Anda di halaman 1dari 46

 

BAB I 

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Kerja Praktek

Diera globalisasi ini, perkembangan dunia ilmu pengetahuan dunia ilmu dan teknologi begitu

pesatnya dan dunia usaha dituntut untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat.Untuk dapat

mengimbangi perkembangan yang terjadi begitu pesat dan juga memenuhi semua kebutuhan

tersebut perusahaan harus memperhatikan peranan tenaga kerja yang memiliki produktivitas

yang tinggi demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu berkaitan dengan kebutuhan

tenaga kerja yang berkualitas lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan ilmu

pengetahuan menganggap bahwa dalam mencari,menambah dan mengembangkan ilmu dan

pengetahuan bukan berasal dari kampus saja tetapi bisa melalui program-program pembelajaran

langsung pada organisasi atau perusahaan-perusahaan.

Kerja Praktek merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

merelevankan antara kurikulum perkuliahan dengan penerapannya didunia kerja, di mana

mahasiswa dapat terjun langsung melihat, mempelajari, mengidentifikasi dan menangani

masalah-masalah yang dihadapi dengan menerapkan konsep ilmu yang telah dipelajari

diperkuliahan. Kegiatan ini akan membuka wawasan berpikir tentang permasalahan-

permasalahan yang timbul di Industri dan cara mengatasinya. Dalam pelaksanaan praktek kerja

lapangan,praktikan memilih PT.Krama Yudha Ratu Motor sebagai tempat melakukan kegiatan

tersebut. PT.Krama Yudha Ratu Motor, adalah perusahaan yang patut dibangggakan,khususnya

untuk jenis perusahaan assembling otomotif dalam negeri. Alasan praktikan memilih PT. Krama

Yudha Ratu Motor ini sebagai tempat untuk melakukan praktek kerja lapangan dikarenakan

praktikan tertarik atas tugas,kedudukan,fungsi, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan PT. Krama

Yudha Ratu Motor tersebut.

1.2  Tujuan Kerja Praktek


Kerja praktek di PT. Krama Yudha Ratu Motor dilakukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan kurikulum pada Jurusan S1 Teknik Elektro STT - PLN yang bertujuan untuk :  

  Memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai seluk

beluk bidang ketenagalistrikan secara langsung.

  Membandingkan ilmu yang telah didapat dikuliah dengan aplikasi yang ada

dilingkungan PT. Krama Yudha Ratu Motor

  Memahami proses pengontrolan instrumen motrain  


1
 

1.3  Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup penulisan kerja praktek ini mencakup metode kontrol pada motrain

yang ada pada proses pengaturan pengangkatan body mobil untuk ke proses selanjutnya.

Dengan maksud tercapainya kehandalan sistem yang baik. Dengan tujuan mempermudah

proses assembling

1.4 Metode Penulisan

Untuk menyusun laporan kerja praktek di PT.Krama Yudha Ratu Motor, penulis

menggunakan metode sebagai berikut :

  Metode Observasi langsung

Pengamatan secara langsung melihat tentang segala kegiatan yang

dilaksanakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor, sehingga didapat data yang

sifatnya lebih obyektif.

  Metode Wawancara

Melakukan Tanya jawab langsung dengan semua karyawan yang berkaitan

dengan penyusunan laporan ini.

  Metode Kepustakaan

Mempelajari dan membahas system serta perlatan  – peralatan yang

digunakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor, dengan cara mengumpulkan data

buku – buku literatir dan diktat – diktat yang ada kaitannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan suatu bentuk penulisan yang sistematis dalam mengutarakan

permasalahan dan memmudahkan dalam penyusunannya, maka perlu dibuat suatu

sistematika penulisan

Susunan penulisan Laporan kerja praktek ini terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan umum mengenai kontrol khususnya

bagian painting di, PT.Krama Yudha Ratu Motor, maksud dan

tujuan kerja praktek, metode penelitian, rung lingkup dan

sistematika penulisan.

2
 

BAB II :Bab in berisi tentang Profil PT.Krama Yudha Ratu Motor dan

susunan organisasi.

BAB III : Pembahasan mengenai ruang lingkup laporan kerja

praktek adalah Penggunaan PLC (Programmable Logic Control) di

bagian maintenance painting serta metode maintenance yang

dilakukan.

BAB IV : Kegiatan kerja praktek.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat diambil setelah

melaksanakan kerja praktek di PT. Krama Yudha Ratu Motor.

3
 

BAB II 

TINJAUAN UMUM

PT. Krama Yudha Ratu Motor

2.1 Sejarah PT. Krama Yudha Ratu Motor 

Pada tahun 1970 PT. Krama Yudha didirikan di jakarta. Kemudian perusahaan ini menjadi

induk dari beberapa perusahaan dibidang produksi kendaraan bermotor bermerek mitshubishi. PT.

Krama Yudha ini memiliki sebagian besar saham-saham pada perusahaan kendaraan bermotor

bermerek Mitshubishi antara lain

1.  PT. Krama Yudha Ratu Motor  (PT.KRM) yang merupakan pabrik perakitan

kendaraan bermotor Mitshubishi jenis niaga, dan menjadi obyek studi ini.

2.  PT Mitshubishi Krama Yudha Motor & Manufacturing  (PT.MKM) merupakan pabrik

pembuatan komponen dan suku cadang kendaraan bermotor bermerek Mitshubishi

yang di rakit di dalam negeri.

3.  PT.Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT.KTB ) yang bertindak sebagai importir dan

distributor tunggal kendaraan bermotor bermerek Mitshubishi.

4.  PT.Krama Yudha Surabaya Mojopahit Motors (PT.KSMM) adalah pabrik perakitan

kendaraan bermotor jenis niaga , yakni jenis Colt diesel FE 101 dan Colt diesel FE 114

pada taun 1983 tempat perakitan ini di tutup.

5.  PT. Krama Yudha Kesuma Motors (PT.KKM) merupakan pabrik perakitan kendaraan

sedan atau penumpang, dan sedang Galant II type 1800 salon, sedan Lancer type

1440 salon, F 1400 Hatch Back, pada bulan april 2004 tempat ini di tutup.

