Anda di halaman 1dari 2

Metode Laserpunktur

Kalau akupunktur yang menggunakan jarum sebagai alat utama, maka pada laserpunktur yang
di"tusuk"kan adalah sinar laser yang dihasilkan diode gallium arsenide. Titik-titik penyinarannya
tak jauh berbeda. Hanya saja biasanya dipilih titik paling eIisien. Lamanya penyinarannya ada
aturannya. Agar luka cepat menutup, misalnya, diperlukan waktu satu menit, dan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, butuh 30 detik.
EIek penyinaran energi laser pada titik akupunktur, antara lain mengurangi peradangan,
menghilangkan rasa sakit, mempertinggi metabolisme, memperbaiki pembaharuan jaringan dan
kekebalan tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, merangsang metabolisme sel, dan sebagainya.
Laserpunktur juga dilaporkan berhasil mengobati berbagai gejala penyakit, seperti sakit saraI,
radang sendi, asma, radang selaput lendir hidung, radang tekak, dll. Pada anak-anak, hasilnya
bagus sekali.
Soal eIektivitas, antara laserpunktur dan akupunktur memang berbeda. Akupunktur tetap lebih
eIektiI dibandingkan dengan laserpunktur. Kalau dinilai dengan angka, perbandingannya kira-
kira 100 : 75. Tusuk jarum memberikan eIek paling bagus.
Penerapan laserpunktur secara benar tidak menimbulkan eIek samping. Penyinarannya paling
lama empat menit. Kalau kelamaan paling cuma gosong. Dengan ultrasound kalau kelamaan
diduga sel-sel bisa memuai. Tetapi berdasarkan pengalaman, eIek samping yang begitu relatiI
sedikit sekali.
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Untuk gertak berahi, sinar laser harus
ditembakkan pada 24 titik yang antara lain berada di bagian tulang pinggul, ruas tulang pinggul
atas, pangkal ekor, dan di sekitar vulva (lubang kemaluan) kambing betina. Setiap titik disinari
selama lima detik. Sebelum laserpunktur diterapkan, teknik gertak berahi dilakukan dengan
memakai hormon prostaglandin (PFG2), yang harga per dosisnya Rp 20 ribu. Setelah PFG2
diberikan, baru seminggu kemudian super-ovulasi bisa dilakukan dengan menggunakan hormon
PSMG, yang harga per dosisnya juga Rp 20 ribu. Hasilnya baru diketahui setelah satu minggu.
Dengan laserpunktur, biaya yang dikeluarkan tak harus sebesar itu. Sebab, untuk gas helium dan
tenaga hanya diperlukan Rp 2.200. Hitung-hitungan dengan laserpunktur bisa lebih murah lagi
jika mempertimbangkan siklus reproduksi yang cuma jadi 7 bulan: 5 bulan untuk mengandung,
dan laserpunktur bisa ditembakkan lagi setelah dua bulan kelahiran. Kalau normal, siklus
reproduksi kambing berkisar 10-12 bulan. Teknik itu makin eIisien bila digabungkan dengan
beberapa cara lain, misalnya inseminasi dengan memanIaatkan bibit unggul kambing etawa asli.
Pertama kali, sperma segar pejantan diambil dengan menggunakan vagina buatan. Sperma yang
diperolehbiasanya sekitar 1,5 mililiterdiencerkan dengan kuning telur atau air kelapa
sehingga menjadi 15 mililiter, lalu dibagikan kepada 30 ekor kambing betina. ''Dengan
penggabungan berbagai teknik itu, produktivitas kambing betina meningkat, dari 1 kali dalam
setahun menjadi 3 kali dalam setahun. Dalam setiap kelahiran, minimal dilahirkan 2 anak
kambing," ujar Suprio. Dengan begini, Bali tak perlu khawatir lagi kekurangan daging kambing.
Para penggemar daging kambing pun tak perlu mengkhawatirkan teknik yang menggunakan
radiasi sinar laser itu. Sejauh ini, radiasi tak membahayakan karena jenis yang digunakan
tergolong lunak. Mungkin teknik ini malah lebih aman dibandingkan dengan gertak berahi secara
hormonal, yang terbukti bisa membuat kambing mandul setelah empat kali pemakaian.
.aksono, Rof6 Hasan (Denpasar)

Anda mungkin juga menyukai