Anda di halaman 1dari 67

REVISI MAKALAH AGAMA

DI SUSUN OLEH : ROIYAH (09045)

AKADEMI KEPERAWATAN NAZHATUT THULLAB SAMPANG 2011

DAFTAR ISI

i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii.

BAB I : FALASAFAH KEPERWATAN BAB II: PUASA BAGI KESEHATAN BAB III: BAHAYA ROKOK BAGI KESEHATAN BAB IV: SEKSUALITAS DALAM KONTEKS AGAMA DAN KESEHATAN BAB V : KLONING, TRANSPLANTASI ORGAN DAN BANK MATA BAB VI : LINGKUNGAN DAN KESEHATAN BAB VII : VISUM DALAM PANDANGAN ISLAM BAB VIII : PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN JANIN UNTUK EKSPERIMENTASI ILMIAH

ix.

BAB IX : PANDANGAN ISLAM TENTANG OPARASI SELAPUT DARAH

x. BAB I FALSAFAH KEPERAWATAN

A. DEFINISI Falsafah keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambi keputusan dan bertindak/berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit.

B. PENDAPAT PARA PAKAR KEPERAWATAN TENTANG FALSAFAH KEPERAWATAN 1. Jean Watson (Caring)

caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup s ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proses kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia seperti halnya ilmu pengetahuan. Perilaku caring meliputi mendengarkan penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan 2. Betty Neuman Newman menggunakan pendekatan manusia utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep stresor. Sistem klien terdiri dari lima variabel yang beriteraksi: fisiologi; struktur tubuh dan fungsi psikologi: proses mental dan hubungan sosiokultural: kombinasi fungsi sosiol dan kulkural perkembangan: proses perkembangan manusai spiritual: keyakinan spiritual

3. Roy Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/ kemanusiaan "mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai". Ia berpendapat bahwa seorang individu saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif, bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi, memiliki holism intrinsik, berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain Veritivity, berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai "prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia". Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks tujuan eksistensi manusia, gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia, aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum, nilai dan arti kehidupan 4. Florence Nightingale (Modern nursing) Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya tentang interaksi klien dan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.

C. KONSEP INTI DARI PARA PAKAR 1. Jean Watson Konsep inti menurut Jean Watson adalah pentingnya perilaku caring dalam merawat klien. 2. Betty Neuman Konsep inti dari Neuman adalah memandang manusia secara holistic

3. Roy Konsep inti dari teori Roy menekankan pada kemanusiaan dan kebenaran dalam melaksanakan praktik keperawatan. 4. Florence Nightingale Konsep inti dari teori Florence Nightingale tentang falsafah keperawatan adalah lingkungan berpengaruh terhadap proses pemulihan klien.

Faktor faktor yang menyebabkan para perawat bersikap dan berperilaku yang mencerminkan ketidakpahaman tentang falsafah keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan latar belakang pendidikan Kurang pengalaman berkaitan dengan masa kerja Ketidakmampuan dalam pengambilan keputusan Menurut kelompok hal- hal yang menyebabkan ketidakfahaman tentang falsafah keperwatan dalam situasi layanan kesehatan di Indonesia adalah Belum adanya standarisasi layanan keperawatan secara nasional Masih beragamnya latar belakang pendidikan perawat yang berakibat pada beragamnya pemahaman dan penerapan falsafah keperawatan dalam pelaksanaan praktek keperawatan Kurangnya kesadaran perawat menampilkan sikap professional (altruism) sesuai dengan falsafah yang

BAB II PUASA DAN KESEHATAN A. PENGERTIAN PUASA DALAM ISLAM Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara dan perbuatan. Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari dengan memakai niat tertentu. yang menjadi parameter antara sah atau rusaknya puasa seseorang. adalah: Pertama, Nilai Formal yaitu yang berlaku dalam perspektif ini puasa hanya tinjau dari segi menahan lapar, haus dan birahi. Maka menurut nilai ini, seseorang telah dikatakan berpuasa apabila dia tidak makan, minum dan melakukan hubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan warning terhadap umat muslim melalui sebuah haditnya yang berbunyi : Banyak orang yang puasa mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja. H.R. bukhari. Dari hadits tersebut kita dapat mengetahui bahwa hakekat atau esensi puasa tidak hanya menahan rasa lapar, haus dan gairah birahi saja, melainkan dalam puasa terkandung berbagai aturan, makna dan faedah yang mesti diikuti. Kedua, Nilai Fungsional yaitu yang menjadi parameter sah atau rusaknya puasa seseorang ditinjau dari segi fungsinya. Adapun fungsinya yaitu untuk menjadikan manusia bertakwa (laalakum tattaqun). QS. Al-Baqarah 183 Kemudian menurut nilai ini, puasa seseorang sah dan tidak rusak apabila orang tesebut dapat mencapai kualitas ketakwaan terhadap Allah SWT. B. ADAPUN ATURAN-ATURAN MENGENAI PUASA DALAM ISLAM ADALAH : 1. Hukum Puasa Hukum puasa terbahagi kepada tiga iaitu :
y y

Wajib Puasa pada bulan Ramadhan. Sunat Puasa pada hari-hari tertentu.

Haram Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.

2. Syarat Wajib Puasa


y y y y y y

Beragama Islam Baligh (telah mencapai umur dewasa) Berakal Berupaya untuk mengerjakannya. Sihat Tidak musafir

3. Rukun Puasa
y

Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar.

Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari.

4. Syarat Sah Puasa


y y y y

Beragama Islam Berakal Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita Hari yang sah berpuasa.

5. Sunat Berpuasa
y y y y y y y

Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman Melambatkan bersahur Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air Membaca doa berbuka puasa

6. Perkara Makruh Ketika Berpuasa


y y y

Selalu berkumur-kumur Merasa makanan dengan lidah Berbekam kecuali perlu

Mengulum sesuatu

7. Hal yang membatalkan Puasa


y y y y y y y y

Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan Muntah dengan sengaja Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja kedatangan haid atau nifas Melahirkan anak atau keguguran Gila walaupun sekejap Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari Murtad atau keluar daripada agama Islam

8. Hari yang Disunatkan Berpuasa


y y y y

Hari Senin dan Kamis Hari putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam) Hari Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji Enam hari dalam bulan Syawal

9. Hari yang diharamkan Berpuasa


y y y y

Hari raya Idul Fitri (1 Syawal) Hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah) Hari syak (29 Syaaban) Hari Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)

C. PUASA DITINJAU DARI ASPEK KESEHATAN Dampak positif lainnya bagi tubuh, puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit terutamanya kegendutan yang menyebabkan timbulnya sub penyakit lain. Maka puasalah satu-satunya cara yang dapat memelihara anggota badan daripada semua penyakit kerana melaluinya unsur-unsur racun di

dalam makanan dapat dinetralkan setelah berpadu di antara satu sama lain. Sesungguhnya kesan lapar di dalam perubatan adalah lebih baik daripada penggunaan obat. Pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan, diantaranya yaitu : y Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan, Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi istirahat. y Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh. y Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. y Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh, y Meningkatkan fungsi organ tubuh Menurut Jalal Saour bahwa : berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung.(Jalal, Riyad,1990) D. PUASA MENURUT PARA AHLI PUASA memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah.

NO

NAMA AHLI

PENDAPAT

Allan Cott, 1. M.D.,

Dr. Yuri Nikolayev

Alvenia M. Fulton Riyad Albiby

and Ahmed Elkadi

Sulimami

Jalal Saour

Muzam MG, Ali M.N dan

Seorang ahli dari Amerika, telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku Why Fast membeberkan berbagai hikmah puasa, antara lain: a. To feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental). b. To look and feel younger (melihat dan merasa lebih muda). c. To clean out the body (membersihkan badan) d. To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak. e. To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks). f. To let the body health itself (membuat badan sehat dengan sendirinya). g. To relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa). h. To sharp the senses (menajamkan fungsi indrawi). i. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri). j. To slow the aging process (memperlambat proses penuaan). Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar abad ini Direktur Lembaga Makanan Sehat Fultonia di Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Mengatakan Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa. Mengatakan bahwa untuk penyakit seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan berbahaya, malah memberikan banyak manfaat (Sulimami, dll, 1988: 549-552) Berpendapat bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung.(Jalal, Riyad,1990) Berpendapat bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa

Husain

ramadhan terhadap asam lambung Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984) mengatakan dalam puasa (cleansing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing, building( toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang missing link dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula. Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia

Elson M. Haas M.D

E. PUASA DAPAT MENYEMBUHKAN BERBAGAI PENYAKIT Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya. Puasa dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.

a. FISIOLOGIS PUASA Selama hari-hari pertama puasa, tubuh membakar simpanan gula yang disebut glikogen. Setelah itu, tubuh mulai membakar lemak untuk bahan bakar, sementara otak terus memerlukan gula darah. Di hari selanjutnya, sejumlah jaringan otot dipecah menjadi asam amino yang kemudian diubah oleh hati menjadi glukosa untuk makanan otak. Setelah itu masuk kondisi yang disebut ketosis, ketika hati mengubah simpanan lemak menjadi zat kimia keton, yang dapat digunakan oleh otak, jantung, dan otot sebagai energi. Selama periode ini, mungkin berat badan berkurang sekitar 1 kg karena pembakaran lemak meningkat, racun-racun dari tumpukan lemak yang dilepaskan ke aliran darah dimetabolisme oleh hati dan ginjal. Umumnya, sepanjang periode inilah, ketika tubuh sudah beradaptasi dan tidak lagi kelaparan, terjadi peningkatan energi dan kesadaran rasa yang meningkat pula. Peningkatan ini juga mencakup pikiran dan jiwa yang semakin cerah. (Kompas Female.htm/2010) b. PUASA : TRILOGY NUTRISI Menurut Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984) .Dalam puasa (cleasing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari TRILOGY NUTRISI, balancing, building (toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang missing link dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula. Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti:  Manfaat puasa secara umum: y y Mengistirahatkan Saluran Cerna Bisa Menurunkan Berat Badan

y y y y y y y y y

Mencegah Hipertensi Meningkatkan Imunitas Menekan Kadar Kolesterol Mengendalikan Gula Darah Mempertahankan tubuh dari toksinasi Mencegah berbagai kemungkinan penyakit yg disebabkan oleh makanan Meningkatkan kesadaran rasa Melatih pikiran jernih (Psikologis terjaga) Membantu proses autolisis (proses autolisis yang oleh sebagian ahli dipandang sebagai program pengaturan mekanisme selular organ-organ tubuh ini, autolisis akan berfungsi dalam pembuangan sel-sel yang sudah rusak dan mati,)

(Erma D.K/Majalah Chic)

F. PUASA DAPAT MEMBENTUK PIKIRAN YANG POSITIF Puasa sering dilaksanakan sebagai ibadah yang melatih manusia untuk memperoleh kemampuan pengendalian diri. Kemampuan pengendalian diri merupakan ciri unik manusia yang membedakan dirinya dengan binatang. Kemampuan untuk dapat mengendalikan diri merupakan wujud dari sebuah kharakter yang tangguh. Dengan demikian, sebuah tesis yang bisa diajukan adalah bahwa puasa dapat menawarkan fungsinya sebagai pendidikan karakter. Sebelum mengiluminasi kontribusi puasa dalam pendidikan karakter, setidaknya dua terminologi

memerlukan elaborasi,yakni; pendidikan dan karakter. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah r.a , katanya Rasullullah bersabda Allah Azza wa Jalla berfirman: Setiap amal anak Adam teruntuk baginya kecuali puasa, puasa itu adalah untuk Ku dan Aku akan memberinya pahala. Puasa itu perisai. Apabla kamu puasa janganlah kamu rusak puasamu itu dengan

sanggama dan jangan menghina orang. Apabila kamu yang dihina atau dipukul orang, maka katakanlah :Aku puasa, Demi Allah yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya,

sesungguhnya bau mulut orang puasa lebih harum disisi Allah pada hari kiamat kelak dari pada bau kesturi. Dan bagi orang puasa ada dua kegembiraan. Apabila dia berbuka dia gembira dengan bukaannya dan apabila dia menemui Tuhannya (meninggal) dia gembira dengan puasanya. (Muslim:hadist 1117) Allah juga berfirman tentang puasa dalam beberapa ayat dalam Al-Quran sebagai berikut: Bahwa Puasa adalah wajib hukumnya agar kita dapat menjadi orang yang bertaqwa. Dalam Alquran Qs Al-Baqarah 2:183.Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa Menurut Quraish Shihab puasa yang dilakukan umat Islam digaris bawahi oleh Al-Quran sebagai bertujuan untuk memperoleh taqwa, Tujuan tersebut tercapai dengan menghayati arti puasa itu sendiri. Memahami dan menghayati arti puasa memerlukan pemahaman terhadap dua hal pokok menyangkut hakikat manusia dan kewajiban di bumi, Pertama, manusia

diciptakan Allah dari tanah, kemudian dihembuskan kepadaNya Ruh ciptaan-Nya dan diberi potensi untuk mengembangkan dirinya hingga mencapai satu tingkat yang menjadikannya

wajar untuk menjadi khalifah (pengganti) Tuhan dalam memakmurkan bumi ini, menurut hadis pula bahwa tuhan menciptakan manusia menurut petanya, dalam arti memberikan

potensi untuk memiliki sifat-sifat sesuai dengan kemampuannya sebagai mahluk. Menurut Muhammad Ali As-Shabuni sedikitnya mempunyai empat hikmah yaitu: y Sarana Pendidikan bagi manusia agar tetap bertaqwa, membiasakan diri untuk patuh, terhadap perintah Allah SWT, penghambaan diri terhadap Allah SWT. y PendidIkan jiwa dan membiasakan diri untuk tetap sabar dan tahan terhadap segala penderitaan demi menempuh dan melaksanakan perintah Allah. Menahan diri dari segala keinginan dan hawa nafsunya y Merupakan sarana menumbuhkan sayang dan rasa persaudaraan terhadap orang lain sehingga terdorong membantu dan menyantuni orang yang tidak berkecukupan. y Dapat menanamkan dalam diri manusia perintahnya rasa takwa kepada Allah SWT dengan dalam ensiklopedia islam bahwa puasa

senantiasa menjalankan terang-terangan.

