FI2281 Fungsi Khusus
FI2281 Fungsi Khusus
BAB II
Fungsi-fungsi khusus:
Fungsi Faktorial
Integral berikut ini (untuk α > 0) dapat dihitung dengan cara yang biasa (Kalkulus)
Dari pembahasan pada BAB 4 buku BOAS, integral dapat didiferensialkan, yaitu
∞ ∞ ∞
d ∂ (e −αx ) d 1 1
∫ ∫ dx = ∫ − xe −αx dx =
−αx
e dx = = − 2 . Artinya
dα 0 0
∂α 0
dα α α
Dan bila prosesnya diulangi:
∞ ∞ ∞
d ∂ ( xe −αx ) d 1 (1)(2)
∫ ∫ dx = ∫ − x 2 e −αx dx =
−αx
xe dx = 2=− 3
dα 0 0
∂α 0
dα α α
yang berarti
∞ ∞ ∞
d ∂ ( x 2 e −αx ) d 2 (1)(2)(3) 3!
∫ ∫ dx = ∫ − x 3e −αx dx =
2 −αx
x e dx = 3=− 4
=− 4
dα 0 0
∂α 0
dα α α α
yang berarti
Fungsi Gamma
Diperoleh
Bila persamaan tersebut diintegralkan (menggunakan metoda integral parsial dengan menggunakan
xp = u dan e−xdx = dv) maka
Nilai fungsi Gamma umumnya telah ditabelkan untuk 1 <p< 2. Hubungan tersebut dapat digunakan
untuk mencari nilai fungsi Gamma untuk p tertentu yang tidak ditabelkan. Misalnya:
Γ(5 / 2) = Γ(3 / 2 + 1) = (3 / 2)Γ(3 / 2)
Γ(7 / 2) = Γ(5 / 2 + 1) = (5 / 2)Γ(5 / 2) = (5 / 2)(3 / 2)Γ(3 / 2)
Γ( p + 1) Γ(1,5)
Γ( p + 1) = pΓ( p ) → Γ( p) = sehingga Γ(0,5) =
p 0,5
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
Dengan cara yang sama dapat dicari nilai fungsi Gamma untuk nilai p negatif
dan
Karena Γ(1) = 1 dan dari hubungan tersebut di atas, maka dapat dinyatakan:
jika p 0
dinyatakan menjadi
sehingga
Fungsi Beta
Bentuk-bentuk lainnya dari fungsi Beta dapat diperoleh dengan mengganti variabel-variabelnya.
Misalnya dengan menggunakan variabel baru y = ax yang berarti x = y/a, maka akan diperoleh
dx = dy / a
Batas integralpun harus diubah. Jika x = 0 maka y = 0 dan untuk x = 1 maka y = a. Fungsi Beta
B(p,q) dituliskan kembali dalam bentuk:
a p −1 q −1
y y
B ( p, q ) = ∫ 1 − (dy / a )
0
a a
Untuk mendapatkan bentuk fungsi Beta dalam variabel sudut (trigonometri), lakukan substitusi x =
sin2θ yang memberikan dx = 2sinθcosθdθ.
Lakukan substitusi untuk batas integral. Untuk x = 0 berarti θ = 0 sedangkan jika x = 1 berarti θ =
π/2. Dengan demikian fungsi Beta B(p,q) dituliskan dalam variabel baru menjadi:
π /2
∫ (sin θ ) (1 − sin θ )
2 p −1 2 q −1
B ( p, q ) = 2 sin θ cos θdθ =
0
Bentuk lainnya misalkan yang melibatkan batas integral dari 0 sampai ∞. Lakukan substitusi
dengan variabel baru y di mana dengan variabel baru tersebut dapat dinyatakan:
dy (1 + y ) − ydy dy y 1+ y − y 1
dx = 2
= 2
dan 1 − x = 1 − = =
(1 + y ) (1 + y ) 1+ y 1+ y 1+ y
Maka
∞ p −1 q −1
y 1 dy ∞ p−1 (1 + y ) (1 + y ) dy
∞
y p−1
B( p, q ) = ∫ = ∫ (1 + y) p (1 + y) q (1 + y) 2 ∫0 (1 + y) p+q dy
y =
0
1 + y 1+ y
2
(1 + y ) 0
Fungsi Beta dapat dihitung dengan menggunakan hubungannya dengan fungsi Gamma yang
beberapa nilainya telah ditabelkan.