6.  PT.Colt Engine Menufacturing (PT.CEM) merupakan pabrik mesin untuk kendaraan

Mitshubishi dan pada tahun 1985 PT ini menjadi PT MKM II.

PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) merupakan suatu usaha pabrik perakitan

kendaraan bermotor niaga, merek Mitshubishi yang didirikan di Jakarta pada tanggal

1 Juni 1793 dan mendapat kepercayaan langsung dari pabrik pemiliknya di Jepang,

dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

4
 

Pendiri PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) ini sejalan dengan rencana dan

anjuran pemerintah agar supaya kebutuhan kendaraan bermotor dapat sepenuhnya di

produksi di dalam negeri.

Pada bulan Januari 1975 PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) mulai merakit,

memulai menghasilkan produksi komersial, dengan mempergunakan peralatan dan tempat

yang cukup baik.

Dalam tahun tersebut perusahaan ini menghasilkan kendaaraan bermotor jenis

niaga sejumlah 7882 unit, yang tediri dari :

  Kendaraan niaga tipe T120 pick up sebanyak 1368 unit.

  Kendaraan niaga tipe T210 CN sebanyak 968 unit.

  Kendaraan niaga tipe 200 CU sebanyak 1566 unit.

  Kendaraan niaga tipe T210 FZ sebanyak 1992 unit.

  Kendaraan niaga tipe 633 E sebanyak 1988 unit.

Dan saat ini seiring berkembangnya industri kendaraan bermotor, PT.KRM telah

memproduksi jenis – jenis kendaraan yaitu :

1.  CJM (Car Joint Mitsubishi)

CJM atau dikenal dengan merek dagang T120ss mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu

Motor pada tahun 1998. T120ss sebenarnya sebelumnya sudah diedarkan di pasar Indonesia

pada tahun 1983, namun yang memproduksi adalah PT Krama Yudha Kesuma Motor (KKM). KKM

memproduksi T120ss hingga tahun 1996, namun kemudian produksi T120ss dipindahkan ke KRM

karena Mitsubishi Motor Corporation (MMC), selaku penanam modal terbesar, memutuskan

untuk menutup KKM akibat produksinya yang tidak menguntungkan. Dalam keberjalanannya

memproduksi T120ss Mitsubishi Corporation bekerja sama dengan Suzuki Corporation. Karena

kerja sama inilah, T120ss berganti nama menjadi CJM (Car Joint Mitsubishi) untuk produksi

Mitsubishi dan CJS (Car Joint Suzuki) untuk produksi Suzuki. Bentuk kerja sama kedua perusahaan

otomotif ini adalah dalam hal pengadaan komponen-komponen penyusun mobil. Jadi produksi

komponen mobil T120ss sebagian dilakukan oleh Mitsubishi, dalam hal ini adalah PT Mitsubishi

Krama Yudha Manufacturer (MKM), dan sebagian lagi oleh Suzuki. CJM memiliki 4 varian, yaitu

flat bed, standard pick up, mini bus, dan three way.

5
 

 
Gambar 2.1 T120SS (CJM).

2.  TD ( Truck Diesel )

TD mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor sejak tahun 1975. Namun pertama kali

dikeluarkan tidak disebut sebagai TD, namun T-200/210. Seiring berjalannya waktu model T-

200/210 mengalami perbaikan dan peningkatan baik dalam bentuk model ataupun mesin yang

digunakan. TD lebih dikenal dengan sebutan “Kepala Kuning” . Di Jepang, model TD memiliki

nama “Canter” , sedangkan di Indonesia diberi nama New Colt Diesel. TD terdiri dari 8 varian,

yaitu TQ, TR, TS, TU, TV, TW, TX, TZ

 
Gambar 2.2 T120SS (CJM).

3.  SL

SL memiliki nama populer L300, yaitu sebuah kendaraan niaga yang bak belakangnya terbuka.

L300 mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1981. Sejak pertama kali

diluncurkan oleh Mitsubishi Motor Corporation pada tahun 1975, SL atau L300 tidak pernah

mengalami perubahan model.. SL terdiri dari 3 varian. MMC mengeluarkan nama “Delica” untuk

L300. Pada bulan April tahun 2010, diproduksi tipe SLI, yaitu produk hasil kerja sama antara

Mitsubishi dengan Isuzu. Body yang digunakan sama dengan tipe SL, namun mesinnya

menggunakan mesin Isuzu.

6
 

Gambar 2.3. L300 (SL)

 
4. FUSO

Fuso mulai diproduksi oleh PT Krama Yudha Ratu Motor pada tahun 1975. Namun 2 tahun

berikutnya, produksi FUSO oleh KRM terhenti selama 10 tahun. KRM kembali memproduksi

FUSO pada tahun 1987. FUSO dibagi menjadi 2 tipe, yaitu FM dan FN. FN memiliki bentuk yang

lebih besar dari FM, dikenal dengan nama tronton. FM memiliki 10 roda sedangkan FN memiliki

hanya 6 roda. FUSO memiliki 6 varian.

[1]
Gambar 2.4. Truk Fuso (FN).  

PT. KRM ini dibangun di atas tanah seluas 143.035 m2 dengan luas bangunan pabrik 20.360

m2 serta bangunan tambahan 6.600 m2. Total tenaga kerja yang ada sebanyak 1213 orang,

yang terbagi atas tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi berjumlah 993

tenaga kerja. Kemudian tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dengan proses produksi dan

tenaga kerja umum berjumlah 220 orang tenaga kerja. Lokasi pabrik terletak di jalan raya Bekasi

Km.21-22 Rawa Terate Cakung, Jakarta. Sedangkan waktu kerja di PT.KRM menggunakan

system kerja dua shift (pagi dan malam) yaitu 8 jam kerja setiap shiftnya. Apabila terjadi over

time massa  (OM) yang dapat dilakukan pada hari sabtu, sedangkan untuk hari minggu libur

kerja.

7
 

Gambar 2.5 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara peta/map)

Gambar 2.6 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara hybrid)

8
 

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT.KRM

9
 

BAB III 

LANDASAN TEORI

3.1 Motrain Sistem

Motrain adalah suatu alat pengangkut, yang mana prinsip kerjanya hampir sama dengan

prinsip kerja conveyor. Motrain memindahkan barang/ benda,yang umumya berbobot berat

sehingga sukar untuk dilakukan oleh manusia. Motrain ini terdiri dari :

1.  Perangkat keras terdir atas berikut ini

  Motor AC yang berfungsi sebagai penggerak tuas penggangkut dari satu kedudukan

kedudukan lain.

  Motor DC yang berfungsi sebagai supply daya pada box panel manual ditiap motrain.

  Rel baja sebagai lintasan motrain.

  Box panel PLC yang berfungsi sebagai tempat kedudukan hardware dari PLC.

  Sensor posisi/kedudukan dan juga sensor pengontrol dimensi dari kedudukan

motrain.

  Tuas baja motrain yang berfungsi sebagai penjepit dan memindahkan benda dari

satu posisi ke posisi lain.

  Iron chain yang berfungsi menaikkan/menurunkan tuas baja motrain.

2.  Perangkat lunak.

  Komputer yang berfungsi sebagai penginput data yang diinginkan dan juga sebagai

pemantau output/kinerja motrain.

Motrain pada umumnya memiliki lintasan yang saling berhubungan satu sama lain, bekerja

secara simultan dan close loop/lintasan tertutup. Hal ini dimaksudkan agar kinerja motrain dapat

dioptimalkan maksimal dan mudah dalam kegiatan maintenance.

Pada laporan kerja praktek ini penulis membatasi materi hanya pada prinsip kerja PLC yang

digunakan pada motrain yang digunakan di PT Krama Yudha Ratu Motor. Motrain yang digunakan

di PT Krama Yudha Ratu Motor merupakan produk dari pabrikan Nakanishi Metal Work,Corp

(NKC). Sebuah perusahaan industri alat berat dan juga transportasi terkemuka asal Jepang. NKC

menghasilkan berbagai produk berkualitas tinggi sebagai jawaban atas permintaan

industry/konsumen yang terus meningkat dari hari ke hari. Dengan menggunakan akurasi hingga

10
 

+ /-0.1mm, kecepatan variabel yang mampu melebihi 360m/min dan pemrograman yang

fleksibel, sistem Motrain dapat memaksimalkan potensi dari setiap lini produksi baru.  

NKC memproduksi dua varian motrain yaitu :  

1.  Overhead Motrain System

Desain sistem Spesifikasi :

Kecepatan maksimum lebih dari 360m/min.


  Kecepatan kisaran 1 : 50

Accelerated velocity 1.08G dan Accelerated kecepatan 1.08G

Sistem tata letak sederhana dan tidak membutuhkan ruang yang besar untuk
 

pengoperasiannya.

Reliable and proven equipment that is flexible enough to meet almost any
 

production requirement. Peralatan handal dan terbukti yang cukup fleksibel untuk

memenuhi hampir semua persyaratan produksi.

Gambar 3.1 Overhead Motrain System  

2.  Floor Motrain System

Spesifikasi desain sistem:

  Kecepatan maksimum lebih dari 360m/min, Kecepatankisaran 1 : 50 dan Percepatan

1.08G

  Sederhana, desain rapi memungkinkan akses maksimum ke produk.

  Sistem fleksibilitas diperbesar dengan penggunaan meja putar dan bagian angkat.

11
 

Gambar 3.2 Floor Motrain System

Motrain di kontrol dengan menggunakan PLC yang cukup kompleks, umumnya di lengkapi

dengan manual teks book yang berfungsi memudahkan user jika sewaktu-waktu terjadi trouble

pada motrain. Relay , timer,counter dan perangkat hardware lainnya yang digunakan sebagai

pendukung kinerja dari produk-produk NKC umumnya menggunakan produk Omron,Co.

Gambar 3.1 skema manual book dari line box panel PLC ke conveyer

12
 

Gambar 3.2 Lay out dari alur rel motrain di PT.Krama yudha Ratu Motor

Sistem multi-produk dan kemudian ke sistem manufaktur yang fleksibel yang dapat

menangani berbagai jenis dan jumlah produk, mengkonversi sistem produksi untuk

mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang beragam, sistem manufaktur fleksibel sekarang

metamorphosing ke sistem manufaktur komputer terpadu. Upgrade sistem produksi adalah

proses yang berkelanjutan dalam meningkatkan efisiensi pengembangan desain, penjualan, dan

distribusi. Sistem manufaktur Intelligent adalah langkah berikutnya. Membuat produk NKC

menjadi kenyataan. Hal ini memerlukan sistem conveyor presisi tinggi dan interface akurat

kompleks antara robot dan peralatan mesin. NKC sistem Motrain memiliki keahlian dan teknologi

canggih sebagaimana dengan conveyors rantai. Dengan penentuan posisi begitu tepat hingga

dapat diatur dengan akurasi ± 0.1mm, berkecepatan tinggi dan kecepatan konveyor variabel

dengan kecepatan akurat diprogram, ketepatan Motrain sistem konveyor akan menjadi tolak

ukur pada kehandalan suatu alat.Motrain memiliki semua yang diperlukan untuk membangun

sistem produksi yang lebih besar di lini industry.

13
 

Gambar 3.3 box panel PLC,pengontrol conveyer

Sistem NKC Motrain adalah array tak berujung aluminium menarik rel simpang siur hamparan

luas dari suatu pabrik, efeknya mengingatkan instalasi pada bangunan kantor modern. Yang

mana ketika lingkungan kerja merupakan faktor penting dalam nilai estetika, cahaya, dan tata

letak yang elegan dengan sistem Motrain adalah nilai lebih dari produk NKC. NKC menggunakan

khusus aluminium ringan dengan ketahanan superior untuk rel. Bahan yang kuat, dan desain

melebihi standar keamanan industri, untuk sebuah sistem yang sangat handal.

Gambar 3.4 input-output box panel (NKC conveyer)

14
 

3.2 ULASAN PLC

Dalam melaksanakan kegiatan produksinya PT. KRM dilengkapi dengan penggunaan sistem

PLC dan sistem telekomunikasi, yang berfungsi sebagai sarana/alat yang membantu

mempermudah operator dalam memonitor, menjalankan mesin produksi, dan meningkatkan

efisiensi.

Kata PLC merupakan dari singkatan dari Programmable Logic Control, Programmable adalah

dapat diprogram (software based), Logic adalah Bekerja berdasar logika yang dibuat dan Control

adalah Pengendali (otak) dari sistem otomatis

Jadi pengetian PLC adalah pengendali yang dapat diprogram, hal ini bertujuan untuk

membantu mendapatkan system pengoperasian optimum sesuai dengan berbagai kenyataan

kekurangan – kekurangan maupun segala kelebihan yang terdapat pada suatu system.

Programmable Logic Controllers (PLC) diciptakan untuk menggantikan kontrol dengan relay

konvensional dengan peralatan solid state, tetapi peningkatan lingkup fungsi didapatkan pada

banyak aplikasi yang lebih kompleks. Karena stuktur PLC didasarkan pada struktur yang sama

seperti struktur yang dipakai pada arsitek computer, maka PLC tidak hanya mampu melakukan

tugas pensaklaran relai, tetapi juga aplikasi lain misalnya pencacahan, penghitungan,

perbandingan, dan pemprosesan dari sinyal analogi.

Beberapa keuntungan PLC disbanding relai konvesional adalah :

  Pengkabelan pada sistem berkurang sampai 80%

  Konsumsi daya jauh lebih hemat.

  Perubahan logika kontrol sangat mudah, cukup dengan melakukan pemrograman

ulang (secara software).

  Komponen sistem seperti relay dan timer berkurang cukup banyak pada sistem

dengan PLC.

  PLC mempunyai self diagnostic function yang memudahkan troubleshooting pada

PLC. 

  Jauh lebih cepat karena PLC berbasis mikroprosesor (dalam kisaran miliseconds).

  Pada sistem dengan I/O yang banyak dan kompleks, penggunaan PLC lebih hemat

dibanding penggunaan relay.

  Keandalan (reliability)PLC lebih tinggi dari pada relay mekanis

  Dokumentasi sistem dengan PLC jauh lebih mudah, karena ladder diagram dapat 

dicetak dengan mudah.

15
 

Pada PLC terdapat 2 jenis input  yaitu : PLC Input/Output device. Secara umum, cara kerja

sistem yang dikendalikan PLC cukup sederhana.

1. PLC mendapatkan sinyal input dari input device 

2. Akibatnya PLC mengerjakan logika program yang ada di dalamnya

3. PLC memberikan sinyal output pada output device 

Untuk memperjelas, pada gambar 3.5 dapat dilihat diagram hubungan PLC dan input/output 

device.

Gambar 3.5 Diagram hubungan PLC dan input/output device

Penjelasan dari gambar 3.5, sebagai berikut

  PLC Input device : benda fisik yang memicu eksekusi logika/program pada PLC.

Contoh saklar dan sensor.

  PLC Output device : benda fisik yang diaktifkan oleh PLC sebagai hasil eksekusi

program. Contohnya ialah motor DC, motor AC, solenoid dan lain  – lain.

Disini penting untuk memahami istilah “diskrit” dan   “analog”. Karena keduanya menentukan

sinyal yang akan diterima atau dihasilkan oleh peralatan. Discrete input device menghasilkan

sinyal 0 dan 1, sedang analog input device menghasilkan sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3,

4, dan seterusnya). Demikian juga discrete output  device diaktifkan sinyal 0 dan 1, sedang analog

output device dapat diaktifkan oleh sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya).

Pada PLC dikenal dengan adanya Scan Time (Waktu Scan) . Scan time adalah proses

pembacaan dari input, mengeksekusi program dan memperbaharui output yang disebut

scanning. Waktu scan umumnya konstan dan proses sekuensial dari pembacaan staus input,

mengevaluasi logika kontrol dan memperbaharui output. Spesifikasi waktu scan menunjukkan

seberapa cepat kontroller dapat bereaksi terhadap input. Waktu scan tergantung pada panjang

16
 

program. Penggunaan subsistem remote I/O juga menaikkan waktu scan karena harus

mentransfer I/Oleh update ke subsistem remote. Monitoring dari kontrol program menambah

waktu overhead dari scan karena CPU harus mengirim status dari coil dan contact ke peralatan

peripheral. 

A  B 

Memprogram Diagram Ladder ke


dalam PLC dan simulasikan EDIT Pro ram
sam ai OK.
OK?
OK? 

Mulai
Periksa fungsi semua Ya

Memahami syarat
Simpan

Test Program
Gambar system
Semua
diagram

Daftar semua didokumen

point input dan


output ke point

C  End
Buat flowchart B 

Program dan
terjemahkan ke

AA 

Gambar 3.6 Pendekatan Sistematik Disain Programmable Controlier

17
 

3.2.1 Discrete input device

Switch adalah contoh dari input jenis ini. Toggle switch adalah jenis switch yang paling populer

yang memberikan logika 0 atau 1 secara permanen.

Gambar 3.7 Toggle Switch

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology , (West Publishing Co : 1996)

Jenis yang lain ialah  push button yang memberikan logika 0 atau 1 selama penekanan saja

(sementara).

Gambar 3.8 Push Button

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology , (West Publishing Co : 1996)

Sensor juga merupakan contoh dari input device. Sensor bisa bersifat diskrit maupun analog.

Secara sederhana, sensor dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengubah besaran fisik

(kecepatan, posisi, tekanan, dll ) menjadi besaran listrik (tegangan, arus, resistansi ). Salah satu

 jenis sensor yang bersifat diskrit ialah limit switch. Umumnya limit switch digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Limit switch akan aktif jika mendapatkan
18
 

sentuhan atau tekanan dari suatu benda fisik. Jenis sensor diskrit yang lain ialah  photo sensor 

yang juga berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Umumnya

 photo sensor terdiri dari sumber cahaya dan pendeteksi cahaya.

3.2.2 Analog input device

Salah satu input device yang bersifat analog ialah Light Dependent Resistor (LDR) yang

berfungsi untuk mengetahui intensitas cahaya. Resistansi LDR akan berubah  – ubah seiring

perubahan intensitas cahaya yang diterimanya. Contoh aplikasi LDR ialah untuk menyalakan

lampu secara otomatis saat kondisi ruangan gelap.

Gambar 3.9 LDR

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology , (West Publishing Co : 1996)

3.2.3 Discrete Output Device

Contoh dari discrete output device ialah solenoid yang berfungsi untuk mengubah sinyal listrik

menjadi gerakan mekanis linier. Contoh aplikasinya ialah sebagai pemukul pada sistem

pensortiran barang. Berikut ini gambar solenoid dalam keadaan unenergized dan energized .

Gambar 3.10 Solenoid 

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology , (West Publishing Co : 1996)

Meski demikian motor DC juga dapat berlaku sebagai analog output , jika kecepatannya diatur

secara analog. Berikut ini driver untuk mengendalikan kecepatan motor DC yang terdiri dari Op

Amp sebagai penguat tegangan dan transistor sebagai penguat arus.

19
 

3.3 Relay

Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan

logika switching. Sebelum tahun 70an, relay  merupakan“otak” dari rangkaian pengendali. Baru

setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay . Relay yang paling sederhana ialah

relay  elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

  Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)

kontak saklar.

  Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi  – fungsi sebagai berikut

  Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh

  Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan. Contoh : starting relay  pada

mesin mobil

  Pengatur logika kontrol suatu system

3.3.1 Prinsip Kerja dan Simbol

Relay  terdiri dari coil  dan contact . coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik,

sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik

di coil . Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally 

Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

Secara sederhana prinsip kerja dari relay  adalah ketika Coil  mendapat energy listrik

(energized ), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan

contact akan menutup.

Gambar 3.11 Skema relay elektromekanik

20
 

Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay   juga mempunyai fungsi sebagai

pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang digunakan pada

  Rangkaian listrik (hardware)

  Program (software)

Gambar 3.12 Rangkaian dan simbol logika relay 

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology , (West Publishing Co : 1996)

Simbol selalu mewakili kondisi relay tidak dienergized .

Gambar 3.13 bentuk fisik dari relay

21
 

Tabel 3.1 Salah satu Data sheet relay G2RS Omron

Sumber : OMRON, General Purpose Relay G2RS Datasheet 

22
 

3.3.2 Jenis jenis Relay


 – 

Seperti saklar, relay  juga dibedakan berdasar  pole dan throw  yang dimilikinya. Pole adalah

banyaknya contact  yang dimiliki oleh relay dan Throw  adalah banyaknya kondisi (state) yang

mungkin dimiliki contact 

Penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw adalah sebagai berikut

  SPST (Single Pole Single Throw )

  DPST (Double Pole Single Throw )

  SPDT (Single Pole Double Throw )

  DPDT (Double Pole Double Throw )

  3PDT (Three Pole Double Throw )

  4PDT (Four Pole Double Throw )

Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri ialah untuk implementasi logika kontrol

dalam suatu sistem. Sebagai “bahasa pemrograman” digunakan konfigurasi yang disebut ladder 

diagram atau relay ladder logic. Beberapa petunjuk tentang relay   ladder logic (ladder diagram) 

adalah 

  Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk

rangkaian kontrol relay dan switching.

  LD Tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir.

  LD Bekerja berdasar aliran logika, bukan aliran tegangan/arus.

Relay Ladder Logic terbagi menjadi 3 komponen :

1. Input : pemberi informasi

2. Logic : pengambil keputusan

3. Output : usaha yang dilakukan 

3.4 PLC Hardware

Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi beberapa jenis yakni

1. Tipe compact .

Ciri – ciri PLC tipe Compact adalah

  Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input  – output, modul komunikasi)

menjadi satu
23
 

  Umumnya berukuran kecil (compact)

  Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat diexpand 

  Tidak dapat ditambah modul  – modul khusus

Gambar 3.14 PLC compact Micro Logix dari Allen Bradley 

Sumber : Allen Braley, PLC MicroLogix Catalogue

2. Tipe modular

Ciri – ciri PLC tipe modular adalah

  Komponen – komponennya terpisah ke dalam modul  – modul

  Berukuran besar

  Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input /output (sehingga jumlah lebih banyak)

  Memungkinkan penambahan modul  – modul khusus

Gambar 3.15 PLC modular dari Omron

Sumber : OMRON, Programmable Controllers, (OMRON : 2004)

24
 

3.5 Komponen komponen PLC


 – 

PLC terbagi dalam beberapa komponen utama. Untuk memahaminya, pada gambar 3.25

menampilkan hubungan PLC dengan peralatan lain.

Gambar3.16 Hubungan PLC dengan peralatan lain

Dari gambar 3.25, PLC memiliki komponen yang terhubung dengan input device dan output 

device. PLC juga terhubung dengan PC untuk kebutuhan pemrograman (umumnya menggunakan

RS 232 serial port ).

Secara umum PLC terbagi dalam beberapa komponen berikut :

1. Power Supply

2. Processor

3. Memory

4. Input and Output Module

5. Programming Device

1. Power Supply 

Power supply  merupakan penyedia daya bagi PLC. Range tegangan yang dimilikinya bisa

berupa tegangan AC (misal : 120/240 Vac) maupun tegangan DC (misal : 24 V DC). PLC juga

memiliki  power supply  (24V DC) internal yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi

input/output devices PLC.

25
 

Ga

Gambar 3.17 Modul power supply dari Omron

Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS

2. Processor (Central Processing Unit )

Processor  ialah bagian PLC yang bertugas membaca dan mengeksekusi instruksi program.

Processor mempunyai elemen kontrol yang disebut  Arithmetic and Logic Unit  (ALU), sehingga

mampu mengerjakan operasi logika dan aritmetika.

Gambar 3.18 Modul processor dari Omron

Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS

26
 

Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron

Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS

3. Memory 

Memory  ialah tempat penyimpanan data dalam PLC. Memori ini umumnya menjadi satu

modul dengan  processor/CPU. Jika berbentuk memori eksternal maka itu merupakan memori

tambahan. Berikut ini contoh modul memori eksternal dari Omron.

27
 

Gambar 3.19 Modul memori eksternal dari Omron

Sumber : OMRON, PLC Omron C200 HS

Adapun “data” yang tersimpan di dalam memori sebagai berikut

• Operating System PLC

• Status input – output, data memory

• Program yang dibuat pengguna 

Gambar 3.20 pengalamatan pada PC

Penjelasan dari gambar 3.20, sebagai berikut :

• Operating System Memory 

Berfungsi untuk menyimpan operating system PLC. Memori ini berupa ROM (Read Only 

Memory ) sehingga tidak dapat dirubah oleh user.

• Data (Status) Memory 

28
 

Berfungsi untuk menyimpan status input-output tiap saat. Memori ini berupa RAM (Random

 Access Memory ) sehingga dapat berubah sesuai kondisi input/output.

Status akan kembali ke kondisi awal jika PLC mati.

• Program Memory 

Berfungsi untuk menyimpan program pengguna. Jenis memori ini berupa RAM RAM dapat

menggunakan battery backup untuk menyimpan program selama jangka waktu tertentu. Selain

itu memori dapat berupa EEPROM (Electrically Erasable Programmble Read Only Memory ), yaitu

 jenis ROM yang dapat deprogram dan dihapus oleh user.

Area memori PLC terdiri dari :

• Register 

Register berfungsi untuk menyimpan sekumpulan bit data, baik berupa : nibble (4

bit), byte (8 bit), maupun word (16 bit).

• Flag register 

Flag register berfungsi untuk mengindikasikan perubahan kondisi (state)

input/output fisik. Flag register berupa satu bit data. CPU umumnya mempunyai

internal flag untuk berbagai keperluan internal PLC.

• Auxiliary relays

 Auxiliary relays ialah elemen memori 1 bit dalam RAM yang digunakan untuk

manipulasi data dalam program. Auxiliary relays disebut juga relay yang imajiner,

karena dapat menggantikan fungsi relay namun berbentuk program.

• Timer 

Timer adalah pemberi penundaan waktu dalam suatu proses. Timer berasal dari

built in clock oscillator dalam CPU. Timer umumnya memiliki alamat khusus.

• Counter 

Counter adalah komponen penghitung input pulsa yang diberikan input device. CPU

memiliki counter internal. Counter ini umumnya memiliki alamat khusus .

4. Input - Output Module

Input - output module ialah perantara dari PLC ke peralatan di dunia nyata.

29
 

Gambar 3.21 Hubungan input - output module dengan peralatan

Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technology , (West Publishing Co : 1996)

I/O module pada PLC compact  umumnya sudah built-in di PLC. Sedang untuk PLC modular

berupa modul I/O tersendiri yang terpisah dari CPU.

• Digital Input Module

Digital Input Module berfungsi untuk menghubungkan input diskrit fisik (switch,

sensor) dengan PLC. Modul ini tersedia dalam tegangan DC dan AC (umumnya : 240

Vac, 120 Vac, 24 Vdc, dan 5 Vdc). Di dalamnya terdapat “optoisolator”  untuk mencegah

lonjakan tegangan tinggi masuk PLC (sebagai pengaman).

• Digital Output Module

Digital Output Module menghubungkan output diskrit fisik (lampu, relay , solenoid,

motor) dengan PLC. Jenis – jenis Digital Output Module ialah :

• Triac output (output tegangan AC) 

• Transistor output (output tegangan DC) 

• Relay output (output tegangan AC/DC)

Berikut ini contoh spesifikasi transistor output module dari Omron. Di situ terdapat

informasi tentang jumlah output dalam modul tersebut, arus dan tegangan output untuk

mendapatkan logika 1, dan lain – lain.

30
 

Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron

Sumber : OMRON, PLC Omron C200HS output 

• Analog input/output module

Selain modul input/output diskrit, terdapat juga modul input/output analog.

Modul input analog dapat menerima tegangan dan arus dengan level tertentu (misal 0  –10 V, 4 – 

20 mA) dari input device analog (misal : sensor analog, potensiometer). Sedangkan modul output

analog dapat memberikan tegangn dan arus dengan level tertentu (misal 0 – 10 V, 4  – 20 mA)

pada outpu device analog (misal : motor DC, motor AC, control valve).

5. Programming Device

Programming Device ialah alat untuk membuat atau mengedit program PLC. Pada

mulanya berupa hand held programmer  Dengan perkembangan komputer yang cepat, dan

disertai ukurannya yang semakin mengecil, maka PC atau laptop jauh lebih sering digunakan

sekarang ini. PC terhubung dengan PLC melalui programming port (umumnya RS 232).

31
 

3.6 Pemilihan PLC

Dalam pemilihan PLC yang akan di gunakan seorang expert harus memehami terlebih dahulu

akan kebutuhan system. Setelah memahami kebutuhan sistem, barulah dapat ditentukan tipe

PLC seperti apa yang tepat.

Secara umum prinsip pemilihan PLC ialah :

1. Jumlah dan karakteristik input - output

2. Fitur hardware PLC

• Power supply , modul input/output, kemampuan untuk diekspansi dengan

modul – modul lain, port komunikasi, dan lain – lain.

3. Fitur software PLC

• Kapasitas memori, kecepatan pemrosesan data, jumlah instruksi yang dapat  

digunakan, dan lain – lain.

Pada penggunaan PLC juga dikenal adanya scan time. Waktu scan tergantung pada panjang

program. Penggunaan subsistem remote I/O juga menaikkan waktu scan karena harus

mentransfer I/Oleh update ke subsistem remote. Monitoring dari kontrol program menambah

waktu overhead dari scan karena CPU harus mengirim status dari coil dan contact ke peralatan

peripheral. Scan Time (Waktu Scan) adalah proses pembacaan dari input, mengeksekusi program

dan memperbaharui output yang disebut scanning. Waktu scan umumnya konstan dan proses

sekuensial dari pembacaan staus input, mengevaluasi logika kontrol dan memperbaharui output.

Spesifikasi waktu scan menunjukkan seberapa cepat kontroller dapat bereaksi terhadap input.

Contoh wiring untuk PLC CPMI

Gambar ......

Fungsi Memory Area pada PLC

1.  IR Area (Internal Relay) : Sebagai bit area untuk I/O dan work area.

2.  SR Area (Special Relay) : Bit ini berfungsi sebagai bit tertentu sp flag dan bit kontrol

3.  TR Area (Temporary Relay) : Bit ini digunakan sebagai penyimpan sementara status

ON/OFF saat daya dimatikan.

32
 

4.  HR Area (Holding Relay) : Bit ini menyimpan data dan menahan status ON/OFF saat

daya dimatikan.

5.  AR Area (Auxilary Relay) : Bit ini berfungsi tertentu seperti flag dan bit kontrol

6.  LR Area (Link Relay) : Digunakana untuk data link 1:1 dengan PC lain.

7.  Timer/Counter Area : Bit yang terpakai di timer tidak boleh sama terpakai oleh

counter, dan jumlah yang sama untuk timer dan counter di setiap PLC.

8.  DM Area (Data Memory) : DM read/write : data DM berfungsi hanya dalam word, dan

nilai word ditahan selama daya mati. DM error Log: digunakan untuk simpan waktu kejadian dan

kode error log tidak digunakan, DM read only: tidak dapat ditulis ulang dalam program, tetapi

dapat diubah melalui peralatan peripheral, DM PC Setup : digunakan untuk menyimpan berbagai

parameter dalam operasi kontrol pada PC.

33
 

9.  Tabel 3.4 Data sheet dari contoh memory area

34
 

BAB IV

KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR

1 FEBRUARI SAMPAI DENGAN 31 MARET 2011

Kegiatan PKL ini brelangsung selama 2 bulan. Selama 2 bulan kami mencatan

kegiatan yang ada di PT Krama Yudha Ratu Motor per 1 minggu. Ada pun kegiatan nya sebagai

berikut:

4.1 Minggu I (1 Februari 2011 s/d 5 Februari 2011)

Pada hari pertama ini kami diberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum
 

kelapangan mengenai K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam PT.Krama Yudha

Ratu Motor, perlengkapan yang dibutuhkan selama berada dilokasi dalam PT.Krama

Yudha Ratu Motor dan kegunaannya, peraturan yang wajib ditaati selama kerja

praktek berlangsung dan apa saja yang harus dilakukan dalam situasi darurat.

Kami ditempatkan dibagian pemeliharaan control painting, Kami diperkenalkan oleh


 

karyawan control painting dan pembimbing selama kami kerja praktek disana.

Masuk kedalam Power House dan diberi penjelasan mengenai system kerja trafo,
 

 jenis trafo yang digunakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor.

4.2 Minggu II ( 7 Februari 2011 s/d 11 Februari 2011)

Diberi penjelasan oleh pembimbing mengenai prinsip kerja motrain, diagram alur rel
 

motrain, dan beberapa trouble yang sering timbul pada motrain.

Di beri tugas mengamati kerja system control motrain agar tetap sesuai dengan
 

ketentuan dan memberi tahu apabila ada gangguan.

  Mengamati para karyawan bidang maintenance dalam mengatasi trouble pada

motrain.

35
 

Gambar 4.1 sistem control motrain pada painting

4.3 Minggu III ( 14 Februari 20011 s/d 18 Februari 2011)

 Keruang pengontrolan Water Tank dionish.

Water Tank Dionish adalah sebuah tangki penampungan air murni . Air deionize

adalah air yang telah melalui ionisasi sehingga air ini bersifat netral. Air dionish

berfungsi untuk menghilangkan ion-ion yang ada pada benda kerja/ kabin. 

 Diberi penjelasan mengenai kegunaan dan proses water Tank Dionish hingga bisa

sampai ke pretreatment.

 Ditugasi memantau proses kerja di ruang contol Water Tank dionish.

36
 

Gambar 4.2 Lay out pengontrolan water tank dionish

4.4 Minggu IV ( 21` Februari 2011 s/d 25 Februari 2011)

 Diberi penjelasan mengenai cara kerja ASM (automatic spray machine). ASM adalah

suatu sistem pengecatan chasis/body dengan menggunakan sistem otomatis, yang

mana pengontrolannya diatur menggunakan PLC.

 Mengkalibrasi rutin control nozzle pada ASM untuk menghindari terjadinya

pengecatan body yang tidak merata atau overthick.

 Mengamati secara rutin kerja control nozzle, dilakukan dengan pemerikasaaan

ketebalan cat pada chasis/body yang telah di cat. Hal ini sebagai indikator utilitas

dari nozzle, biasanya nozzle mengalami proses pembersihan tiap 3 minggu.

4.5 Minggu V ( 28 Februari s/d 4 Maret 2011)

 Ke box panel pusat pengontrolan system kerja motrain dan diberi penjelasan

mengenai control proses motrain.

 Di tugasi mengamati monitor gangguan pada setiap proses kerja. Yang mana jika ada

gangguan pada tiap sub-sistem motrain maka lampu indikator pada monitor box

panel akan menyala dan alarm pun akan berbunyi. Para teknisi pun akan segera

menuju ke tempat/sub-sistem motrain yang mengalami gangguan dan

mengatasinya.pada pusat box panel, agar dapat mengetahui setiap

37
 

4.6  Minggu VI (7 Maret 2011 s/d 11 Maret 2011)

Keruang control CATIONIC ELECTROD DIPOSITION ( CED ), CED adalah

Pelapisan cat primer ke body dengan menggunakan pengendapan arus listrik sistem

katoda. Proses dimulai ketika Pigmen (F1) dan partikel Resin (F2) diberi muatan

listrik di dalam larutan. Bila benda kerja direndam di dalam bak dan arus searah (320

V) dialirkan diantara benda kerja dan bak, maka partikel mulai bergerak ke ara obyek

(gerakan ini disebut electrophoresis). Lama proses pelapisan sekitar 130 detik.

Mengamati proses CED, pencampuran cat, mengetahui perbandingan campuran cat


 

dengan tinner, besar arus yang digunakan pada proses CED

  Memantau kerja CED agar tetap sesuai dengan ketentuan

Gambar 4.3 Both CED

4.7  Minggu VII (14 Maret 2011 s/d 18 Maret 2011)

  Melakukan pengamatan pada saat service rutin bulanan pada motrain.

  Melakukan pengamatan pada penggantian pump CED dan valve dionish.

38
 

Gambar 4.4 service bulanan pada motrain dan komponen-komponen pendukung

4.8  Minggu VIII (21 Maret 20011 s/d 25 Maret 2011)


  Mengamati lebih cara kerja motrain.

  Mencari bahan untuk laporan kerja praktek

  Presentasi .

39
 

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1.  PT Krama Yudha Ratu Motor sebgai salah satu perusahaan otomotif terkemuka di
Indonesia memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan produksi otomotif baik 
yang dikonsumsi domestic maupun nondomestic, menyerap tenaga kerja. Sehingga pada
akhirnya meningkatkan laju perekonomian Indonesia menggunakan sistem PLC yang
bertujuan untuk mempermudah kerja operator,menigkatkan produksi dan juga efisiensi.
2.  Untuk mengatasi gangguan pada system PLC, perlu dilakukan skala prioritas yaitu
terhadap jenis gangguan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap seluruh angka
gangguan agar efeknya cukup signifikan terhadap penurunan angka gangguan system
PLC,khususnya bagian painting.

5.2 SARAN

1.  Mengintegerasikan dan mensingkronkan semua box panel kedalam sebuah contol
room, sehingga mempermudah dalam memonitor segala macam gangguan yang terjadi di
lapangan.
2.  Mengingat angka produksi yang dari hari ke hari terus meningakat,maka perlu di
adakannya sebuah pembaharuan secara menyeluruh terhadap sistem kontrol,mesin-
mesin,dan juga mekanisme produksi, sehingga tercapai angka produksi yang maksimal
namun tetap efisien.

40
 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Beam , Walter R. Beam. 1990 System Engineering, Architecture and Design,

MCGraw-Hill Publishing Company, New york 

2.  Douglas V Hall,1986. Microprocesor and Interfacing, , MCGraw-Hill

Publishing Company, New york 

3.  Setiawan Fugar,2000. Programmable Logic Controler( PLC ), Gramedia. Jakarta

4.  Bagian Painting. 2001. Manual Painting. Jakarta: PT. Krama Yudha Ratu Motor

5.  Bagian Maintenance. 2001 Manual Book of Motrain. Jakarta: PT. Krama Yudha Ratu

Motor

6.  -----Ensiklopedia Bebas----- http://www.wikipedia.com/ , Internet, Di unduh 2 Maret

2011

41
 

DAFTAR ISI 

Lembar halaman judul i

Lembar Pengesahan Jurusan ii

Lembar Pengesahan Perusahaan iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Bab I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek 1

1.2 Tujuan Kerja praktek 1

1.3 Ruang Lingkup 2

1.4 Metode Penulisan 2

1.5 Sistematika Penulisan 2

Bab II Tinjauan Umum Perusahaan 4

2.1 Sejarah PT. Krama Yudha Ratu Motor 4

2.2 Struktur Organisasi 9

BAB III PEMBAHASAN 10

3.1 Motrain Sistem 10

3.2 ULASAN PLC 16

3.2.1 Discrete input device 18

3.2.2 Analog input device 20

3.2.3 Discrete Output Device 20

3.3 Relay 21

3.3.1 Prinsip Kerja dan Simbol 21

3.3.2 Jenis – jenis Relay 24

3.4 PLC Hardware 24

42
 

3.5 Komponen – komponen PLC 26

3.6 Pemilihan PLC 33

BAB IV LAPORAN KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK 36

BAB V SIMPULAN 40

Daftar Pustaka 41

Lampiran

43
 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 T120SS (CJM) 5

Gambar 2.1 T120SS (CJM). 6

Gambar 2.3. L300 (SL). 6

Gambar 2.4. Truk Fuso (FN) 7  

Gambar 2.5 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara peta/map) 8

Gambar 2.6 PT.Krama Yudha Ratu Motor (secara hybrid) 8 

Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT.KRM 9 

Gambar 3.1 Overhead Motrain System 11 

Gambar 3.2 Lay out dari alur rel motrain di PT.Krama yudha Ratu Motor 13

Gambar 3.3 box panel PLC,pengontrol conveyer 14

Gambar 3.4 input-output box panel (NKC conveyer) 14

Gambar 3.5 Diagram hubungan PLC dan input/output device 16

Gambar 3.6 Pendekatan Sistematik Disain Programmable Controlier 17

Gambar 3.7 Toggle Switch 18 

Gambar 3.8 Push Button 18 

Gambar 3.9 LDR 19

Gambar 3.10 Solenoid 19

Gambar 3.11 Skema relay elektromekanik 20

Gambar 3.12 Rangkaian dan simbol logika relay 21

Gambar 3.13 bentuk fisik dari relay 21

Gambar 3.14 PLC compact Micro Logix dari Allen Bradley 24

Gambar 3.15 PLC modular dari Omron 24

Gambar 3.16 Hubungan PLC dengan peralatan lain 25

Gambar 3.17 Modul power supply dari Omron 26

Gambar 3.18 Modul processor dari Omron 26

Gambar 3.19 Modul memori eksternal dari Omron 28

Gambar 3.20 pengalamatan pada PC 28

Gambar 3.21 Hubungan input - output module dengan peralatan 30

Gambar 4.1 sistem control motrain pada painting 36

Gambar 4.2 Lay out pengontrolan water tank dionish 37

Gambar 4.3 Both CED 38

Gambar 4.4 service bulanan pada motrain dan komponen-komponen pendukung 39

44
 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Salah satu Data sheet relay G2RS Omron 22

Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron 27

Tabel 3.2 Spesifikasi processor dari Omron 30

Tabel 3.4 Data sheet dari contoh memory area 33

45
 

46

Anda mungkin juga menyukai