Anda di halaman 1dari 5

TAFSIR AL-QURĀN SURAH AL-FALAQ

َ ُْ ٰ ّٰ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ََ َ َ َ ْ َ َْ
َ ُ ْ َُ ْ ُ
٤ ِۙ‫ و ِمن ش ِر النفث ِت ِفى العق ِد‬٣ ِۙ‫اس ٍق ِاذا وقب‬
ِ ‫ و ِمن ش ِر غ‬٢ ِۙ‫ ِمن ش ِر ما خلق‬١ ِۙ‫قل اعوذ ِبر ِب الفل ِق‬
َ َ َ َ َ ْ َ
٥ ࣖ ‫اس ٍد ِاذا ح َسد‬
ِ ‫و ِمن ش ِر ح‬
“1. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh); 2.
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan; 3. dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; 4.
dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya); 5. dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

A. Penamaan Surah
َ َْ ُ َُ ْ ُ
- Surah ini dinamakan surah Al-Falaq karena dimulai dengan firman Allah Swt. ِۙ‫قل اع ْوذ ِب َر ِب الفل ِق‬
- Al-Falaq berarti terbelah dan terpisahnya sesuatu dari bagiannya yang lain.
B. Kandungan Surah
- Surah ini berisi tentang isti’adzah dari kejahatan seluruh makhluk, khususnya kegelapan malam,
para penyihir, tukang adu domba, dan para pendengki.
- Surah ini juga menjaga mereka dari kejahatan sesuatu yang mempunyai racun dan kejahatan
malam jika gelap karena banyak mengandung rasa takut dan hal-hal yang mengagetkan,
khususnya di daratan dan hutan.
C. Keutamaan Surah al-Mu’awwidzatain
َ َ َ َّ ْ َ ْ ُ َ َ َ َّ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ
ُ ْ ْ
َ‫ات أنزلت الليلة لم ير‬ َ
‫آي‬ َ
‫ر‬ ‫ت‬ ْ
‫م‬ ‫ل‬ ‫أ‬ ‫م‬َ ‫ل‬‫س‬َ َ
‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اّلل‬ ‫ى‬ ‫ل‬‫ص‬ ‫اّلل‬ ‫ول‬‫س‬ ‫ر‬ ‫ال‬‫ق‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ر‬
ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ‫عن عقبة ب ِن‬
‫ام‬‫ع‬
َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ُ
‫اس‬
َّ
‫الن‬ ‫ب‬ َ ‫ِم ْثل ُهَّن قط قل أعوذ ب َرب الفلق َوقل أعوذ ب‬
‫ر‬
ُ ُ ُ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Dari Uqbah bin Amir ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah
kalian lihat beberapa ayat yang diturunkah semalam, belum ada ayat yang serupa dengannya. Yaitu:
'QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ dan QUL A'UUDZU BIRABBINNAAS' (surat Al Falaq dan An
Nas). (HR. Muslim)
ُ َ َ َ َ َ
ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ُ َ َّ
‫اّلل صلى اّلل علي ِه وسلم قال له يا ابن ع ِاب ٍس ألا أدلك أو قال ألا أخ ِبرك ِبأفض ِل ما يتعوذ ِب ِه‬ ِ ‫أن رسول‬
َ َ
ْ ََ ْ َ َ َّ َ ُ ُ ْ ُ َ َ َْ َ ُ ُ ْ ُ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ْ
‫اس هاتي ِن السورتي ِن‬
ِ ‫اّلل قال قل أعوذ ِبر ِب الفل ِق و قل أعوذ ِبر ِب الن‬
ِ ‫المتع ِوذون قال بلى يا رسول‬

