Anda di halaman 1dari 12

Fungsi-fungsi khusus:

Fungsi gamma, beta, error;


Integral dan fungsi Eliptik

1. Fungsi Faktorial
Integral berikut ini (untuk > 0) dapat dihitung dengan cara yang biasa
(Kalkulus)

Dari pembahasan pada BAB 4 buku BOAS, integral dapat didiferensialkan,


yaitu

…… (4.12.9)
sehingga integral di atas bila didiferensialkan terhadap akan memberikan
(ingat pers 12.10:

Artinya

Dan bila prosesnya diulangi:

yang berarti
yang berarti

Secara umum dapat dinyatakan

Untuk nilai = 1, maka diperoleh

(definisi fungsi faktorial)


Untuk n = 0 akan diperoleh

2. Fungsi Gamma
Fungsi Gamma didefinisikan sebagai

p tidaklah harus berupa bilangan bulat.


Untuk bilangan bulat n bila digunakan integral yang telah diperoleh pada
bagian terdahulu, maka

Diperoleh

Bila persamaan tersebut diintegralkan (menggunakan metoda integral


parsial dengan menggunakan
xp = u dan e-x dx = dv maka
Yang menghasilkan hubungan rekursif (perulangan) untuk
fungsi Gamma:

Nilai fungsi Gamma umumnya telah ditabelkan untuk 1 <p< 2. Hubungan


tersebut dapat digunakan untuk mencari nilai fungsi Gamma untuk p
tertentu yang tidak ditabelkan.

Misalnya:
(5/ 2) (3/ 2 1) (3/ 2)(3/ 2)
(7 / 2) (5 / 2 1) (5 / 2)(5/ 2) (5/ 2)(3/ 2)(3/ 2)

Sehingga

Contoh lain:

→ Tabel fungsi Gamma


→ Tabel fungsi Gamma

3. Fungsi Gamma untuk Bilangan Negative.


Dengan cara yang sama dapat dicari nilai fungsi Gamma untuk nilai p
negative
 ( p  1)
( p ) 
p

Dan

Karena (1) = 1 dan dari hubungan tersebut di atas, maka dapat dinyatakan:

jika p → 0

4. Beberapa Rumus Penting yg Melibatkan Fungsi


Gamma.

{ definisi fungsi Gamma untuk p = 0,5}


dengan mengubah variabelnya menggunakan √t = y → t = y2 ; dt = 2ydy,
maka (1/2) dapat dinyatakan menjadi

→ dapat pula dituliskan

Bila keduanya dikalikan


dan diselesaikan dengan menggunakan sistem koordinat polar, maka didapat

Sehingga

Contoh plot fungsi gamma

Tabel Nilai Fungsi Gamma


5. Fungsi Beta
Fungsi Beta didefinisikan sebagai

Bentuk-bentuk lainnya dari fungsi Beta dapat diperoleh dengan mengganti


variabel-variabelnya. Misalnya dengan menggunakan variabel baru y = ax
yang berarti x = y/a, maka akan diperoleh dx dy / a

Batas integralpun harus diubah. Jika x = 0 maka y = 0 dan untuk x = 1 maka


y = a. Fungsi Beta B(p,q) dituliskan kembali dalam bentuk:

yang akan memberikan:

Untuk mendapatkan bentuk fungsi Beta dalam variabel sudut (trigonometri),


lakukan substitusi x = sin2yang memberikan dx = 2sincosd.
Lakukan substitusi untuk batas integral. Untuk x = 0 berarti = 0 sedangkan
jika x = 1 berarti = /2. Dengan demikian fungsi Beta B(p,q) dituliskan
dalam variabel baru menjadi:

Bentuk lainnya misalkan yang melibatkan batas integral dari 0 sampai .


Lakukan substitusi dengan variabel baru y di mana x = y/(1 + y) dengan
variabel baru tersebut dapat dinyatakan:

Dan

Maka

Fungsi Beta dapat dihitung dengan menggunakan hubungannya dengan


fungsi Gamma yang beberapa nilainya telah ditabelkan.

Fungsi gamma untuk p dinyatakan sebagai

Jika digunakan variabel baru y di mana t = y2 maka fungsi Gamma tersebut


menjadi
Jika variabel dummy dalam integral diubah menjadi variabel lain, dapat
dituliskan:

Bila kedua integral tersebut dikalikan dan digunakan sistem koordinat polar
maka akan diperoleh

Sedangkan

Sehingga .

Dengan demikian fungsi Beta dapat dinyatakan dalam fungsi Gamma

Dengan hubungan tersebut, bentuk integral yang dinyatakan dalam fungsi


Beta dapat diperoleh nilainya dengan menggunakan tabel fungsi Gamma.
Misalkan untuk menghitung integral
Integral tersebut dapat dinyatakan dalam fungsi Beta dengan p = 4 dan q =
1. Dan menggunakan fungsi Gamma dapat dituliskan:

Contoh Penggunaan
Suatu pendulum sederhana dengan panjang tali l dan massa m. Telah pernah
dibahas bahwa energi kinetik sistem tersebut dapat dinyatakan

Sedangkan energi potensialnya


V = - mgl cosθ
Lagrangian sistem tersebut adalah

dan persamaan Lagrangenya adalah

Biasanya dianalisa untuk gerak dengan sudut simpangan yang kecil yang
memberikan solusi berupa gerak harmonik sederhana. Namun untuk sudut
simpangan yang tidak kecil, penggunaan fungsi Beta akan dapat membantu.
Jika persamaan differensial di atas dikalikan dengan d/dt maka akan
diperoleh

Misalkan untuk gerak dengan dari -/2 sampai +/2 untuk keadaan ini
pada = 90 sehingga const = 0 maka diperoleh
Untuk dari 0 sampai /2 dapat dinyatakan

atau periodanya adalah

Integral tersebut dapat dinyatakan sebagai fungsi Beta:

Fungsi Error
Fungsi Error menyatakan luas daerah di bawah kurva y  e x .
2

Fungsi Error didefinisikan dalam bentuk

Definisi tersebut adalah definisi


standard fungsi Error, meskipun
demikian terdapat beberapa bentuk
integral yang dapat dinyatakan
dalam fungsi Error.
Misalkan t = u√(2) maka t2 = 2u2 dan dt = √(2) du, maka

Suku kedua dapat dinyatakan sebagai fungsi Error

sedangkan suku pertama karena merupakan integral dari suatu fungsi genap
maka dapat dituliskan sebagai

Sehingga

Fungsi (x) dikenal sebagai fungsi distribusi normal standard = fungsi


distribusi kumulatif Gauss (Gaussian cumulative distribution function) yang
banyak dijumpai dalam persoalan statistika.
Ada juga fungsi yang disebut sebagai fungsi error pelengkap
(complementary error function) yang dinyatakan dengan erfc(x). Definisinya
adalah

Bila integral tersebut diuraikan, dapat dinyatakan


Sehingga dapat dinyatakan

Dengan menggunakan definisi fungsi error, maka dapat dinyatakan

Untuk nilai x yang kecil fungsi erf(x) dapat dinyatakan dengan deret:

Fungsi error imajiner (imaginary error function) yang dinyatakan dengan


erfi(x) didefinisikan sebagai

Anda mungkin juga menyukai