Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Kerja Praktek Diera globalisasi ini, perkembangan dunia ilmu pengetahuan dunia ilmu dan teknologi begitu pesatnya dan dunia usaha dituntut untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat.Untuk dapat mengimbangi perkembangan yang terjadi begitu pesat dan juga memenuhi semua kebutuhan tersebut perusahaan harus memperhatikan peranan tenaga kerja yang memiliki produktivitas yang tinggi demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu berkaitan dengan kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan menganggap bahwa dalam mencari,menambah dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan bukan berasal dari kampus saja tetapi bisa melalui program-program pembelajaran langsung pada organisasi atau perusahaan-perusahaan. Kerja Praktek merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka merelevankan antara kurikulum perkuliahan dengan penerapannya didunia kerja, di mana mahasiswa dan dapat terjun langsung melihat, yang mempelajari, mengidentifikasi menangani masalah-masalah

dihadapi dengan menerapkan konsep ilmu yang telah dipelajari diperkuliahan. Kegiatan ini akan membuka wawasan berpikir tentang permasalahanpermasalahan yang timbul di Industri dan cara mengatasinya. Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan,praktikan memilih PT.Krama Yudha Ratu Motor sebagai tempat melakukan kegiatan tersebut. PT.Krama Yudha Ratu Motor, adalah perusahaan yang patut dibangggakan,khususnya untuk jenis perusahaan assembling otomotif dalam negeri. Alasan praktikan memilih PT. Krama Yudha Ratu Motor ini sebagai tempat untuk melakukan praktek kerja lapangan dikarenakan praktikan tertarik atas tugas,kedudukan,fungsi, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan PT. Krama Yudha Ratu Motor tersebut.

1.2 Tujuan Kerja Praktek Kerja praktek di PT. Krama Yudha Ratu Motor dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikulum pada Jurusan S1 Teknik Elektro STT - PLN yang bertujuan untuk :

Memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa beluk bidang ketenagalistrikan secara

mengenai seluk langsung.

Membandingkan ilmu yang telah didapat dikuliah dengan dilingkungan PT. Krama Yudha Ratu Motor Memahami proses pengontrolan instrumen motrain

aplikasi yang ada

1.1 Ruang Lingkup Kerja Praktek Ruang lingkup penulisan kerja praktek ini mencakup metode kontrol pada motrain yang ada pada proses pengaturan pengangkatan body Dengan maksud tercapainya proses mobil untuk ke proses selanjutnya. assembling 1.2 Metode Penulisan Untuk menyusun laporan kerja praktek di PT.Krama Yudha Ratu Motor, penulis yang dilaksanakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor, sehingga didapat data yang sifatnya lebih obyektif. berkaitan dengan penyusunan laporan ini. yang Metode Kepustakaan Mempelajari dan membahas system serta perlatan peralatan digunakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor, dengan cara mengumpulkan data buku buku literatir dan diktat diktat yang ada kaitannya. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk menghasilkan suatu bentuk penulisan yang sistematis dalam mengutarakan permasalahan dan memmudahkan dalam penyusunannya, maka perlu dibuat suatu sistematika penulisan 2 Metode Wawancara Melakukan Tanya jawab langsung dengan semua karyawan yang menggunakan metode sebagai berikut : Metode Observasi langsung Pengamatan secara langsung melihat tentang segala kegiatan

kehandalan sistem yang baik. Dengan tujuan mempermudah

Susunan penulisan Laporan kerja praktek ini terdiri dari :

BAB I

: PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan umum mengenai kontrol khususnya bagian Ratu Motor, penulisan. painting di, PT.Krama Yudha maksud dan tujuan kerja praktek,

metode penelitian, rung lingkup dan sistematika

BAB II :Bab in berisi tentang Profil PT.Krama Yudha Ratu Motor dan organisasi. BAB III : Pembahasan mengenai ruang lingkup laporan kerja praktek adalah Penggunaan PLC (Programmable Logic Control) di bagian maintenance dilakukan. painting serta metode maintenance yang BAB IV BAB V : Kegiatan kerja praktek. : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat diambil setelah Krama Yudha Ratu Motor. melaksanakan kerja praktek di PT. susunan

BAB II TINJAUAN UMUM PT. Krama Yudha Ratu Motor

2.1 Sejarah PT. Krama Yudha Ratu Motor Pada tahun 1970 PT. Krama Yudha didirikan di jakarta. Kemudian perusahaan ini menjadi induk dari beberapa perusahaan dibidang produksi kendaraan bermotor bermerek mitshubishi. PT. Krama Yudha ini memiliki sebagian besar saham-saham pada perusahaan kendaraan bermotor bermerek Mitshubishi antara lain 1. PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) yang merupakan pabrik kendaraan bermotor Mitshubishi jenis niaga, dan menjadi Mitshubishi Krama Yudha Motor & Manufacturing

perakitan 2. PT

obyek studi ini. (PT.MKM) merupakan pabrik 3. pembuatan komponen dan suku cadang yang di rakit di dalam negeri. kendaraan bermotor

kendaraan bermotor bermerek Mitshubishi sebagai importir dan bermerek Mitshubishi. 4. distributor

PT.Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT.KTB) yang bertindak tunggal

PT.Krama Yudha Surabaya Mojopahit Motors (PT.KSMM) kendaraan bermotor jenis niaga , yakni jenis Colt 4

adalah pabrik perakitan

diesel FE 101 dan Colt diesel FE 114 ini di tutup. 5.

pada taun 1983 tempat perakitan

PT. Krama Yudha Kesuma Motors (PT.KKM) merupakan pabrik sedan atau penumpang, dan sedang Galant II 1440 salon, F 1400 Hatch Back,

perakitan kendaraan

type 1800 salon, sedan Lancer type 6.

