Anda di halaman 1dari 12

Makalah Ulumul Quran Qiraat Quran

June 04, 2011 babam suryaman 1 Comment

Makalah Ulumul Quran Qiraat Quran. Kali ini saya akan coba posting salah satu makalah yang termasuk kedalam kategorimakalah Ulumul Qurandengan judul bahasanQiraat Quran.Alhamdulillah di lokal PAI Extension STAI Bengkalis materi yang disampaikan oleh dosen berpengalaman Akhroji, S.Pd.I ini berakhir sudah, materi terakhirnya berjudul makalah Qiraat Qurandisampaikan oleh kelompok sepuluh dengan anggotanya BAB PEBDAHULUAN Bangsa Arab merupakan komunitas terbesar dengan berbagai suku termaktub didalamnya. Setiap suku memiliki dialek (lahjah) yang khusus dan berbeda dengan suku-suku lainnya. Perbedaan dialek itu tentunya sesuai dengan kondisi alam, seperti letak geografis dan sosio cultural pada masing-masing suku. Laiknya Indonesia yang memiliki bahasa persatuan, maka bangsa Arabpun demikian. Mereka menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa bersama (common language) dalam berkomunikasi, berniaga, mengunjungi kabah, dan melakukan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dari kenyataan di atas, sebenarnya kita dapat memahami alas an al-Quran diturunkan dengan menggunakan bahasa Quraisy. Di sini, perbedaan-perbedaan lahjah itu membawa konsekuensi lahirnya bermacam-macam bacaan (qiraah) dalam melafalkan al-Quran. Lahirnya bermacam-macam qiraah itu sendiri, tidak dapat dihindarkan lagi. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sendiri membenarkan pelafalan al-Quran dengan berbagai macam qiraah. Sabdanya al-Quran itu diturunkan dengan menggunakan tujuh huruf (unzila hadza al-Quran ala sabah ahruf) dan hadis-hadis lainnya yang sepadan dengannya. Kendatipun Abu Syamah dalam kitabnya al-Quran dan al-Wajiz menolak muatan hadits itu sebagai justifikasi qiraah sabah, konteks hadis itu sendiri memberikan peluang al-Quran dibaca dengan berbagai ragam Adapun 1. BAB PEMBAHASAN qiraah. yang Bagaimana Makalah menjadi latar ini rumusan akan membahas pada timbulnya tentang makalah hal ini tersebut. adalah : qiraah. II masalah Yakup, Surya Dewi dan Sumarmi. Berikut isi dari makalah Ulumul I Quran dengan judul makalah Qiraat Quran tersebut :

belakang

perbedaan

2. Apa saja bentuk qiraah serta syarat-syaratnya.

A.

Pengertian

Berdasarkan etimologi (bahasa), qiraah merupakan kata jadian (mashdar) dari kata kerja qiraah (membaca), jamaknya yaitu qiraat. Bila dirujuk berdasarkan pengertian terminology (istilah), ada beberapa definisi yang diintrodusirkan ulama : Menurut az-Zarqani.

Az-Zarqani mendefinsikan qiraah dalam terjemahan bukunya yaitu : mazhab yang dianut oleh seorang imam qiraat yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan al-Quran serta kesepakatan riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf-huruf ataupun bentuk-bentuk lainnya. Menurut Ibn al Jazari :

Ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-kata al-Quran dan perbedaanperbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya. Menurut al-Qasthalani :

Suatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan lughat, hadzaf, Irab, itsbat, fashl, dan washl yang kesemuanya diperoleh Menurut secara az-Zarkasyi periwayatan. :

Qiraat adalah perbedaan cara mengucapkan lafaz-lafaz al-Quran, baik menyangkut hurufhurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif (meringankan), tatsqil (memberatkan), dan atau yang lainnya. perbedaannya Menurut dengan Ibnu membangsakaanya kepada al-Jazari penukilnya. Perbedaan : cara

