkan produksi CPO;
Kalimantan Tengah dan Barat
Slide - 18
1 Koridor Ekonomi Sulawesi Overview
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Terdiri dari 5 hub: Manado, Gorontalo, Kendari, Mamuju dan
Makassar
Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar
~4.4x dari $21 milyar di 2008 ke $94 milyar di 2030 dengan
estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.7% dibandingkan
estimasi baseline 6.0%

Sektor Fokus dan Strategi


1. Tanaman Pangan  Meningkatkan produktivitas yang
menjamin ketahanan pangan nasional
2. Perkebunan  Beralih ke produk dengan nilai tambah
yang lebih tinggi
3. Perikanan  Mengurangi tangkapan perikanan laut,
membangun produksi akuakultur
4. Pertambangan Nikel  Meningkatkan ekspor nikel
setengah-jadi

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan:


Irigasi – Kebutuhan peningkatan panen pertanian pangan dan
perkebunan; Sulawesi Selatan.
Fasilitas Pelabuhan – Dibutuhkan untuk penanganan yang
lebih baik bagi produk industri pertanian; Pelabuhan Makassar,
Bitung, Kendari.

Suplai Listrik - Listrik merupakan kebutuhan kunci untuk


pemrosesan nikel; Sulawesi Tenggara
Slide - 19
1 Koridor Ekonomi Bali-NT
''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Overview
Nasional''
Terdiri dari 3 hub: Denpasar, Mataram dan Surabaya

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar


~4.3x dari $18 milyar di 2008 ke $76 milyar di 2030 dengan
estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.6% dibandingkan
estimasi baseline 5.6%

Sektor Fokus dan Strategi


1. Pariwisata  Meningkatkan jumlah kunjungan turis
maupun pengeluaran pariwisata. Memanfaatkan Bali
sebagai gerbang untuk mempromosikan kunjungan ke
daerah tujuan wisata lain
2. Pertanian dan Peternakan  Meningkatkan produktifitas
lahan dan mengembangkan kegiatan produksi sampai
dengan hilir

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan:


Bandara: Ekspansi Ngurah Rai, pembangunan bandara
internasional baru di Bali
Pelabuhan: Terminal cruise Tanah Ampo / Benoa
Jalan: Trans-Bali toll road, akses Sarangan – Tj. Benoa
Energi: Pembangkit listrik di Bali

Slide - 20
1 Koridor Ekonomi Papua-Maluku
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan
SDM yang Sejahtera" Overview
Terdiri dari 5 hub: Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura
dan Merauke

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar


~6.3x dari $13 milyar di 2008 ke $83 milyar di 2030 dengan
estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 9.6%
dibandingkan estimasi baseline sebesar 7.0%

Sektor Fokus dan Strategi


1. Pertambangan (terutama tembaga dan emas) 
Mendorong eksplorasi lokasi tambang baru melalui
dukungan infrastruktur. Mendorong "forward integration"
dengan melalui kegiatan produksi hilir
2. Pertanian dan Perkebunan  Meningkatkan produksi
melalui Merauke Integrated Food dan Energy Estate
(MIFEE) & menghasilkan produk bernilai tambah tinggi

Key infrastructure needs


Jalan – Jalan Trans-Papua dan jalan akses Merauke
Pelabuhan – Pelabuhan di Jayapura dan Merauke
Energi – Mengembangkan PLTA Urumka untuk mengurangi
ketergantungan pembangkit listrik BBM
Slide - 21
2 Membangun Konektivitas Nasional:
Untuk mendorong pertumbuhan tinggi yang
inklusif

Slide - 22
3 Mempercepat Kemampuan IPTEK Nasional

Slide - 23
Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi
• Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (di
dalam Koridor Ekonomi) yang dimotori oleh dunia usaha
dan difasilitasi oleh Pemerintah:
• Kawasan Ekonomi Khusus
• Pengembangan Proyek-Proyek Percepatan Aktivitas Ekonomi
(location spesific, fast-track projects)  bisa berlokasi di - KEK
• Fasilitasi pembangunan aktivitas ekonomi dengan fokus
pada peningkatan daya saing dan “debottlenecking”
 soft infrastructure (insentif, regulasi, prosedur dsb.)
• Affirmative actions untuk pembangunan ekonomi di luar
pusat-pusat pertumbuhan (Koridor Ekonomi)
Slide - 25
Slide - 26
Telah ditetapkan 8
program utama
(industri, pertanian,
pertambangan,
energi, kelautan,
pariwisata,
telematika, dan
pengembangan
kawasan strategis)
yang meliputi 18
aktivitas ekonomi

