Anda di halaman 1dari 11

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.

com

PENDAHULUAN
1. Tentang Studium Generale Kuliah Studium Generale ini merupakan sebuah mata kuliah baru yang dikeluarkan oleh Institut Teknologi Bandung. Bentuk Kuliah ini dibuka bagi seluruh mahasiswa ITB yang ingin mencari inspirasi dari pengalaman dan pemikiran orang dan tokoh besar di Indonesia. Bentuk dari kuliah ini adalah studium generale yang mengundang pembicara level nasional untuk memberikan pandangannya tentang berbagai tema yang telah direncanakan. Dari kuliah ini diharapkan dapat mendorong wawasan dan jiwa kebangsaan dari mahasiswa ITB agar kelak nantinya mereka dapat berpikir tentang bangsa dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari solusi atas tantangan bangsa yang akan dihadapi. 2. Penilaian Studium Generale Seperti halnya kuliah lainnya yang diselenggarakan di ITB. Kuliah stadium generale juga memiliki aspek penilaian tersendiri. Penilaian diambil dari a. Tingkat kehadiran didalam perkuliahan b. Tugas dalam bentuk resume dari setiap perkuliahan c. Ujian Tengah Semester (UTS) d. Ujian Akhir Semester (UAS) Untuk bagian UTS dan UAS dirangkum dalam 1 tugas, yaitu membuat makalah dengan topic yang telah ditentukan. Secara umum isi makalah tersebut dibagi kedalam 2 bagian, yaitu: a. Memaparkan Kondisi Indonesia saat ini. Kondisi yang dipaparkan harus disesuaikan dengan topic yang dipilih. Bagian ini menjadi penilaian untuk UTS b. Memberikan solusi dari mahasiswa untuk mengatasi masalah sesuai dengan topic yang dipilih. Bagian ini menjadi penilaian untuk UAS

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com

ISI
1. Indonesia dan Potensinya Indonesia adalah sebuah negara yang besar jika dinilai dari aspek geografis dan demografis.Indonesia secara geografis memiliki luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya 3.257.483 km. Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 230 juta jiwa. Kondisi geografis yang sedemikian luas, mengakibatkan Indonesia memiliki cakupan sumber daya alam yang berlimpah. Untuk sumber daya alam tambang saja, Indonesia memiliki minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan perak. Untuk non tambang, Indonesia memiliki potensi yang berasal dari hutan dan juga lautan. Indonesia memiliki penduduk sebanyak 230 juta jiwa. Ini merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Negara ini tidak perlu khawatir akan kekurangan pekerja, karena begitu banyaknya warga Indonesia yang berada pada usia produktif.

Pembagian Wilayah Indonesia berdasarkan Propinsi

2.

Kondisi Indonesia Saat Ini Dengan kondisi Indonesia yang diuntungkan dari segi demografis dan geografis, seharusnya

Indonesia tergolong sebuah negara kuat. Negara yang makmur dan bisa berdiri sejajar dengan negaranegara maju lainnya. Tetapi fakta yang terjadi cendrung sebaliknya. Kondisi Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, karena : a. Hampir 14% warga Indonesia berada dibawah garis kemiskinan. Dengan standard miskin yaitu pendapatan perbulan kurang dari Rp. 200.262 b. Masih tidak meratanya tingkat pendapatan perkapita dari sumber daya alam di tiap propinsi di Indonesia. Ditambah lagi dengan kecendrungan bahwa tingkat pendapatan PDRB

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan kebanyakan masyarakat di daerah tersebut. c. Tingkat pengangguran yang masih tinggi, hampir 8% dari usia produktif Indonesia (data tahun 2010) d. Jumlah import minyak yang dilakukan Indonesia, lebih besar daripada jumlah export minyak. Dengan kata lain, kita produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan. e. Tingginya tingkat kriminalitas dan kasus terorisme di Indonesia

Peta yang menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tiap-tiap provinsi Indonesia tahun 2008
Keterangan: Lebih dari Rp.100 juta Rp.50 juta ++ - Rp.100 juta Rp.40 juta ++ - Rp.50 juta Rp.30 juta ++ - Rp.40 juta Rp.20 juta ++ - Rp.30 juta Rp.10 juta ++ - Rp.20 juta Rp.5 juta ++ - Rp.10 juta Kurang dari Rp.5 juta

Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia sering berada peringkat bawah dalam berbagai bidang, seperti: a. Untuk pendapatan perkapita, Indonesia berada pada urutan 118 dari 178 negara. b. Untuk tingkat kebersihan dari korupsi, Indonesia berada pada peringkat 88 dari 149 negara. c. Untuk tingkat kemudahan berbisnis, Indonesia berada pada peringkat 121 dari 183 negara Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab buruknya kondisi di negeri adalah masih tingginya tingkat korupsi, kolusi, dan nepotisme. Selain menjadi penyebab ambruknya negreri ini, KKN juga sangat menghambat proses perbaikan di negeri ini.

