com)
Pertanyaan:
1. Bagaimana hukum Islam tentang pacaran?
2. Bagaimana Islam memandang wanita? (contoh kasus di Afganistan saat Thaliban berkuasa
wanita dilarang keluar rumah atau ikut berpolitik atau ikut berolahraga)
3. Apakah ada dasar dari al-Qur’an atau Hadits yang menyatakan bahwa umat Islam yag
memiliki dosa besar maupun kecil akan mampir dulu ke neraka baru masuk surga?
Jawaban:
Pertanyaan no. 1:
“Pacaran” dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai beberapa arti (Purwodarminto,
1976) :
1. Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, bersuka-sukaan mencapai apa yang
disenangi mereka.
2. Pacaran berarti “bergendak” yang sama artinya dengan berkencan atau berpasangan untuk
berzina.
3. Pacaran berarti berteman dan saling menjajaki kemungkinan untuk mencari jodoh berupa
suami atau istri.
Pacaran menurut arti pertama dan kedua jelas dilarang oleh agama Islam, berdasarkan
nash:
a. Allah berfirman:
ِ َالزنَا إِنَّه َكا َن ف
)32 :اح َشةً َو َساءَ َسبِيالً ( اإلسراء ُ ِّ َوالَ َت ْقَربُوا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk”
b. Hadits:
َامَرأ ٍَة َوال#ْ # ِل ب# ُ #لَّ َم َي ُق# ه َو َس#ِ #لَّى اهللُ َعلَْي# ص
ٌ #و َّن َر ُج#َ # ُول الَ خَي ْل#
ِ ِ ٍ َّع ِن اب ِن عب
َ َّ هُ أَنَّهُ مَس َع النَّيِب##ي اهللُ َعْن# اس َرض َ ْ َ
)2391 : مسلم,2784 :( رواه البخاري تُ َسافَِر َّن ْامَرأَةٌ إِالَّ َوَم َع َها حَمَْرٌم
“Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia berkata:
Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali
beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali
beserta ada mahramnya” (muttafaq alaihi)
Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah dengan arti bahwa suatu perbuatan yang
sangat dianjurkan oleh Rasulullah agar kaum muslimin melakukannya. Orang yang anti
perkawinan dicela oleh Rasulullah, berdasarkan hadits:
ِ ِ ِ ِ َ #أن رس ٍِ
د#ُ #ُلِّي َوأ َْرق#ص
َ ُر َوأ#ُ #وم َوأُفْط ُ َ …لَكيِّن أ:ال##َلَّ َم ق#ه َو َس##لَّى اهللُ َعلَْي#ص
ُ #ص َ ول اهلل ِ َعن أَن
ُ َ َّ ك## س بْ ِن َمال
)2487 :مسلم ,4675 :س ِميِّن * (رواه البخاري يِت
َ ب َع ْن ُسنَّ َفلَْي
ِ
َ َوأََتَزَّو ُج الن
َ ِّساءَ فَ َم ْن َرغ
“Dari Anas ra. Bahwasanya Nabi saw berkata: …tetapi aku, sesungguhnya aku salat,
tidur, berbuka dan mengawini perempuan, maka barangsiapa yang benci sunnahku maka
ia bukanlah dari golonganku”
Pada umumnya suatu perkawinan terjadi setelah melalui beberapa proses, yaitu proses
sebelum terjadi akad nikah, proses akad nikah dan proses setelah terjadi akad nikah. Proses
sebelum terjadi akad nikah melalui beberapa tahap, yaitu tahap penjajakan, tahap peminangan
dan tahap pertunangan. Tahap penjajakan mungkin dilakukan oleh pihak laki-laki kepada