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Wahai Ibnu Abis, maukah aku
tunjukkan kepadamu, atau beliau mengatakan: "Maukah aku kabarkan suatu perlindungan yang lebih
utama dari perlindungan yang biasa digunakan oleh mereka (orang-orang yang minta perlindungan)?" ia
menjawab, "Tentu ya Rasulullah." Beliau bersabda: 'Qul A'uudzu Birabbil Falaq (Katakanlah: "Aku
Berlindung Kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh) ' Dan Qul A'uudzu Birabbinnaas (Katakanlah: "Aku
berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia) '. Dua surat inilah". (HR. Al-
Nasāi)
َ َ َ َ َ ُ ََّ َ ْ َ َُّ َ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ
َ َ َّ ْ َ َ َ َ َ َّ َّ
‫يهما فق َرأ‬
ِ ‫اش ِه كل ليل ٍة جمع كفي ِه ثم نفَ ِف‬
َ
ِ ‫أن الن ِبي صلى اّلل علي ِه وسلم كان ِإذا أوى ِإلى ِفر‬
َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َّ
َ ََ ْ َ َ
‫اس ثم يمسح ِب ِهما ما استطاع‬
ُ َ ْ َ َُّ َّ
‫الن‬ ‫ب‬ ‫ر‬
ُ ُ َ ُ
َ ‫اّلل أحد َو قل أعوذ ب َرب الفلق َو قل أعوذ ب‬ ُ َ ُ ‫فيه َما ُق ْل ُه َو‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ َ ُ
َّ َ َ ََ َ َ ُ َ َْ َ َ ْ َ َ ْ ََ ْ َ َ َ َ َ َ َْ َ َ ْ
‫ات‬ ٍ ‫ِمن جس ِد ِه يبدأ ِب ِهما على رأ ِس ِه ووج ِه ِه وما أقبل ِمن جس ِد ِه يفعل ذ ِلك ثلاث مر‬

Biasa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila hendak beranjak ke tempat tidurnya pada setiap
malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan:
"QULHUWALLAHU AHAD." dan "QUL `A'UUDZU BIRABBIL FALAQ." serta "QUL `A'UUDZU
BIRABBIN NAAS." Setelah itu, beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya
yang terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah dan pada anggota yang dapat
dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari)

D. Penjelasan Mufradat
ُ َُ َ َْ
‫( اع ْوذ‬Aku Berlindung) ‫ الفل ِق‬artinya membelah sesuatu dan memisahkan sebagiannya dari sebagian yang
lain;
 Al-Falaq mencakup segala sesuatu yang dipisahkan oleh Allah dari yang lainnya, seperti pemisahan
gelapnya malam dengan terbitnya fajar, memancarkan sumber air, hujan, tumbuh-tumbuhan dan
anak.
 Al-Falaq secara tradisi dikhususkan dengan arti shubuh (fajar).
 Pengkhususan tersebut terjadi karena dua perubahan keadaan yaitu pergantian gelap malam yang
menakutkan ke cahaya pagi yang menyenangkan.
 Hal itu menunjukan bahwa zat yang mampu menghilangkan kegelapan malam dari alam ini pastilah
mampu menghilangkan ketakutan orang yang berlindung kepada-Nya.
ََ َ َ
‫( ِم ْن ش ِر َما خلق‬dari segala kejahatan seluruh makhluk);

 Permintaan perlindungan kepada alam makhluk, karena segala kejahatan hanya ada di alam
makhluk. Mencakup hewan, manusia dan benda mati seperti racun dan yang lainnya.
 Allah menyebutkan makhluk secara umum dalam kalimat mā khalaq, karena ketiga golongan
tersebut sangat berbahaya.
َ َ ََ َ
‫اس ٍق‬
ِ ‫( غ‬Malam yang gelap gulita) ‫( ِاذا وقب‬Masuk kegelapannya); Mengkhususkan waktu malam hari
karena bahaya banyak terjadi di waktu malam dan sulit untuk dibendung.
ٰ ّٰ َّ
‫( النفث ِت‬Para penyihir/ para wanita yang meniupkan sihir). Kata َ‫ النف‬berarti tiupan disertai dengan
percikan ludah dari mulut.
َ ُْ
ِۙ‫( ِفى العق ِد‬Dalam ikatan yang diikat benang)

َ
‫اس ٍد‬
ِ ‫( ح‬orang hasud)
 Yaitu orang yang ingin kenikmatan orang yang dihasud itu hilang.
 Disebutkan secara khusus karena secara dzahir dia merupakan sebab utama dalam mencelakai
manusia, hewan dan lainnya.