Fungsi gamma untuk p dinyatakan sebagai
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
Jika digunakan variabel baru y di mana maka fungsi Gamma tersebut menjadi
∞ ∞ ∞
Γ( p) = ∫ ( y 2 ) p−1 e − y 2 ydy = ∫ y 2 p−2e − y 2 ydy = 2∫ y 2 p−1e − y dy
2 2 2
0 0 0
Jika variabel dummy dalam integral diubah menjadi variabel lain, dapat dituliskan:
Bila kedua integral tersebut dikalikan dan digunakan sistem koordinat polar maka akan diperoleh
∞ ∞
1
∫0 r e dr = ∫ r 2 ( p+ q )−1e −r dr = Γ( p + q) sedangkan
2 p + 2 q −1 − r 2 2
0
2
π /2
1
∫ (cosθ )
2 q −1
(sin θ ) 2 p−1 dθ = B ( p, q )
0
2
Sehingga .
Dengan hubungan tersebut, bentuk integral yang dinyatakan dalam fungsi Beta dapat diperoleh
nilainya dengan menggunakan tabel fungsi Gamma.
Contoh Penggunaan
Suatu pendulum sederhana dengan panjang tali l dan massa m. Telah pernah
dibahas bahwa energi kinetik sistem tersebut dapat dinyatakan
Biasanya dianalisa untuk gerak dengan sudut simpangan yang kecil yang memberikan solusi berupa
gerak harmonik sederhana. Namun untuk sudut simpangan yang tidak kecil, penggunaan fungsi
Beta akan dapat membantu. Jika persamaan differensial di atas dikalikan dengan dθ/dt maka akan
diperoleh
•
Misalkan untuk gerak dengan θ dari −π/2 sampai +π/2 untuk keadaan ini θ = 0 pada θ = 90
sehingga const = 0 maka diperoleh
0 0
Fungsi Error
2
Fungsi Error menyatakan luas daerah di bawah kurva y = e − x . Fungsi Error didefinisikan dalam
bentuk
x 1
2
∫ e dt
2
−t
erf ( x) =
π 0
0.5
Definisi tersebut adalah definisi standard fungsi Error,
meskipun demikian terdapat beberapa bentuk integral 0
yang dapat dinyatakan dalam fungsi Error. 0 0.5 1 1.5 2
x
1
∫e
−t 2 / 2
P(−∞, x) = dt
2π −∞
1 −u 2
x/ 2 x/ 2 0 x/ 2
1 1
∫e ∫e ∫ e du + ∫ e du
−u 2 −u 2 −u 2
Φ( x) = P(−∞, x) = 2du = du =
2π −∞ π −∞ π −∞ 0
Suku kedua dapat dinyatakan sebagai fungsi Error
x/ 2
π
∫e
−u 2
du = erf ( x / 2 )
0
2
sedangkan suku pertama karena merupakan integral dari suatu fungsi genap maka dapat dituliskan
sebagai
Γ( 12 )
0 ∞
π
∫ e du = ∫ e du =
2 2
−u −u
=
−∞ 0
2 2
sehingga
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
1 −u 2 1 π
0 x/ 2
π
∫ e du + ∫ e du =
−u 2
Φ( x) = P(−∞, x) = + erf ( x / 2 )
π −∞ 0 π 2 2
1 1
= + erf ( x / 2 )
2 2
Fungsi Φ(x) dikenal sebagai fungsi distribusi normal standard = fungsi distribusi kumulatif Gauss
(Gaussian cumulative distribution function) yang banyak dijumpai dalam persoalan statistika.
