Anda di halaman 1dari 3

Stress-Strain Relations Secara matematis pengertian untuk stress dan strain merupakan langkah awal untuk menggambarkan reaksi

tanah terhadap gaya. Menggambarkan kemungkinan reaksi yang terjadi pada butiran tanah jika mengalami gaya mekanik. Secara umum, stress yang diberikan akan menjadi kompresive. Jika stress yang diberikan kecil, maka tanah akan akan mengalami kerusakan yang sedikit dan mencapai kondisi kesetimbangan melalui penyimpanan energi di dalam massa. Pelepasan tekanan ini dapat memungkinkan tanah untuk kembali ke posisi semula. Compressive stress yang lebih besar akan menghasilkan tegangan yang dapat mengakibatkan deformasi permanen. Tergantung pada sifat dan kondisi tanah, deformasi permanen dapat mengakibatkan redistributisi beban, posisi keseimbangan yang baru dan berbeda, atau pergerakan tanah sehingga beban berkurang atau tidak lagi berhubungan dengan tanah. Reaksi yang mungkin terjadi pada tanah dapat digambarkan dalam hubungan matematis antara stres dan strain. Akan tetapi hubungan ini cukup rumit sehingga hanya dalam kasus-kasus tertentu sehingga diperoleh hubungan yang akurat. Secara logika tidak ada cara untuk menghitung hubungan stress-strain berdasarkan pengetahuan hukum fisika. Semua hubungan stress-strain

berkembang dari percobaan yang sederhana dimana stress dan strain diukur dengan cara serempak. Formula matematika digunakan untuk menjelaskan perilakunya dan formula ini diperluas untuk dapat diaplikasikan untuk beban umum. Cara terbaik untuk mengetahui hubungan stress-strain adalah dengan menggunakan teori elasitas linear. Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa tiap enam komponen dari stress pada setiap titik adalah linear dengan tiap enam komponen dari strain pada setiap titik. Jadi terdapat 36 koefisien. Keofisien ini dijadikan sebagai parameter untuk mengukur ukuran sifat bahan dan dapat dianggap sebagai sifat dinamis bahan. Pada teori elastisitas, hanya 2 dari 36 parameter yang bebas (independent) jika material nya adalah isotropic. Material isotropic adalah salah satu dari beberapa karakterisitk pada setiap titik yang bebas arah. Karena banyak logam yang mendekati isotropic dan perilaku stress-strain nya mendekati linear dari

batas area, teori elastisitas dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara gaya dan deformasi. Langkah terakhir untuk melengkapi teori elastisitas, yaitu mengembangkan beberapa persamaan sehingga permasalahan yang umum dapat diselesaikan. Sebagai ilustrasi, six unknown streess dan six unkown strain harus ditentukan pada setiap titik; oleh karena itu setidaknya ada 12 persamaan yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan nilai-nilai yang tidak diketahui tersebut. Enam persamaan yang dibutuhkan tersedia dari enam hubungan stress-strain. Persamaan yang hampir serupa dari strain dapat dibentuk untuk melengkapi tiga persamaan. Solusi dari 12 persamaan, pada saat yang bersamaan dengan syarat batas, menghasilkan cara penyelesaian pada sebuah masalah. Beberapa hubungan stress-strain yang disebut perilaku plastis sudah cukup berhasil. Konsep ini mengikuti perkembangan dari umum elastisitas. Perbedaan yang utama adalah hubungan aktual antara stress-strain. Tegangan dapat

dikaitkan dengan tingkatan waktu perubahan dari regangan. Perbedaan yang lainnya antara elastisitas dan plastisitas adalah pada prediksi terdahulu bahwa deformasi itu adalah kemampuan mengembalikan ke bentuk awal dan dapat melepaskan dari tekanan yang diberikan. Kemudian prediksi berikutnya pada deformasi permanen, meskipun beberapa pemulihan dapat terjadi di elasto-bahan plastik tertentu. Lagi pula, seperti dalam elastisitas, tidak ada teori plastisitas saat ini tersedia cukup menggambarkan perilaku tanah. Kemajuan dalam pengembangan hubungan tegangan-regangan yang dapat menggambarkan perilaku tanah telah tertunda karena cakupan luas dari tanah dan perilaku tanah itu sendiri. Nonlinearitas yang diamati dari hubungan teganganregangan masih belum dapat dijelaskan secara matematis. Penyederhanaan asumsi telah dilakukan untuk menghindari keperluan tegangan regangan sehingga beberapa nilai dapat dibuat dari reaksi tanah terhadap gaya. Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa, beberapa pendekatan asumsi tidak berdasarkan pada hubungan tegangan regangan yang akurat, hanya mewakili perilaku sebenarnya dari tanah itu sendiri. Perkembangan hubungan tegangan-regangan yang tepat, yang pada gilirannya akan menentukan paramater, merupakan salah satu bagian yang lebih penting pada penelitian dalam dinamika tanah. Sampai hubungan

tersebut ditentukan, seseorang tidak bisa mempelajari sifat dinamis dari tanah karena belum jelas diidentifikasi.

Anda mungkin juga menyukai