dalam keadaan

sembunyi-sembunyi maupun

Dari beberapa hikmah dari puasa itu sendiri, puasa mampu memberikan manfaat yang signifikan pada kemampuan mental atau jiwa yang mana dari suplay positif itu puasa mampu mengelola cara berpikir dalam otak sehingga memiliki pengendalian yang tinggi. Maka dari situlah tercipta algoritma penikiran yang positif, yang terbangun kokoh. Ditambah lagi, puasa dalam konteks agama memang dianggap memiliki nilai spiritualitas yang tinggi. Adapun beberapa manfaatnya adalah : y y y y y Melatih Kesabaran Melatih diri untuk mengendalikan diri dari hal-hal negatif (Amarah, dengki, dll) Menguatkan kemauan Mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri Mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri, yang ini merupakan hikmah puasa yang paling utama. Firman Allah Ta ala : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Al-Baqarah: 183) y y Mengosongkan Hati Hanya Untuk Berfikir Dan Berdzikir. Hubungan psikologis berupa komunikasi dengan Allah akan meningkat pesat

BAB V ROKOK DAN KESEHATAN A. Rokok Menurut Pandangan Islam Menurut para ulama pendapat-pendapat tentang haram tidaknya suatu rokok dapat dijelaskan dengan beberapa hukum menurut Syari, hasilnya terdapat berbagai macam pendapat, sebagain ulama mengharamkannya, sebagian memakruhkan, sebagian membolehkan, sebagian ulama tidak menentukan dan menetapkan hukumnya tapi menjelaskannya secara terperinci dan sebagian ulama lagi mengambil jalan diam dan tidak membahas masalah tersebut. 1. Pendapat yang mengharamkan Mereka berpendapat bahwa rokok hukumnya adalah Haram menurut Syari, pendapat ini dinisbahkan kepada Syaikhul islam Ahmad As Sanhuri Al Bahuti Al Hanbali Al Mashri, Syaikhul Al Malikiyah Ibrahim Allagani, Abul Ghaits Al Qasyasy Al Malikiy, Najmuddin bin Badruddin bin Mufassir Al quran Assyafii, Ibrahim bin Jaman dan muridnya Abu Bakr bin Ahdal Al Yamani, Abdul Malik Al Ishami, Muhammad bin Alamah, Assayyid Umar Al Bashri, Muhammad Al Khawaja dan Assayyid Saad Al Balkhi Al Madani. (Alasan dan dalil dalil mereka tentang pengharamannya kembali ke tiga pokok permasalahan yang diakibatkan oleh rokok tersebut, yaitu) : 1. Memabukkan : yaitu benar-benar menutupi akal dan menghilangkannya,

memabukkan perokok dengan menyempitkan akal serta nafasnya,. 2. Melemahkan : melemahkan si perokok dan membuatnya malas dalam bekerja, juga 3. Narcolepsy : yaitu penyakit yang ditandai dengan rasa ngantuk yang sangat kuat dan tak terkendali sebagaimana halnya orang dibius. 4. Berbahaya dan berdampak negative ada dua macam : Dampak terhadap tubuh dan Dampak terhadap keuangan. 2. Pendapat yang memakruhkannya

Pendapat ini mengatakan bahwa rokok menurut hukum syari adalah makruh, dan pendapat ini dinisbahkan kepada Syaikh Abu Sahal Muhammad bin Al Waidz Al hanafi dan pengikutnya. Adapun alasan dan dalil mereka tentang pemakruhannya sebagai berikut : 1. Perokok itu tidak akan terlepas dari bahaya. 2. Kekurangan dalam harta, 3. Rokok akan menyibukkan si perokok 4. Rokok akan membuat si perokok itu lemah 3. Pendapat yang membolehkannya Pendapat ini mengatakan bahwa hukum rokok menurut syari adalah mubah (boleh), pendapat ini dinisbahkan kepada Al Alamah Asyeikh Abdul Ghani Annablisi dan Syeikh Mustafa Assuyuti Arrahbani. Adapaun dalil dan alasan mereka tentang bolehnya rokok yaitu Al Ashlu Minal Asyai Al Mubah, asal dari segala sesuatu itu adalah Mubah (boleh) sebelum ada dalil Syari yang sharih yang mengharamkannya. Mereka mengatakan bahwa orang-orang yang menuding rokok itu memabukkan dan melemahkan adalah tidak benar, karena mabuk adalah hilangnya akal yang dibarengi oleh gerakan tubuh sedangkan narcolepsy adalah hilangnya akal tidak sadarkan diri, dan kedua hal tersebut tidak terdapat dan terjadi pada si perokok, sehingga tidak dibenarkan untuk mengharamannya. Adapun masalah pemborosan dan

menghambur hamburkan uang bukan hanya dalam hal rokok dan masih banyak hal lain yang lebih besar dimana dihambur hamburkannya uang. 4. Pendapat yang tidak menetapkan hukumnya tapi menjelaskannya secara terperinci Pendapat ini tidak menentukan dan menetapkan hukumnya merokok namun menjelaskannya secara terperinci, mereka mengatakan bahwa tembakau pada dasarnya adalah tumbuhan yang suci tidak memabukkan dan tidak membawa mudharat, hukum asalnya adalah mubah dan hukum tersebut bisa berubah ubah dalam hukum syari sesuai dengan keadaan dan kondisi. Jika seseorang merokok namun tidak berdampak negatif terhadap akal dan badannya maka hukumnya adalah Mubah (boleh). Jika rokok

berdampak negatif dan membahayakan si perokok maka hukumnya adalah Haram, sama halnya dengan larangan mengkonsumsi madu jika madu tersebut berdampak negatif bagi pengkunsumsinya. Jika rokok itu bermanfaat, digunakan untuk penangkal mudharat atau sebagai obat, maka hukum merokok itu adalah wajib. 5. Pendapat Ulama Modern 1. Syeikh Hasanain Makhluf (mantan Mufti Mesir), mengatakan bahwa asal dari hukum merokok adalah Mubah kemudian menjadi haram dan makruh karena beberapa hal, diantaranya adalah adanya dampak negatif yang ditimbulkan oleh rokok baik mudharatnya sedikit atau banyak terhadap diri dan harta dan membawa ke kerusakan. 2. Al Alamah Asyeikh Muhammad bin Mani, ulama besar Qatar dan sebagaian besar ulama Najd mengharamkannya. 3. Assyeikh Mahmud Syaltut (Syaikhul Azhar) dalam fatawanya mengatakan : Meskipun tembakau tidak memabukkan dan tidak merusak akal namun mempunyai dampak yang sangat negatif yang dirasakan oleh perokok terhadap kesehatannya dan juga dirasakan oleh perokok pasif. Ilmu kedokteran telah menjelaskan mudharat yang ditimbulkan oleh rokok sehingga tidak diragukan lagi kalau rokok adalah penyakit . 6. Resiko Bagi Perokok Peneliti di Amerika Serikat menemukan fakta baru mengenai risiko merokok. Kini tak hanya perokok aktif (yang merokok) atau si perokok pasif (yang hanya menghirup asap rokok), keturunan sang perokok pun ikut terkena imbasnya.  Christopher Amos, seorang profesor dari pusat kanker di Houston Amerika Serikat menyatakan bahwa risiko merokok menjadi berlipat ganda ketika sang perokok berat memiliki keturunan.  Menurut Christoper, keturunannya itu akan mengalami kelainan genetik yang menyebabkan kecanduan merokok pada si anak. Anak seorang perokok berat kemungkinan besar akan menjadi perokok berat juga. Tak sampai disitu, sang anak juga berisiko terjangkit penyakit kanker paru-paru. Kelainan gen yang disebabkan rokok membuat risiko kanker paru-paru pada anak menjadi besar.

Merokok menyebabkan sekitar 90% dari kanker paru-paru. Ini juga menyebabkan Kanker di banyak bagian lain dari tubuh, seperti: y Mulut ,Bibir ,Tenggorokan ,Kotak suara (laring) ,Esofagus (tabung antara mulut) Merokok kerusakan hati dan sirkulasi darah, meningkatkan risiko kondisi seperti: y Penyakit jantung koroner ,Serangan jantung

BAB IV SEKSUALITAS DALAM KONTEKS AGAMA DAN KESEHATAN A. DIFENISI SEKS Menurut Para Ahli : Drever (dalam Jersild, 1978), menyatakan seks suatu perbedaan yang mendasar berhubungan dengan reproduksi, dalam satu jenis yang mambagi jenis ini menjadi dua: bagian yaitu jantan dan betina yang mana sesuai dengan sperma (jantan) dan sel telur (betina) yang diproduksi.  Pengertian Seksualitasa/ Semua yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk  seksual.: emosi ,kepribadian ,sikap dll  arty kata dari seks: Jenis kelamin, Reproduksi seksual ,Organ seks ,Rangsangan / gairah seksual ,Hubungan seks B.  SEKSUALITAS DALAM ISLAM Seks adalah kebutuhan dasar manusia yang telah menjadi fitrahnya

 Yang Bertujuan: - Dipeliharanya nasab (keturunan), sehingga mencapai jumlah yang ditetapkan menurut takdir Allah. -Mengeluarkan air yang dapat mengganggu kesehatan badan jika ditahan terus. -Mencapai maksud dan merasakan kenikmatan, sebagaimana kelak di surga.-Ditambah lagi mengenai manfaatnya, yaitu: Menundukkan  Abu Hamid Al-Ghazali, ahli fiqih dan tasawuf dalam kitab Ihya mengenai adab bersetubuh, beliau berkata: y y Disunnahkan memulainya dengan membaca Bismillahirrahmaanir-rahiim dan berdoa Dalam suasana ini (akan bersetubuh) hendaknya didahului dengan kata-kata manis, bermesra-mesraan dan sebagainya; dan menutup diri mereka dengan selimut, jangan telanjang menyerupai binatang. Sang suami harus memelihara suasana dan menyesuaikan diri, sehingga kedua pasangan sama-sama dapat menikmati dan merasa puas.(Islam lebih dulu membahas tentang forepaly ).

C.

PERSIAPAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM

Nikah adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat penting, suatu mitsaqan ghalizan (perjanjian yang sangat berat): -Persiapan spiritual/moral (Kematangan visi keislaman) -Persiapan konsepsional (sebagai sarana dakwah) -Persiapan kepribadian -Persiapan Fisik Persiapan Material Langkah-langkah yang ditempuh dalam kaitannya untuk memilih calon: o baik agamanya. o Mengkondisikan orang tua dan keluarga , o Mengkomunikasikan kesiapan untuk menikah dengan pihak-pihak yang dipercaya Kesiapan seorang muslimah dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang dipercaya, agar dapat turut membantu langkah-langkah menuju proses selanjutnya. o Taaruf (Berkenalan) o Bermusyawarah dengan pihak-pihak terkait , o Istikhoroh , o Khitbah , Dalam Islam, wanita yang sudah dikhitbah oleh seorang lelaki, maka tidak boleh untuk dikhitbah oleh lelaki yang lain. Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Janganlah kamu mengkhitbah wanita yang sudah dikhitbah saudaranya, sampai yang mengkhitbah itu meninggalkannya atau memberinya izin (HR. Muttafaq alaihi). D. 1. LARANGAN HIDUP BERKELAMIN ONANI / MASTURBASI : Onani atau masturbasi adalah cara yang dilakukan untuk memuaskan hasrat atau nafsu birahi manusia dengan cara menggosok dengan tangan atau dengan menggunakan alat lain pada alat kelamin.  Masturbasi adalah menyentuh, menggosok dan meraba bagian tubuh sendiri yang peka sehingga menimbulkan rasa menyenangkan untuk mendapat kepuasan seksual (orgasme) baik tanpa menggunakan alat maupun menggunakan alat.

 Sedangkan onani mempunyai arti sama dengan masturbasi. Namun ada yang berpendapat bahwa onani hanya diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan istilah masturbasi dapat berlaku pada perempuan maupun laki-laki. (sumber : situs.kesrepro.info) Berikut ini adalah akibat yang dapat terjadi dari terlalu sering melakukan onani atau masturbasi y y y y y y Melemahkan alat kelamin. Bagi perempuan, dapat mengakibatkan lecet pada dinding vagina. Dapat membuat urat-urat tubuh melemah. Onani atau masturbasi dapat menyebabkan ejakulasi dini terutama pada laki-laki. Alat vital dapat mengalami pertumbuhan yang tidak normal, misalnya pada Onani dan masturbasi dapat menyebabkan berkurangnya kepekaan penglihatan. Hal ini disebabkan karena kontraksi otot disekitar mata ketika orang melakukan onani atau masturbasi berlebihan dan mengganggu sistem saraf pada mata. y y 2. Meningkatnya sakit pada persendian tubuh. Pada wanita onani atau masturbasi dapat menyebabkan infeksi alat kelamin HOMO SEKSUAL ( LESBI/GUY)

Ketika seseorang menyebutkan homoseksual, kata-kata homoseksual ini dapat mengacu pada tiga aspek : - Orientasi Seksual / Sexual Orientation DAN - Perilaku Seksual / Sexual Behavior - Identitas Seksual / Sexual Identit PROSES DAN YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA HOMOSEKSUAL 1. Biologis. 2. Lingkungan dan 3. Interaksi antara biologis dan lingkungan (LeVay, 1996; Whitehead & Whitehead, 1999).

3.

