Anda di halaman 1dari 1

Bumi kita Adalah Rumah Kita Bersama

Seperti kita ketahui manusia di dunia ini hidup saling berhubungan dan bergantungan satu sama lain.
Bukan saja saling membutuhkan antara sesama, bahkan manusia pun menggantungkan hidupnya kepada
alam, tanpa alam dan lingkungan yang baik maka manusia sulit untuk bertahan hidup. Bumi ini bagaikan
rumah kita sendiri, jika saja bumi ini dirusak maka kita pun tak dapat hidup di dalamnya. Namun karena
keegoisan dan keserakahan manusia tak sedikit tidakan-tindakan yang dilakukan malah merugikan alam,
lingkungan dan orang banyak. Ironisnya tindakan tersebut dilakukan secara sadar dan hanya untuk
kenyamanan sesaat saja tanpa pernah memikirkan dampak yang akan terjadi di masa mendatang.
Contohnya saja penebangan hutan liar secara berlebihan demi memperbanyak keuntungan pribadi atau
golongan tertentu tanpa melakukan tindakan penanaman kembali. Akibatnya, bencana alam kebanjiran dan
longsor terjadi di mana-mana, menyebabkan banyak korban, kerusakan serta kerugian materi yang tidak
sedikit. Bukan hanya keegoisan dan keserakahan saja yang menyebabkan terjadinya kerusakan alam,
namun kecerobohan dan ketidaktahuan manusia pun ternyata ikut berperan serta dalam hal ini. Misalnya,
membuang sampah sembarangan ataupun pemborosan besar-besaran seperti menyalahkan listrik berlebihan
di siang hari atau menghidupkan AC di ruangan kosong, dan yang sering terjadi lagi adalah pembelian
barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

Kini saatnya kita sadar untuk tidak serakah, egois, ceroboh apalagi boros demi bumi kita, rumah kita dan
tempat tinggal kita bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Berbuat bajik bukan hanya dengan
berdana saja, bukan hanya melakukan pengobatan gratis saja, dan bukan memberikan pendidikan saja,
tetapi juga berperan aktif dalam menjaga lingkungan serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan. Jika
saja masing-masing dari kita sudah memiliki kesadaran dan peduli akan lingkungan, tentunya keindahan
bumi ini pun akan bertahan lama.

Bukan Hanya Teori Tapi Praktik

Salah satu penyebab terjadinya banjir adalah sampah yang membuat macet aliran-aliran pembuangan air,
mengapa banyak sampah yang berserakan di mana-mana? Tentu saja hal ini terjadi karena ulah manusia
yang membuang sampah sembarangan. Marilah kita bukan hanya sekedar berteori tetapi berpraktik dalam
kebajikan dengan contoh kecilnya saja dalam menjaga lingkungan yaitu dengan membuang sampah pada
tempatnya. Coba pikirkan seberapa besar dampak yang dihasilkan dari tidak membuang sampah
sembarangan, dan sudah seberapa besar kebajikan yang kita lakukan dengan membuang sampah pada
tempatnya. Di dalam Yayasan Tzu Chi sendiri dikenal konsep 5 R dalam melestarikan lingkungan, yaitu;
Re-think (menimbang ulang) – membeli barang sesuai kebutuhan, Reduce (mengurangi)—mengurangi yang
tidak perlu, Re-use (menggunakan kembali), Repair (memperbaiki), Recycle (mendaur ulang). Dalam
mendaur ulang Yayasan Tzu Chi sendiri mempunyai motto “Sampah menjadi emas, emas menjadi cinta
kasih”. Sampah-sampah tersebut tidak dibuang percuma tetapi dimanfaatkan dengan cara didaur ulang. Ya
daur ulang, hari pertama yang saya lakukan di kegiatan tersebut adalah melakukan pemilahan sampah di
tempat daur ulang Yayasan Tzu Chi Indonesia. Gundukan sampah dengan bau yang menyengat, kotor dan
bahkan ada yang bilang menjijikan tidak ada artinya lagi bagi para peserta Camp di sana. Mereka semua
dengan antusias dan bersemangat mengesampingkan ego mereka untuk datang menghampiri gundukan
sampah dan memilah-milah sampah tersebut. Lihat betapa indahnya kebajikan yang kita lakukan dalam
menjaga lingkungan, menjaga kehidupan dan anak cucu kita serta generasi yang akan datang. Kebajikan
yang kita lakukan telah memberikan tempat tinggal yang layak bagi mereka di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai