Anda di halaman 1dari 2

Actually ive written some articles in the old days. Yah.

Dulu saya pernah menulis dengan beberapa kumpulan manusia berstatus mahasiswa yang tidak pernah berhenti making jokes to each other ( they keep saying youre so gay. To each other. Nah. Seriously. They do. ) But not anymore. Theres something happen. Yeah. Shit happen. That happen membuat saya tidak bisa menulis lagi. Karena : saya berbohong. Terhadap partner saya sendiri. Oh tidak. Apa yang terjadi. Yes, my lord. I do lying and he dont like it. So. I got to stop. Saya harus berhenti menulis. Bukan karena kegiatan menulis saya dengan mereka. Tapi karena kegiatan berbohong. Berbohong adalah suatu aktivitas dimana seseorang mengatakan sesuatu yang berbeda dengan realita. Oh. Sounds familiar? Tentu! Semua orang berbohong. Ayah saya. Dosen saya. Saya. Suami saya. Bahkan anak kecil tetangga sebelah yang baru berumur 5 tahun sudah bisa berbohong!! For god sake! How could this happen? Sebetulnya teorinya mudah saja. We were born innocent. And all we did when we were child is : IMITATING. Maybe ( not maybe actually ) we ever watch. Not just streaming but we have downloaded as well kegiatan berbohong yang di lakukan orang orang dewasa disekitar kita, then we save it. Dan menggunakannya sebagai referensi ketika kita dihadapkan pada suatu kejadian. Atau situasi. Yang mungkin menyudutkan kita. Contoh kasus. A little child is watching television while his older brother try to steal a sip of his fathers beer. Kemudian sang ayah menemukan si kakak berdiri di dekat botol birnya. Ayah : lho? Abang tadi minum bir ayah ya? Abang : ah! Mana ada! Enggak. Adik : ... Teng! Download succesful. Secara tidak sengaja. Adik melihat kakaknya meminum bir ayah. Tetapi si Abang mengatakan yang sebaliknya. Karena posisinya menyudutkan dirinya, akhirnya dia memilih berbohong daripada jujur terus dimarahin. Contoh kasus ke dua : anak kecil sedang bermain di depan sementara ibunya memilih milih sayur dengan sekumpulan ibu ibu di depan mamang tukang sayur. Ibu 1 : aduh bu, anaknya umur berapa? Ibunya anak yang lagi mainan : dua tahun bu Ibu 1 : oh.. gede ya badannya. Susunya pasti mahal. Ibunya anak yang lagi mainan : ah enggak juga, cuman saya kasih Pedia Sure bu. Ibu 1 : oh.. mahal itu bu, sekaleng aja duaratus ribu lebih! Ibunya anak yang lagi mainan : ah, enggak juga ( dengan harapan bakal dianggep orang kaya ) Anak kecil yang lagi mainan : ??? ( dalam hati dia bilang : mama ni gimana sih. Susuku kan SGM! )

SECARA TIDAK LANGSUNG. Saudara saudara. Anak kecil tersebut akan menganggap: Mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi adalah hal biasa yang jika dilakukan hukumnya boleh boleh saja. Begitu kira kira kronologis ceritanya. Saya juga begitu. Orang orang dewasa disekitar saya berbohong di depan mata saya. Dan saya menirunya. God sake! Dont you realize that. Banyak orang tua yang membiarkan hal sepele ini terjadi. Padahal. Ketika kita kecil otak kita merupakan hard disk yang sangat efisien untuk menyimpan data data berupa : apa yang biasa orang dewasa lakukan. Dan kapasitasnya luar biasa besar! Dengan prosesor yang bahkan saya tidak bisa menjelaskan bagaimana itu bekerja. Dan. Taraaa.. there you are. Fills with lies. Bagi beberapa orang. Mengakui kebohongan bisa saja dilakukan. Tapi tidak semua orang begitu. Saya pernah mengaku saya bohong. Terhadap partner saya dan ibu saya. Entah kenapa ada beberapa orang yang enggan mengaku. Saking banyaknya bohong sampe lupa yang mana yang bener yang mana yang bohong. Mungkin kamu pernah melakukannya terhadap pacar kamu, teman kamu. Atau mereka pernah juga melakukan hal yang sama terhadap kamu ( hey, siapa bilang saya tidak sedang membohongi kamu. ) eh.. yang jelas. Kebohongan adalah senjata yang paling berbahaya ( apalagi kalo sampe ketauan ) untuk menyakiti seseorang. Sharper than knife. Lethal weapon. Like ak-47 yang ditodongkan tepat didepan perut buncit kamu. Sayangnya dia tidak berpeluru. Entahlah. Amunisinya menyakiti kamu dengan cara yang tidak bisa di jelaskan. Ada yang tidak bisa di sembuhkan. Kadang kadang tidak bisa sembuh dengan obat obatan. Beberapa orang akanmenyembuhkan dengan kata maaf . *untuk semua orang yang saya cintai dan saya bohongi. Maafkan saya. Im working on the new me that will say the truth. Even if its hurt.

Anda mungkin juga menyukai