E. Tafsir Ayat

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh); dari
kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan (QS. Al-Falaq: 1-2)
 Berlindung kepada Tuhan Shubuh karena malam telah sirna darinya.
 Berlindung kepada Tuhan yang hilang dari semua makhluk Allah, berupa hewan, waktu shubuh,
serbuk, biji dan segala sesuatu dari tumbuhan dll.
 Berlindung dari kejahatan seluruh makhluk yang diciptakan Allah.
 Terdapat petunjuk bahwa Allah adalah Zat yang mampu menghilangkan kegelapan dari muka
bumi, Dia akan mampu menolak kegelapan kejahatan dan bahaya dari hamba-Nya.

Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; (QS. Al-Falaq: 3)


 Berlindung dari kejahatan malam jika telah datang.
 Pada waktu malam terdapat hal-hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan berupa hewan buas,
kutu-kutu bumi, dan orang-orang yang jahat, fasiq dan rusak.

Dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya) (QS. Al-
Falaq: 4)
 Berlindung dari kejahatan orang-orang atau para perempuan penyihir yang meniupkan sihir pada
ikatan benang
 Kata al-nafats berarti meniup dengan disertai ludah dari mulut. Ada yang berpendapat, hanya
meniup saja.
 Abu Ubaidah berkata, “Para perempuan penyihir itu adalah putri-putri Lubaid bin al-A’sham,
seorang Yahudi yang telah menyihir Rasulullah saw.”

Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)
 Berlindung kepada Allah dari kejahatan setiap orang hasud ketika hasud.
 Orang hasud adalah orang yang berharap hilangnya kenikmatan yang telah Allah Swt. berikan
kepada orang yang dihasud.
 Adapun sifat Ghibthah atau Munāfāsah, kedua sifat itu diperbolehkan. Karena sifat tersebut
adalah mengharap kenikmatan seperti yang diperoleh orang lain, tanpa mengharap nikmat
tersebut hilang dari orang yang mendapatkannya. Nabi saw. bersabda :
ْ َّ َ ْ َ
َ‫اّلل الح ْك َم َة َف ُهو‬
ُ ُ‫اّلل َم ًالا َف ُسل َط َع َلى َهل َكته في ال َحق َو َر ُجل آتاه‬
ُ َّ ‫َلا َح َس َد إَّلا في ْاث َن َت ْين َر ُجل َآت ُاه‬
ِ ِ ِ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ
‫َيق ِضي ِب َها َو ُيع ِل ُم َها‬

"Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal: (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu
dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia
mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhari)
 Hasud tidak berbahaya kecuali jika sifat hasudnya telah berefek pada perkataan dan perbuatan.
Hal itu jika hasudnya membuatnya berbuat jahat, dia akan mencari-cari kejelekan dan keburukan
orang tersebut.
 Hasud adalah dosa maksiat kepada Allah pertama kali yang terjadi di langit dan dosa maksiat
pertama kali yang terjadi di Bumi. Iblis hasud kepada Nabi Adam dan Qabil hasud kepada Habil.
Orang yang hasud sangat dibenci dan dilaknat.
F. Fiqih Kehidupan
 Surah ini mengajarkan kepada manusia tata cara meminta perlindungan dari segala macam
kejahatan di dunia dan akhirat. Meminta perlindungan dari kejahatan manusia, jin, setan, hewan
buas, kutu, neraka, dosa, hawa nafsu dan kejahatan makhluk-makhluk lain, bahkan kejahatan diri
sendiri.
 Tidak ada yang menghalangi surah ini turun digunakan berlindung oleh Rasulullah saw. Sihir
yang terjadi pada Nabi saw hanyalah terjadi ketika dalam beberapa urusan dunia, beliau
mengalami sedikit pusing. Inilah makna al-Takhayyul yang terdapat dalam hadits. Takhayyul
terkadang terjadi saat bangun, sebagaimana halnya terjadi waktu tidur. Hal itu tidak menguasai
akal pikiran beliau secara mutlak sebagaimana tidak memengaruhi segala yang berkaitan dengan
wahyu dan risalah. Karena Allah Swt. menjaga beliau dari berbagai pikiran yang kacau atau
kecemasan. Allah Swt. berfirman:

َّ َ َ ُ ْ َ ُ ّٰ َ
(… Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia…) ... ِۗ‫اس‬
ِ ‫ واّلل يع ِصمك ِمن الن‬...

 Allah menunjukan secara khusus kepada kita untuk berlindung dari tiga golongan;
- Malam jika telah menjelang, karena di waktu malam hewan-hewan buas keluar dari
persembunyiannya, kutu-kutu dari tempatnya, pencuri dan orang jahat mulai melancarkan
aksinya, terjadi kebakaran, sedikit adanya pertolongan.
- Para penyihir perempuan yang meniupkan sihirnya dalam ikatan benang saat melakukan aksi
sihir mereka.
- Orang yang hasud kepada orang lain.
 Kebanyakan para ulama membolehkan untuk menggunakan ruqyah, karena Nabi saw. pernah
sakit dan di ruqyah oleh Malaikat Jibril. Jibril berkata, “Dengan nama Allah aku meruqyahmu
dari segala sesuatu yang mengganggumu. Semoga Allah menyembuhkanmu”
َ ْ َّ َ َُ ْ َ َ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َُّ ْ ْ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َّ َّ
َ
‫ير‬ ‫ب‬ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫اّلل‬
ِ ‫م‬ ْ
‫ْس‬ ‫ب‬ ‫ول‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ن‬‫أ‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ك‬ ‫اع‬
ِ ‫ج‬ ‫و‬ ‫أ‬‫ال‬ ‫ن‬‫م‬ِ ‫و‬ ‫ى‬‫م‬‫ح‬ ‫ال‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫م‬‫ل‬ ‫ع‬‫ي‬ ‫ان‬‫ك‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اّلل‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫الن‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫اس‬ َّ‫َع ْن ْابن َع‬
‫ب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
ُ َ ْ َ
َّ َ َ ََّ َ َّ ُ ُ
‫يم ِم ْن ش ِر ك ِل ِع ْر ٍق نع ٍار َو ِم ْن ش ِر ح ِر الن ِار‬ ‫ظ‬
ِ ِ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫اّلل‬
ِ ‫ب‬ِ ‫وذ‬‫ع‬ ‫أ‬

Dari Ibnu 'Abbas dia berkata: Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa
mengajarkan kepada mereka apabila terkena sakit panas dan sakit yang lain untuk mengucapkan:
"BISMILLAHIL KABIIR, A'UUDZU BILLAHIL 'AZHIIM MIN SYARRI KULLI 'IRQIN
NA'AARIN WA MIN SYARRI HARRIN NAAR." (Dengan nama Allah Yang Mahabesar, aku
berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dari tekanan darah yang tinggi dan bergejolak
sehingga menimbulkan sakit panas dan dari panasnya api neraka.) (HR. Tirmidzi)

 Dibolehkannya al-Nafāts (meniupkan dengan disertai percikan liur) saat melakukan ruqyah.
 Al-Baqir membolehkan mengalungkan tulisan surah al-Muawwidzatain di leher akan-anak kecil.
 Larangan dalam ruqyah adalah ruqyah yang tidak diketahui makna bacaannya.

Sumber Rujukan : Tafsir Al-Munīr, Karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili.

Anda mungkin juga menyukai