pihak perempuan atau sebaliknya, atau pihak keluarga masing-masing. Rasulullah
memerintahkan agar pihak-pihak yang melakukan perkawinan melihat atau mengetahui calon
jodoh yang akan dinikahinya, berdasarkan hadits:
“Dari Anas ra. Rasulullah saw memerintahkan (kaum muslimin) agar melakukan
perkawinan dan sangat melarang hidup sendirian (membujang). Dan berkata: Kawinilah
olehmu wanita yang pencinta dan peranak, maka sesungguhnya aku bermegah-megah
dengan banyaknya kamu di hari kiamat”
Dari kedua hadits diatas dipahami bahwa ada masa penjajakan untuk memilih calon
suami atau isteri sebelum menetapkan keputusan untuk malakukan peminangan. Penjajakan
ini mungkin dilakukan oleh pihak laki-laki atau pihak perempuan atau keluarga mereka. Jika
dalam penjajakan ini ada pihak yang diabaikan terutama calon isteri atau calon suami maka
yang bersangkutan boleh membatalkan pinangan akan perkawinan tersebut, berdasarkan
hadits:
تَأْ َذ ُن يِف#ر تُ ْس#ك#ْ ِا َوالْب#ه#َ َها ِم ْن َولِِّي#ق بَِن ْف ِس#ُّ َح َ #َلَّ َم ق#ه َو َس#ِ #لَّى اهللُ َعلَْي#ص
#َ ال اْألَمِّيُ أ# ٍ ََّع ِن ابْ ِن َعب
َّ اس أ
َ َّ َن النَّيِب
ُ
ِ
)4741 : البخاري,2545 :َن َع ْم * ( رواه مسلم ال ُ َن ْفس َها َوإِ ْذنُ َها
َ َص َما ُت َها ق
“Dari Ibnu Abbas, ra, bahwasanya Rasululah saw bersabda: Orang yang tidak
mempunyai jodoh lebih berhak terhadap (perkawinan) dirinya dibanding walinya, dan
gadis dimintakan perintah untuk perkawinannya dan (tanda) persetujuannya ialah
diamnya” (muttafaq alaih)
Dan hadits:
اع ِمْن ُك ُم ِ ب# ر ال َّش# ا م ْع َش## لَّم ي# ه وس#ِ #لَّى اهلل َعلَْي# اهلل ص
ِ ول ِ د#ِ #عن عب
َ َتَط# اب َم ِن ا ْسَ َ َ ََ ََ ُ َ ُ # ا َر ُس## َال لَن#
َ # َال ق#
َ # َاهلل ق َْ ْ َ
#َ هُ ِو##َفَِإنَّهُ ل
اءٌ * (رواه#ج ْوِم#ص
َّ ه بِال#ِ #تَ ِط ْع َف َعلَْي#رِج َوَم ْن مَلْ يَ ْس#ْ # ُن لِْل َف#ص ْ ِر َوأ#ص
َ َح
ِ ُّ زَّوج فَِإنَّه أَ َغ##اءةَ َف ْليت##الْب
َ َض ل ْلب ُ ْ َ ََ َ َ
)1772 : البخاري,2486 :مسلم
“Dari Ibnu Mas’ud ra berkata, Rasulullah saw mengatakan kepada kami: Hai sekalian
pemuda, barang siapa diantara kamu yang telah sanggup melaksanakan akad nikah,
hendaklah melaksanakannya. Maka sesungguhnya melakukan akad nikah itu (dapat)
menjaga pandangan dan memlihar farj (kemaluan), dan barangsiapa yang belum sanggup
hendaklah ia berpuasa (sunat), maka sesunguhnya puasa itu perisai baginya” (muttafaq
alaih)
Jawaban pertanyaan ketiga, tentang ada orang mukmin yang masuk neraka dahulu sebelum
masuk ke surga
Hadits-hadits Nabi saw menerangkan bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya akan masuk surga, sekalipun di antara mereka ada yang masuk surga secara
bertahap. Maksudnya ialah ia masuk neraka lebih dahulu sebagai imbalan dari dosa-dosa yang
pernah dilakukannya selama hidup di dunia, kemudian setelah habis masa siksaannya itu ia