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com

Index korupsi Negara-negara di dunia. Semakin tinggi nilai tinggi index, semakin aman negara tersebut dari korupsi.

3.

Sejarah Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di Indonesia Dalam memberantas tindak korupsi di negeri ini, pemerintah Indonesia telah membentuk

lembaga pemberantasan korupsi. Sejarah lembaga tersebut dapat dilihat sebagai berikut: a. Orde Lama Di masa Orde Lama, tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi. Yang pertama, dengan perangkat aturan Undang-Undang Keadaan Bahaya, lembaga ini disebut Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran). Badan ini dipimpin oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota, yakni Profesor M. Yamin dan Roeslan Abdulgani. Kepada Paran inilah semua pejabat harus menyampaikan data mengenai pejabat tersebut dalam bentuk isian formulir yang disediakan.. b. Operasi Budhi Pada 1963, melalui Keputusan Presiden No. 275 Tahun 1963, pemerintah menunjuk lagi A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kasab, dibantu oleh Wiryono Prodjodikusumo dengan lembaga baru yang lebih dikenal dengan Operasi Budhi. Kali ini dengan tugas yang lebih berat, yakni menyeret pelaku korupsi ke pengadilan dengan sasaran utama perusahaan-perusahaan negara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktek korupsi dan kolusi. c. Orde Baru Pada masa awal Orde Baru, melalui pidato kenegaraan pada 16 Agustus 1967, Soeharto terang-terangan mengkritik Orde Lama, yang tidak mampu memberantas korupsi

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com dalam hubungan dengan demokrasi yang terpusat ke istana. Pidato itu seakan memberi harapan besar seiring dengan dibentuknya Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai Jaksa Agung. Namun, ternyata ketidakseriusan TPK mulai dipertanyakan dan berujung pada kebijakan Soeharto untuk menunjuk Komite Empat beranggotakan tokohtokoh tua yang dianggap bersih dan berwibawa, seperti Prof Johannes, I.J. Kasimo, Mr Wilopo, dan A. Tjokroaminoto, dengan tugas utama membersihkan Departemen Agama, Bulog, CV Waringin, PT Mantrust, Telkom, Pertamina, dan lain-lain. d. Era Reformasi Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie dengan mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru, seperti Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU, atau Lembaga Ombudsman. Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid, membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000. Namun, di tengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan logika membenturkannya ke UU Nomor 31 Tahun 1999. Nasib serupa tapi tak sama dialami oleh KPKPN, dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi, tugas KPKPN melebur masuk ke dalam KPK, sehingga KPKPN sendiri hilang dan menguap. Artinya, KPK-lah lembaga pemberantasan korupsi terbaru yang masih eksis. Dari sejarah diatas, tampak jelas kalau korupsi adalah sesuatu yang sudah terjadi sejak awal berdirinya negara ini. Tidak sedikit tindakan yang telah dilakukan untuk menaggulangi masalah korupsi ini. Terutama dengan membuat lembaga anti korupsi. Tetapi seperti yang kita ketahui, lembaga-lembaga terdahulu akhirnya hancur sebelum bisa menunaikan misinya untuk membuat Indonesia bebas korupsi. Berbagai macam masalah dan hambatan akan dihadapi oleh siapa saja yang berusaha memperbaiki budaya KKN di negeri ini. Tidak terkecuali untuk lembaga terbaru saat ini (KPK).

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com 4. Solusi Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di Indonesia Bukan hal mudah untuk memperbaiki KKN di negeri ini. Sudah banyak orang yang mencoba dan berusaha, tetapi tetap saja KKN masih menjadi praktek yang banyak terjadi di berbagai tempat dan waktu. Tidak lagi

memperdulikan apakah itu sudah berkelompok ataupun individu. Tetapi sebagai seorang mahasiswa yang cukup memperhatikan kondisi KKN di negara ini, saya ingin turut menyampaikan solusi untuk memberantas KKN di negeri ini. Mengutip sebuah tulisan yang kabarnya berasal dari sebuah nisan di Westminster Abbey. Walaupun tidak ada bukti yang membenarkan asal-usul tulisan tersebut, tapi tulisan ini bisa dijadikan pedoman dalam solusi saya untuk pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di negeri ini. When I was young and free and my imagination had no limits, I dreamed of changing the world. As I grew older and wiser I discovered the world would not change So I shortened my sights somewhat and decided to change only my country, but it too seemed immovable. As I grew into my twilight years, in one last desperate attempt, I settled for changing only my family, those closest to me, but alas, they would have none of it. And now I realize as I lie on my deathbed, if I had only changed myself first, then by example I might have changed my family. From their inspiration and encouragement I would then have been able to better my country, And who knows, I might have even changed the world.

Dari kutipan diatas, tampak jelas kalau ingin mengubah sesuatu yang besar, akan lebih mudah jika dimulai dari mengubah diri sendiri. Jika diri sendiri sudah lebih baik, mungkin kita bisa mengubah keluarga kita, lingkungan kita, lalu negara, dan bukan tidak mungkin kalau suatu saat nanti kitalah yang mengubah dunia. Berikut ini adalah solusi pemberantasan korups, kolusi, dan nepotisme yang akan saya jabarkan dengan tahapan seperti kutipan diatas.

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com a. Diri sendiri Memulai pemberantasan KKN, bisa dimulai dari diri sendiri. Karena ini merupakan bagian terpenting dari tahap pemberantasan KKN. Jika kita tidak bisa menjadikan diri kita sebagai pihak yang bersih dari KKN, niscaya kita akan sangat kesulitan untuk mengajak orang lain untuk turut memberantas KKN.

Untuk memulai dari diri sendiri, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Diantaranya adalah: Mempelajari apa itu KKN. Jangan sampai kita merasa sebagai orang yang bebas KKN, ternyata kita termasuk diantaranya. Atau bisa disebut dengan istilah Innocent Fraud Tidak melakukan KKN Jika kita sudah mengetahui apa-apa saja yang termasuk kedalam tindakan KKN, tentu saja langkah selanjutnya adalah dengan tidak melakukan KKN. Menghindari sumber KKN KKN bukan sesuatu yang datang begitu saja, tentu saja ada penyebab-penyebab datangnya KKN. Hal-hal seperti inilah yang sebaiknya dihindari jika kita tidak ingin terlibat didalamnya. Hal-hal yang menjadi penyebab KKN adalah: Kondisi ekonomi yang kurang baik Lingkungan yang membudayakan KKN

b. Keluarga dan lingkungan sekitar Untuk membentuk budaya anti KKN, langkah selanjutnya adalah dengan memulai dari keluarga dan lingkungan sekitar. Hal ini akan menjadi lebih dengan

menantang

dibanding

memulai dari diri sendiri. Karena jika kita akan membentuk sebuah keluarga/lingkungan yang bebas KKN, tentunya kita akan

berbenturan dengan segala perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu. Baik itu perbedaan tujuan ataupun metode.

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com Tetapi segala perbedaan itu seharusnya bisa diatasi jika pada dasarnya setiap orang di lingkungan itu memiliki visi yang sama, yaitu ingin membentuk lingkungan bebas KKN. Untuk memulai merubah keluarga/lingkungan sekitar, bisa dilakukan dengan cara: Memberikan pendidikan tentang KKN kepada mereka. Ini merupakan bagian terpenting dalam membentuk visi yang sama tentang lingkungan bebas KKN. Karena bisa jadi diantara mereka ada yang belum mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang terkait dengan KKN. Memberikan tindakan tegas jika ada diantara mereka yang melakukan tindakantindakan yang menjerumuskan kepada KKN. Mengutip sebuah hadist: Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubah dgn tangan jika tdk bisa maka dgn lisannya, jika tdk bisa juga maka dgn hatinya, itulah selemah-lemah iman.[HR. Muslim dalam Al-Iman (49)] Dari hadist diatas dijelaskan kalau kita melihat sebuah kemungkaran, (tindakan KKN) haruslah diubah, dimulai dari: Tangan Contoh dari tindakan ini adalah secara langsung menyeret orang tersebut ke kantor polisi atas tindakan KKN yang dilakukannya. Tindakan ini sangat beresiko mengingat tidak mudah untuk menyeret pelaku KKN di negeri ini. Tetapi beberapa orang didalam sebuah lembaga anti korupsi telah membuktikan kalau tindakan ini sangat efektif untuk memberikan efek trauma kepada pelaku KKN lainnya. Lisan Contoh dari tindakan ini adalah dengan member nasehat atau teguran halus kepada pihat kerabat atau keluarga yang melakukan tindakan KKN. Diharapkan jika teguran diberikan oleh orang dekat mereka, mereka bisa sadar dan berhenti melakukan tindakan KKN. Hati Contoh dari tindakan ini adalah dengan berdoa semoga para pelaku KKN bisa sadar atas tindakan buruknya. Tentu saja ini bukan tindakan yang direkomendasikan. Bahkan disebut sebagai selemah-lemah iman.

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com c. Negara dan Dunia Untuk bahkan tingkatan dunia, negara atau

pemberantasan

KKN harus dilakukan dengan menggunakan sebuah lembaga

yang diakui keberadaannya oleh negara tersebut. Contoh dari

lembaga pemberantasan KKN di negara Indonesia adalah Komisi Pemberantasan Korupsi. \ Tetapi bukan berarti kita sebagai warga negara tidak bisa ikut serta dalam tindakan pemberantasan KKN pada tingkat nasional ini. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membantu pemberantasan KKN pada tingkat nasional adalah: Menjadi bagian dari lembaga pemberantasan korupsi Untuk menjadi bagian dari lembaga pemberantasan korupsi itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Diantaranya adalah: Dengan menjadi anggota dari lembaga tersebut. Sebagai anggota dari lembaga pemberantasan KKN, tentunya kita memiliki kuasa lebih untuk ikut menyeret seorang tersangka KKN ke pengadilan. Dengan ikut mengawasi jalannya lembaga tersebut Bukan tidak mungkin kalau sebuah lembaga pemberantasan KKN, ternyata terlibat dalam proses KKN. Hal ini terbukti pada lembagalembaga sebelumnya yang dibubarkan dengan berbagai alas an. Salah satunya karena hilangnya kepercayaan masyarakat sebab anggota lembaga tersebut ternyata terlibat tindakan KKN. Memilih pemimpin yang bersih KKN Dengan sistem demokrasi yang dianut oleh negara ini, setiap pemimpinnya merupakan hasil dari pemilihan umum. Hal ini berlaku mulai dari pemilihan ketua RT sampai kepada pemilihan presiden. Pada saat pemilihan ini, wajib bagi kita untuk mempelajari seluk-baluk setiap calon pemimpin yang ada. Kita harus memilih pemimpin yang memiliki reputasi yang baik, dan bebas KKN pada saat dia belum mencalonkan diri sebagai pemimpin.

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com Mengawasi jalannya pemerintahan Sebagai seorang warga negara, kita juga punya kewajiban untuk turut menjaga negeri ini. Salah satu bentuk menjaga negeri adalah dengan mengawasi jalannya pemerintahan di negeri ini. Tindakan ini penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggota dan sumber daya lainnya, lembaga pemberantasan KKN tidak bisa mengawasi kondisi negeri ini secara keseluruhan.

10

Mirolas Nove Adwas mirolas_nove@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi http://id.wikipedia.org/wiki/Kolusi http://id.wikipedia.org/wiki/Nepotisme http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi_di_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Kasus-kasus_korupsi_di_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi http://nusantaranews.wordpress.com/2009/03/25/daftar-negarabank-kreditor-utang-terbesar-indonesia/ http://id.wikipedia.org/wiki/Posisi_utang_luar_negeri_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Neoliberalisme http://www.worldaudit.org/countries/indonesia.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Corruption_Watch http://www.datastatistik-indonesia.com/ http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_future_GDP_(PPP)_per_capita_estimates http://www.indexmundi.com/indonesia/ http://web.worldbank.org http://www.doingbusiness.org/reports/global-reports/doing-business-2011/ http://robbinquotes.blogspot.com/2007/01/inscription-on-tomb-of-anglican-bishop.html http://blog.re.or.id/hukum-merubah-kemungkaran-dengan-tangan-tugas-siapa.htm

11

Anda mungkin juga menyukai