Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Kimia

Judul Praktikum:
Indikator Asam-Basa
Hari/Tanggal Praktikum:
Rabu, 30 Maret 2011
Tujuan Praktikum:
Menguji larutan asam basa dengan menggunakan beberapa jenis indikator, baik indikator
alami maupun buatan.
Alat dan Bahan:
− Lumpang dan alu − Rak tabung reaksi
− Tabung reaksi − Bunga berbagai macam warna
− Plat tetes − Fenoftalein
− Kertas lakmus merah − Metil merah
− Kertas lakmus biru − Metil jingga
− Indikator universal − Bromtimol biru
− Gelas kimia

Landasan Teori:

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa,
atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,
kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan.
Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa
senyawa organik dan senyawa anorganik.

Berbagai teori telah dikemukakan dalam menerangkan sifat asam dan


basa, diantaranya Arrhenius.

Arrhenius adalah suatu teori yang mendefinisikan asam sebagai suatu senyawa
yang apabila dilarutkan dalam air akan membebaskan ion hidrogen (Hx) sedangkan basa
adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-).
Jadi reaksi netralisasi yang merupakan reaksi antara asam dan basa membentuk garam
dan air, secara sederhana dapat ditulis :

H+ + OH-→ H2O

Tetapi kelemahan teori Arrhenius adalah hanya terbatas pada larutan dengan pelarut air,
walaupun asam dan basa sebenarnya juga pada larutan dengan pelarut baku air :

Contoh :
Misalkan reaksi yang berlangsung pada larutan dengan amonia cair
sebagai pelarut :

NH4CL + NaNH2→ NaCL + NH3


Reaksi ionnya : NH4 + NH2→2NH3
Pada tahun 1922 – 1923 J.N Bronsted dan M Lawry mengusulkan sebuah teori
baru yang lebih umum dari teori Arrhenius. Bronsted dam Lawry mendefinisikan asam
sebagai senyawa yang dapat memberikan proton pada spesies lain. Pada tahun 1923 G. N
Lewis menganjurkan konsep basa terhadap asam dan basa. Lewis mendefinisikan suatu
asam sebagai senyawa yang dapat menerima sepasang elektron sedangkan basa adalah
suatu senyawa yang dapat memberikan sepasang elektron.

Cara Kerja:
A. Indikator alami (Bunga)
1. Haluskan beberapa helai mahkota bunga berwarna dengan sejumlah air dalam
lumpang.
2. Pindahkan ‘air bunga’ tersebut ke dalam 2 buah tabung reaksi.
3. Tambahkan larutan cuka di tabung pertama dan air kapur pada tabung kedua.
4. Guncangkan tabung, amati perubahan warna, dan catat.
5. Ulangi dengan bunga yang lain.

B. Indikator buatan
1. Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih. Tabung pertama di isi larutan cuka dan tabung
kedua diisi air kapur.
2. Tambahkan 2-3 tetes indikator buatan fenoftalein.
3. Guncangkan tabung, amati perubahan warna, dan catat.
4. Ulangi untuk indikator yang lain seperti metil merah, metil jingga, dan bromtimol
biru

Hasil Pengamatan:

A. Indikator alami (Bunga)

No Bunga Warna Bunga Warna Air Asam Basa


Bunga (air cuka) (air kapur)
1 Kamboja Merah muda Ungu Merah muda Hijau tua
(pH=4) (pH=8)
2 Mawar Putih Putih Putih susu Kuning
(pH=3) muda
(pH=7)
3 Matahari Kuning Kuning Kuning tua Kuning
(pH=3) kecoklatan
(pH=8)
4 Bougenville Ungu Ungu Ungu Kuning
(pH=5) (pH=7)
5 Geranium Ungu Biru Pink pucat Hijau
(pH=3) (pH=10)

B. Indikator Buatan

No. Indikator Asam Basa


(air cuka) (air kapur)
1 Fenoftalein Bening Pink keunguan
2 Metil merah Pink tua Kuning tua
3 Metil jingga Oranye Kuning tua
4 Bromtimol biru Kuning tua Biru tua

Bunga Kamboja Bunga Mawar Bunga Matahari

Bougenville Bunga Geranium


Metil Merah Bromtimol Biru

Kesimpulan:
Bunga yang paling bagus sebagai indicator asam-basa dalam penelitian kelompok kami
adalah bunga mawar. Menunjukkan pH=3 pada air cuka dan pH=7 pada larutan air kapur.
Perbedaan antara indikator alami dengan buatan adalah, pada indikator alami warna
kurang terang dan kurang jelas perbedaan antara warna asam dan basa. Pada indikator
buatan, warna lebih jelas dan lebih terang.

Anda mungkin juga menyukai