SODOMI Sodomi/anal sex/semburit= Berasal dari kata Sodom/Shadum, salah satu kota yang warganya menjadi umat dakwah nabi Luth as, saat ini letaknya di sekitar Laut Mati, sebuah tempat yang menjadi saksi kemurkaan Tuhan dan ditandai dengan letaknya terendah di muka bumi ini dan tidak dapat didiami oleh mahluk hidup. Sodomi artinya perbuatan penduduk kota Sodom, yaitu salah satu jenis hubungan seksual penetratif, dimana puncak kepuasan seksual dilakukan dengan cara memasukkan penis ke dalam anus. Biasanya dilakukan oleh sesama laki-laki, meski bisa saja laki-laki menyodomi wanita.

E.

PANDANGAN ISLAM MENGENAI HIDUP BERKELAMIN

1. ONANI/MSTURBASI Para ulama madzhab Maliki, Syafii dan Zaidiyah berpendapat bahwa onani adalah haram  Para ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa onani hanya diharamkan dalam keadaankeadaan tertentu dan wajib pada keadaan yang lainnya  Para ulama madzhab Hambali berpendapat bahwa onani itu diharamkan kecuali apabila dilakukan karena takut dirinya jatuh kedalam perzinahan atau mengancam kesehatannya sementara ia tidak memiliki istri atau budak serta tidak memiliki kemampuan untuk menikah, jadi onani tidakla  Ibnu Hazm berpendapat bahwa onani itu makruh dan tidak ada dosa didalamnya karena seseorang yang menyentuh kemaluannya dengan tangan kirinya adalah boleh menurut ijma seluruh ulama. sehingga onani itu bukanlah suatu perbuatan yang diharamkan. Firman Allah swt  peperangan. Mujahid mengatakan bahwa orang-orang terdahulu memerintahkan para pemudanya untuk melakukan onani untuk menjaga kesuciannya. Begitu pula hukum onani seorang wanita sama dengan hukum onani seorang laki-laki. (Fiqhus Sunnah juz III hal 424 426)

(Dari pendapat-pendapat para ulama diatas tidak ada dari mereka yang secara tegas menyatakan bahwa onani sama dengan zina yang sesungguhnya. Namun para ulama mengatakan bahwa perbuatan tersebut termasuk kedalam muqoddimah zina (pendahuluan zina) firman Allah swt  Artinya : dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Israa : 32)

2. HOMOSEKSUAL Homoseksual dan Lesbian  Kelainan seksual yang dalam Islam ini sering disebut al faahisyah (dosa besar) yang sangat menjijikkan dan bertentangan dengan kodrat dan tabiat manusia. Oleh karenanya para ulama sangat mengutuk, mengecam dan mengharamkannya.  Dalam bahasa arab kedua-duanya di namakan al liwath. Pelakunya di namakan al luthiy (lotte).  Namun Imam Al-Mawardi membedakannya. Beliau menyebut homoseksual dengan liwath dan lesbian dengan sihaq atau musaahaqah. (lihat : al hawi al kabir karya al mawardi : juz :13 hal : 474-475)  Ibn Qudamah Al Maqdisi menyebutkan bahwa penetapan hukum haramnya praktik homoseksual adalah Ijma (kesepakatan) ulama, berdasarkan nash-nash Al-Quran dan AlHadits. [al mughni juz :10 hal : 155]. F. HUKUM TAHMIDH (ANAL SEKS) TERHADAP ISTERI

Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa taala telah menghalalkan bagi seorang suami untuk menggauli istrinya dengan sekehendaknya. Akan tetapi, Allah Subhaanahu wa taala tidak menjadikan hal itu secara mutlak, diperbolehkan bagi lelaki mendatangi istri pada kemaluannya dalam keadaan ia suci dan terhindar dari haid (menstruasi) serta nifas, baik ia mendatanginya dari arah depan maupun dari arah belakang, yang penting ia tidak melewati kemaluan istrinya sampai pada duburnya,

 Shallallaahu alaihi wasallam bersabda kepada para wanita Anshar,: kemaluan saja.  Dan beliau Shallallaahu alaihi wasallam pantat) dan haid. juga bersabda:

artinya : Lubang yang satu.(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi.) Maksudnya adalah

artinya Mengarahlah dari depan dan belakang, jauhilah dubur (lubang  Ada seorang lelaki bertanya kepada Ali tentang mendatangi istri pada duburnya, lalu beliau menjawab: Engkau rendah, semoga Allahk merendahkanmu.  Tidakkah engkau mendengar firman Allah Subhaanahu wa taala : (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu , yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? (QS. AlAraf [7]:

BAB V KLONING, TRANSPLANTASI ORGAN DAN BANK MATA A. DEFINISI

KLONING dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan.  Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.  Kata ini diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani, ("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif. 1. 2. Macam Kloning: Kloning DNA (DNA Cloning Kloning Kesehatan (Terapeutic Cloning) Kloning Reproduksi (Reproductive Cloning Manfaat Kloning: Memproduksi organ tubuh untuk keperluan transplantasi Menghindarkan atau menolak penyakit Memecahkan masalah reproduksi (tidak dapat memiliki keturunan) Mendapatkan organisme unggul Membangkitkan kembali species yang telah punah

B. a.

TRANSPLANTASI ORGAN Definisi Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ

dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang yang masih hidup ataupun telah meninggal. b. Jenis-Jenis Transplantasi

Kini telah dikenal beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan, baik berupa cel, jaringan maupun organ tubuh yaitu sebagai berikut: 1. Transplantasi Autologus : Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi 2. Transplantasi Alogenik Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga 3. Transplantasi Singenik : Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada gambar identik 4. Transplantasi Xenograft : Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya. Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak, C. a. ASPEK HUKUM KLONING, TRANSPLANTSI DAN BANK MATA Humum Kloning : 1. haram 2. Mubah 3.

b.

Bioetika Kloning Dalam Kesehatan 1. Kloning Untuk Keperluan Reproduks 2. Kloning Untuk Keperluan Pengobatan 3. Kloning Untuk Keperluan Konservasi

c. 1.

Hukum Transplantasi Transplantasi organ ketika masih hidup donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tersebut tidak mengakibatkan

kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung, limpha atau paru-parunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan orang lain membunuh dirinya; meski dengan kerelaannya. 2. Transplantasi Organ yang dilakukan setelah mati Haram terdapat keharusan untuk menjaga kehormatan si mati serta adanya larangan untuk menyakitinya sebagaimana larangan pada orang yang hidup. Rasulullah saw bersabda: Mematahkan tulang orang yang telah mati sama hukumnya dengan memotong tulangnya ketika ia masih hidup. Darurat Mengenai keadaan darurat yang telah dijadikan alasan oleh aparat negara, jajaran humas serta muftinya yang membolehkan transplantasi; hal tersebut membutuhkan kajian tentang keadaan darurat serta penerapannya pada masalah transplantasi organ.

d.

Hukum Bank Dan Cangkok Mata Cangkok mata 1. Haram 2. Mubah

Bank mata Hukumnya Bank Mata adalah sama hukumnya pencangkokan mata. Sebagaimana

keterangan dan penjelasan di atas. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh yang berbunyi : Instrumen (sarana) penetapan hukumnya sama dengan tujuan hukum itu sendiri. .

BAB VI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN PENGERTIAN KESEHATAN A. PENGERTIAN Telah disinggung bahwa dalam tinjauan ilmu kesehatan dikenal beberapa berbagai jenis kesehatan, yang diakui oleh pakar-pakar Islam. Ada beberapa rumusan tentang kesehatan anatara lain sebagai berikut : y Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah memperbaiki kondisi manusia, baik jesmani, rohani, ataupun akal, soaial dan bukan dan bukan semata-mata memberantas penyakit. y Organisasi Kesehatan se-Dunia (WHO, 1984) menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Bila sebelumnya pada tahun 1947 WHO memberikan batasan sehat hanya dari 3 aspek saja, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat dalam arti mental (psikologik/psikiatrik) dan sehat dalam arti sosial; maka sejak 1984 batasan tersebut sudah ditambah dengan aspek agama (spiritual), yang oleh American Psychiatric Association dikenal dengan rumusan. y Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam musyawarah Nasional tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan jasmaniyah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunua Alloh yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-nya), dan memelihara serta mengembangkannya. y Kesehatan adalah keadaan pada mahluk hidup, guna mempungsikan seluruh organ tubuhnya secara harmonis. Untuk manusia pengertian kesehatan dapat diartikan kesempurnaan keadaan jesmani, ruhani dan sosial. B. ASPEK ASPEK KESEHATAN YANG TERKANDUNG DALAM SYAREAT ISLAM Bab-bab pokok yang terkandung dalam syariat islam tentang kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Sanitation and personal hygiene (kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan). Hal tersebut meliputi meliputi kebersihan badan, tangan, gigi, kuku dan rambut. Demikian juga kebersihan lingkungan, jalan rumah, tata kota, saluran irigasi, sumur serta tebingtebingnya.

2. Epidemiologi (Prepatif Penyakit Menular). Hal tersebut dilakukan melalui karantina, pemeliharaan kesehatan, tidak memasuki daerah yang terjangkit penyakit wabah penyakit juga tidak keluar dari tempat tersebut. Mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya, berobat kedokter, dan mengikuti semua petunjuk Preventif dan terapinya. 3. Merarangi binatang Melata, serangga, dan newan yang menularkan penyakit, Karena diperintahkan untuk membunuh tikus, kalajengking dan musang serta membunuh serangga yang berbahaya katak, kutu dan lalat. 4. Nutrition (Kesehatan Makanan) Masalah ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut : a. Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jesmani, seperti tumbuh-tumbuhan, daging binatang darat, daging binatang laut segala sesuatu yang dihasilkan dari daging, madu, kurma, susu, dan semua yang bergizi. b. Tata makanan Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makanan, makan bukan karena lapar higga kekenyangan, diet ketika sedang sakit, memerintahkan puasa agar perut dan usus besarnya dapat beristirahat dan tidak berbuka puasa dengan berlebih-lebihan atau melampaui batas. c. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti bangkai, darah dan daging babi. 5. Sex Hygiene (Kesehatan seks) Hal inimeliputi hal-hal yang berkaitan dengan seks, Embrio dan pengembangannya, pendidikan seks, cara memulih istri bahkan sampai program pendidikan tentang hubujngan seks yang aman. Demikian juga tentang kebesihan seks, seperti mandi setelah bersetubuh, istinja (berduci) setelah kencing dan buang air besar, tidak menggauli istri ketika sedang haid, tidak melakukan persinaan atau onani. Diperbolehkan talak dan poligami dalam perspektif kesehatan bagi orang yang mampu. 6. Mental and Psychic Hygiene (Kwsehatan Mental dan Jasmani)

Yakni ajaran-ajaran yang digunakan untuk mencegah sebab terjadinya stres. Untuk itu Islam mengajarkan iman (percaya) kepada Alloh dan bersabar dalam menghadapi berbagai penyakit yang kritis, tidak putus asa (bunuh diri), kehilangan kepercayaan atau zalim. Demikian pula islam mengajarkan untuk tolong menolong, kasih mengasihi sesame untuk meringankan beban hidupnya. Islam juga melarang seg sesuatu yang dapat merusak tatanan masyarakat seperti judi, riba, dan yang menimbulkan keributan. Islam juga melarang segala benda yang dapat menghilangkan kesadaran dan melemahkan intuisi, seperti Khamar (minuman keras) dan sebagainya.

7. Body Building (Bina Raga) Islam mendorong ummatnya memliki keterampilan dan olahraga, seperti menunggang kuda, renang, memanah, gulat dan perlombaan dengan segala macam olahraga yang bermamfaat. 8. Occupational Midicini (Kesehatan Kerja) Yang dimaksud dengan Occupational Midicine (Kesehatan Kerja) yaitu jaminan untuk menjaga upah pekerja, petani atau pembantu rumah tangga, menjaga buruh dari hal-hal yang membahayakan dalam bekerja, termasuk proses pengobatan, penyembuhan temapat tinggal yang sehat, batas jam kerja, uang lembur pada setiap penambahan jam kerja dan memberikan upah sebelum kering keringatnya. C. KESEHATAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan. Islam agama yang indah, agama yang cinta dengan kebersihan. Sudah pasti, Islam akan selalu memperhatikan dalam menjaga kesehatan lingkungan dalam arti luas. Islam tidak hanya menjaga kesehatan lingkungan dirinya, rumahnya, dan sekitar tetangganya. Akan tetapi, memperhatikan pula dalam menjaga kesehatan lingkungan dalam memilih, baik dalam memilih calon pendamping, calon pemimpin, dan tempat bekerja. Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara Islami merupakan sarana penting bagi muslim untuk mengenal dan menyadari lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pembinaan lingkungan. Sebagai mayoritas penduduk Indonesia, muslim mempunyai kewajiban dan peran yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan tersebut. Dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran yang mendalam

bahwa Islam sangat memperhatikan lingkungan dan kesehatan. Hal ini membutuhkan peran pendidik, ulama, dan tokoh masyarakat untuk menanamkan pengetahuan dan kesadaran tersebut kepada masyarakat. Alloh telah menunjukkan kepada manusia terjadinya siklus cuaca dan bagaimana hujan itu diturunkan kebumi, dan bagaimana tumbuhan hidup yang tiada lain agar manusia dapat menggali dan mempelajari. Air merupakan salah satu sumber kehidupan dan manusia dilarang untuk saling menguasai satu dengan yang lain. Dan juga dilarang merusak lingkungan (Bumi). Baik buruknya kualitas lingkungan akan berpulang kepada manusia yang mendiami muka bumi ini dan kemudian memamfaatkannya. Apabila manusia mampu memelihara lingkungan dengan baik, maka akan baik pula kehidupan ini, begitu pula sebaliknya jika manusia merusaknya maka malapetaka yang akan timbul menimpanya. Seperti bencana ; Banjir, wabah penyakit menular dan polusi udara. Antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Fisik Biologis Sosial Kultural Dan juga spiritual Lingkungan Interna maupun Eksterna akan mempengaruhi sikap dan prilaku manusia

termasuk persepsinya terhadap sehat dan sakit. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkungannya serta tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya tersebut. Dan Alloh berfirman yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa , dan janganlah kamu menghalangi mereka nikah dan menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagaian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bagi mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan gaulilah mereka (istri-istri kamu) secara makruf (baik dan benar). Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai Unsur lingkungan dibagi dalam dua bagian yaitu ;