dimasukkan Allah kedalam surga, berdasarkan hadis berikut:
َل اجْلَن َِّة اجْلَنَّة# َ #َلَّ َم ق# ه َو َس#ِ #لَّى اهللُ َعلَْي# ص ٍ ِع# عن أَيِب س
ِ ِّ ْد ِر# ُيد اخْل
ُ َه
#ْ ْد ُخ ُل أ# َال ي# َ ِّ ه َع ِن النَّيِب##ي اهللُ َعْن# ي َرض َ َْ
رَد ٍل ِم ْن#ْ #ال َحبَّ ٍة ِم ْن َخ#
ُ #ه ِم ْث َق#ِ # ِا َن يِف َق ْلب## وا ِم َن النَّا ِر َم ْن َك#َخ ِر ُج
ْ اىَل أ##ول اهللُ َت َع#
ُ #َّار مُثَّ َي ُق ِ
َ ل النَّار الن#
ُ #َوأ َْه
“Dari Abu Sa’id al-Khudri ra, dari Nabi saw, ia bersabda: Penghuni surga kan masuk
surga dan penghuni neraka akan masuk neraka, kemudian Allah ta’ala memrintahkan:
Keluarkan dari neraka orang-orang yang dalam hatinya ada iman seberat biji sawi. Maka
dikeluarkanlah mereka dari neraka yang warna (badannya) benar-benar hitam, lalu
dimasukkan kedalam sungai hidup atau sungai kehidupan, lalu tumbuhlah mereka seperti
biji yang tumbuh setelah air bah, adakah engkau tidak melihatnya, sesungguhnya ia
keluar bewarna kuning yang melilit.” (muttafaq alahi)
Dan Hadis:
:اري# البخ,272 :لم#( رواه مس ُ ت َن َو ِاج ُذهُ قَ َال فَ َكا َن يُ َق
ًال َذ َاك أ َْدىَن أ َْه ِل اجْلَن َِّة َمْن ِزلَة َ ض ِح
ْ ك َحىَّت بَ َد َ َو َسلَّ َم
)6086
“Dari Abdullah bin Mas’ud ra, berkata: bersabda Nabi saw : Sesungguhnya aku benar-
benar mengetahui penduduk neraka terakhir masuk neraka dan penduduk surga terakhir
masuk surga. Seorang laki-laki keluar dari neraka dengan merangkak, maka Allah
memerintahkan (kepada orang itu): “Pergilah dan masuklah ke surga!” Laki-laki itu
mendatangi surga itu sambil mengkhayalkan bahwa surga itu telah penuh. Lalu ia kembali
dan berkata: “Wahai Tuhan aku dapati surga itu telah penuh.” Allah memerintahkan:
“Pergilah dan masuklah ke surga!” Maka ia mendatanginya sambil mengkhayalkan
bahwa surga itu telah penuh. Lalu ia kembali dan berkata: “Wahai Tuhan aku dapati
surga itu telah penuh.” Maka Allah berfirman: “Pergilah dan masuklah ke surga, maka
sesungguhnya (surga) itu semisal dunia dan sepuluh kalinya atau sesungguhnya surga itu
sepuluh kali dunia.” Laki-laki itu berkata: “Engkau mengejek dan menertawakanku
sedangkan Engkau pemilik(nya).” Aku (Ibnu Mas’ud) melihat Rasulullah tertawa hingga
tampak gigi gerahamnya. Dan pernah pula dikatakan: “Yang demikian itu adalah
penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.” (muttafaq alahi)
Kedua hadis di atas menjelaskan bahwa ada orang yang beriman yang sebelum masuk
surga, ia masuk neraka lebih dahulu, yang lamanya sesuai dengan berat atau ringannya dosa
yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia. Banyak hadis yang lain yang senada dan sama
artinya dengan hadis diatas. (baca al-Lu’lu’ wal Marjan, hadits no. 118, 119, 120 dan
sebagainya)