Ada juga fungsi yang disebut sebagai fungsi error pelengkap (complementary error function) yang
dinyatakan dengan erfc(x). Definisinya adalah
∞
2
∫e
−t 2
erfc( x) = dt
π x
2 −t 2 2 2 π π
∞ 0 ∞ x ∞
2
∫ e dt = ∫ ∫ ∫ ∫
2
−t −t 2 −t 2 2
erfc( x) = e dt + e dt = − e dt + e −t dt = − erf ( x) +
π x π x 0 π 0 0 π 2 2
Untuk nilai x yang kecil fungsi erf(x) dapat dinyatakan dengan deret:
Fungsi error imajiner (imaginary error function) yang dinyatakan dengan erfi(x) didefinisikan
sebagai
x
2
∫e
t2
erfi ( x) = dt
π 0
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
Integral Eliptik
Jika digunakan substistusi t = sinθ, dan x = sinφ dalam bentuk Legendre tersebut, maka akan
diperoleh
dt dt
dt = cos θdθ atau dθ = =
cos θ 1− t2
Batas integral θ = 0 φ diubah menjadi t = 0 x, maka dapat dituliskan kembali integral eliptik
tersebut dalam bentuk Jacobi
φ x
dθ dt
F (φ , k ) = ∫ =∫ {jenis pertama}
0 1 − k 2 sin 2 θ 0 1 − t 2 1 − k 2t 2
φ x
1 − k 2t 2
E (φ , k ) = ∫ 1 − k sin θ dθ = ∫
2 2
dt {jenis kedua}
0 0 1− t2
Bentuk integral eliptik lengkap jenis pertama dan kedua adalah nilai dari F dan E untuk φ = π/2,
yaitu
π /2 1
dθ dt
K (k ) = F (π / 2, k ) = ∫0 1 − k 2 sin 2 θ
=∫
0 1 − t 2 1 − k 2t 2
π /2 1
1 − k 2t 2
E (k ) = E (π / 2, k ) = ∫
0
1 − k 2 sin 2 θ dθ = ∫
0 1− t2
dt
Integrand dari fungsi integral eliptik tersebut merupakan bentuk fungsi sin2θ. Plot fungsi sin2θ ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
1,2
1
0,8
sin^2(teta)
0,6
0,4
0,2
0
-10 -5 -0,2 0 5 10 15
teta (rad)
Fungsi tersebut merupakan fungsi genap. Demikian juga halnya dengan bentuk 1 − k 2 sin 2 θ ,
0,96
0,88
0,8
-10 -5 0 5 10 15
teta (rad)
∫φ ∫φ 1 − k sin θ dθ + ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ
2 2 2 2
1 − k sin θ dθ =
− 1 − 1 0
φ1 φ2
= ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ + ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ
0 0
= E (φ1 , k ) + E (φ2 , k )
Hal yang sama juga dapat diperoleh untuk integral eliptik jenis pertama.
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
Selain itu, fungsi 1 − k 2 sin 2 θ juga mempunyai periode sebesar π sehingga f(θ) = f(nπ + θ),
dengan demikian bentuk integral eliptik untuk batas integrasi yang besar (φ > π/2) dapat dinyatakan
menggunakan batas integrasi yang kecil (0<φ < π/2). Misalkan untuk integral eliptik jenis kedua
π /2
∫ 0
1 − k 2 sin 2 θ dθ = E (k )
∫
0
1 − k 2 sin 2 θ dθ = 2 E (k )
π +δ π π +δ
∫
0
1 − k 2 sin 2 θ dθ = ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ +
0
∫
π
1 − k 2 sin 2 θ dθ
δ
= 2 E (k ) + ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ = 2 E (k ) + E (δ , k )
0
π −δ π δ
∫
0
1 − k 2 sin 2 θ dθ = ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ − ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ = 2 E (k ) − E (δ , k )
0 0
3, 2π 3π 3, 2π
∫ ∫ ∫π
2 2 2 2
1 − k sin θ dθ = 1 − k sin θ dθ + 1 − k 2 sin 2 θ dθ
0 0 3
π 0 , 2π
= 3∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ + ∫ 1 − k 2 sin 2 θ dθ = 3(2 E (k )) + E (0,2π , k )
0 0
Dengan cara yang sama dapat dilakukan juga untuk integral eliptik jenis pertama. Nilai integral
eliptik jenis pertama atau kedua biasanya sudah ditabelkan ataupun dapat dihitung menggunakan
program komputer.
Fungsi eliptik
x
dt
Misalkan suatu integral yang berbentuk u = ∫ . Integral tersebut dapat diselesaikan
0 1− t2
menggunakan substitusi variabel baru yaitu dengan t = sinθ θ = sin−1t dt = cosθdθ, sedangkan
batas integrasi t = 0 x menjadi θ = 0 sin−1x, maka
x sin −1 x
dt
u=∫ = ∫ dθ = sin
−1
x x = sin u
2
0 1− t 0
Demikian halnya dengan integral eliptik dapat pula dinyatakan sebagai fungsi sesuatu:
Catatan Kuliah FI-2281 Fisika Matematik IIB – FUNGSI-FUNGSI KHUSUS
x
dt
u=∫ ≡ sn −1 x atau berarti x = snu . Fungsi snu dinamakan fungsi eliptik. Karena
2 2 2
0 1− t 1− k t