pada bulan april 2004 tempat ini di tutup. PT.Colt Engine Menufacturing (PT.CEM) merupakan pabrik Mitshubishi dan pada tahun 1985 PT ini menjadi mesin untuk kendaraan PT MKM II. PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) merupakan suatu usaha pabrik perakitan kendaraan bermotor niaga, merek Mitshubishi yang 1 Juni 1793 dan mendapat status dengan didirikan di Jakarta pada tanggal

kepercayaan langsung dari pabrik pemiliknya di Jepang, PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Pendiri PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) ini sejalan dengan rencana dan anjuran pemerintah agar supaya kebutuhan kendaraan bermotor dapat sepenuhnya di produksi di dalam negeri. Pada bulan Januari 1975 PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) mulai merakit, memulai menghasilkan produksi komersial, dengan mempergunakan peralatan dan tempat yang cukup baik. Dalam tahun tersebut perusahaan ini menghasilkan kendaaraan bermotor jenis niaga sejumlah 7882 unit, yang tediri dari : Kendaraan niaga tipe T120 pick up sebanyak 1368 unit. Kendaraan niaga tipe T210 CN sebanyak 968 unit. Kendaraan niaga tipe 200 CU sebanyak 1566 unit. Kendaraan niaga tipe T210 FZ sebanyak 1992 unit. Kendaraan niaga tipe 633 E sebanyak 1988 unit.

Dan saat ini seiring berkembangnya industri kendaraan bermotor, PT.KRM telah memproduksi jenis jenis kendaraan yaitu : 1. CJM (Car Joint Mitsubishi) CJM atau dikenal dengan merek dagang T120ss mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1998. T120ss sebenarnya sebelumnya sudah diedarkan memproduksi di pasar Indonesia pada tahun 1983, namun yang PT Krama Yudha Kesuma Motor (KKM). KKM adalah

memproduksi T120ss hingga tahun 1996, namun kemudian produksi T120ss 5

dipindahkan ke KRM karena Mitsubishi Motor Corporation (MMC), selaku penanam modal terbesar, tidak memutuskan untuk menutup Dalam KKM akibat produksinya yang menguntungkan. keberjalanannya

memproduksi T120ss Mitsubishi Corporation bekerja sama dengan Suzuki Corporation. Karena kerja sama inilah, T120ss berganti nama menjadi CJM (Car Joint Mitsubishi) untuk produksi Mitsubishi dan CJS (Car Joint Suzuki) untuk produksi Suzuki. Bentuk kerja sama kedua perusahaan otomotif ini adalah dalam hal pengadaan komponen-komponen penyusun mobil. Jadi produksi komponen mobil T120ss sebagian dilakukan oleh Mitsubishi, dalam hal ini adalah PT Mitsubishi Krama Yudha Manufacturer (MKM), dan sebagian lagi oleh Suzuki. CJM memiliki 4 varian, yaitu flat bed, standard pick up, mini bus, dan three way.

Gambar 2.1 T120SS (CJM).

2. TD ( Truck Diesel ) TD mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor sejak tahun 1975. Namun pertama kali dikeluarkan tidak disebut sebagai TD, namun T-200/210. Seiring berjalannya waktu model T-200/210 mengalami perbaikan dan peningkatan baik dalam bentuk model ataupun mesin yang digunakan. TD lebih dikenal dengan sebutan Kepala Kuning. Di Jepang, model TD memiliki nama Canter, sedangkan di Indonesia diberi nama New Colt Diesel. TD terdiri dari 8 varian, yaitu TQ, TR, TS, TU, TV, TW, TX, TZ

Gambar 2.2 T120SS (CJM). 3. SL SL memiliki nama populer L300, yaitu sebuah kendaraan niaga yang bak belakangnya terbuka. L300 mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1981. Sejak pertama kali diluncurkan oleh Mitsubishi Motor Corporation pada tahun 1975, SL atau L300 tidak pernah mengalami perubahan model.. SL terdiri dari 3 varian. MMC mengeluarkan nama Delica untuk L300. Pada bulan April tahun 2010, diproduksi tipe SLI, yaitu produk hasil kerja sama antara Mitsubishi dengan Isuzu. Body yang digunakan sama dengan mesinnya mesin Isuzu. tipe SL, namun menggunakan

Gambar 2.3. L300 (SL) 4. FUSO Fuso mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1975. Namun 2 tahun berikutnya, produksi FUSO oleh KRM terhenti selama 10 tahun. KRM kembali memproduksi FUSO pada tahun 1987. FUSO dibagi menjadi 2 tipe, yaitu FM dan FN. FN memiliki bentuk yang lebih besar dari FM, dikenal dengan nama tronton. FM memiliki 10 roda sedangkan FN memiliki hanya 6 roda. FUSO memiliki 6 varian.

Gambar 2.4. Truk Fuso (FN).

[1]

PT. KRM ini dibangun di atas tanah seluas 143.035 m2 dengan luas bangunan pabrik 20.360 m2 serta bangunan tambahan 6.600 m2. Total tenaga kerja yang ada sebanyak 1213 orang, yang terbagi atas tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi berjumlah 993 tenaga kerja. Kemudian tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dengan proses produksi dan tenaga kerja umum berjumlah 220 orang tenaga kerja. Lokasi pabrik terletak di jalan raya Bekasi Km.21-22 Rawa Terate Cakung, Jakarta. Sedangkan waktu kerja di PT.KRM menggunakan system kerja dua shift (pagi dan malam) yaitu 8 jam kerja setiap shiftnya. Apabila terjadi over time massa (OM) yang dapat dilakukan pada hari sabtu, sedangkan untuk hari minggu libur kerja.