 Lingkungan Internal dan lingkunagn Eksternal. 1. Lingkungan Internal meliputi : a) b) c) d) Genetika Struktur pungsi tubuh Psikologis Dan Interna spiritual

2. Lingkungan Eksternal yaitu lingkungan disekitar manusia baik : a) Biologis b) Fisik c) Sosial d) spiritual  Adapun yang dimaksud dengan lingkungan interna ialah : lingkungan yang berada dalam diri manusia yang meliputi unsur genetika, struktur dan pungsi tubuh. 1. Lingkungan interna a. Genetika Adapun yang dimaksud dengan genetika adalah lingkungan dalam diri manusia yang mempengaruhi unsur-unsur sifat dan struktur tubuh. Untuk menjaga keutuhan dan kesempurnaan struktur pungsi tubuh. Islam telah mengajarkan sesuatu, pedahal Alloh menjadikan padanya kebaikan yanag banyak. (Qs. An-Nisa(4):19). Rasulalloh bersabda; pilihlah tempat bersemaian benihmu dari mereka yang baik karena pada keturunan itu akan mengendap siakap orang tuanya. (HR. Ibnu Majah) b. Struktur dan Fumgsi Tubuh Struktur dan fungsi tubuh merupakan lingkungan yang berada dalam diri manusia, didalamnya berisi tulang belulang, daging dan darah. Itu semua harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Alloh berfirman yang artinya : Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sesuatu saripati (berawal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (Rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah : lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang : kemudian kami jadikan mahluk (berbentuk) lain. Maka maha sucilah Alloh, pencipta yang paling baik. Kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu semua benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) dihari kiamat. (QS. AlMuminun (23): 12-16) Rasulalloh bersabda : Tiap jazad yang tumbuh dari yang haram maka mereka lebih utama baginya. (HR, At-Tirmidzi).

c. Psikologis Psikologis merupakan lingkungan internal dalam diri manusia yang memiliki peran penting dalam pengendalian diri manusia, sehingga manusia senantiasa berada dalam ketaqwaan, ketentraman, kesucian melalui pendekatan diri kepada Alloh. Alloh berfirn yang artinya : (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh, ingatlah dengan hanya mengingat Alloh hati menjadi tentram. (QS. Ar-Raad (13) :28). Di ayat lain, Alloh juga berfirman : Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Alloh mengilhami kepada jiwa itu (jalan) kefasikun dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams (91): 7-10) d. Spiritual Lingkungan internal spiritual (kesucian hati : bebas dari syirik, tidak berdusta dan bersikap tawadhu) merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia karena sebagai modal dasar keimanan. Fungsi lingkungan internal spiritual ini memberikan nuansa keimanan dalam melaksanakan profesi keperawatan. Untuk menciptakan lingkungan internal spiritual maka seoarang perawat memiliki karakter : 1. Senantiasa menjaga kesucian hatinya. Alloh berfirman yang artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotori jiwanya. (QS. Asy-Syams (91): 9-10) 2. Jujur Rasulalloh bersabda : Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan (taat) dan kebaikan itu membawa kesurga. Dan sesorang membiasakan dirinya berkaca benar hingga tercatat disisi Alloh Siddiq. Dan dusta membawa kepada keburukan, sedang keburukan membawa keneraka. Dan seseorang yang suka berdusta hingga tercipta disisi Alloh pendusta. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 3. Tawadhu Rasulalloh bersabda : Barang siapa yang bersikap tawadhu karena Alloh, niscaya Alloh akan mengangkat derajatnya. (HR.. Abu Naim) 2. Lingkungan eksternal Adapun yang dimaksud dengan lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar diri manusia yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan profesi keperawatan. Didalamnya terdiri dari unsur biologis, fisik, sosial dan spiritual. a. Biologis

Lingkungan eksternal biologis adalah segala mahluk hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dia mempengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kesehatan diantaranya proses penularan penyakit. Pada lingkungan biologis terjadi proses perkembang biakan penyakit (reservoir) dan penular (agent). Untuk itu pemeliharaan kebersihan merupakan aspek penting dalam mencegah segala penyakit yang ditimbulkannya. Dan Alloh berfirman yang artinya :Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) untuk orang-orang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan kepada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian siang dan malam dan hujan yang diturunkan Alloh dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air itu bumi sesudah matinya, dan pada perksaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang berakal. Itulah ayat-ayat Alloh yang kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya: Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Alloh dan keterngan-keterangannya. Kecelakaan berasal dari orang-orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. (QS. Al-Jatsiyah (45): 3-7) Rasulalloh bersabda : Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang dapat kamu lakukan. Sesungguhnya Alloh telah menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang memelihara lingkungan. (HR. Ath-Thabrani). b. Fisik lingkungan fisik adalah lingkungan eksternal yang selain mahluk hidup dan berada disekitar manusia didalamnya terdiri unsur tanah, udara, api, air dan benda-benda mati lainnya. Dia juga mempengaruhi kesehatan manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung bila lingkungan fisik dalam keadaan tidak stabil, misalnya pencemaran, pengrusakan dan pengotoran. Oleh sebab itu pemeliharaan dan pemamfaatan yang sesuai dengan ketentuan Ilahi akan mampu mencegah timbulnya penyakit. Alloh berfirman yang artinya : (Ingatlah), ketika Alloh menjadikan kamu mengantuk sebagai seatu penentraman dan Alloh menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan,dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh kaki (mu). (QS. Al-Anfal (8): 11). Rasulalloh selalu mendorong kaum muslimin untuk rajin membersihkan lingkungan jalan disekitarnya. Dan beliau bersabda : Siapa menyebut nama Alloh dan mengangkat batu, pelepah pohon dan tulng belulang dari tempat berlalunya manusia, maka sama halnya ia berjalan, dan sungguh ia menjauhkan diri dari api neraka. Dan jauhilah olehmu akan tiga hal terkutuk yaitu : buang air besar pada saluran air, ditengah jalan dan jug ditempat berteduh. (HR. Abu Dawud) c. Sosial Lingkungan sosial adalah lingkungan eksternal yang memungkinkan terjadinya interaksi sesama manusia sehingga terbentuk tatanan masyarakat yang dinamis. Dengan adanya interaksi tersebut maka akan terjadi penularan penyakit antar sesama, terbentuknya pola hidup akibat prilaku yang saling mempengaruhi dan timbulnya nilai-nilai tentang kesehatan yang dianut oleh masyarakat.

Lingkungan sosial sangat mempengaruhi karakter ataupun prilaku sehat, untuk itu perlu diciptakan hubungan antar manusia yang sehat dan saling nasehat-menasehati dalam kebaikan. Dan juga itu Alloh berfirman : Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepadaTuhan kamu yang telah menciptakan kamu (Adam) dan yang menjadikan dari pada (Adam) itu pasangannya (istrinyaHawa) dan juga membiakkan dari keduanya Zuriyah/keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Alloh yang kamu selalu meminta dengan menyebut-nyebut namanya, serta peliharalah hubungan (ailaturrohim) kaum kerabat, karena sesungguhnya Alloh senantiasa mengawasi kamu. (QS. An-Nisa(4): 1) Di surah lain Alloh juga berfirman:Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan amal saleh dan nsehatnasehati supaya menantti kebenaran dan nasehat-nasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. AlAshr (103): 1-3) Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha mengenal. (QS. Al-Hujarat (49): 13). d. Spiritual Lingkungan eksterknal spiritual adalah lingkungan luar yang mendorong manusia untuk berprilaku sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Hal ini dapat diciptakan dengan : 1. Menggunakan alunan ayat suci Al-Quran. Rasulalloh bersabda ; : Tidak ada orang yang berkumpu disatu rumah Alloh untuk membaca dan mempelajari Al-Quran, keculi mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikelilingi oleh malaikat dan nama mereka disebut-sebut Alloh dikalangan para Malaikat. (HR. Abu Dawud) 2. Menjaga kebersihan Lingkungan a). Menjaga kebersihan rumah dan halaman. Rasulalloh bersabda. Sesungguhnya Alloh itu baik, menyukai sesutu yang baik (Alloh itu) bersih, menyukai sesuatu yang bersih, menyukai sesuatu yang muliaan, maka bersihkanlah rumahmu. (HR. At-Tirmidzi) b). Menjaga kebersihan jalan dan lingkungan. Rasulalloh bersabda : Siapa menyebut asma Alloh dan mengangkat batu, pelapah pohon dan tulang belulang dari tempat berlalunya manusia, maka sama halnya ia berjalan dan sesungguhnya ia telah menjauhkan diri dari api neraka. c). menjaga kebersihan tempat umum, seperti saluran air, jalan umum dan tempat berteduh. Rasulalloh juga bersabda : Jauhilah olehmu akan tiga hal terkutuk, yaitu buang air besar pada saluran air, ditengah jalan dan ditempat berteduh. d). Tidak meludah disembarang tempat: Oleh karena itu Rasulalloh bersabda : Meludah diatas tanah dalanm mesjid merupakan suatu kesalahan dan dendanya adalah menimbuninya.

Sekalipun yang disebut dalam Hadist diatas adalah mesjid, namun yang dikehendaki adalah lingkungan yang dimamfaatkan untuk kehidupan manusia. Karena Rasulalloh mengendikasikan demikian sebagaimana sabdanya : Dijadikan bumi untukku adalah sebagai mesjid dan suci. (bersih). (HR. Ahmad) 3. Menjaga ucapan atau tutur kata. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Alloh dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Alloh akan memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu dan barang siapa menaati Alloh dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab (33): 70-71).

D. TUNTUNAN KESEHATAN DALAM ISLAM Islam memberikan tuntunan yang benar, agar manusia tidak salah jalan dalam masalah kesehatan. Al-Quran dan Sunnah Nabi telah banyak memberikan penjelasan dan gambaran dalam urusan kesehatan yang meliputi : y Kesehatan Fisik y Kesehatan Mental dan Jiwa y Kesehatan Nutrisi y Kesehatan Masyarakat 1.Kesehatan Fisik. Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna dibanding makhluk yang lain. Allah berfirman dalam Al-Quran : Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (At-Tiin : 4). Kesungguhan Allah dalam menciptakan manusia dengan bentuk yang sedemikian bagusnya, telah menjadi keharusan bagi makhluknya untuk selalu menjaga kesehatan fisiknya. Allah melarang manusia membuat kerusakan terhadap apaapa yang telah diciptakan-NYA. Allah berfirman dalam Al-Quran: Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Al-Qasas : 77). Rasa syukur seseorang dapat dituangkan dengan menjaga kesehatan tubuh setiap hari. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan tubuh, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh oleh Allah dan Rosul-NYA, misalnya : mandi, menggosok gigi, memotong kuku, merawat rambut dan janggut, berwudhu dan berkhitan. 2. Kesehatan Mental dan Jiwa. Kesehatan mental dan jiwa tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan fisik. Sebab, ketika seseorang mengalami sakit secara fisik, terkadang merusak mental dan jiwanya, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kesehatan mental dan jiwa harus terus ditingkatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT. Berfirman : Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram (QS. Ar-Rad : 28) 3. Kesehatan Nutrisi. Dalam kesehatan nutrisi, Islam menganjurkan terhadap pemeluknya untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halalan thoyyiban (halal lagi baik). Halal adalah

suatu hal yang dibolehkan secara agama, sedangkan thoyyib adalah sesuatu yang baik pada dasarnya, tidak merusak fisik dan pikiran, dan harus memenuhi syarat dari segi kebersihan dan kesehatannya. 4. Kesehatan Masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial. Dia tidak dapat hidup sendiri tanpa keterkaitan atau campur tangan orang lain. Dia harus berinteraksi satu sama lainnya. Dengan hal tersebut, manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam segala hal. Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal (litaarofu). Melalui saling kenal ini, manusia akan beranak dan bertambah banyak. Begitu pula Rosulullah menganjurkan kepada umatnya untuk menghormati tetangganya. Betapa Islam menumbuhkan kebersamaan sehingga terciptalah masyarakat yang sehat.

