ABSTRAK
Management by Objectives (MBO) adalah metode penilaian kinerja karyawan yang berorientasi pada
pencapaian target kerja. Pada metode MBO, setiap individu karyawan diberikan target kerjanya masing-
masing, yang bersesuaian dengan sasaran kerja unit dalam satu periode kerja. Penilaian kinerja dalam metode
MBO dilakukan di akhir periode mengacu pada realisasi target. Adapun Rank Inclusion in Criteria Hierarchies
(RICH), metode yang dipergunakan pada proses pembobotan Key Performance Indicator (KPI) untuk
memperoleh bobot prioritas atas sasaran kerja yang diberikan kepada karyawan. Dengan mengacu pada bobot
sasaran kerja, maka sistem dapat melakukan komputasi atas performansi kerja pegawai.
Penilaian performansi kerja karyawan ini mengambil lokasi pengamatan di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(Telkom). Posisi/jabatan karyawan yang dijadikan objek penilaian adalah Account Manager (AM). Yang mana
AM merupakan ujung tombak Telkom dalam menjual produknya kepada Corporate Customer (CC).
Dalam jurnal ini, aspek penilaian performansi kerja AM dikhususkan pada pencapaian revenue. Adapun proses
dalam menilai kinerja AM diperoleh yaitu; (i) penjabaran sasaran kerja unit, (ii) perumusan program kerja dan
subprogram kerja, (iii) pemberian target pencapaian AM, (iv) penilaian SKI AM. Nilai akhir diperoleh dari
total nilai seluruh program kerja.
Kata kunci : Penilaian Performansi Kerja Account Manager, Management By Objective, Rank Inclusion
Criteria Hierarchies
B-101
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
assessment center, dan penilaian secara psikologis. Azas dari Sistem Manajemen Performansi
Untuk penilaian prestasi dalam jurnal ini, akan Karyawan adalah:
digunakan metode Management By Objectives 1. Objektif, yaitu:
(MBO) sedangkan dari sisi komputasi, jurnal ini a. merupakan bagian dari keseluruhan
menggunakan metode RICH (Rank Inclusion in target unit kerja sehingga mendukung
Criteria Hierarchies) yang nantinya akan dipadukan target unit kerja dan memiliki ukuran
dalam pembobotan parameter penilaian kinerja yang jelas, yakni simpel, spefisik,
Account Manager yang berorientasi masa depan. mudah dipahami serta terukur
Dari latar belakang masalah di atas dapat b. realistis dan dapat dicapai melalui
dirumuskan menjadi beberapa masalah sebagai usaha maksimal dan mendapat
berikut : dukungan sumber daya dari atasan
1. Bagaimana cara mengimplementasikan maupun unit kerja lain. Dukungan
metode MBO (Management by Objectives) yang dibutuhkan tersebut harus
dalam menentukan sasaran kinerja Account dinyatakan dan disepakati.
Manager yang disesuaikan dengan target c. menantang dan memperhitungkan
pencapaian perusahaan? peluang dan tantangan serta tingkat
2. Bagaimana cara mengimplementasikan kesulitan yang dihadapi.
metode RICH (Rank Inclusion in Criteria d. memiliki tingkat kepentingan / skala
Hierarchies) dalam memberikan prioritas prioritas dan disepakati antara atasan
bobot pada Key Performance Indicator dan bawahan
(KPI) Account Manager yang disesuaikan 2. Adil, yaitu:
dengan sasaran perusahaan? a. pembagian tugas disesuaikan dengan
Tujuan dibuatnya jurnal ini didasarkan dari posisi karyawan
paparan masalah diatas adalah sebagai berikut : b. penilaian terhadap keberhasilan tugas
1. Membangun sistem yang dapat mengukur yang diberikan kepada karyawan
performansi kerja AM; disesuaikan dengan kontribusi
2. Memperoleh hasil penilaian performansi karyawan terhadap keberhasilan unit
kerja AM berdasarkan pencapaian sasaran ataupun perusahaan
kerja yang objektif dan terukur yang telah c. Penilaian dilakukan secara objektif
ditetapkan oleh manajemen Telkom; dan terukur serta didukung data dan
3. Menganalisis implementasi metode MBO informasi yang diperlukan dan dapat
dan RICH di dalam sistem penilaian dipertanggungjawabkan
performansi kerja AM; d. Kontribusi dan kompetensi Karyawan
menjadi faktor pemberian insentif dan
2. LANDASAN TEORI remunerasi yang lainnya.
2.1 Kebijaksanaan Board of Director (BOD) 3. Transparan,
Manajemen Performansi Karyawan [3] dimana parameter yang diukur, cara
merupakan salah satu proses pengelolaan yang mengukur serta sumber data yang
sangat penting dalam mengarahkan seluruh digunakan dipahami oleh penilai dan
karyawan Telkom agar memberikan kontribusi yang yang dinilai.