Gambar 2.5 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara peta/map)

Gambar 2.6 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara hybrid)

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT.KRM

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Motrain Sistem Motrain adalah suatu alat pengangkut, yang mana prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip kerja conveyor. Motrain memindahkan barang/ benda,yang umumya berbobot berat sehingga sukar untuk dilakukan oleh manusia. Motrain ini terdiri dari : 1. Perangkat keras terdir atas berikut ini Motor AC yang berfungsi sebagai penggerak tuas

penggangkut dari satu kedudukan kedudukan lain. Motor DC yang berfungsi sebagai supply daya pada box panel Rel baja sebagai lintasan motrain. Box panel PLC yang berfungsi sebagai tempat kedudukan manual ditiap motrain.

hardware dari PLC. 10

motrain. 1.

Sensor posisi/kedudukan dan juga sensor pengontrol dimensi Tuas baja motrain yang berfungsi sebagai penjepit dan Iron chain yang berfungsi menaikkan/menurunkan tuas baja

dari kedudukan motrain. memindahkan benda dari satu posisi ke posisi lain.

Perangkat lunak. Komputer yang berfungsi sebagai penginput data yang

diinginkan dan juga sebagai pemantau output/kinerja motrain. Motrain pada umumnya memiliki lintasan yang saling berhubungan satu sama lain, bekerja secara simultan dan close loop/lintasan tertutup. Hal ini dimaksudkan agar kinerja motrain dapat dioptimalkan maksimal dan mudah dalam kegiatan maintenance. Pada laporan kerja praktek ini penulis membatasi materi hanya pada prinsip kerja PLC yang digunakan pada motrain yang digunakan di PT Krama Yudha Ratu Motor. Motrain yang digunakan di PT Krama Yudha Ratu Motor merupakan produk dari pabrikan Nakanishi Metal Work,Corp (NKC). Sebuah perusahaan industri alat berat dan juga transportasi terkemuka asal Jepang. NKC menghasilkan berbagai produk berkualitas tinggi sebagai jawaban atas permintaan industry/konsumen yang terus meningkat dari hari ke hari. Dengan menggunakan akurasi hingga + /-0.1mm, kecepatan variabel yang mampu melebihi 360m/min dan pemrograman yang fleksibel, sistem Motrain dapat memaksimalkan potensi dari setiap lini produksi baru. NKC memproduksi dua varian motrain yaitu : 1. Overhead Motrain System Desain sistem Spesifikasi : Kecepatan maksimum lebih dari 360m/min. Kecepatan kisaran 1 : 50 Accelerated velocity 1.08G dan Accelerated kecepatan 1.08G Sistem tata letak sederhana dan tidak membutuhkan ruang pengoperasiannya. production requirement. Peralatan handal dan hampir semua Reliable and proven equipment that is flexible enough to yang besar untuk meet almost any persyaratan produksi. 11

terbukti yang cukup fleksibel untuk memenuhi

Gambar 3.1 Overhead Motrain System 1. Floor Motrain System Spesifikasi desain sistem: Kecepatan maksimum lebih 1.08G dari 360m/min, Kecepatankisaran 1 : 50 dan Percepatan produk. Sistem fleksibilitas diperbesar dengan penggunaan meja

Sederhana, desain rapi memungkinkan akses maksimum ke

putar dan bagian angkat.

Gambar 3.2 Floor Motrain System Motrain di kontrol dengan menggunakan PLC yang cukup kompleks, umumnya di lengkapi dengan manual teks book yang berfungsi memudahkan 12

user jika sewaktu-waktu terjadi trouble pada motrain. Relay , timer,counter dan perangkat hardware lainnya yang digunakan sebagai pendukung kinerja dari produk-produk NKC umumnya menggunakan produk Omron,Co.

Gambar 3.1 skema manual book dari line box panel PLC ke conveyer

Gambar 3.2 Lay out dari alur rel motrain di PT.Krama yudha Ratu Motor

13

Sistem multi-produk dan kemudian ke sistem manufaktur yang fleksibel yang dapat menangani berbagai jenis dan jumlah produk, mengkonversi sistem produksi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang beragam, sistem manufaktur fleksibel sekarang metamorphosing ke sistem manufaktur komputer terpadu. Upgrade sistem produksi adalah proses yang berkelanjutan dalam meningkatkan efisiensi pengembangan desain, penjualan, dan distribusi. Sistem manufaktur Intelligent adalah langkah berikutnya. Membuat produk NKC menjadi kenyataan. Hal ini memerlukan sistem conveyor presisi tinggi dan interface akurat kompleks antara robot dan peralatan mesin. NKC sistem Motrain memiliki keahlian dan teknologi canggih sebagaimana dengan conveyors rantai. Dengan penentuan posisi begitu tepat hingga dapat diatur dengan akurasi 0.1mm, berkecepatan tinggi dan kecepatan konveyor variabel dengan kecepatan akurat diprogram, ketepatan Motrain sistem konveyor akan menjadi tolak ukur pada kehandalan suatu alat.Motrain memiliki semua yang diperlukan untuk membangun sistem produksi yang lebih besar di lini industry.

Gambar 3.3 box panel PLC,pengontrol conveyer Sistem NKC Motrain adalah array tak berujung aluminium menarik rel simpang siur hamparan luas dari suatu pabrik, efeknya mengingatkan instalasi pada bangunan kantor modern. Yang mana ketika lingkungan kerja merupakan faktor penting dalam nilai estetika, cahaya, dan tata letak yang elegan dengan sistem Motrain adalah nilai lebih dari produk NKC. NKC menggunakan khusus aluminium ringan dengan ketahanan superior untuk rel. 14

Bahan yang kuat, dan desain melebihi standar keamanan industri, untuk sebuah sistem yang sangat handal.

Gambar 3.4 input-output box panel (NKC conveyer)

3.2

ULASAN PLC

Dalam melaksanakan kegiatan produksinya PT. KRM dilengkapi dengan penggunaan sistem PLC dan sistem telekomunikasi, yang berfungsi sebagai sarana/alat yang membantu mempermudah operator dalam memonitor, menjalankan mesin produksi, dan meningkatkan efisiensi. Kata PLC merupakan dari singkatan dari Programmable Logic Control, Programmable adalah dapat diprogram (software based), Logic adalah Bekerja berdasar logika yang dibuat dan Control adalah Pengendali (otak) dari sistem otomatis Jadi pengetian PLC adalah pengendali yang dapat diprogram, hal ini bertujuan untuk membantu mendapatkan system pengoperasian optimum 15

sesuai dengan berbagai kenyataan kekurangan kekurangan maupun segala kelebihan yang terdapat pada suatu system. Programmable Logic Controllers (PLC) diciptakan untuk menggantikan kontrol dengan relay konvensional dengan peralatan solid state, tetapi peningkatan lingkup fungsi didapatkan pada banyak aplikasi yang lebih kompleks. Karena stuktur PLC didasarkan pada struktur yang sama seperti struktur yang dipakai pada arsitek computer, maka PLC tidak hanya mampu melakukan analogi. Beberapa keuntungan PLC disbanding relai konvesional adalah : Pengkabelan pada sistem berkurang sampai 80% Konsumsi daya jauh lebih hemat. Perubahan logika kontrol sangat mudah, cukup dengan melakukan Komponen sistem seperti relay dan timer berkurang cukup banyak PLC mempunyai self diagnostic function yang memudahkan tugas pensaklaran relai, tetapi juga aplikasi lain misalnya pencacahan, penghitungan, perbandingan, dan pemprosesan dari sinyal

pemrograman ulang (secara software). pada sistem dengan PLC. troubleshooting pada PLC. Jauh lebih cepat karena PLC berbasis mikroprosesor (dalam kisaran Pada sistem dengan I/O yang banyak dan kompleks, penggunaan Keandalan (reliability)PLC lebih tinggi dari pada relay mekanis Dokumentasi sistem dengan PLC jauh lebih mudah, karena ladder miliseconds). PLC lebih hemat dibanding penggunaan relay.

diagram dapat dicetak dengan mudah. Pada PLC terdapat 2 jenis input yaitu : PLC Input/Output device. Secara umum, cara kerja sistem yang dikendalikan PLC cukup sederhana. 1. PLC mendapatkan sinyal input dari input device 2. Akibatnya PLC mengerjakan logika program yang ada di dalamnya 3. PLC memberikan sinyal output pada output device Untuk memperjelas, pada gambar 3.5 dapat dilihat diagram hubungan PLC dan input/output device.

16

Gambar 3.5 Diagram hubungan PLC dan input/output device Penjelasan dari gambar 3.5, sebagai berikut PLC Input device : benda fisik yang memicu eksekusi logika/program pada PLC. Contoh saklar dan sensor. PLC Output device : benda fisik yang diaktifkan oleh PLC sebagai hasil eksekusi program. Contohnya ialah motor DC, motor AC, solenoid dan lain lain. Disini penting untuk memahami istilah diskrit dan analog. Karena keduanya menentukan sinyal yang akan diterima atau dihasilkan oleh peralatan. Discrete input device menghasilkan sinyal 0 dan 1, sedang analog input device menghasilkan sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya). Demikian juga discrete output device diaktifkan sinyal 0 dan 1, sedang analog output device dapat diaktifkan oleh sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya). Pada PLC dikenal dengan adanya Scan Time (Waktu Scan) . Scan time adalah proses pembacaan dari input, mengeksekusi program dan memperbaharui output yang disebut scanning. Waktu scan umumnya konstan dan proses sekuensial dari pembacaan staus input, mengevaluasi logika kontrol dan memperbaharui output. Spesifikasi waktu scan menunjukkan seberapa cepat kontroller dapat bereaksi terhadap input. Waktu scan tergantung pada panjang program. Penggunaan subsistem remote I/O juga menaikkan waktu scan karena harus mentransfer I/Oleh update ke subsistem remote. Monitoring dari kontrol program menambah waktu overhead dari scan karena CPU harus mengirim status dari coil dan contact ke peralatan peripheral. 17

Memprogram Diagram Ladder ke dalam PLC dan simulasikan sampai OK.


Mulai

EDIT OK?
OK?

Memahami syarat

Periksa semua

fungsi Simpan Program

Ya

Gambar system Daftar semua point input dan output ke

Test Program Semua diagram didokumen secara

End

Buat flowchart Program dan


AA

Gambar 3.6 Pendekatan Sistematik Disain Programmable Controlier

3.2.1 Discrete input device Switch adalah contoh dari input jenis ini. Toggle switch adalah jenis switch yang paling populer yang memberikan logika 0 atau 1 secara permanen.

18

Gambar 3.7 Toggle Switch Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996) Jenis yang lain ialah push button yang memberikan logika 0 atau 1 selama penekanan saja (sementara).