BAB VII VISUM DALAM PANDANGAN ISLAM A. Pengertian Visum et repertum adalah istilah yang dikenal dalam Ilmu Kedokteran Forensik, biasanya dikenal dengan nama Visum. Visum berasal dari bahasa Latin, bentuk tunggalnya adalah visa. Dipandang dari arti etimologi atau tata bahasa, kata visum atau visa berarti tanda melihat atau melihat yang artinya penandatanganan dari barang bukti tentang segala sesuatu hal yang ditemukan, disetujui, dan disahkan, sedangkan Repertum berarti melapor yang artinya apa yang telah didapat dari pemeriksaan dokter terhadap korban. Secara etimologi visum et repertum adalah apa yang dilihat dan diketemukan. Menurut Staatsblad Tahun 1937 Nomor 350 Visum et repertum adalah laporan tertulis untuk kepentingan peradilan (pro yustisia) atas permintaan yang berwenang, yang dibuat oleh dokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti, berdasarkan sumpah pada waktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang sebaik-baiknya. Abdul Munim Idris memberikan pengertian visum et repertum adalah suatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan peradilan. Dari pengertian visum et repertum tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa visum et repertum adalah keterangan dokter tentang apa yang dilihat dan ditemukan dalam melakukan pemeriksaan barang bukti guna kepentingan peradilan. Jadi dalam hal ini visum et repertum merupakan kesaksian tertulis dalam proses peradilan. B. Jenis Visum et repertum

Sebagai suatu hasil pemeriksaan dokter terhadap barang bukti yang diperuntukkan untuk kepentingan peradilan, visum et repertum digolongkan menurut obyek yang diperiksa sebagai berikut : a) Visum et repertum untuk orang hidup.  Jenis ini dibedakan lagi dalam : 1. Visum et repertum biasa. Visum et repertum ini diberikan kepada pihak peminta (penyidik) untuk korban yang tidak memerlukan perawatan lebih lanjut. 2. Visum et repertum sementara. Visum et repertum sementara diberikan apabila korban memerlukan perawatan lebih lanjut karena belum dapat membuat diagnosis dan derajat lukanya. Apabila sembuh dibuatkan visum et repertum lanjutan. 3. Visum et repertum lanjutan. Dalam hal ini korban tidak memerlukan perawatan lebih lanjut karena sudah sembuh, pindah dirawat dokter lain, atau meninggal dunia. b) Visum et repertum untuk orang mati (jenazah). Pada pembuatan visum et repertum ini, dalam hal korban mati maka penyidik mengajukan permintaan tertulis kepada pihak Kedokteran Forensik untuk dilakukan bedah mayat (outopsi). 1. Visum et repertum Tempat Kejadian Perkara (TKP). Visum ini dibuat setelah dokter selesai melaksanakan pemeriksaan di TKP. 2. Visum et repertum penggalian jenazah. Visum ini dibuat setelah dokter selesai melaksanakan penggalian jenazah. 3. Visum et repertum psikiatri yaitu visum pada terdakwa yang pada saat pemeriksaan di sidang pengadilan menunjukkan gejala-gejala penyakit jiwa. 4. Visum et repertum barang bukti, misalnya visum terhadap barang bukti yang ditemukan yang ada hubungannya dengan tindak pidana, contohnya darah, bercak mani, selongsong peluru, pisau.

 Bentuk Umum Visum et repertum Agar didapat keseragaman mengenai bentuk pokok visum et repertum, maka ditetapkan ketentuan mengenai susunan visum et repertum sebagai berikut : 1. Pada sudut kiri atas dituliskan PRO YUSTISIA, artinya bahwa isi visum et repertum hanya untuk kepentingan peradilan. 2. Di tengah atas dituliskan Jenis visum et repertum serta nomor visum et repertum tersebut. 3. Bagian Pendahuluan, merupakan pendahuluan yang berisikan : 1. Identitas peminta visum et repertum. 2. Identitas surat permintaan visum et repertum. 3. Saat penerimaan surat permintaan visum et repertum. 4. Identitas dokter pembuat visum et repertum. 5. Identitas korban/barang bukti yang dimintakan visum et repertum. 6. Keterangan kejadian sebagaimana tercantum di dalam surat permintaan visum et repertum. 4. Bagian Pemberitaan, merupakan hasil pemeriksaan dokter terhadap apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti. 5. Bagian Kesimpulan, merupakan kesimpulan dokter atas analisa yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan barang bukti. 6. Bagian Penutup, merupakan pernyataan dari dokter bahwa visum et repertum ini dibuat atas dasar sumpah dan janji pada waktu menerima jabatan. 7. Di sebelah kanan bawah diberikan Nama dan Tanda Tangan serta Cap dinas dokter pemeriksa. Dari bagian visum et repertum sebagaimana tersebut diatas, keterangan yang merupakan pengganti barang bukti yaitu pada Bagian Pemberitaan. Sedangkan pada Bagian Kesimpulan dapat dikatakan merupakan pendapat subyektif dari dokter pemeriksa.

2.1.4 Peranan dan kedudukan Visum et repertum Visum et repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun mati, ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan. Penegak hukum mengartikan visum et repertum sebagai laporan tertulis yang dibuat dokter berdasarkan sumpah atas permintaan yang berwajib untuk kepentingan peradilan tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan menurut pengetahuan yang sebaikbaiknya. Visum et repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia. Visum et repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam Pemberitaan, yang karenanya dapat dianggap sebagai benda bukti. Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di bagian Kesimpulan. Dengan demikian visum et repertum secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dengan membaca visum et repertum dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh/jiwa manusia. Tugas pokok seorang dokter dalam membantu pengusutan tindak pidana terhadap kesehatan dan nyawa manusia ialah pembuatan visum et repertum sehingga bekerjanya harus obyektif dengan mengumpulkan kenyataan-kenyataan dan menghubungkannya satu sama lain secara logis untuk kemudian mengambil kesimpulan maka oleh karenanya pada waktu memberi laporan pemberitaan dari visum et repertum itu harus yang sesungguh-sesungguhnya dan seobyektifobyektifnya tentang apa yang dilihat dan ditemukannya pada waktu pemeriksaan. Dengan demikian visum et repertum merupakan kesaksian tertulis. Maka visum et repertum sebagai pengganti peristiwa yang terjadi dan harus dapat mengganti sepenuhnya barang bukti yang telah diperiksa dengan memuat semua kenyataan sehingga akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan yang tepat. Selain daripada itu visum et repertum mungkin dipakai pula sebagai dokumen dengan

mana dapat ditanyakan pada dokter lain tentang barang bukti yang telah diperiksa apabila bersangkutan (jaksa, hakim) tidak menyetujui hasil pemeriksaan tersebut. Maka visum et repertum merupakan suatu hal yang penting dalam pembuktian karena menggantikan sepenuhnya Corpus Delicti (tanda Bukti). Seperti diketahui dalam suatu perkara pidana yang menyangkut perusakan tubuh dan kesehatan serta membinasakan nyawa manusia, maka si tubuh korban merupakan Corpus Delicti. maka oleh karenanya Corpus Delicti yang demikian tidak mungkin disediakan atau diajukan pada sidang pengadilan dan secara mutlak harus diganti oleh Visum et repertum. Dan tentunya kedudukan seorang dokter di dalam penanganan korban kejahatan dengan menerbitkan visum et repertum seharusnya disadari dan dijamin netralitasnya, karena bantuan profesi dokter akan sangat menentukan adanya kebenaran Sehubungan dengan peran visum et repertum yang semakin penting dalam pengungkapan suatu kasus perkosaan misalnya, pangaduan atau laporan kepada pihak kepolisian baru akan dilakukan setelah tindak pidana perkosaan berlangsung lama sehingga tidak lagi ditemukan tanda-tanda kekerasan pada diri korban. Jika korban dibawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis, maka dokter punya kewajiban untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi atau menyuruh keluarga korban untuk melapor ke polisi. Korban yang melapor terlebih dahulu ke polisi pada akhirnya juga akan dibawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis sekaligus pemeriksaan forensik untuk dibuatkan visum et repertum nya. Sebagai dokter klinis, pemeriksa bertugas menegakkan diagnosis dan melakukan pengobatan. Adanya kemungkinan terjadinya kehamilan atau penyakit akibat hubungan seksual (PHS) harus diantisipasi dan dicegah dengan pemberian obat-obatan. Pengobatan terhadap luka dan keracunan harus dilakukan seperti biasanya. Pengobatan secara psikiatris untuk penanggulangan trauma pasca perkosaan juga sangat diperlukan untuk mengurangi penderitaan korban. Maka sebagai dokter forensik mempunyai tugas untuk memeriksa dan mengumpulkan berbagai, bukti yang berkaitan dengan pemenuhan unsur-unsur delik seperti yang dinyatakan oleh undangundang, dan menyusun laporan visum et repertum. Maka dari itu keterangan ahli berupa visum et repertum tersebut akan menjadi sangat penting dalam pembuktian, sehingga visum et repertum akan menjadi alat bukti yang sah karena berdasarkan sumpah atas permintaan yang berwajib

untuk kepentingan peradilan, sehingga akan membantu para petugas kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman dalam mengungkap suatu perkara pidana. Apabila visum et repertum belum dapat menjernihkan persoalan di sidang pengadilan maka hakim dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya bahan baru seperti yang tercantum dalam KUHAP yang memberi kemungkinan dilakukannya pemeriksaan atau penelitian ulang atas barang bukti apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasehat hukumnya terhadap suatu hasil pemeriksaan (pasal 180 KUHAP).

VISUM ET REPARTUM DALAM PANDANGAN ISLAM Seorang hakim wajib memutuskan suatu perkara hukum secara benar dan adil. Untuk dapat menentukan hukum secara benar dan adil diperlukan bukti-bukti yang sah dan akurat. Visum et refartum merupakan salah satu cara atau media untuk menemukan bukti. Mencermati alasan-alasan yang dikemukakan di atas, bisa disimpulkan bahwa visum hukumnya mubah (boleh) karena tujuannya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Adapun visum yang dilakukan tanpa tujuan yang benar hukumnya haram. Tema penggunaan jenazah sebagai objek penelitian termasuk kasus baru yang jawabannya tidak dipandu langsung oleh Al-Quran dan hadis (nash). Padanan eksplisit dalam nash pun tidak dijumpai. Sehingga tidak bisa dipakai metode qiyas (analogi). Kasus demikian, dalam kajian fikih, dicari solusinya dengan metode takhrij. Yakni, dicari analogi pada norma hukum yang dihasilkan lewat ijtihad karena tidak dipaparkan langsung oleh nash. Dalam literatur fikih kontemporer, ada dua model pendapat, Pertama pandangan mufti Mesir, Yusuf Ad-Dajwi, yang berkesimpulan bahwa praktek demikian itu boleh (jawaz). Kedua, pendapat mufti Mesir yang lain, Muhammad Bukhet al-Mithi, bahwa visum hanya boleh untuk dua keperluan yaitu mengambil harta orang, misalnya permata, yang tersimpan di perut jenazah, dan menyelamatkan janin di perut ibunya yang meninggal. Bila untuk penelitian, katanya, tidak boleh (la yajuuz).

Perbedaan itu berpangkal pada perbedaan memahami hadis Nabi kepada penggali kubur agar tidak merusak tulang-belulang yang didapatkan dari kuburan. Engkau jangan merusak tulang itu, karena merusak tulang seseorang yang telah meninggal sama dengan merusak tulang seseorang yang masih hidup, sabda Nabi, diriwayatkan Malik, Ibnu Majah, dan Abu Daud dengan sanad yang sahih. Pendapat yang melarang operasi perut jenazah berasal dari pemahaman hadist itu secara mutlak, dalam kondisi apapun. Sedangkan alasan pendapat yang membolehkan adalah darurat, seperti menyelamatkan janin dan mengambil harta. Syekh Abdul Majid Sulem, mufti Mesir yang lain, dalam al-Fatawa al-Islamiyah, berkomentar terhadap hadist tadi. Menurutnya, hadis itu berlaku bila tidak ada kemaslahatan lebih krusial (maslahah rajihah). Bila ada kemaslahatan lebih krusial yang ingin diraih, seperti menyelamatkan janin, maka termasuk pengecualian. Fatwa MUI Nomor 19, tanggal 5 Februari 1988, menyebutkan bahwa penyelidikan ilmiah terhadap mayat tidak dilarang oleh Islam. Setelah dipakai penyelidikan, mayat itu wajib dikuburkan. Pandangan MUI, 20 tahun silam, itu sejalan dengan fatwa Yusuf Ad- Dajwi.Komisi Fatwa MUI, membuat keputusan dengan beberapa klausul: Pertama, hukum asal pengawetan jenazah adalah haram. Sebab jenazah manusia itu terhormat, sekalipun sudah meninggal. Orang yang hidup wajib memenuhi hak-hak jenazah. Salah satunya, menyegerakan jenazah dikuburkan. Kedua, pengawetan jenazah untuk penelitian dibolehkan, tapi terbatas (muqoyyad). Dengan ketentuan, penelitian itu bermanfaat untuk pengembangan keilmuan dan mendatangkan maslahat lebih besar: memberikan perlindungan jiwa. Bukan untuk praktek semata. Ketiga, sebelum pengawetan, hak-hak jenazah muslim harus dipenuhi. Misalnya

BAB VIII PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN JANIN UNTUK EKSPERIMENTASI ILMIAH . Definisi Hakikat janin

makna janin secara bahasa dan istilah, adalah anak yang ada didalam perut, jamaknya adalah ajinnah dan ajnan, yang diambil dari kata janna yang artinya menutupi diri. Dinamakan janin, ia ditutupi perut ibu.

Janin manusia adalah makluk yang terciptadidalam rahim seorang wanita dari hasil pertemuan antara sel telur denagan sel sperma yang bersal dari air mani laki laki. Nama janin diberikan pada makhluk ini selama masih ada dalam perut ibunya karena dia masih tertutupi dan nama ini akan tetap disandangnya sejak fase perkembangan pertama hingga waktu dilahirkan.

Para ahli fikih menggunakan kata istilah janin seperti yang digunakan dalam bahasa itu . hanya saja sebagian dari mereka membatasinya pada kehamilan yang dikandung oleh manusia, sedangkan untuk makhluk makhluk lainnya tidak disebut demikian.

Adapun menurut para dokter, sebagian mereka menggunakan nya untuk meyebut anak yang ada didalam perut ibunya ketika telah muncul tanda tanda bahwa anak itu telah berbentuk manusia dengan anggota badannya yang lengkap , dan itu terjdi setelah anak itu berumur tiga bulan didalam perut hingga datang masa kelahiran.

Sedangkan diantara dokter anak ada yang menyebut janin sejak terjadinya pembuahan sel telur pada dinding rahim hingga akhir minggu kedelapan , sedangkan anak yang telah melampaui usia itu mereka sebut dengan kandungan hingga dilahirkan.

Kita tidak mempermasalahkan istilah istilah itu, tetapi yang kita permasalahkan adalah hakikat kehamilan pada tiap tiap fase perkembangannya dan bagaimana kita menghukuminya pada masing masing fase perkembangan itu.