Qiraat adalah pengetahuan tentang cara-cara melafalkan kalimat-kalimat Al-Quran dan pendefenisian di atas sebenarnya berada pada satu kerangka yang sama, yaitu bahwa ada beberapa cara melafalkan Al-Quran walaupun sama-sama berasal dari satu sumber, yaitu Muhammad. Dengan demikian, dari penjelasan-penjelasan di atas, maka ada tiga qiraat yang seorang kepada 3. Ruang dapat iman dan ditangkap berbeda Jadi, perbedaan dari cara yang definisi dilakukan tauqifi, menyangkut diatas yaitu : 1. Qiraat berkaitan dengan car penafalan ayat-ayat Al-Quran yang dilakukan salah imam-imam bukan persolan lughat, lainnya. ijtihadi. hadzaf, 2. Cara penafalan ayat-ayat Al-Quran itu berdasarkan atas riwayat yang bersambung Nabi. lingkup bersifat qiraat itu

4. Irab, itsbat, fashl, dan washil. B. 1. Latar Belakang Latar Timbulnya Belakang Perbedaan Qiraat Historis

Qiraat sebenarnya telah muncul sejak zaman Nabi walaupun pada saat itu qiraat bukan merupakan sebuah disiplin ilmu, ada beberapa riwayat yang dapat mendukung asumsi ini, yaitu : Suatu ketika Umar bin Khathtab Ayat Al-Quran. Kemudian peristiwa perbedaan membaca ini mereka laporkan ke Rasulullah Saw. Maka beliau menjawab dengan sabdanya, yang artinya :

Memang begitulah Al-Quran diturunkan. Sesungguhnya Al-Quran ini diturunkan dalam tuju huruf, maka bacalah oleh kalian apa yang kalian anggap mudah dari tujuh huruf itu, Menurut catatan sejarah, timbulnya penyebaran qiraat dimulai pada masa tabiin, yaitu pad awal abad II H, tatkala para qari tersebar di berbagai pelosok, telah tersebar di berbagai pelosok. Mereka lebih suka mngemukakan qiraat gurunya daripada mengikuti qiraat imam-imam lainnya. Qiraat-qiraat tersebut diajarkan secara turun-menurun dari guru ke murid, sehingga sampai kepada imam qiraat baik yang tujuh, sepuluh atau yang empat belas. Timbulnya sebab lain dengan penyebaran qori-qori keberbagai penjuru pada masa Abu Bakar, maka timbullah qiraat yang beragam. Lebih-lebih setelah terjadinya transpormasi bahasa dan akulturasi akibat bersentuhan dengan bangsa-bangsa bukan arab, yang pada akhirnya perbedaan qiraat itu berada pada kondisi itu secara tepat. 2. Latar Belakang cara penyampaian (kaifiyat al-ada)

Menurut analisis yang disampaikan Sayyid Ahmad khalil, perbedaan qiraat itu bermula dari bagaimana seorang guru membacakan qiraat itu kepada murid-muridnya. Dan kalau diruntun, cara membaca Al-Quran yang berbeda-beda itu, sebagaimana dalam kasus Umar dengan Hisyam, dan itupun diperbolehkan oleh Nabi sendiri. Hal itulah yang mendorong beberapa utama mencoba merangkum bentuk-bentuk perbedaan cara menghafalkan Al-Quran itu sebagai berikut : 1. Perbedaan dalam Irab atau harakat kalimat tanpa perubahan makna dan bentuk kalimat, misalnya pada firman Allah pada surat An-nisa ayat 37 tentang pembacaan Bil Buhkhli (artinya kikir), disini dapat dibaca dengan harakat Fatha pada huruf Ba-nya, sehingga dibaca Bil Bakhli, dapat pula dibaca Dhommah pada Ba-nya, sehingga menjadi Bil Bukhli. 2. Perbedaan Irab dan harakat (baris) kalimat sehingga mengubah maknanya, misalnya pada firman Allah surah Saba ayat 19, yang artinya Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami . Kata yang diterjemahkan menjadi jauhkanlah diatas adalah baid karena statusnya fiil amar, maka boleh juga dibaca baada yang berarti kedudukannya menjadi fiil mahdhi artinya telah jauh 3. Perbedaan pada perubahan huruf tanpa perubahan Irab dan bentuk tulisannya, sedangkan maknanya berubah, misalnya pada firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 259, yang artinya dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian kami menyusunnya kembali. Di dalam ayat tersebut terdapat kata nunsyizuhaa artinya (kemudian kami menyusun kembali), yang ditulis dengan huruf Zai ( ) diganti dengan huruf ra ( ) sehingga berubah bunyi menjadi nunsyiruha yang berarti (kami hidupkan kembali). 4. Perubahan pada kalimat dengan perubahan pada bentuk tulisannya, tetapi maknanya tidak berubah, misalnya pada firman Allah dalam surah Al-Qoriaah ayat : 5, yang artinya ..dan gunung-gunung seperti bulu yang dihamburkan . Dalam ayat tersebut terdapat bacaan kal-ih-ni dengan ka-ash-shufi sehingga kata itu yang mulanya bermakna bulubulu misalnya pada berubah ungkapan thal menjadi in mandhud bulu-bulu menjadi thalhin domba. mandhud 5. Perbedaan pada kalimat yang menyebabkan perubahan bentuk dan maknanya, 6. Perbedaan dalam mendahulukan dan mengakhirkannya, misalnya pada firman Allah dalam surah Qof ayat : 19, yang artinya dan datanglah sakaratul maut dengan sebenarbenarnya. Menurut suatu riwayat Abu Bakar pernah membacanya menjadi wa jaat

sakrat al-haqq bin al-maut. Ia menggeser kata al-maut ke belakang dan memasukkan kata al-Haq. Sehingga jika diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi dan datanglah sekarat yang benar-benar dengan kematian. 7. Perbedaan dengan menambahi dan mengurangi huruf, seperti pada firman Allah dalam surah al-Baqarah: 25, yang artinya surge-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Dalam ayat tersebut terdapat kata min, kata ini dibuang pada ayat serupa menjadi tanpa min dan sebaliknya pada ayat lain yang serupa menjadi tanpa min dan sebaliknya pada ayat lain yang serupa tidak terdapat min justru ditambah. C. Sebab-sebab nabi Penyebab munculnya memakai beberapa Perbedaan qiraat yang berbeda versi Qiraat adalah :

1. Perbedaan qiraat nabi, artinya dalam mengajarkan al-Quran kepada para sahabatnya, beberapa qiraat. 2. Pengakuan dari nabi terhadap berbagai qiraat yang berlaku di kalangan kaum muslimin waktu itu, hal ini menyangkut dialek di antara mereka dalam mengucapkan kata-kata di dalam al-Quran. Contohnya ketika seorang Hudzail membaca di hadapan Rasul atta hin. Padahal ia menghendaki hatta hin. Ada riwayat dari para sahabat nabi menyangkut berbagai versi qiraat yang ada atau perbedaan riwayat dari para sahabat nabi menyangkut ayat-ayat Quran. 4. Perbedaan syakh, harakah atau huruf. Contohnya pada surat al-Baqarah ayat 222. Kata yang digaris bawahi bisa dibaca yathurna dan bisa dibaca yatthoh-har-na. jika dibaca qiraat pertama, maka berarti : dan jangalah kamu mendekati mereka (istri-istrimu) sampai mereka suci (berhenti dari haidh tanpa mandi terlebih dahulu). Sedangkan qiraat kedua berarti: dan janganlah kamu mendekati mereka (istri-istrimu) sampai mereka bersuci (berhenti dari haidh dan telah mandi wajib terlebih dahulu). D. 1. 1. Qiraah Dari sabah Macam-Macam Dan Macam-macam segi (qiraah Syarat-Syarat Qiraat qiraat kuantitas tujuh) tertentu. 3. Adanya lahjah atau dialek kebahasaan di kalangan bangsa arab pada masa turunnya al-

Kata sabah artinya adalah imam-imam qiraat yang tujuh. Mereka itu adalah : Abdullah bin Katsir ad-Dari (w. 120 H), Nafi bin Abdurrahman bin Abu Naim (w. 169 H), Abdullah alYashibi (q. 118 H), Abu Amar (w. 154 H), Yaqub (w. 205 H), Hamzah (w. 188 H), Ashim ibnu 2. Qiraat Abi Asyrah al-Najub (qiraat al-Asadi. sepuluh)

Yang dimaksud qiraat sepuluh adalah qiraat tujuh yang telah disebutkan di atas ditambah tiga qiraat sebagai berikut : Abu Jafar. Nama lengkapnya Yazid bin al-Qaqa al-Makhzumi al-Madani. Yaqub (117 205 H) lengkapnya Yaqub bin Ishaq bin Yazid bin Abdullah bin Abu 3. Ishaq Qiraat al-Hadrani, Arbaat Khallaf Asyarh bin Hisyam (qiraat (w. empat 229 H) belas)

Yang dimaksud qiraat empat belas adalah qiraat sepuluh sebagaimana yang telah disebutkan di atas ditambah dengan empat qiraat lagi, yakni : al-Hasan al-Bashri (w. 110 H), Muhammad bin Abdurrahman (w. 23 H), Yahya bin al-Mubarak al-Yazidi and-Nahwi alBaghdadi (w. 202 H), Abu al-Fajr Muhammad bin Ahmad asy-Syambudz (w. 388 H).

lima

Dari

segi

kualitas bagian.

Berdasarkan penelitian al-Jazari, berdasarkan kualitas, qiraat dapat dikelompokkan dalam 1. Qiraat Mutawatir, yakni yang disampaikan sekelompok orang mulai dari awal sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk berbuat dusta. Umumnya, qiraat yang ada masuk dalam bagian ini. 2. Qiraat Masyhur, yakni qiraat yang memiliki sanad sahih dengan kaidah bahasa arab dan tulisan Mushaf utsmani. Umpamanya, qiraat dari tujuh yang disampaikan melalui jalur berbeda-beda, sebagian perawi, misalnya meriwayatkan dari imam tujuh tersebut, sementara yang lainnya tidak, dan qiraat semacam ini banyak digambarkan dalam kitabkitab qiraat. 3. Qiraat Ahad, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi menyalahi tulisan Mushaf Utsmani dan kaidah bahasa arab, tidak memiliki kemasyhuran dan tidak dibaca sebagaimana ketentuan kitab 5. yang Qiraat yang ditulis Maudhu untuk (palsu), telah jenis seperti qiraat qiraat ditetapkan. ini. al-Khazzani 4. Qiraat Syadz, (menyimpang), yakni qiraat yang sanadnya tidak sahih. Telah banyak

6. As-Suyuthi kemudian menambah qiraat yang keenam, yakni qiraat yang menyerupai hadits Mudraj (sisipan), yaitu adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran. Umpamanya 7. qiraat Syarat-syarat Abi Waqqash. Qiraat

Untuk menangkal penyelewengan qiraat yang sudah muncul, para ulama membuat persyaratan-persyaratan bagi qiraat yang dapat diterima. Untuk membedakan antara yang benar dan qiraat yang aneh (syazzah), para ulama membuat tiga syarat bagi qiraat yang benar. Pertama, qiraat itu sesuai dengan bahasa arab sekalipun menurut satu jalan. Kedua, qiraat itu sesuai dengan salah satu mushaf-mushaf utsmani sekalipun secara potensial. Ketiga, bahwa sahih sanadnya baik diriwayatkan dari imam qiraat yang tujuh dan yang sepuluh maupun dari imam-imam yang diterima selain mereka. Setiap qiraat yang memenuhi kriteria di atas adalah qiraat yang benar yang tidak boleh ditolak dan harus diterima. Namun bila kurang dari ketiga syarat diatas disebut qiraat yang lemah. E. Pengaruh Qiraat terhadap Istinbath Hukum

Perbedaan antara satu qiraat dan qiraat lainnya bisa terjadi pada perbedaan huruf, bentuk katam susunan kalimat, Irab, penambahan dan pengurangan kata. Perbedaan-perbedaan ini sudah tentu memiliki sedikit atau banyak perbedaan makna yang selanjutnya berpengaruh terhadap hukum yang diistinbathkannya. BAB KESIMPULAN Dari pembahasan makalah atau ini, maka cara dapat disimpulkan sebagai berikut. III

1. Qiraat adalah perbedaan cara mengucapkan lafazh-lafazh al-Quran baik menyangkut hurufnya asyrah. 3. Qiraat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penetapan suatu hukum akibat perbedaan kata, huruf dan cara baca. pengucapan huruf-huruf. 2. Qiraat memiliki bermacam-macam, yakni qiraat sabah, qiraat asyrah dan qiraat arbaah

DAFTAR KEPUSTAKAAN Rahmat Rosihin -, Bandung: Syafei, Anwar, Ilmu CV Pengantar Ulumul Tafsir, Ilmu Tafsir, Bandung: Diponegoro, Bandung Bandung: : Pustaka Setia, Setia. setia. 2006 2006 2000 2000

Quran,

Pustaka

Pustaka

Soleh & Dahlan, Asbabun Nuzul (Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat al-Quran), Bandung, Quraish Shihab, dkk. Sejarah dan Ulumul Quran, Jakarta: Pustaka Firdaus. 1999

Hasil pencarian yang masuk di makalah ini :


makalah ilmu qiraat (14)SILABUS ULUMUL QURAN SEMESTER SATU (13)makalah qiraat (13)QIRAAT AL-QURAN (6)makalah qiraat alquran (5)ulumul quran qiraat(4)macammacam qiraat quran (4)pengertian qiraat al quran (4)makalah tentang al qiroah al quran (4)macam-macam qiroat (3)
15 0share16

Komentar Facebook :
Komentar

Makalah yang berhubungan :


Makalah Ulumul Quran Muhkam dan Mutasyabih Makalah Ulumul Quran Rasmul Quran Makalah Ulumul Quran Aqsamul Quran Makalah Ulumul Quran Ijaz Al Quran Makalah Ulumul Quran Nasikh dan Mansukh Makalah Ulumul Quran Nuzulul Quran Makalah Ulumul Quran Asbabun Nuzul Makalah Ulumul Quran Surat Makkiyah dan Surat Madaniyah Definisi, Isi, Kandungan dan Pokok Ajaran Al Quran Materi Ushul Fiqh
Posted in: Ulumul Qur'an, Ulumul Qur'an Tags: Ulumul Qur'an

PENCERAHAN INTELEKTUAL
Pencerahan intelektual ini dimaksudkan untuk membuka wawasan keilmuan para pencinta ilmu di mana saja mereka berada. Sebagaimana dimaklumi, ilmu merupakan cahaya Ilahi yang menerangi relung hati dan jiwa yang kemudian dipancarkan melalui kreasi manusia sehingga melahirkan karya yang berguna bagi kemanfaatan orang banyak. Dengan adanya kreasi ini akan bertambah banyak manusia yang pandai dan dapat menggunakan aneka temuan untuk mempermudah urusan kehidupan.
KAMIS, 24 NOVEMBER 2011

SOAL MIDTERM TEST TAFSIR - I: UNIT 2

Take Home Exam: FAKULTAS TARBIYAH IAIN AR-RANIRY BANDA ACEH SOAL MIDTERM TEST SEMESTER GANJIL 2011/2012 ____________________________________________ MATA KULIAH : TAFSIR - I KODE/SKS : TPA 3006/ 2 SKS UNIT : 2 DOSEN : DR. H. HASAN BASRI, MA JUMLAH MAHASISWA : 26 ORANG HARI/TANGGAL : SELASA/ 29 NOVEMBER 2011 __________________________________________________ A. Petunjuk Mengerjakan Soal 1. Tulislah nama dan nomor induk (NIM) Anda di kertas jawaban masingmasing. 2. Bacalah butir-butir soal terlebih dahulu secara cermat sebelum Anda mengerjakannya. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas. 4. Pilihlah SATU TIPE SOAL saja di antara 12 TIPE SOAL yang tersedia. 5. Soal mengenai tafsir ayat dijawab sesuai dengan MANHAJ TAFSIR pada point B. 6. Utamakan kemampuan Anda sendiri tanpa terpengaruh oleh bisikan temanteman lain dan hindari copy and paste. 7. Jawaban diketik dengan fon yang digunakan, Times New Roman ukuran 12 dan diketik 1,5 spasi; kertas yang digunakan ukuran A4 (70 gram). 8. Jawaban diserahkan pada tanggal 29 November 2011 di ruang 01 pada jam kuliah. 9. Jika ada soal atau pertanyaan yang kurang jelas, dapat ditanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan. Selamat menunaikan tugas! B. Manhaj Tafsir 1) Teks Ayat 2) Tarjamah al-Ayat 3) Makna Ijmali 4) Pengertian Istilah 5) Asbab al-Nuzul 6) Tafsir al-Ayat dan Munasabah Dapat diperkaya dengan ayat-ayat lain yang ada hubungannya Dapat ditambah hadits-hadits sebagai pendukung penjelas ayat Dapat dimasukkan pendapat-pendapat ulama yang relevan 7) Kesimpulan: Relevansinya dengan Pendidikan Islam C. Soal-soal: TIPE - 1: 1) Al-Quran disebut juga dengan Al-FURQAN. Jelaskan makna al-Furqan dan

tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah al-Furqan. 2) Allah telah menciptakan manusia secara berpasangan; ada laki-laki dan ada pula perempuan. Tulislah satu ayat yang menyatakan bahwa manusia diciptakan secara berpasangan (azwaj). 3) Tafsirkan Surat al-Baqarah ayat 197-198 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 2: 1) Nama lain dari al-Quran adalah AN-NUR. Jelaskan makna an-Nur dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah an-Nur. 2) Untuk mewarnai kehidupan, Allah menciptakan Malaikat, Syaitan, dan Manusia. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara ketiga makhluk Allah tersebut. 3) Tafsirkan Surat al-Baqarah ayat 208 dan 214 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 3: 1) Al-Quran dinamakan juga dengan AZ-ZIKR. Jelaskan makna az-Zikr dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah az-Zikr. 2) Al-Quran merupakan al-Mujizah al-Khalidah. Kemukakan 3 (tiga) pendapat Anda mengapa al-Quran dikatakan sebagai al-Mujizah al-Khalidah? 3) Tafsirkan Surat al-Baqarah ayat 256-257 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 4: 1) Nama lain dari al-Quran adalah ASY-SYIFA. Jelaskan makna asy-Syifa dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah asy-Syifa. 2) Pedoman hidup orang bertaqwa (Muttaqin) adalah al-Quran. Jelaskan pandangan Anda bagaimana cara mengaplikasikan pesan-pesan al-Quran dalam kehidupan sebagai pedoman hidup. 3) Tafsirkan Surat al-Baqarah ayat 267 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 5: 1) Al-Quran dikatakan juga sebagai AL-KITAB. Jelaskan makna al-Kitab dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah al-Kitab. 2) Manusia diciptakan mempunyai tugas pokok yang harus dijalankannya dalam kehidupan ini. Sebutkan tugas pokok manusia dan tulislah dalil dari ayat alQuran untuk menopang argumentasi Anda. 3) Tafsirkan Surat al-Baqarah ayat 272 dan 274 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 6: 1) Sebutan lain untuk al-Quran adalah AL-BAYAN. Jelaskan makna al-Bayan dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah alBayan. 2) Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan melalui proses atau fase

tertentu. Sebutkan dan jelaskan proses atau fase-fase penciptaan manusia menurut al-Quran. 3) Tafsirkan Surat Ali Imran ayat 195 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 7: 1) Nama lain untuk al-Quran adalah AL-HUDA. Jelaskan makna al-Huda dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah al-Huda. 2) Dalam al-Quran disebutkan 3 (tiga) term (istilah) untuk manusia: al-Basyar, alInsan, dan an-Nas. Jelaskan perbedaan esensial ketiga istilah tersebut. 3) Tafsirkan Surat an-Nisa ayat 34 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 8: 1) Al-Quran disebut juga dengan AL-BAYYINAT. Jelaskan makna al-Bayyinat dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah alBayyinat. 2) Dunia hanyalah permainan, senda gurau, dan kesenangan yang bersifat sementara. Kemukakan pendapat Anda tentang dunia dan tulislah satu ayat alQuran untuk mendukung alasan Anda. 3) Tafsirkan Surat an-Nisa ayat 59 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 9: 1) Nama lain dari al-Quran adalah AR-RAHMAH. Jelaskan makna arl-Rahmah dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah arRahmah. 2) Tema-tema penting dalam al-Quran antara lain adalah Keadilan, Persaudaraan, dan Perdamaian. Kemukakan pendapat Anda tentang hubungan tema-tema tersebut dengan kondisi zaman sekarang. 3) Tafsirkan Surat an-Nisa ayat 135 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 10: 1) Al-Quran dinamakan juga dengan AL-MAUIZHAH. Jelaskan makna alMauizhah dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah al-Mauizhah. 2) Dalam al-Quran disebutkan bahwa godaan syaitan itu lemah sedangkan godaan wanita itu sangat dahsyat. Kemukakan alasan Anda mengapa godaan wanita lebih dahsyat daripada godaan syaitan dan tulislah ayat al-Quran untuk memperkuat alasan Anda. 3) Tafsirkan Surat al-Maidah ayat 4 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 11: 1) Sebutan lain untuk al-Quran adalah AL-BUSYRA. Jelaskan makna al-Busyra dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah al-

Busyra. 2) Mengapa Surat al-Fatihah dinamakan juga Ummul Quran; dan sebutkan cakupan isi kandungan al-Fatihah beserta dalalah ayatnya masing-masing. 3) Tafsirkan Surat al-Maidah ayat 82-83 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. TIPE - 12: 1) Al-Quran dinamakan juga dengan AT-TIBYAN. Jelaskan makna at-Tibyan dan tulislah satu ayat al-Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah at-Tibyan. 2) Jelaskan makna ibadah dan pembagiannya beserta contohnya masing-masing dan tulislah satu ayat al-Quran yang memerintahkan kita beribadah kepada Allah secara ikhlas. 3) Tafsirkan Surat al-Anam ayat 93 sesuai dengan Manhaj Tafsir yang telah ditetapkan pada point B di atas. Banda Aceh, 23 November 2011
Diposkan oleh ISLAMIC HORIZON di 00:45 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
SELASA, 22 NOVEMBER 2011

SOAL MIDTERM TEST TAFSIR III: UNIT 3


Take Home Exam: FAKULTAS TARBIYAH IAIN AR-RANIRY BANDA ACEH SOAL MIDTERM TEST SEMESTER GANJIL 2011/2012 ____________________________________________ MATA KULIAH : TAFSIR III KODE/SKS : TPA 5802/ 3 SKS UNIT : 3 DOSEN : DR. H. HASAN BASRI, MA JUMLAH MAHASISWA : 16 ORANG HARI/TANGGAL : RABU/ 23 NOVEMBER 2011 ____________________________________________ I. Petunjuk Mengerjakan Soal 1. Tulislah nama dan nomor induk (NIM) Anda di kertas jawaban masingmasing. 2. Bacalah butir-butir soal terlebih dahulu secara cermat sebelum Anda mengerjakannya. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas dan kerjakan yang dianggap paling mudah terlebih dahulu. 4. Utamakan kemampuan Anda sendiri tanpa terpengaruh oleh bisikan temanteman lain dan hindari copy and paste. 5. Jawaban diketik dengan fon yang digunakan, Times New Roman ukuran 12 dan diketik 1,5 spasi; kertas yang digunakan ukuran A4 (70 gram). 6. Pilihlah salah satu MODEL SOAL (Model A atau B) yang Anda sukai. 7. Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya dan baca soal dengan cermat.

8. Jawaban diserahkan pada tanggal 23 November 2011 di ruang 01 pada jam kuliah. 9. Jika ada soal atau pertanyaan yang kurang jelas, dapat ditanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan. Selamat menunaikan tugas! ________________________________________________________________ _______________ II. Soal Midterm Test [MODEL-A] 1. Jelaskan makna kata-kata di bawah ini baik secara lughawi maupun isthilahi: a. al-Riba b. al-Mudharabah: 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan al-Tahrim a-Juzi dan al-Tahrim al-Kulli, yang berkenaan dengan al-Riba, dalam ayat-ayat di bawah ini (tuliskan bagian yang mana dari ayat tersebut); dan sebutkan tahap-tahap pengharaman riba beserta ayatnya masing-masing: 3. Jelaskan perbedaan hukuman bagi pelaku zina Muhshan dan Ghairu Muhsan. 4. Jelaskan maksud kata-kata di bawah ini, yang berkaitan dengan makanan yang diharamkan dalam al-Quran: a. b. c. d. e. 5. Apa makna dan jelaskan mengapa al-Khamr oleh Rasulullah disebut dengan: ( Ummul Khabaits)? 6. Tafsirkan ayat 11 12 surat al-Hujurat dengan menempuh MANHAJ TAFSIR berikut ini: 1) Teks Ayat 2) Tarjamah al-Ayat 3) Makna Ijmali 4) Pengertian Istilah 5) Asbab al-Nuzul 6) Tafsir al-Ayat Dapat diperkaya dengan ayat-ayat lain yang ada hubungannya Dapat ditambah hadits-hadits sebagai pendukung penjelas ayat Dapat dimasukkan pendapat-pendapat ulama yang relevan 7) Kesimpulan: Relevansinya dengan Pendidikan Islam III. Soal Midterm Test [MODEL-B] 1. Jelaskan makna kata-kata di bawah ini baik secara lughawi maupun isthilahi: a. al-Khamr b. al-Maysir

2. Jelaskan maksud kata-kata di bawah ini, yang berkaitan dengan makanan yang diharamkan dalam al-Quran: a. b. c. d. e. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan al-Tahrim a-Juzi dan al-Tahrim al-Kulli, yang berkaitan dengan al-Khamr dan al-Maysir, dalam ayat-ayat di bawah ini (tuliskan yang mana saja dari ayat tersebut); dan sebutkan tahap-tahap pengharaman khamar beserta ayatnya masing-masing: 4. Tafsirkan ayat ini secara singkat dan jelas dalam kaitan dengan makanan: 5. Jelaskan pengertian Qadzaf dan Lian serta hubungan keduanya. 6. Tafsirkan ayat 35 36 surat al-Ahzab dengan menempuh MANHAJ TAFSIR berikut ini: 1) Teks Ayat 2) Tarjamah al-Ayat 3) Makna Ijmali 4) Pengertian Istilah 5) Asbab al-Nuzul 6) Tafsir al-Ayat Dapat diperkaya dengan ayat-ayat lain yang ada hubungannya Dapat ditambah hadits-hadits sebagai pendukung penjelas ayat Dapat dimasukkan pendapat-pendapat ulama yang relevan 7) Kesimpulan: Relevansinya dengan Pendidikan Islam

=========================

Anda mungkin juga menyukai