Gambar 3.8 Push Button Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996) Sensor juga merupakan contoh dari input device. Sensor bisa bersifat diskrit maupun analog. Secara sederhana, sensor dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengubah besaran fisik (kecepatan, posisi, tekanan, dll) menjadi besaran listrik (tegangan, arus, resistansi). Salah satu jenis sensor yang bersifat diskrit ialah limit switch. Umumnya limit switch digunakan untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Limit switch akan 19

aktif jika mendapatkan sentuhan atau tekanan dari suatu benda fisik. Jenis sensor diskrit yang lain ialah photo sensor yang juga berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Umumnya photo sensor terdiri dari sumber cahaya dan pendeteksi cahaya. 3.2.2 Analog input device Salah satu input device yang bersifat analog ialah Light Dependent Resistor (LDR) yang berfungsi untuk mengetahui intensitas cahaya. Resistansi LDR akan berubah ubah seiring perubahan intensitas cahaya yang diterimanya. Contoh aplikasi LDR ialah untuk menyalakan lampu secara otomatis saat kondisi ruangan gelap.

Gambar 3.9 LDR Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996) 3.2.3 Discrete Output Device Contoh dari discrete output device ialah solenoid yang berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis linier. Contoh aplikasinya ialah sebagai pemukul pada sistem pensortiran barang. Berikut ini gambar solenoid dalam keadaan unenergized dan energized.

Gambar 3.10 Solenoid

20

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996) Meski demikian motor DC juga dapat berlaku sebagai analog output, jika kecepatannya diatur secara analog. Berikut ini driver untuk mengendalikan kecepatan motor DC yang terdiri dari Op Amp sebagai penguat tegangan dan transistor sebagai penguat arus. 3.3 Relay Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakanotak dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : berikut jauh Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan. Pengatur logika kontrol suatu system Contoh : starting relay pada mesin mobil Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. (atau membuka) kontak saklar. Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi fungsi sebagai

3.3.1 Prinsip Kerja dan Simbol Relay mendapat terdiri dari coil dan contact. coil adalah gulungan kawat yang arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang

pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana prinsip kerja dari relay adalah ketika Coil mendapat energy listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

21

Gambar 3.11 Skema relay elektromekanik Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang digunakan pada Rangkaian listrik (hardware) Program (software)

Gambar 3.12 Rangkaian dan simbol logika relay Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996) Simbol selalu mewakili kondisi relay tidak dienergized.

22

Gambar 3.13 bentuk fisik dari relay

Tabel 3.1 Salah satu Data sheet relay G2RS Omron

23

Sumber : OMRON, General Purpose Relay G2RS Datasheet

3.3.2 Jenis jenis Relay 24

Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya. Pole adalah banyaknya contact yang dimiliki oleh relay dan Throw adalah banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact Penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw adalah sebagai berikut SPST (Single Pole Single Throw) DPST (Double Pole Single Throw) SPDT (Single Pole Double Throw) DPDT (Double Pole Double Throw) 3PDT (Three Pole Double Throw) 4PDT (Four Pole Double Throw)

Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri ialah untuk implementasi logika kontrol dalam suatu sistem. Sebagai bahasa pemrograman digunakan konfigurasi yang disebut ladder diagram atau relay ladder logic. Beberapa petunjuk tentang relay ladder logic (ladder diagram) adalah Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk rangkaian kontrol relay dan switching. LD Tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir. LD Bekerja berdasar aliran logika, bukan aliran tegangan/arus.

Relay Ladder Logic terbagi menjadi 3 komponen : 1. Input : pemberi informasi 2. Logic : pengambil keputusan 3. Output : usaha yang dilakukan

3.4 PLC Hardware Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi beberapa jenis yakni 1. Tipe compact. Ciri ciri PLC tipe Compact adalah Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input output, modul Umumnya berukuran kecil (compact) Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat 25 komunikasi) menjadi satu

diexpand

Tidak dapat ditambah modul modul khusus

Gambar 3.14 PLC compact Micro Logix dari Allen Bradley Sumber : Allen Braley, PLC MicroLogix Catalogue 2. Tipe modular Ciri ciri PLC tipe modular adalah Komponen komponennya terpisah ke dalam modul modul Berukuran besar Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input /output (sehingga Memungkinkan penambahan modul modul khusus

jumlah lebih banyak)

Gambar 3.15 PLC modular dari Omron Sumber : OMRON, Programmable Controllers, (OMRON : 2004)

26

3.5 Komponen komponen PLC PLC terbagi dalam beberapa komponen utama. Untuk memahaminya, pada gambar 3.25 menampilkan hubungan PLC dengan peralatan lain.

Gamba r3.16 Hubungan PLC dengan peralatan lain Dari gambar 3.25, PLC memiliki komponen yang terhubung dengan input device dan output device. PLC juga terhubung dengan PC untuk kebutuhan pemrograman (umumnya menggunakan RS 232 serial port). Secara umum PLC terbagi dalam beberapa komponen berikut : 1. Power Supply 2. Processor 3. Memory 4. Input and Output Module 5. Programming Device 1. Power Supply Power supply merupakan penyedia daya bagi PLC. Range tegangan yang dimilikinya bisa berupa tegangan AC (misal : 120/240 Vac) maupun tegangan DC (misal : 24 V DC). PLC juga memiliki power supply (24V DC) internal yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi input/output devices PLC.

27

Ga Gambar 3.17 Modul power supply dari Omron Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS 2. Processor (Central Processing Unit) Processor ialah bagian PLC yang bertugas membaca dan mengeksekusi instruksi program. Processor mempunyai elemen kontrol yang disebut Arithmetic and Logic Unit (ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi logika dan aritmetika.

Gambar 3.18 Modul processor dari Omron Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS

Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron

28

Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS 3. Memory Memory ialah tempat penyimpanan data dalam PLC. Memori ini umumnya menjadi satu modul dengan processor/CPU. Jika berbentuk memori eksternal maka itu merupakan memori tambahan. eksternal dari Omron. Berikut ini contoh modul memori

29

Gambar 3.19 Modul memori eksternal dari Omron Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS Adapun data yang tersimpan di dalam memori sebagai berikut Operating System PLC Status input output, data memory Program yang dibuat pengguna

Gambar 3.20 pengalamatan pada PC Penjelasan dari gambar 3.20, sebagai berikut : Operating System Memory Berfungsi untuk menyimpan operating system PLC. Memori ini berupa ROM (Read Only Memory) sehingga tidak dapat dirubah oleh user. Data (Status) Memory 30

Berfungsi untuk menyimpan status input-output tiap saat. Memori ini berupa RAM (Random Access Memory) sehingga dapat berubah sesuai kondisi input/output. Status akan kembali ke kondisi awal jika PLC mati. Program Memory Berfungsi untuk menyimpan program pengguna. Jenis memori ini berupa RAM RAM dapat menggunakan battery backup untuk menyimpan program selama jangka waktu tertentu. Selain itu memori dapat berupa EEPROM (Electrically Erasable Programmble Read Only Memory), yaitu jenis ROM yang dapat deprogram dan dihapus oleh user. Area memori PLC terdiri dari : Register Register berfungsi untuk menyimpan sekumpulan bit data, baik berupa : nibble (4 bit), byte (8 bit), maupun word (16 bit). Flag register Flag register berfungsi untuk mengindikasikan perubahan kondisi (state) input/output fisik. Flag register berupa satu bit data. CPU umumnya mempunyai internal flag untuk berbagai keperluan internal PLC. Auxiliary relays Auxiliary relays ialah elemen memori 1 bit dalam RAM yang digunakan untuk manipulasi data dalam program. Auxiliary relays disebut juga relay yang imajiner, karena dapat menggantikan fungsi relay namun berbentuk program. Timer Timer adalah pemberi penundaan waktu dalam suatu proses. Timer berasal dari built in clock oscillator dalam CPU. Timer umumnya memiliki alamat khusus. Counter Counter adalah komponen penghitung input pulsa yang diberikan input device. CPU memiliki counter internal. Counter ini umumnya memiliki alamat khusus .

31

4. Input - Output Module Input - output module ialah perantara dari PLC ke peralatan di dunia nyata.

Gambar 3.21 Hubungan input - output module dengan peralatan Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology, (West Publishing Co : 1996) I/O module pada PLC compact umumnya sudah built-in di PLC. Sedang untuk PLC modular berupa modul I/O tersendiri yang terpisah dari CPU. . Digital Input Module Digital Input Module berfungsi untuk menghubungkan input diskrit fisik (switch, sensor) dengan PLC. Modul ini tersedia dalam tegangan DC dan AC (umumnya : 240 Vac, 120 Vac, 24 Vdc, dan 5 Vdc). Di dalamnya terdapat optoisolator untuk mencegah lonjakan tegangan tinggi masuk PLC (sebagai pengaman). Digital Output Module Digital Output Module menghubungkan output diskrit fisik (lampu, relay, solenoid, motor) dengan PLC. Jenis jenis Digital Output Module ialah : Triac output (output tegangan AC) Transistor output (output tegangan DC) Relay output (output tegangan AC/DC) Berikut ini contoh spesifikasi transistor output module dari Omron. Di situ terdapat 32

informasi tentang jumlah output dalam modul tersebut, arus dan tegangan output untuk mendapatkan logika 1, dan lain lain.

Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron

Sumber : OMRON, PLC Omron C200HS output

Analog input/output module Selain modul input/output diskrit, terdapat juga modul input/output analog. 33

Modul input analog dapat menerima tegangan dan arus dengan level tertentu (misal 0 10 V, 4 20 mA) dari input device analog (misal : sensor analog, potensiometer). Sedangkan modul output analog dapat memberikan tegangn dan arus dengan level tertentu (misal 0 10 V, 4 20 mA) pada outpu device analog (misal : motor DC, motor AC, control valve). 5. Programming Device Programming Device ialah alat untuk membuat atau mengedit program PLC. Pada mulanya berupa hand held programmer Dengan perkembangan komputer yang cepat, dan disertai ukurannya yang semakin mengecil, maka PC atau laptop jauh lebih sering digunakan sekarang ini. PC terhubung dengan PLC melalui programming port (umumnya RS 232).

3.6 Pemilihan PLC Dalam pemilihan PLC yang akan di gunakan seorang expert harus memehami terlebih dahulu akan kebutuhan system. Setelah memahami kebutuhan sistem, barulah dapat ditentukan tipe PLC seperti apa yang tepat. Secara umum prinsip pemilihan PLC ialah : 1. Jumlah dan karakteristik input - output 2. Fitur hardware PLC Power supply, modul input/output, kemampuan untuk diekspansi dengan modul modul lain, port komunikasi, dan lain lain. 3. Fitur software PLC Kapasitas memori, kecepatan pemrosesan data, jumlah instruksi yang dapat digunakan, dan lain lain. Pada penggunaan PLC juga dikenal adanya scan time. Waktu scan tergantung pada panjang program. Penggunaan subsistem remote I/O juga menaikkan waktu scan karena harus mentransfer I/Oleh update ke subsistem remote. Monitoring dari kontrol program menambah waktu overhead dari scan karena CPU harus mengirim status dari coil dan contact ke peralatan peripheral. Scan Time (Waktu Scan) adalah proses pembacaan dari input, mengeksekusi program dan memperbaharui output yang disebut scanning. 34

Waktu scan umumnya konstan dan proses sekuensial dari pembacaan staus input, mengevaluasi logika kontrol dan memperbaharui output. Spesifikasi waktu scan menunjukkan seberapa cepat kontroller dapat bereaksi terhadap input. Contoh wiring untuk PLC CPMI

Gambar ...... Fungsi Memory Area pada PLC 1. 2. 3. 4. 5. 6. lain. 7. Timer/Counter Area : Bit yang terpakai di timer tidak boleh sama counter, dan jumlah yang sama untuk timer dan terpakai oleh counter di setiap PLC. 8. DM Area (Data Memory) : DM read/write : data DM berfungsi hanya dalam word, dan nilai word ditahan selama daya mati. DM error Log: digunakan untuk simpan waktu kejadian dan kode error log tidak digunakan, DM read only: tidak dapat ditulis ulang dalam program, tetapi dapat diubah melalui peralatan peripheral, DM PC Setup : digunakan untuk menyimpan berbagai parameter dalam operasi kontrol pada PC. 9. Tabel 3.4 Data sheet dari contoh memory area 35 IR Area (Internal Relay) : Sebagai bit area untuk I/O dan work area. SR Area (Special Relay) : Bit ini berfungsi sebagai bit tertentu sp TR Area (Temporary Relay) : Bit ini digunakan sebagai penyimpan ON/OFF saat daya dimatikan. daya dimatikan. HR Area (Holding Relay) : Bit ini menyimpan data dan menahan AR Area (Auxilary Relay) : Bit ini berfungsi tertentu seperti flag dan LR Area (Link Relay) : Digunakana untuk data link 1:1 dengan PC

flag dan bit kontrol sementara status status ON/OFF saat bit kontrol

BAB IV KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR 1 FEBRUARI SAMPAI DENGAN 31 MARET 2011

36

Kegiatan PKL ini brelangsung selama 2 bulan. Selama 2 bulan kami mencatan kegiatan yang ada di PT Krama Yudha Ratu Motor per 1 minggu. Ada pun kegiatan nya sebagai berikut: 4.1 Minggu I (1 Februari 2011 s/d 5 Februari 2011) Pada hari pertama ini kami diberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum kelapangan mengenai K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam PT.Krama Yudha Ratu Motor, perlengkapan yang dibutuhkan selama berada dilokasi dalam PT.Krama Yudha Ratu Motor dan kegunaannya, peraturan yang wajib ditaati selama kerja praktek berlangsung dan apa saja yang harus dilakukan dalam situasi darurat. Kami ditempatkan dibagian pemeliharaan control painting, Kami diperkenalkan oleh karyawan control painting dan pembimbing selama kami kerja praktek disana. Masuk kedalam Power House dan diberi penjelasan mengenai system kerja trafo, jenis trafo yang digunakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor. 4.2 Minggu II ( 7 Februari 2011 s/d 11 Februari 2011) Diberi penjelasan oleh pembimbing mengenai prinsip kerja motrain, diagram alur rel motrain, dan beberapa trouble yang sering timbul pada motrain. Di beri tugas mengamati kerja system control motrain agar tetap sesuai dengan ketentuan dan memberi tahu apabila ada gangguan. Mengamati para karyawan bidang maintenance dalam mengatasi trouble pada motrain.

37

Gambar 4.1 sistem control motrain pada painting

4.3 Minggu III ( 14 Februari 20011 s/d 18 Februari 2011) Keruang pengontrolan Water Tank dionish. Water Tank Dionish adalah sebuah tangki penampungan air murni. Air deionize adalah air yang telah melalui ionisasi sehingga air ini bersifat netral. Air dionish berfungsi untuk menghilangkan ion-ion yang ada pada benda kerja/ kabin. Diberi penjelasan mengenai kegunaan dan proses water Tank Dionish hingga bisa sampai ke pretreatment. dionish. Ditugasi memantau proses kerja di ruang contol Water Tank

38

Gambar 4.2 Lay out pengontrolan water tank dionish

4.4 Minggu IV ( 21` Februari 2011 s/d 25 Februari 2011) Diberi penjelasan mengenai cara kerja ASM (automatic spray machine). ASM adalah suatu sistem pengecatan chasis/body dengan menggunakan sistem otomatis, yang mana pengontrolannya diatur menggunakan PLC. Mengkalibrasi rutin control nozzle pada ASM untuk menghindari terjadinya pengecatan body yang tidak merata atau overthick. Mengamati secara rutin kerja control nozzle, dilakukan dengan pemerikasaaan ketebalan cat pada chasis/body yang telah di cat. Hal ini sebagai indikator utilitas dari nozzle, biasanya nozzle mengalami proses pembersihan tiap 3 minggu. 4.5 Minggu V ( 28 Februari s/d 4 Maret 2011) Ke box panel pusat pengontrolan system kerja motrain dan diberi penjelasan mengenai control proses motrain. Di tugasi mengamati monitor gangguan pada setiap proses kerja. Yang mana jika ada gangguan pada tiap sub-sistem motrain maka lampu indikator pada monitor box panel akan menyala dan alarm pun akan berbunyi. Para teknisi pun akan segera menuju ke 39

tempat/sub-sistem

motrain

yang

mengalami

gangguan

dan

mengatasinya.pada pusat box panel, agar dapat mengetahui setiap

4.6

Minggu VI (7 Maret 2011 s/d 11 Maret 2011) Keruang control CATIONIC ELECTROD DIPOSITION ( CED ), CED adalah Pelapisan cat primer ke body dengan menggunakan pengendapan arus listrik sistem katoda. Proses dimulai ketika Pigmen (F1) dan partikel Resin (F2) diberi muatan listrik di dalam larutan. Bila benda kerja direndam di dalam bak dan arus searah (320 V) dialirkan diantara benda kerja dan bak, maka partikel mulai bergerak ke ara obyek (gerakan ini disebut electrophoresis). Lama proses pelapisan sekitar 130 detik. Mengamati proses CED, pencampuran cat, mengetahui

perbandingan campuran cat dengan tinner, besar arus yang digunakan pada proses CED Memantau kerja CED agar tetap sesuai dengan ketentuan

Gambar 4.3 Both CED

4.6

Minggu VII (14 Maret 2011 s/d 18 Maret 2011)

40

Melakukan pengamatan pada saat service rutin bulanan pada motrain. Melakukan pengamatan pada penggantian pump CED dan valve dionish.

Gambar 4.4 service bulanan pada motrain dan komponen-komponen pendukung

4.6

Minggu VIII (21 Maret 20011 s/d 25 Maret 2011) Mengamati lebih cara kerja motrain. Mencari bahan untuk laporan kerja praktek Presentasi .

41

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN 1. PT Krama Yudha Ratu Motor sebgai

salah satu perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan produksi otomotif baik yang dikonsumsi domestic maupun nondomestic, menyerap tenaga kerja. Sehingga kerja operator,menigkatkan produksi dan juga efisiensi. 2. Untuk mengatasi gangguan pada system PLC, perlu dilakukan skala prioritas yaitu terhadap jenis gangguan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap seluruh angka gangguan agar efeknya cukup signifikan terhadap penurunan angka gangguan system PLC,khususnya bagian painting. pada akhirnya meningkatkan laju perekonomian Indonesia menggunakan sistem PLC yang bertujuan untuk mempermudah

5.2 SARAN 1. segala macam gangguan yang terjadi di lapangan. 2. Mengingat angka produksi yang dari hari ke hari terus meningakat,maka perlu di adakannya sebuah pembaharuan secara menyeluruh terhadap sistem kontrol,mesin-mesin,dan juga mekanisme produksi, sehingga tercapai angka produksi yang maksimal namun tetap efisien. Mengintegerasikan dan mensingkronkan semua box panel kedalam sebuah contol room, sehingga mempermudah dalam memonitor

42

DAFTAR PUSTAKA

1. Beam , Walter R. Beam. 1990 System Engineering, Architecture and Design, MCGraw-Hill Publishing Company, New york 2. Douglas V Hall,1986. Microprocesor and Interfacing, , MCGraw-Hill Publishing Company, New york
3. Setiawan Fugar,2000. Programmable Logic Controler( PLC ), Gramedia. Jakarta 4. Bagian Painting. 2001. Manual Painting. Jakarta: PT. Krama Yudha Ratu Motor 5. Bagian Maintenance. 2001 Manual Book of Motrain. Jakarta: PT. Krama Yudha Ratu Motor 6. -----Ensiklopedia Bebas----- http://www.wikipedia.com/ , Internet, Di unduh 2 Maret 2011

43

DAFTAR ISI
Lembar halaman judul Lembar Pengesahan Jurusan Lembar Pengesahan Perusahaan iii Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek 1 1.2 Tujuan Kerja praktek 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Metode Penulisan 2 1.5 Sistematika Penulisan 2 Bab II Tinjauan Umum Perusahaan 2.1 Sejarah PT. Krama Yudha Ratu Motor 2.2 Struktur Organisasi BAB III PEMBAHASAN 3.1 Motrain Sistem 3.2 ULASAN PLC 3.2.1 Discrete input device 3.2.2 Analog input device 3.2.3 Discrete Output Device 3.3 Relay 21 44 4 4 9 10 10 16 18 20 20 1 2 iv v ix x 1 i ii

3.3.1 Prinsip Kerja dan Simbol 3.3.2 Jenis jenis Relay 3.4 PLC Hardware 3.5 Komponen komponen PLC 3.6 Pemilihan PLC BAB IV LAPORAN KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK 36 BAB V SIMPULAN Daftar Pustaka Lampiran 40 33 24

21 24 26

41

45

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 T120SS (CJM) 5 Gambar 2.3. L300 (SL). Gambar 2.4. Truk Fuso (FN) Gambar 2.5 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara peta/map) 8 Gambar 2.6 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara hybrid) 8 Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT.KRM Gambar 3.1 Overhead Motrain System Gambar 3.2 Lay out dari alur rel motrain di PT.Krama yudha Ratu Motor 13 Gambar 3.3 box panel PLC,pengontrol conveyer Gambar 3.4 input-output box panel (NKC conveyer) Gambar 3.5 Diagram hubungan PLC dan input/output device 16 Gambar 3.6 Pendekatan Sistematik Disain Programmable Controlier 17 Gambar 3.7 Toggle Switch Gambar 3.8 Push Button Gambar 3.9 LDR Gambar 3.10 Solenoid Gambar 3.11 Skema relay elektromekanik Gambar 3.12 Rangkaian dan simbol logika relay 21 Gambar 3.13 bentuk fisik dari relay Gambar 3.14 PLC compact Micro Logix dari Allen Bradley Gambar 3.15 PLC modular dari Omron Gambar 3.16 Hubungan PLC dengan peralatan lain Gambar 3.17 Modul power supply dari Omron 26 Gambar 3.18 Modul processor dari Omron 26 46 21 24 24 25 18 19 19 20 18 14 14 9 11 Gambar 2.1 T120SS (CJM). 6 6 7

Gambar 3.19 Modul memori eksternal dari Omron Gambar 3.20 pengalamatan pada PC Gambar 3.21 Hubungan input - output module dengan peralatan 30 Gambar 4.1 sistem control motrain pada painting Gambar 4.2 Lay out pengontrolan water tank dionish 37 Gambar 4.3 Both CED 39

28 28

36

38

Gambar 4.4 service bulanan pada motrain dan komponen-komponen pendukung

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Salah satu Data sheet relay G2RS Omron 22 Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron 27 Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron 30 Tabel 3.4 Data sheet dari contoh memory area 33

47

48

49

Anda mungkin juga menyukai