Masuk dalam tema pembahasan ini semua fase perkembangan dan pertumbuhan bayi, sejak pembuahan sel telur hingga waktu kelahiran, baik pembuahan itu terjadi didalam rahim maupun diluarnya, seprti pada bayi tabung, kemudian dikembalikan lagi kedalam rahim supaya sempurna perjalannya dengan pertolongan dan perhatian dari Tuhannya. B. Perkembangan janin

Pembahasan tentang perkembangan janin disini tidak dimaksudkan penjelasan tentang apa yang terjadi pada janin dalam rahim ibunya, mulai dari pembentukan, penciptaan, perkembangan, dan ssebagainya. Karena untuk membahas masalah-masalah itu adalah tugasnya para dokter spesialis anak.

Akan tetapi yang kami maksud dalam pembahasan ini adalah mengatahui fase-fase perkembangan mendasar yang terjadi pada janin. Dari tiap tiap fase perkembangan itu dicari ciriciri dan karekteristiknya yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan bagi penetapan hokum syariat yang berkaitan dengan perlakuan terhadap jasadnya, sehingga dari situ dapat digunakan untuk mengengetahui halal dan haramnya menerapkan perlakuan tersebut.

Tidak diragukan lagi bahwa dasar untuk mengetahui hukum-hukum itu haruslah kembali pada syariat, baik nash-nash maupun dasar-dasarnya. Namun tidak dipungkiri, bahwa pengetahuan manusia yang diperoleh dari penginderaan, observasi dan eksperimentasi yang dilakukan oleh orang-orang yang ahli dibidang ini, juga memiliki peran tertentu.

Yang menunjukkan adanya kedua sumber itu adalah, bahwa janin telah diciptakan oleh Allah pada masa kehamilan mengalami dua masa perkembangan:

1. Perkembangan materi yang bisa dilihat yang bisa disaksikan oleh para ahli. Obyeknya adalah unsur-unsur materi yang membentuk janin tersebut, serta perubahan setelah itu, seperti pertumbuhan, perkembangan, pembentukan, dan sebagainya.

2. Perkembangan yang tidak bersifat materi, tidak dapat diindera, disaksikan atapun dieksperimentasikan. Obyeknya adalah makhluk rohani. Allah memadukan antara makhluk rohani itu dengan unsur-unsur materi manusia pada salah satu fase perkembangan itu, dan menjadikannya sebaagai sumber dari aktivitas manusia yang berbeda-beda, yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya, seperti berkhayal, berfikir, berkehendak, dan sebagainya. Allah dan Rasul-Nya menanamkan makhluk ini dengan roh.

Penjelasan tentang kedua macam bentuk fase perkembangan ini telah dipaparkan dengan jelas didalam kitab Allah SWT dan sunnah Rasul-Nya SAW. Dalam Al-Quran Allah berfirman : Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemuduan dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempuurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan. Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, lalu (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan adapula diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak bisa mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumu ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air diatasnya, hiduplah menjadi dan subur yang menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al-Hajj: 5). Pada ayat diatas terdapat penjelasan tentang tanda-tanda perkembangan unsur materi pada janin yang berubah dari satu bentuk kepada bentuk beikutnya.

Di dalam sunnah juga trdapat beberap hadist shahih yang menjelaskan tentang perkembangan tubuh janin dan waktu bertemunya roh degan jasad. Di antara hadist yang paling masyhur adalah hadisst ibnu masud ra. Yang artinya, kejadian seorang itu dikumpulkan di dalam perut ibunya selama 40 hari. Setelah genap 40 hari ke dua, terbentuklah segumpal darah

beku. Mna kala genap 40 hari ke tiga, berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah swt mengutus seorang malaikat untuk meniupkan roh serta memerintahkan supaya menulis 4 parkara, yaitudi tentukan reseki, waktu kematian,amal serta nasibnya baik mendapat kecalakaan atau kebahagiaan. Hadist di ata menjelaskan tentang awal pembentukan dan penciptaan janin.

Di dalam nash-nash syariat tidak ada penjelaan rinci mengenai perkembanga materi pada janin, kecuali yang di isyaratkan oleh nash-nash itu, hanya sebatas untuk mengingatkan tentang kekuasaan Allah swt. Akan tetapi penjelasn rinci mengenai erkembangan janin ini , seperti pertumbuhan,penggandaan ,pembentukan dan hal-hal lain yang terjadi setelah itu seperti munculnya anggota badan dan bagian-bagian tubuh lainnya, untuk mengatahuinya secara rinci mesti diserahkan kepada kemampuan manusia itu sendiri. Karen manusi dapat melihat dn menginderanya, sehingga para ulamapun mengetahuinya dan menjelaskannya dengan penjelasan yang baik, walaupun pengatahuan mereka tidak semendalam pengatahuan yan di hasilkan oleh penemuan dalam bidang kedokteran modern.

Dapun para ahli janin modern,dengan alat-alat yang canggih,mereka bisa melihat secara rinci dan mendalam, sert mengikuti perkembangan janin secara materi di seluruh pase perkembangannya, hari demi hari,minggu demi minggu dan bulan demi bulan.

Sedangkan peruses sisi ke 2 dari janin , yaitu yang terjadi atas izin Allah swttentang peniupan roh pada jasad janin, yang dengan roh itu terbentuklah sutu keperibadian baru yaitu hakikat keperibadian manusia, maka sesungguhnya untuk mengethui masalah ini, tidak bisa diserahkan kapada para dokter dan ahli janin, bahkan walaupun mereka menggunakan peralatan yang canggig sekalipun tidak akan bisa mengetahui waktu peniupannya, karena unsure baru yang diciptakan oleh Allah swt paa janin itu bukan bersifat fisik materi dan tidak pula dapat di indra melalui peralatan tertentu. Melaikan , jalan untuk mengetahuinya adalah berdasarkan berita yang disampaikan melalui wahyu kepada rasulnya saw. Seandainya Allah swt tidak menjelaskannya melalui nash-nash nya, tentu maslah keterkaitan antara roh dan badan ini menjadi masalah gaib yang tidak diketahui manusia. Akan tetapi Allah swt mewahyukan kepada nabi saw, dan beliu menyampaikan apa yang di wahyukan kepadanya tadi, kepada kita, serta mengajarkan kepada

kita bahwa roh di tiupkan kepada janin setelah janin itu bersusia 120 hari, yaitu hari pembentukannya yang sempurna.

Pengetahuan yang diperoleh dari dalil-dalil syriat ini tidak bertentangan dengan pengetahuan yang dihasilkan oleh para ahli kedokteran melalui eksperimentasi,pengindraan dan observasi, sehingga tidak perlu untuk diterima salah satunya dan yang lainnya di tolak. Karena dengan menerima penjelasan tentang perkembagan janin pada aspek materinya yang dapat diindra, bukan berarti harus menolak penjelasan tentang perkembangan unsure rohani janin dalam rahim ibunya. Obyek dari kedua bentuk pengetahuan itu berbeda antara satu dengan yang lain dan spek yang dibahas pada tiap-tiap pembahasan itu juga berbeda. C. Hukum memamfaatkan janin untuk eksperimentasi ilmiah

Pembahasan tentang hukum memperlakukan janin ini tidak akan diperoleh secara benar kecuali diawali dengan pemahaman tentang hakikat perlakuan itu sendiri. Suatu perlakuan yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu dan meninggalkan bekas yang mendalam pada sesuatu itu, untuk memutuskan hukum perlakuannya, perlu diketahui dulu hakikat sesuatu yang diperlakukan itu. Kita telah membahas pada pembahasan sebelumnya tentang hakikat janin dan menghasilkan kesimpulan tertentu dalam masalah ini. Selanjutnya hasil itu akan kita jadikan sebagai dasar dalam pembahasan tentang hakikat perlakuan terhadap janin dan menutup pembahasan ini. D. Hakikat memamfaatkan janin untuk pencangkokan anggota badan dan eksperimentasi ilmiah.

Bukan tujuan kami dalam pembahasan pertama ini menjelaskan tentang hakikat perlakuan terhadap janin dan perlakuan yang tidakm menyebabkan pengaruh yang

membahayakan terhadapnya, atau mengobati janin, baik hasilnya positif atau negative.

Tindakan seperti itu tidak diragukan lagi, diperbolehkan secara syariat maupun akal. Karena hal itu bisa saja terjadi pada bayi manapun, baik yang sudah besar ataupun masih kecil.

Namun yang ingin kami jelaskan dalm pembahasan ini adalah hakikat perlakuan terhadap janin yang menyebabkan bahaya kepada janin itu sehingga membinasakannya baik seluruhnya atau sebagian anggota tubuhnya, tanpa dilandasi dengan tujuan untuk menyelamatkan janin atau mengobatinya, namun mengambil sebagian sel-selnya untuk dicangkokkan kejasad orang sakit atau untuk penelitian ilmiah yang menyebabkan rusaknya atau berubahnya sebagian anggota tubuh janin yang dijadikan obyek penelitian tersebut.

Tidak diragukan lagi dari sudut pandang islam bahwa pembatasan hakikat perlakuan itu berbeda sesuai dengan perbedaan fase perkembangan janin tersebut yaitu: fase sebelum peniupan roh dan fase sesudahnya, seperti halnya berbeda sesuai dengan keadaan janin itu hidup atau mati.

Adapun menurut pandangan lain yang tidak mengakui keberadaan roh dan tidak menetapkan kecuali adanya satu kehidupan yang ada pada janin dalam seluruh fase perkembangannya, maka hakikat perlakuan itu tidak ada perselisihan pendapat didalamnya kecuali dari segi ada atau tidaknya kehidupan pada jasad janin. E. Hakikat Perlakuan Itu Dalam Perspektif Islam

Jika janin itu telah melewati usia 120 hari sejak terbentuknya dan telah ditiupkan roh kepadanya dan roh itu tidak hilang darinya maka janin itu adalah seorang manusia yang hidup karena adanya roh, sepertiyang telah kami jelaskan didepan, sehingga mengambil salah satu anggota badannya atau sel-selnya untuk penelitian ilmiah yang menyebabkan kematiannya, berarti membunuhnya, menurut makna istilah yang mendalam. Walaupun penelitian itu berhasil, namun tetap dihukumi telah menganiaya jasad manusia yang hidup, walaupun dalam bentuk yang kecil dalam hal ini tidak ada perselisihan, baik janin itu ada didalam perut ibunya, keguguran atau sengaja digugurkan, selama masih hidup dengan roh, yang diketahui dari gerakan berkehendak sekecil apapun pada janin atau diketahui bahwa otaknya masih sehat dan tidak mati,

karena roh dapat menguasai badan melalui otak, seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, dan tidak rusak dengan kerusakan yang parah. Tidak berpengaruh apakah janin yang lahir dari perut ibunya itu dalam kondisi yang buruk, yang diperkirakan akan mati dan roh akan meninggalkannya karena yang penting adaah adanya roh pada jasad, bukan berdasarkan takwiltakwil terhadap kelahiran itu karena para ahli kedokteran sudah bisa merawat anak yang lahir dalam keadaan prematur setelah peniupan roh sehingga diya tetap dihukumi manusia yang hidup.

Adapun jika roh meninggalkan jasad janin karena kematian otaknya, baik ketika berada didalam perut atau di luarnya, maka janin itu berarti sudah mati, sehingga mengambil salah satu anggota badan darinya atau memamfaatkannya untuk eksperimentasi ilmiah terhadap jasadnya tidak berarti membunhnya. Ini semua jika janin telah mencapai usianya 120 hari atau lebih.

Adapun sebelum itu, dimana roh belum ditiupkan, perlakuan terhadapnya dengan mengambil bagian darinya atau menjadikannya sebagai obyek eksperimentasi ilmiah, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, tidak di anggap sebagai pembunuhan manusiawi, walaupun setelah itu menyebabkan janin itu ltidak bisa tumbuh lagi, tidak bisa makan dan tidak berkembang, karena pengertian membunuh menurut istilah fiqih adalah perbuatan manusia yang menyebabkan hilangnya roh manusia lainnya, maka ktidak ada hakikat pembunuhan kecuali jika obyek yang dibunuh itu mempunyai roh. Sedangkan janin yang dimaksud disini belum di tiupkan roh didalamnya. F. Memamfaatkan janin setelah peniupan roh dalam perspektif syariat

Telah dijelaskan bahwa janin yang telah mencapai usia 4 bulan dan ditiupkan roh kepadanya beraarti sudah menjadi manusia yang hidup dan memamfaatkan bagian dari anggota badannya atau menjadikannya sebagai obyek eksperimentasi ilmiah, jika tindakan itu dapat menyebabkan rohnya hilang, berarti tealah melakukan pembunhan terhadap manusia hidup. Pembunuhan manusia didalam islam tidak dihalalkan kecuali karena hukuman terhadap

kemaksiatan yang telah ditetapkkan oleh syariat dan tidak ada lagi celah yang diperbolehkan untuk melakukan pembunuhan selain itu. Dengan demikian, tidak diragukan lagi, mengorbankan roh janin untuk menghidupkan roh manusia lainnya adalah tidak boleh, karena roh manusia

didalam pandangan islam adalah sama, selama pemilihnya tidak melakukan kemaksiatan yang mewajibkan untuk mematikan rohnya.

Ketetapan semacam ini sama berlakunya, baik ketika janin didalam perut ibunya atau ketika janin telah lahir karena sebab-sebab tertentu, selam dia masih mempunyai roh dan roh itu belum keluar dari jasadnya, maka tidak halal menurut syarkiat Allah untuk menganiayanya dalam bentuk apapun, walaupun mendapat izdin dari kedua orang tuanya atau kesepakatan mereka berdua yang mewakili janin. karena perwakilan ditetapkan untuk kemaslahatan orang yang diwakili dan tidak seorangpun wakil yang mewakili sesuatu yang menyebabkan bahaya bagi orang yang diwakilinya.

Adapun jika janin itu telah mati setelah peniupan roh, mak kedudukan janin itu adalah seperti kedudukan manusia yang lahir dalam keadaan mati, dan haknya didalam syariat adalah dimandikan, dikafani, dishalati, dikubur dan tidak menganiaya jasadnya.