Slide - 27
Industri
18 Aktivitas Industri
Telema-
tika Perkapalan
Industri
Alat Tekstil
Ekonomi Angkut
Industri
Selat Makanan
Sunda

Industri
Jakarta Usulan KEN Baja
Metropol

Kelapa
Food Pendid & Sawit
Estate Keuangan
Keseht

Karet
Pariwi-
sata

Migas
Kelautan
Dikembangkan
Batubara
secara Bauksit
terintegrasi di 6 Tembaga Nikel
koridor ekonomi
Slide - 28
Rekapitulasi Program Utama, Aktivitas Ekonomi,
Enabling Infrastructure di Koridor Ekonomi
Program Aktivitas
Utama Ekonomi

Slide - 29
Rekapitulasi Program Utama, Aktivitas Ekonomi,
Enabling Infrastructure di Koridor Ekonomi
Program Aktivitas
Utama Ekonomi

Slide - 30
Koridor Ekonomi Indonesia  Pusat – Pusat
Pertumbuhan  diharapkan menghasilkan
dampak ekonomi yang sangat berarti
Koridor ekonomi diproyeksi dapat meningkatkan PRDB Koridor ekonomi juga akan menghasilkan
koridor sebesar ~4x sampai dengan 2030 dampak limpahan ke luar koridor

Pertumbuhan PDRB (Real 2010, USD Milyar)1


PRDB (Real 2010, USD Milyar)1 Tahunan
2.500
Dampak limpahan melalui:
2,160 7.0 %
2.000 • Pengembangan industri pendukung di
~4x GDP dari sekitar koridor
IEDC • Perbaikan konektivitas dengan koridor
1.7% 1.500
ekonomi

1,095 1.000

GDP basis3 19
555 500
5.3% 597
0
IEDC Impact Spillover (2030)2
2010 2015 2030 (2030)
1. PRDB riil dipatok berdasarkan harga tahun 2010 2. Berdasarkan Interregional Input-Output 2005 3. Berdasarkan data historikal 5 tahun
Source: BCG analysis; IEDC Master Plan; BPS; EIU
Slide - 31
Kebutuhan infrastruktur prioritas tahap 1
sekitar $76 milyar
Kebutuhan infrastruktur prioritas stage-1 Kebutuhan infrastruktur prioritas stage-21
(2010-2014) (2014-2030)
Kebutuhan investasi ($ Milyar) Kebutuhan investasi ($ Milyar)
Contoh proyek:
Jaringan rel batubara
Puruk Cahu – Bangkuang
& Tj. Isuy (~$3.5 Milyar)
Contoh proyek:
Expansi pelabuhan
Dumai (~$0.13 Milyar)

Airport Seaport Power Rail Road Others Total Airport Seaport Power Rail Road Others Total
Rentang
Contoh proyek: atas 13.3 40.5 103.6 430.8 369.5 114,9 1,072.6
PLTU Jawa Tengah
~2000MW (~$2.0 Milyar) Rentang 7.8 24.5 78.1 253.6 207.7 68,6 640.5
bawah
Asumsi: Belanja
infrastruktur 3,7 – 4,9 %
Di luar kebutuhan infrastruktur prioritas, pengembangan dari PRDB koridor
infrastruktur umum lain harus terus dilakukan
1. Berdasarkan perhitungan makro
Source: BCG analysis; IEDC Master Plan; Working Group discussion
Slide - 32
Indikasi Kebutuhan Investasi
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2015

1. Besarnya kebutuhan investasi untuk terutama


pembangunan infrastruktur adalah 150 miliar US$
2. Dari jumlah itu diperkirakan: investasi yang berasal
dari dalam negeri adalah 50 miliar US$ (APBN, PPP,
BUMN). Sementara dari FDI sekitar 100 US$
3. Negara-negara yang potensial berminat investasi
adalah: USA, European Union, Brasil, Rusia, Cina, Jepang,
Korea Selatan, Taiwan, Australia, Malaysia, Singapura,
Turki, India.
Slide - 33
Direktif Retreat Laporan Hasil
penyempurnaan Persiapan Raker Penyempurnaan
Masterplan 21 Februari’11 Masterplan ke
Presiden

30 Des. 7 Feb. 11 Feb. 21 Feb. 28 Mar. ? April Implementasi


2010 2011 2011 2011 2011 2011 dan Monev

Kick-off Raker dengan Launching


penyempurnaan Pemmerintahan Masterplan oleh
Masterplan Daerah & BUMN Presiden

Penyelenggaraan diskusi rutin


mingguan oleh para
pemangku kepentingan
Slide - 34

Anda mungkin juga menyukai