Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN 1

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab –


Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158/1987 dan Nomor 0543 b/u/1987
tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, sebagian lain lagi
dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.
Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan Transliterasinya dengan huruf lain.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan


‫ا‬ alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
‫ب‬ bā` b Be
‫ت‬ tā` t te
‫ث‬ śā ś es (dengan titik diatasnya)
‫ج‬ jīm j je
‫ح‬ hā` h ha(dengan titik di bawahnya)
‫خ‬ khā` kh ka dan kha
‫د‬ dal d de
‫ذ‬ żal ż zet (dengan titik di atasnya)
‫ر‬ rā` r er
‫ز‬ zai z zet
‫س‬ sīn s es
‫ش‬ syīn sy es dan ye
‫ص‬ şād ş es (dengan titik di bawahnya)
‫ض‬ dād d de (dengan titik di bawahnya)
‫ط‬ ţā` ţ te (dengan titik di bawahnya)
‫ظ‬ zā` z zet (dengan titik di bawahnya)
1
Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Transliterasi Arab Latin; Keputusan Bersama
Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 Tahun
1987 Nomor 0543 b/u/1987, Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama,
Jakarta, 2003, hal. 4-14.
‫ع‬ ‘ain …‘… koma terbalik (di atas)
‫غ‬ gain g ge
‫ف‬ fā` f ef
‫ق‬ qāf q qi
‫ك‬ kāf k ka
‫ل‬ lām l el
‫م‬ mīm m em
‫ن‬ nūn n en
‫و‬ wāwu w we
‫هـ‬ hā` h ha
apostrof, tetapi lambang ini
‫ء‬ hamzah ′ tidak dipergunakan untuk
hamzah di awal kata
‫ي‬ yā` y ye

B. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

1. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
harkat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


Fathah a a
Kasrah i i
Dammah u u

Contoh :
َ َ ‫ – ك َت‬kataba
‫ب‬ ‫ب‬ُ ‫ه‬َ ْ‫ – ي َذ‬yażhabu
‫ل‬َ ‫ع‬ َ – fa’ala
َ ‫ف‬ َ ِ ‫سئ‬
‫ل‬ ُ – su’ila
‫ – ذُك َِر‬żukira
2. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf yaitu:
Tanda dan Huruf Nama Huruf Latin Nama
Fathah dan Ya ai a dan i
Fathah dan wau au a dan u

Contoh:
َ ْ ‫ – ك َي‬kaifa
‫ف‬ َ ‫و‬
‫ل‬ ْ ‫ه‬
َ – haula
C. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Huruf dan
Harkat dan Huruf Nama Nama
Tanda
Fathah dan alif
ā a dan garis di atas
atau ya
Kasrah dan ya ī i dan garis di atas
Dammah dan
ū u dan garsi di atas
Wau

Contoh:
َ ‫قا‬
‫ل‬ َ – qāla َ ْ ‫قي‬
‫ل‬ ِ – qīla
‫مى‬ َ ‫ – َر‬ramā ‫ل‬ُ ‫و‬ْ ‫ق‬ُ َ ‫ – ي‬yaqūlu

D. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
1. Ta marbutah hidup
Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan dammah,
transliterasinya adalah /t/.

2. Ta marbutah mati
Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah
/h/.
3. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah maka
ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh :

‫ة‬
ُ ‫ضـــــ‬
َ ‫و‬
ْ ‫َر‬ - raudah al-aţfāl
‫ل‬ َ ْ‫ْالط‬
ْ ‫فا‬ - raudatul aţfāl

‫ة‬
ُ ‫دي َْنـــ‬
ِ ‫م‬َ ْ ‫ا َل‬ - al-Madīnah al-Munawwarah
‫ة‬
ْ ‫وَر‬ ّ َ ‫من‬ُ ْ ‫ال‬ - al-Madīnatul-Munawwarah

‫ة‬ َ ْ ‫طَل‬
ْ ‫ح‬ - talhah

E. Syaddah
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini tanda
syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan
huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:
‫ – َرب َّنا‬rabbanā ‫ل‬َ ‫ – ن َّز‬nazzala
‫ – ا َل ْب ِّر‬al-birr ‫ج‬
ّ ‫ح‬َ ْ ‫ – ا َل‬al-hajju
‫م‬َ ‫ع‬ ّ ُ ‫ – ن‬nu’’ima
F. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu: ‫ ال‬.
Namun, dalam transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata sandang
yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang diikuti oleh huruf
qamariah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah


Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan
huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang


ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda
sambung/hubung.