Pada dasarnya tidak dihalalkan mengambil sebagian dari jasad mayat manusia atau menjadikannya sebagai obyek eksperimentasi ilmiah yang dapat mengubah penciptaanya, kecuali atas seizdin dari mayat itu sendiri sebelum meninggalnya. Adapun meminta izdan kepada seorang janin sebelum wafatnya adalah tidak mungkin dan kaidaah syariat menetapkan bahwa izdin kedua orang tuanya tidak dapat diteriama, karena izdin manusia pada sesuatu yang tidak dimilikinya tidak ada gunanya. Orang tuanya tidak berhak untuk menyedekahkan sesuatu dari jasad janin, tidak dengan cara pewarisan dan tidak pula dengan cara perwakilan syariat. Mengenai yang pertama karean tidak ada pewarisan yang berupa jasad mayyit, sedangkan yang kedua karena perwkilan habis dengan adanya kematian dan juga tidak ada perwakilan pada sesuatu yang menyebabkan bahaya pada orang yang diwakili, seperti yang dijelaskan diatas.

Akan tetapi ada pendapat yang membolehkan mengambil sebagian dari jasad janin dalam keadaan terpaksa dalam pengertian istilah yang mendalam, yaitu jika hal itu dilakukan untuk menyelamatkan seseorang yang mendekati kematian, atau untuk menyelamatkan bagian dari bagian anggota manusia lain atau sebagian indranya. Mungkin hal ini dapat diqiaskan dengan

apa yang disebutkan oleh sekelompok fuqaha tentang bolehnya bagi seorang yang terpaksa untk memakan daging manusiaa mati.

Jika terpaksa harus melakukan tindakan itu, maka saat itu pula harus diperhatikan syaratsyaratnya, yaitu: 1. tidak ada jalan lain untuk mencegahnya dengan cara yang bersifat langsung. 2. bahaya itu memang betul-betul ada atau akan ada. 3. tindakan mengambil bgian dari janin yang mati dan menanamnya pada orang yang sakit dan hampir mati, baik sebagian atau seluruhnya itu, benar-benar bisa menyelamatkan atau menyembuhkan penyakit yang dianggap.

Tanpa adanya ketiga syarat ini maka mengambil bagian dari anggota janin yang mati tidak diperbolehkan. Berdasarkan kaidaah keterpaksaan, dalam hal ini tidak disyaratkan untuk meminta izdin kepada kedua orang tuanya, namun tidak diragukan lagi ;bahwa meminta izdin kepada keduanya akan lebih baik. G. Memamfaatkan Janin Sebelum Peniupan Roh Dalam Perspektif Hukum Syariat

Janin yang belum ditiupkan roh kepadanya dapat digambarkan menjadi 4 macam: 1. keadaan janin itu hidup didalam perut ibunya 2. janin itu berada diluar perut ibunya dalam keadaan hidup dan memungkinkan baik secara syariat maupun realitas untuk menanamkan dirahim ibunya 3. berada diluar perut ibunya dalam keadaan hidup, namun tidak bisa lagi tumbuh atau berkembang secara realitas ataupun syariat tidak memungkinkan 4. janin itu dalam keadaan mati, karena potensi kekuatan untuk tumbuh dan berkembangnya sudah hiang baik ketika berada didalam perut ibunya maupun diluarya. Pada penjelasan tentang hakikat memamfaatkan janin diatas telah kami paparkan bahwa gambaran ketiga hampir sama dengan gambaran ke empat, karena kondisi janin pada kedua gambaran itu sudah rusak, yang keempat benar-benar rusak, sedangkan yang ketiga rusak dari segi hukumnya.

BAB IX PANDANGAN ISLAM TENTANG OPARASI SELAPUT DARAH

Pembahasan tentang hukum operasi selaput dara, secara langsung berarti juga membahas dua pihak yang terlibat di dalamnya: dokter yang melakukan operasi selaput dara, dan pasien (wanita) yang meminta agar selaput daranya dioperasi. Dengan fakta di muka, kurang tepat jika pembahasan tentang operasi selaput dara mengabaikan keberadaan salah satu atau bahkan kedua pihak yang terlibat. Dengan demikian, pembahasan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan kedua belah pihak perlu untuk didahulukan. Kemungkinan-kemungkinan bagi Kedua Belah Pihak Kasus permintaan operasi selaput dara, bagi pihak dokter mempunyai tiga kemungkinan tindakan: 1. Menolak mutlak. 2. Menerima tanpa check and recheck. 3. Menerima dengan menyelidiki lebih dahulu latar belakang pasien sehingga bisa memutuskan untuk menerima atau menolak untuk melakukan operasi selaput dara. Adapun bagi wanita yang rusak selaput daranya, ada dua kemungkinan tindakan: 1. Tidak menjalani operasi dengan resiko terbuka aibnya, mendapat celaan internal maupun eksternal, mendapat perlakuan sewenang-wenang dari suami dan keluarga pihak suami, frustasi, bunuh diri. 2. Menjalani operasi sehingga tertutupi aibnya dan tidak mendapat respon negatif dan resiko yang berefek buruk dalam kelanjutan hidupnya. Dua Pendapat Kuat yang telah Beredar Adalah lumrah jika suatu permasalahan yang tidak didapati nash-nya secara qathi, akan mengakibatkan perbedaan pendapat sebagai hasil dari ijtihad. Demikian juga yang terjadi dalam menanggapi kasus operasi selaput dara. Masing-masing berijtihad dan masing-masing mempunyai pendapat yang sekilas bisa dinyatakan sama kuat. Banyak pendapat dalam merespon kasus ini, namun secara garis besar pendapat-pendapat tersebut terbagi menjadi dua:

Pendapat pertama, tidak dibolehkan mengoperasi selaput dara hingga seperti sedia kala. Pendapat kedua, dibolehkan mengoperasi selaput dara pada keadaan-keadaan tertentu. Pendapat pertama didasari argumen kewajiban menutup aurat, serta pandangan bahwa operasi selaput dara bukan merupakan perkara sunnah apalagi wajib sehingga tidak ada alasan yang membolehkan terbukanya aurat pada saat operasi. Juga pandangan bahwa operasi selaput dara mengandung unsur penipuan terhadap calon suami khususnya dan pihak keluarga suami bahkan masyarakat pada umumnya. Sedangkan pendapat kedua didasarkan pada hadits Nabi tentang anjuran menutupi aib seorang Muslim serta pada adanya fakta bahwa wanita yang meminta untuk dioperasi adalah korban perkosaan atau rusak selaput daranya oleh sebab yang tidak disengaja (tanpa disadari), juga fakta bahwa ada wanita-wanita tertentu yang benar-benar berniat bertaubat dari perbuatan yang mengakibatkan selaput daranya rusak, sehingga dengan fakta ini pendapat kedua mendasarkan pada asas memilih yang lebih kecil madharatnya di antara dua hal yang sama-sama mengandung madharat serta pernyataan Allah dalam Alquran bahwa ampunanNya sangat luas; hanya dosa syirik yang tidak diampuni. Kapan Kasyf al-Aurat Dibolehkan? Merupakan kesepakatan bahwa hukum menutup aurat adalah wajib. Allah swt. berfirman dalam surat An-Nuur ayat 31:

Meski demikian, dinyatakan dalam kitab al-Muhadzdzab bahwa untuk kepentingan pengobatan dan khitan, kasyf al-aurat diperbolehkan karena kedua keadaan tersebut merupakan keadaan darurat. Permasalahannya adalah, apakah rusaknya selaput dara dapat dikategorikan sebagai suatu keadaan darurat sehingga operasi selaput dara bisa dinyatakan sebagai tindak pengobatan yang membolehkan terbukanya aurat?

Darurat dalam Alquran

...

tetapi

barangsiapa

dalam

keadaan

terpaksa

(memakannya)

sedang

dia

tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. :3 ... maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. . : 145

... barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Darurat menurut Madzhab Empat Menurut Al-Jurjani dalam At-Ta rifat, dharurah berasal dari kata dharar. Sedang kata dharar sendiri, mempunyai tiga makna pokok, yaitu lawan dari manfaat (dhid alnafi),kesulitan/kesempitan (syiddah wa dhayq), dan buruknya keadaan (su`ul haal). Kata dharurah, dalam kamus Al-Mujam Al-Wasith mempunyai arti kebutuhan (al-hajah), sesuatu yang tidak dapat dihindari (asy-syiddah laa madfaa lahaa), dan kesulitan (masyaqqah). Darurat menurut madzhab Hanafi didefinisikan sebagai keadaan yang

memaksa(seseorang) untuk mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh syara (al-halah al-mulji`ah li tanawul al-mamnu syaran). Sedangkan madzhab Maliki, darurat ialah kekhawatiran akan mengalami kematian (khauf al-maut)... dan tidak disyaratkan seseorang harus menunggu sampai (benar-benar) datangnya kematian, tapi cukuplah dengan adanya kekhawatiran akan mati, sekalipun dalam tingkat dugaan (zhann).10 Madzhab Hanbali yang diwakili oleh Ibnu Qudamah menyatakan bahwa keadaan darurat adalah kedaan yang dikhawatirkan akan membuat seseorang binasa jika ia tidak makan yang haram. Sementara madzhab Syafi I melalui Muhammad alKhatib al-Syarbaini mendefinisikan darurat sebagai rasa khawatir akan terjadinya kematian atau sakit yang menakutkan atau menjadi semakin parahnya penyakit ataupun semakin lamanya sakit. Berdasarkan dalil-dalil dari Alquran yang disertai dengan pendapat dari empat madzhab, dapat disimpulkan bahwa definisi darurat yang tepat adalah keterpaksaan yang sangat mendesak

yang dikhawatirkan akan dapat menimbulkan kebinasaan/ kematian (alidhthirar al-mulji` alladzi yukhsya minhu al-halak). Dengan demikian, operasi selaput dara tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan pengobatan yang berhubungan dengan hifdz annafs sehingga membolehkan terbukanya aurat. Selaput Dara di antara Dua Pendapat yang Mengapitnya Jika hanya bersandar pada definisi darurat sebagaimana yang telah dikemukakan, sekilas pendapat yang mengharamkan operasi selaput dara dapat diterima. Namun jika melihat pada adanya kemungkinan terburuk (celaan dan perlakuan sewenang-wenang terhadap pihak wanita yang bisa jadi berakhir dengan bunuh diri), maka pendapat tersebut perlu dianalisis lebih mendalam. Karena dengan adanya kemungkinan terburuk tersebut, kasus ini bisa dikategorikan sebagai keadaan darurat karena berhubungan dengan tindakan hifdzan-nafs. Untuk menganalisis bahasan ini, argumen dari kedua belah pihak perlu untuk dikedepankan sebagai bahan pengkajian ulang. Pendapat Pertama: Operasi pengembalian keperawanan yang rusak dilarang secara mutlak dengan argumensebagai berikut berikut:[2] 1. Operasi seperti ini terkadang dapat menimbulkan percampuran nasab. Hal ini juga memungkinkan seorang wanita yang melakukan zina kemudian menikah kembali dengan lelaki lain setelah melakukan operasi, sehingga anak yang ada dalam kandungan dinasabkan kepada suaminya yang kedua. Perbuatan semacam ini adalah haram. Karena itu, segala sesuatu yang dapat mengarah kepada yang haram, hukumnya adalah haram sesuai dengan kaidah sad adzdzariah. 2. Operasi seperti ini akan memudahkan atau membuka peluang para gadis remaja untuk melakukan perzinaan, karena hubungan intim baik sah maupun tidak sah pada hakekatnya dapat merusak selaput clitoris wanita, akan tetapi hal itu dapat dikembalikan melalui operasi. Operasi seperti ini hukumnya adalah haram. Oleh karena itu, para dokter dilarang mempraktekkan operasi semacam ini. 3. Operasi ini dapat membuka jalan bagi para gadis dan keluarganya berbohong dengan maksud menyembunyikan penyebab hilangnya dan rusaknya keperawanan mereka. Sedangkan

berbohong hukumnya haram dan apapun yang mengarah kepada hal yang haram hukumnya adalah haram. 4. Operasi dalam bentuk semacam ini akan membuka kebohongan, penipuan dan pemalsuan yang diharamkan oleh agama. Keharamannya merupakan kesepakatan ulama. Pendapat Kedua: Operasi pengembalian keperawanan yang rusak diperbolehkan dengan argumen sebagai berikut berikut: 1. Operasi pengembalian keperawanan yang rusak merupakan salah satu cara untuk menyembunyikan aib wanita tersebut.[3] Karena jika aib itu tersebar di kalangan masyarakat umum, maka wanita itu akan dipermainkan, dicemooh dan dikucilkan, sekalipun ia tidak melakukannya. Aib tersebut bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk semua keluarganya. Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah seorang hamba menyembunyikan aib saudaranya di dunia, melainkan Allah SWT akan menyembunyikan aibnya di akhirat. Nabi SAW berkata pada Hazzal, -dia adalah orang yang mengetahui peristiwa perzinaan yang dilakukan oleh Ma iz-, Jika engkau menyembunyikannya dengan pakaianmu, maka itu lebih baik untukmu . 2. Operasi ini akan melindungi keluarga dari kehancuran rumah tangga. Karena jika hal tersebut diketahui oleh suaminya, maka akan terjadi perselisihan yang berdampak pada hilangnya rasa percaya antara keduanya dan suami akan menuduh pasangannya telah melakukan serong. Karena itu, operasi ini boleh dilakukan jika dengan tujuan menghindari terjadinya kehancuran rumah tangga.[4] 3. Hilangnya keperawanan seseorang wanita dapat menimbulkan prasangka buruk terhadap dirinya, meskipun belum tentu melakukannya, karena hilangnya keperawanan seseorang itu dapat terjadi karena banyak faktor.[5] Oleh karena itu, diperbolehkan operasi tersebut merupakan sarana untuk menghindari prasangka buruk tersebut. Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. (QS. Al- Hujarat:12) 4. Menurut ulama fiqh, tersebarnya informasi bahwa seseorang wanita telah hilang keperawanannya tidak langsung mengindikasikan bahwa wanita itu melakukan zina. Hal tersebut bisa saja terjadi karena faktor-faktor lain. Karena itu, zina dapat ditetapkan dengan tiga hal: pengakuan, saksi,