maksimum kepada perusahaan. Dalam
Implementasinya, manajemen performansi harus 2.2 Management By Objective (MBO)
disesuaikan dengan perkembangan perusahaan 2.2.1 Definisi MBO
sehingga lebih efektif dan dapat meningkatkan MBO adalah suatu pendekatan yang terorganisir
kompetensi karyawan serta performansi perusahaan. dan sistematis yang menjadikan manajemen fokus
Peranan Manajemen Performansi Karyawan [3] kepada sasaran kerja dan pencapaian hasil terbaik
bagi perusahaan adalah: yang mungkin tercapai dari sumber daya yang
1. Pedoman dalam membuat perencanaan dan tersedia [4]. MBO bertujuan untuk meningkatkan
pengawasan kegiatan karyawan agar kinerja organisasi dengan merumuskan tujuan
memberikan kontribusi maksimal terhadap organisasi dan sasaran kerja karyawan yang berada
pencapaian kinerja unit maupun perusahaan di dalamnya. Idealnya, karyawan akan mendapatkan
2. Alat pengendali strategis dari manajemen masukan yang kuat untuk mengidentifikasikan
baik di tingkat kantor Corporate, Divisi, sasaran kerja, waktu realisasi, target, dan perkiraan
maupun Unit Bisnis output target. MBO mengikutsertakan on going
3. Standarisasi pola penilaian kinerja individu tracking dan umpan balik ke dalam proses
dan kompetensi pencapaian sasaran kerja.
4. Alat manajemen SDM untuk 2.2.2 Konsep MBO
pengembangan kompetensi dan karir Menurut Drucker [1], manajer atau karyawan
karyawan tidak boleh terpaku pada aktivitas harian, karena
B-102
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
paradigma tersebut dapat menyebabkan mereka lupa 6. Membangun sistem informasi bagi
akan tujuan utama dan sasaran kerjanya. MBO manajemen untuk memantau
dalam performansi kerja karyawan mengarahkan perkembangan pencapaian kerja.
karyawan untuk fokus pada hasil bukan pada
aktivitas. MBO mendukung terciptanya delegasi 2.2.5 Alasan Penggunaan Metode MBO
tugas dari Kepala Unit kepada karyawan yang ada Metode MBO dipilih dalam sistem ini karena
dibawahnya dengan membuat kontrak manajemen prinsip-prinsip yang terdapat dalam MBO memiliki
(KM) tanpa mendikte detail jalan yang akan kesamaan dengan kondisi real yang ada di tempat
dipergunakan karyawan yang bersangkutan dalam studi kasus dimana;
mencpai sasaran. a. pada awal periode kerja, kepala unit
meninjau sasaran kerja unit yang
2.2.3 Prinsip Utama MBO hendak dicapai dalam suatu periode
Prinsip dibalik dalam Management By Objective kerja
(MBO) adalah untuk memastikan bahwa setiap b. Sasaran Kerja Individu (SKI) adalah
karyawan memiliki pemahaman yang jelas terhadap sasaran kerja yang spesifik untuk setiap
tujuan atau sasaran organisasi, seperti halnya mereka karyawan.
memahami peran dan tanggung jawabnya dalam c. Pengambilan keputusan mengenai
mencapai tujuan tersebut. Sistem MBO membuat sasaran dan target kerja dari setiap
manajer dan karyawan bekerja untuk menjalankan karyawan didiskusikan oleh karyawan
dan meraih rencananya, yang mana secara otomatis yang bersangkutan dengan atasannya
akan turut mendukung tercapainya tujuan organisasi. dengan merujuk pada sasaran kerja unit
MBO memiliki 5 prinsip dasar [1], yaitu: yang hendak dicapai
1. Prinsip Penurunan Tujuan dan Sasaran d. SKI dibuat untuk dilaksanakan dalam
Organisasi satu periode waktu tertentu
2. Prinsip Sasaran Spesifik per Karyawan e. pada saat berjalannya periode kerja,
3. Prinsip Pengambilan Keputusan Secara pimpinan unit atau supervisor yang
Partisipatif telah diberi tanggung jawab oleh kepala
4. Prinsip Pendefinisian Periode Waktu unit dapat memantau perkembangan
5. Prinsip Evaluasi Kinerja dan Umpan atas hasil pencapaian kerja dari
Balik karyawan. Agar apabila ditemukan
kendala dalam pelaksanaan kerja, dapat
2.2.4 Proses dan Tahapan MBO diambil langkah-langkah antisipatif dan
Untuk melaksanakan prinsip-prinsip MBO, penanganan yang efektif
terdapat 5 langkah proses yang harus ditempuh f. pada akhir periode kerja, dilakukan