Contoh:
‫ل‬ ُ ‫ج‬ ُ ‫ – َالّر‬ar-rajulu ُ‫سـي ّدَة‬ ّ ‫ال‬ – as-sayyidatu
‫س‬
ُ ‫م‬ ْ ‫ش‬ ّ ‫ – ال‬asy-syamsu ‫م‬ ُ َ ‫قل‬
َ ْ ‫ا َل‬ – al-qalamu
‫ع‬ُ ْ ‫دي‬ِ َ ‫ – ا َل ْب‬al-badī’u ‫ل‬ُ َ ‫جل‬ َ ْ ‫ا َل‬ – al-jalālu

G. Hamzah
Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab Latin bahwa hamzah
ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan akhir
kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam
tulisan Arab berupa alif.
Contoh :
1. Hamzah di awal:
‫ت‬ ُ َ َ ‫ – أ َك‬akala
ُ ‫مْر‬ِ ‫ – أ‬umirtu ‫ل‬
2. Hamzah di tengah:
ُ ْ ‫ – ت َأ‬ta’khużūna ْ
‫ن‬ ْ ُ‫خذ‬
َ ‫و‬ ‫ن‬ ْ ُ ‫ – ت َأك ُل‬ta’kulūna
َ ‫و‬
3. Hamzah di akhir:
‫ئ‬ َ – syai’un
ٌ ْ ‫شي‬ ُ ‫وء‬
ْ ّ ‫ – الن‬an-nau’u
H. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf, ditulis terpisah.
Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua
cara; bisa dipisah per kata dan bisa pula dirangkaikan.

Contoh :
‫و‬ ُ َ‫ه ل‬
َ ‫هــ‬ َ ‫ن اللــ‬
ّ ِ ‫وإ‬
َ - Wa innallāha lahuwa khair ar-
rāziqīn
- Wa innallāha lahuwa khairur-
‫قْين‬
ِ ‫ز‬
ِ ‫خي ُْر الّرا‬
َ rāziqīn

‫ل‬ َ ‫واال ْك َْيــــ‬ ُ ‫و‬ َ َ


ْ ‫ف‬ ْ ‫فأ‬ - Fa aufū al-kaila wa al-mīzāna
‫ن‬
َ ‫مي َْزا‬ ِ ْ ‫وال‬ َ - Fa aufū-lkaila wa-lmīzāna

‫ه‬
ِ ‫ســـــم ِ اللـــــ‬ ْ ِ‫ب‬ - Bismillāhi majrêhā wa mursāhā
‫هـــــــــــــا‬ َ ‫جر‬ ْ ‫م‬ َ
‫ها‬َ ‫مْرس‬ ُ ‫و‬ َ
‫عَلــــى‬ َ ِ ‫ه‬ ‫لــــ‬ ّ ‫ل‬
ِ َ‫و‬
- Wa lillāhi alā an-nāsi hijju al-
‫ج‬ ّ ‫حــــ‬ِ ‫س‬ ِ ‫الّنــــا‬ baiti manistatā’a ilaihi sabilā
ِ ْ ‫ال ْب َي‬
‫ت‬ - Wa lillāhi alan-nāsi hijjul-baiti
‫ع‬َ ‫طا‬َ َ ‫ســت‬ ْ ‫نا‬ manistatā’a ilaihi sabilā
ِ ‫مــ‬ َ
ً ‫سب ِي ْل‬َ ‫ه‬ ِ ْ ‫إ ِل َي‬

I. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti
apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya huruf kapital digunakan untuk
menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf
awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:
ّ ‫مــدٌ إ ِل‬ ّ ‫ح‬َ ‫م‬ ُ ‫مــا‬ َ ‫و‬ َ - Wa mā Muhammadun illā rasūl.
ٌ ‫و‬
‫ل‬ ْ ‫س‬ ُ ‫َر‬
‫ت‬ َ ‫و‬ َ
ٍ ‫ل ب َْيـــــ‬ ّ ‫نأ‬ ّ ِ‫إ‬
- Inna awwala baitin wudi’a lin-
‫س‬
ِ ‫ع ِللّنا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫و‬ ُ nāsi lallażī bi Bakkata mubārakan
‫ة‬َ ‫كــــ‬ ّ َ ‫ي ب ِب‬ْ ‫ذ‬ ِ ‫ل َلــــ‬ ّ
‫كا‬ً ‫مَباَر‬ ُ
‫ن‬ َ ‫ضــا‬ َ ‫م‬ َ ‫هُر َر‬ ْ ‫شــ‬ َ
ِ ْ ‫ي إ ُن‬ ِ ّ ‫ال‬
َ ‫ز‬
‫ل‬ - Syahru Ramadāna al-lażī unzila
ْ ‫ذ‬ fīhi al-Qur’ānu.
‫ن‬
ُ ‫قْرأ‬ ُ ْ ‫ه ال‬ ِ ْ ‫في‬ ِ
‫ه‬
ُ ‫قـــــــــدْ َرأ‬ َ َ ‫ول‬ َ - Wa laqad ra’āhu bil-ufuqil-
‫ن‬ ْ ُ ُ ْ
ِ ْ ‫مب ِي‬
ُ ‫ق ال‬ ِ ‫و‬ ْ ‫ب ِالف‬ mubin

‫ب‬ ِ ّ ‫مــــدُل ِل‬


ّ ‫ه َر‬ ْ ‫ح‬ َ ْ ‫ا َل‬ - Al-hamdu lillāhi
‫ن‬ ِ َ ‫عل‬
َ ْ ‫مي‬ َ ْ ‫ال‬ rabbil-‘ālamīna.

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam
tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penuylisan itu disatukan
dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital
tidak dipergunakan.