bukti hamil di luar nikah atau hamil setelah dicerai atau setelah ditinggal mati suaminya dan selesai masa iddahnya. Berdasarkan hal di atas, maka pendapat yang memperbolehkan operasi ini dilakukan merupakan upaya untuk menghindari wanita dari tuduhan melakukan zina. 5. Sebagian masyarakat langsung menvonis wanita yang rusak keperawanannya tanpa bukti yang jelas. Hal ini berpotensi merusak kehidupan rumah tangganya atau mungkin dapat menyebabkan wanita tersebut hidup menjadi perawan tua, karena tidak ada seorang laki-laki pun yang mau meminangnya sehingga jiwanya akan terguncang. Maka melakukan operasi dalam kondisi ini adalah untuk melindunginya dari tuduhan-tuduhan masyarakat yang tidak berdasarkan syari at.[6] 6. Upaya pengobatan guna mengembalikan keperawanan wanita yang melakukan zina dan perbuatannya belum tersebar diharapkan dapat menyembunyikan aib mereka serta memotivasi mereka untuk bertaubat dan menyesali perbuatan yang telah dilakukannya, dan Allah akan mengampuni dosanya. Namun jika ia tetap melakukannya tanpa pernah merasa berdosa di hadapan Allah, maka semuanya kita serahkan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu menyembunyikan aib orang lain agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap orang lain. Melakukan operasi dengan tujuan melindungi pelakunya dari sanksi sosial memiliki relevensi dengan agama. Analisis 1. Argumen bahwa operasi pengembalian keperawanan yang rusak dapat menimbulkan percampuran nasab tidak dapat diterima. Hal ini karena kemungkinan apakah wanita tersebut hamil atau tidak hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni atau darah yang dilakukan oleh dokter. 2. Argumen bahwa melakukan operasi keperawanan dapat membuat wanita berani melakukan zina adalah pendapat keliru. Alasannya, wanita yang keperawanannya rusak terkadang adalah wanita shalihah yang taat kepada Allah SWT. Melarang mereka untuk melakukan operasi akan membuat diri mereka merasa terzalimi. Selain itu, mereka juga merasa bahwa kehormatan mereka dalam masyarakat telah hilang. Hal itu besar kemungkinan dapat menyebabkan mereka masuk ke dalam lembah perzinaan. Kondisi ini akan membuat mereka merasa takut untuk menikah karena khawatir kondisinya akan diketahui oleh laki-laki yang akan menikahinya

sehingga akhirnya ia lebih memilih untuk melakukan hubungan seks di luar nikah daripada harus menikah. Jadi, mengizinkan mereka untuk melakukan operasi adalah diperbolehkan.

BAB Hukum Melakukan Operasi Selaput Dara


Seorang gadis terkoyak selaput daranya karena satu sebab. Bolehkah ia melakukan operasi selaput dara untuk mengembalikannya seperti semula? Jawab : Alhamdulillah, permasalahan ini termasuk masalah aktual yang banyak dibicarakan orang sekarang. Dalam kesempatan kali ini sangat tepat sekali disebutkan dua pendapat ulama berkenaan dengan masalah ini dan memilih pendapat yang terkuat. Pendapat pertama: Tidak dibolehkan mengoperasi selaput dara hingga seperti sedia kala. Pendapat kedua: Masalah ini perlu diperinci sebagai berikut: 1. Jika terkoyaknya selaput dara disebabkan perbuatan yang dianggap dosa oleh syariat, yaitu perbuatan zina, maka perlu dilihat: Jika berat dugaan bahwa si wanita itu akan menemui kesulitan dan gangguan disebabkan adat dan kebudayaan setempat maka operasi selaput dara mesti dilakukan. Jika dokter tidak memandangnya sebagai problem yang serius maka pelaksanaan opersai selaput dara hanya sebatas anjuran saja. 2. Jika terkoyaknya selaput dara disebabkan hubungan seksual setelah terikat dalam tali perkawinan seperti pada wanita yang tertalak atau disebabkan perbuatan zina yang sudah masyhur di tengah masyarakat maka operasi selaput dara haram dilakukan. 3. Jika sebabnya adalah perbuatan zina yang tidak masyhur di tengah masyarakat dan dokter dihadapkan kepada dua pilihan antara melakukan operasi selaput dara ataukah tidak, maka yang terbaik adalah tetap melakukan operasi. Sisi-sisi perbedaan pendapat: Perbedaan pendapat ini dapat kita simpulkan sebagai berikut: Pada kondisi kedua, kedua pendapat tersebut sepakat atas haramnya operasi selaput dara. Sementara pada kondisi pertama dan ketiga kedua pendapat tersebut saling berbeda. Argumentasi yang dibawakan kedua belah pihak: Argumentasi kelompok pertama (yang sama sekali tidak membolehkan operasi selaput dara): 1. Operasi selaput dara dapat menimbulkan tercampur baurnya garis keturunan. Boleh jadi si wanita itu telah hamil akibat persetubuhan sebelumnya kemudian setelah melakukan operasi selaput dara ia menikah dengan pria lain. Hal itu menyebabkan janin yang dikandungnya dinasabkan kepada suaminya yang terakhir sehingga tercampurlah yang halal dengan yang

haram. 2. Operasi selaput dara menyebabkan aurat vitalnya terlihat. 3. Operasi selaput dara memudahkan muda-mudi melakukan perbuatan dosa (zina) karena mereka tahu bahwa selaput dara dapat kembali seperti sedia kala selepas bersetubuh. 4. Bilamana berbenturan antara maslahat dan mafsadat maka yang kita pilih adalah meraih maslahat tanpa menimbulkan mafsadat. Itulah yang terbaik. Bilamana hal itu tidak mungkin diwujudkan maka jika mafsadat yang timbul lebih besar daripada maslahat yang hendak diraih hendaklah mendahulukan menolak mafsadat tanpa harus mempertimbangkan maslahat yang luput, sebagaimana yang ditetapkan oleh para ahli fiqih. Berdasarkan kaidah di atas, jika kita lihat besarnya mafsadat yang ditimbulkan operasi selaput dara ini maka dapatlah kita putuskan bahwa tidak boleh melakukan operasi selaput dara karena mafsadat yang ditimbulkannya sangat besar. 5. Salah satu kaidah syariat menyatakan: "kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan kemudharatan pula" diantara cabang kaidah ini adalah "Tidak dibolehkan mengelakkan kerugian tanahnya dengan merugikan tanah orang lain" demikian pula seorang pemudi atau ibunya tidak boleh mengelakkan mudharat (koyaknya selaput dara) dengan melakukan operasi selaput dara dan menimpakan mudharatnya kepada suaminya. 6. Dasar-dasar melakukan operasi selaput dara dianggap tidak syar'i, karena mengandung unsur penipuan. Dan syariat telah mengharamkan penipuan. 7. Operasi selaput dara membuka pintu dusta bagi pemuda-pemudi dan bagi keluarga mereka dengan menyembunyikan hakikat sebenarnya. Dan syariat telah mengharamkan dusta. 8. Operasi selaput dara membuka pintu bagi para dokter untuk melakukan praktek aborsi dengan alasan menyembunyikan aib. Argumentasi kelompok kedua: 1. Nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah menganjurkan kita supaya menutup aib. Operasi selaput dara adalah salah satu jalan yang dapat mewujudkan hal itu pada kondisi-kondisi yang dibolehkan sebagaimana yang telah diurai di atas. 2. Bagi wanita yang tidak bersalah (tidak melakukan perbuatan dosa), dengan operasi selaput dara itu berarti telah menepis anggapan jelek terhadap dirinya. Dan hal itu termasuk mencegah kezhaliman atas dirinya. Dan juga sebagai realisasi nash-nash syar'i yang memandang perlu berbaik sangka kepada kaum mukminin dan mukminah. 3. Operasi selaput dara dapat menghilangkan mudharat atas keluarga si wanita. Jika si wanita dibiarkan tanpa di operasi lalu diketahui oleh pihak suami tentunya akan merugikan dirinya dan keluarganya. Jika berita tersebut tersebar ke mana-mana maka orang-orang nantinya enggan menikahi wanita dari keluarga mereka. Oleh sebab itu, mereka dianjurkan menghilangkan mudharat itu karena mereka sendiri terlepas dari faktor-faktor penyebabnya. 4. Tindakan para dokter muslim yang menepis indikasi-indikasi negatif bahwa wanita telah berbuat dosa merupakan salah satu pengajaran umum bagi masyarakat, khususnya berkaitan dengan psikologi si wanita itu. 5. Unsur penipuan tidaklah ada pada proses operasi selaput dara untuk kondisi-kondisi yang dibolehkan yang telah kita sebutkan di atas. Pendapat terpilih: Pendapat terpilih -wallahu a'lam- adalah pendapat yang tidak membolehkan operasi

selaput dara secara mutlak, berdasarkan argumentasi berikut ini: 1. Kevalidan argumentasi yang disebutkan kelompok pertama tadi. 2. Adapun argumentasi pendapat kedua dapat dibantah sebagai berikut: Bantahan argumen pertama: Menutup aib yang dituntut syariat adalah dengan wasilah yang dibolehkan syariat. Adapun operasi selaput dara tidak memenuhi kriteria tersebut. Bahkan pada dasarnya dilarang karena dapat menyingkap aurat dan membuka pintu kerusakan. Bantahan argumen kedua: Menutup pintu berburuk sangka bisa diwujudkan dengan cara menceritakannya sebelum akad nikah. Si lelaki tentunya akan menikahi wanita itu jika ia ridha, jika tidak maka Allah akan mengganti baginya pria yang lain. Bantahan argumen ketiga: Mafsadah yang disebutkan tidak akan hilang dengan operasi selaput dara, sebab boleh jadi suaminya kelak akan mengetahuinya juga. Boleh jadi orang lain menceritakan perihal itu kepadanya. Kemudian mafsadah tersebut muncul bilamana hal itu tidak diceritakan kepada lelaki calon suaminya sebelum pernikahan. Padahal seharusnya hal itu diceritakan dan diberitahu kepadanya. Jika si lelaki itu tetap ingin maju meminangnya maka hilanglah segala kekhawatiran tersebut, demikian pula halnya dengan masalah-masalah lain bagaimanapun besarnya. Bantahan argumen keempat: Kendati menepis aib dengan operasi selaput dara mendatangkan maslahat, akan tetapi juga mendatangkan mudharat. Diantaranya adalah mempermudah jalan untuk melakukan perbuatan zina. Sementara menolak mafsadat lebih di dahulukan daripda meraih maslahat. Bantahan argumen kelima: Tidak dapat kami terima bahwa hal itu bisa terhindar dari unsur penipuan. Sebab selaput dara yang dioperasi tadi menjadi palsu bukan asli lagi. Anggaplah unsur penipuan terhadap sang suami dapat ditepis karena selaput daranya terkoyak karena melompat ataupun sebab-sebab alami lainnya. Akan tetapi tidak dapat diterima jika dikatakan bahwa tidak ada unsur penipuan bilamana selaput dara terkoyak karena diperkosa. Ketiga: Pintu-pintu kerusakan yang harus dicegah seperti yang diungkapkan kelompok pertama merupakan perkara yang sangat penting. Terutama bila terkuaknya kehormatan alat kelamin yang sangat vital. Tentu saja pendapat kelompok kedua, yang membolehkan operasi selaput dara, bisa menimbulkan kerusakan dan mafsadat. Keempat: Pada dasarnya kehormatan aurat harus dijaga. Jangan sampai disingkap dilihat dan disentuh. Alasan-alasan yang disebutkan kelompok kedua tidaklah kuat hingga hukum operasi

selaput dara bisa dikecualikan. Maka hukum asal tersebut harus dipertahankan, dengan demikian operasi selaput dara juga dilarang. Kelima: Masalah tuduhan orang terhadap diri wanita itu dapat diatasi dengan surat keterangan kesehatan yang menegaskan terlepasnya diri wanita itu dari perbuatan zina. Itulah cara yang paling terbaik, dengan demikian operasi selaput dara bukanlah perkara yang perlu dilakukan. Oleh sebab itu pula para dokter dan para wanita tidak boleh melakukan operasi seperti itu. Wallahu a'lam. Silakan baca buku Ahkamul Jirahah Ath-Thibbiyah Wal Atsar Al-Mutarattibah Alaiha karangan Dr.Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi hal 403. Beberapa ahli ilmu mengeluarkan fatwa yang membolehkan operasi selaput dara ini bagi wanitawanita korban perkosaan dan wanita-wanita yang bertaubat dari zina. Adapun wanita yang belum bertaubat, tidak boleh melakukan operasi ini. Sebab hal itu justru membantunya untuk terus melakukan perbuatan dosa. Demikian pula wanita-wanita yang telah dinikahi, tidak boleh melakukan operasi ini. Sebab hal itu berarti membantunya melakukan penipuan dan pemalsuan, karena pria yang menikahinya setelah ia melakukan operasi itu menyangka ia masih gadis padahal tidak demikian. Wallahu a'lam.

DAFTAR PUSTAKA http://erathenurse.blogspot.com/2007/12/model-konseptual-keperawatan.html 4 september 2008 Albritton JE, Carey KM & Gorman LB, Jean Watson. http://diven.tv/pages/lgorman/ di akses tanggal 6 september 2008 http://a2z.org/nursing3a/theory.htm diakses tanggal 5 september 2008 http://www.lotsofessays.com/viewpaper/1694201.html

Anda mungkin juga menyukai