dalam MBO yaitu: penilaian atas sasaran kerja karyawan
1. Meninjau Sasaran Organisasi untuk mendapatkan
2. Merumuskan Sasaran Kerja Individu Berdasarkan pemaparan kesamaan antara metode
(SKI) MBO dengan kondisi real di atas, maka dapat
3. Memantau perkembangan diketahui bahwa MBO mencakup seluruh tahapan
4. Evaluasi Kinerja karyawan penilaian performansi kerja karyawan yang terdapat
5. Pemberian Penghargaan dan di lokasi studi kasus.
mempersiapkan MBO untuk periode
kerja selanjutnya 2.3 Rank Inclusion in Criteria Hierarchies
Selain itu, MBO juga memiliki 6 tahapan teknis (RICH)
yang dapat menjadi roadmap bagi kesuksesan 2.3.1 Definisi RICH
penerapan MBO dalam organisasi, yaitu: RICH menurut Salo, A and Punkka,A [5] adalah
1. Mendefinisikan tujuan perusahaan pada suatu desain untuk menemukan alternatif terbaik
level Dewan Direksi dimana ketika hanya tersedia rangking atribut yang
2. Menganalisis tugas manajemen dan tidak komplit. Pengambil keputusan diizinkan untuk
memikirkan spesifikasi pekerjaan yang menghubungkan sekumpulan atribut dengan
menandakan adanya pembagian tugas, sekumpulan rangking yang mungkin.
wewenang, dan tanggung jawab dari
para manajer 2.3.2 Gambaran tentang RICH
3. Membuat standar performansi Berikut ini adalah sekilas tentang RICH, yaitu:
4. Menyusun dan menyetujui sasaran kerja 1. Memberikan bobot terhadap setiap atribut
spesifik yang ada
5. Menyelaraskan target individu dengan 2. Merangking Atribut
target perusahaan
B-103
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
B-104
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
dilakukan mengacu pada SKI AM yang telah berkurang sesuai dengan perubahan situasi dan
disahkan di awal periode kerja. Dimana pada SKI kondisi.
tersebut dijabarkan program kerja yang tingkat
Tabel 2. Target Pada Sasaran Kinerja Individu
kepentingannya dinyatakan dengan bobot dalam
prosentase. Pembobotan untuk setiap program dan Target Waktu Target Output
sub program, pada awalnya ditentukan oleh General Sasaran
No Bob
Kerja
Manager (GM) berdasarkan sasaran kerja unit yang ot JML SATU JML SATU
AN AN
hendak dicapai. Pembobotan baru dilakukan dengan
1 4 5 6 7 8 9
metode RICH apabila GM mengalami kesulitan
I
dalam menentukan prioritas kepentingan. Revenue (50%) 50% 12 Month 12.02 Billion
Pada Table.1 diperlihatkan contoh form sasaran Sales (50%)
kerja individu AM yang bersesuaian dengan Sasaran 1 Wireline 6% 12 Month 350 line
Kinerja Unit (SKU). Bobot yang terdapat pada SKU
2 Wireless 7% 12 Month 2511 ssf
merepresentasikan prioritas sasaran kerja Individu Data & 1050
AM. 3 Internet 17% 12 Month 0 Kbps
Video Siteho
4 Conference 9% 12 Month 2 urs
Tabel 1. Sasaran Kinerja Individu AM Network
5 (PABX) 3% 12 Month 2 line
Bidang
Network
No. Prestasi Bobot Sasaran Kerja 6 (IPLC) 8% 12 Month 192 Kbps
Bobot
Kunci
1 2 3 4 5
I Financial 1 Revenue 50%
and
Market 2 Sales 50%
Leader 1 Wireline
2 Wireless
Data &
100%
3 Internet
Video
4 Conference
Network
5 (PABX)
Network
6 (IPLC)
Corporate
Customer Gambar 1. Flow Map Interface pada Sistem
(CC)
7 Acquisition
Pada Gambar 1 ditunjukkan alur antarmuka
Total 100%
sistem baru dimana sistem baru memiliki variasi atas
fungsionalitas yang disesuaikan dengan peran
masing-masing penggunanya di dalam sistem.
SKU yang diwujudkan dalam Bidang Prestasi
Kunci, adalah representasi dari fokus perusahaan. 3.1.1 Spesifikasi Pengguna
GM sebagai Kepala Unit memberikan arahan Dalam Sistem ini hanya ada 3 macam pengguna,
kepada para Manager yang bertindak selaku yaitu
koordinator AM. Selanjutnya Manager dan AM 1. GM (General Manager)
terlibat secara aktif dalam penentuan target waktu GM menentukan BPK, program kerja, dan
dan output kerja. subprogram
Pada Table 2 diperlihatkan bagaimana output 2. Manager Segment (Koordinator AM)
terhadap waktu dan target pencapaian dipasangkan Manager memberikan target output yang
kepada tiap-tiap sasaran kerja yang telah ditetapkan. harus dicapai oleh AM
3. AM (Account Manager)
Perhitungan dilakukan secara terkomputerisasi di AM merupakan karyawan yang dijadikan
dalam sistem, sehingga sistem dapat melakukan objek penilaian pada sistem ini. AM pada
pemrosesan dengan benar dan sesuai dengan metode akhir periode kerja berkewajiban
yang diterapkan. Sistem ini dapat melakukan melaporkan realisasi kerja kepada sistem
perangkingan pada nilai bobot yang sama. Sistem ini
dimungkinkan menjadi fleksibel, dimana program
dan sub program yang diberikan bisa bertambah atau
B-105
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
3.1.2 Diagram Konteks dalam menggunakan sistem ini. Struktur menu untuk
memudahkan pengguna dalam memilih salah satu
General Manager
task yang diinginkan. Struktur fill-in form
dt login View BPK
digunakan untuk memudahkan user dalam proses
dt BPK,
dt program,
dt sub program
View Program
View Subprogram menginput data. adalah rincian untuk submenu yang
View Prioritas Program
View BPK
View Program
View Target
View Pencapaian
digunakan.
View Subprogram
View Target
View Pencapaian
Konfirmasi Pengisian Data
Implementasi basis data adalah implementasi
Konfirmasi Pengisian Data
tabel dari diagram ER.
0
dt login
Account Manager Account Manager's Job
dt pencapaian
Performance Assesment System
4.2 Pengujian
Pengujian Sistem dilakukan dengan target untuk
menghasilkan Sistem yang sesuai dengan tujuan
View BPK
View Program
View Subprogram
jurnal ini, yaitu
dt Login
View Target
dt target,
View Pencapaian
Konfirmasi Pengisian Data
1) Membangun sistem yang dapat
mengukur kinerja AM;
Koordinator Account
Manager 2) Mengetahui indikator-indikator apa saja
yang dapat dipergunakan dalam menilai
Gambar 2. Diagram Konteks
kinerja dari Account Manager (AM)
secara objektif dan terukur;
Pada gambar 2 ditampilkan diagram konteks dari 3) Memperoleh hasil penilaian kerja AM
sistem penilaian performansi kerja AM. Secara berdasarkan SKI;
umum model interaksi pengguna kepada sistem Metode yang dilakukan dalam pengujian
dapat dilihat dari gambar di atas. meliputi empat hal, yaitu :
1) Pengujian fungsionalitas.
3.1.3 Diagram ER 2) Pengujian hasil perhitungan manual
metode RICH dengan perhitungan
berdasarkan sistem yang telah dibuat
3) Pengujian penilaian performansi kerja
dengan MBO
4) Pengujian perangkingan prioritas
dengan menggunakan RICH
Pemantauan performansi kerja Account Manager
juga dilakukan dalam pengujian. Pada Gambar 4
ditunjukkan salah satu bentuk pelaporan kinerja
yang dibuat oleh sistem
B-106
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
5.2 Saran
1) Sistem ini dimungkinkan dapat dipergunakan
dalam penilaian performansi kerja AM di
UNER 3 Telkom.
2) Jurnal ini masih dapat dikembangkan untuk
penilaian performansi kerja AM yang tidak
hanya difokuskan pada aspek pemenangan
pasar dan finansial.
3) Sistem yang digambarkan di Jurnal ini dapat
lebih dikembangkan menjadi sistem yang
dapat mengukur hasil penjualan produk
Telkom yang lebih spesifik seperti speedy
dosen, speedy mahasiswa, speedy rakyat, dst.
PUSTAKA
Drucker, Peter F, 2002. "Chapter 8:Management by
Objectives and Self-Control". Martin Hinterseer,
Zusammenfassung Kapitel 8.
Mulyono, Sri, “Teori Pengambilan Keputusan”,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta,1996.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2006.
“Keputusan Direksi Telkom Nomor 66 tahun
2006 tentang Sistem Manajemen Performansi
Karyawan.”
B-107