Contoh:

‫ه‬
ِ ‫ن الل ـ‬
َ ‫مـ‬ ِ ‫ص ـٌر‬ ْ َ‫ن‬ - Nasrum minallāhi wa fathun
‫رْيب‬ َ ‫ح‬
ِ ‫ق‬ ٌ ْ ‫فت‬َ ‫و‬
َ qarib.

- Lillāhi al-amru jamī’an


‫عا‬
ً ْ ‫مي‬
ِ ‫ج‬ ْ َ ‫ه ا ْل‬
َ ‫مُر‬ ِ ّ ‫ل ِل‬ - Lillāhilamru jamī’an

ُ ِ‫ه ب‬
ّ ‫كــــ‬
‫ل‬ ُ ‫واللــــ‬ َ - Wallāhu bikulli syai’in ‘alīmun.
‫م‬
ٌ ْ ‫عل ِي‬َ ‫ئ‬ َ
ٍ ْ ‫شي‬
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

HAMZAR MULIA TAMBUNAN adalah anak ke-dua dari pasangan


Muddasir Tambunan dan Masbina Sitompul, ia lahir pada hari
kamis tanggal 27 November 1986 M / 25 Rabi’ul Awwal 1407 H
Jam 05.00 Shubuh di Desa Sorik Kecamatan Batang Angkola
Kabupaten Tapanuli Selatan. Mengecap pendidikan dasar pada
SD Negeri No 1445594 Sorik tahun1993–1999, Madarasah
Ibtidaiyyah Darul ‘Ulum Sorik tahun 1995–1999, MTs Raudlatul
Falah Benteng Huraba tahun 1999–2002, MTs Salafiyah
Musthafawiyah Purba Baru Mandailing Natal tahun 2002–2004,
MAS Musthafawiyah Purba Baru tahun 2002–2005, MA Salafiyah
Musthafawiyah Purba Baru tahun 2004–2007 dan S-1 STAIN Padangsidimpuan
pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) tahun 2007 – sekarang.
Sebelum dan ketika mahasiswa, ia pernah aktif di beberapa organisasi, di
antaranya: Bendahara Umum KBMUDABA (2004–2005), Ketua Umum KBMUDABA
(2005–2006), Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Umat GMPI Kabupaten
Tapanuli Selatan (2007–2012), Bendahara Umum HIMMAS Kabupaten Tapanuli
Selatan (2008– 009), Ketua Divisi Studi Komunikasi dan Politik Islam Forum Studi
Agama dan Filsafat (FSAF) Padangsidimpuan (2009–2010), Wasekum Bidang
Dakwah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STAIN Padangsidimpuan
(2009–2010), Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dakwah STAIN
Padangsidimpuan (2009–2010), pengurus KNPI Kecamatan Batang Angkola dan
berbagai organisasi lainnya.
Ketika mahasiswa ia juga aktif memberikan ceramah di beberapa masjid di
kota Padangsidimpuan dan juga ceramah pada hari-hari besar Islam di Kecamatan
Batang Angkola, Kecamatan Sayurmatinggi serta wilayah sekitarnya.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

H AMZAR MULIA TAMBUNAN adalah anak ke-dua dari


pasangan Muddasir Tambunan dan Masbina Sitompul, ia
lahir pada hari kamis tanggal 27 November 1986 M / 25
Rabi’ul Awwal 1407 H Jam 05.00 Shubuh di Desa Sorik
Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.
Mengecap pendidikan dasar pada SD Negeri No 1445594 Sorik
tahun1993–1999, Madarasah Ibtidaiyyah Darul ‘Ulum Sorik tahun
1995–1999, MTs Raudlatul Falah Benteng Huraba tahun 1999–
2002, MTs Salafiyah Musthafawiyah Purba Baru Mandailing Natal
tahun 2002–2004, MAS Musthafawiyah Purba Baru tahun 2002–2005, MA Salafiyah
Musthafawiyah Purba Baru tahun 2004–2007 dan S-1 STAIN Padangsidimpuan
pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) tahun 2007 – sekarang.
Sebelum dan ketika mahasiswa, ia pernah aktif di beberapa organisasi, di
antaranya: Bendahara Umum KBMUDABA (2004–2005), Ketua Umum KBMUDABA
(2005–2006), Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Umat GMPI Kabupaten
Tapanuli Selatan (2007–2012), Bendahara Umum HIMMAS Kabupaten Tapanuli
Selatan (2008– 009), Ketua Divisi Studi Komunikasi dan Politik Islam Forum Studi
Agama dan Filsafat (FSAF) Padangsidimpuan (2009–2010), Wasekum Bidang
Dakwah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STAIN Padangsidimpuan
(2009–2010), Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dakwah STAIN
Padangsidimpuan (2009–2010), pengurus KNPI Kecamatan Batang Angkola dan
berbagai organisasi lainnya.
Ketika mahasiswa ia juga aktif memberikan ceramah di beberapa masjid di
kota Padangsidimpuan dan juga ceramah pada hari-hari besar Islam di Kecamatan
Batang Angkola, Kecamatan Sayurmatinggi serta wilayah sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai