Anda di halaman 1dari 17

BAB.

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. Bangunan gedung, jembatan dan jalan raya adalah merupakan kebutuhan dasar manusia dalam hidupnya. Kita dapat membuktikannya dengan melihat secara langsung dimana manusia bertempat tinggal, disitu kelihatan adanya bangunan gedung, jembatan, jalan raya dan sejenisnya. Pada zaman dahulu orang membuat rumahnya dengan jalan menyusun batu-batuan atau kayu-kayuan dengan begitu saja, biasanya untuk menjaga keruntuhan bahan-bahan itu diikat antara satu dengan yang lainnya pakai tali. Dengan perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat membangun suatu konstruksi bangunan yang kuat dengan biaya yang relatif rendah. Dalam proses pembangunan suatu bangunan, baik jembatan, bendungan, gedung dan lain sebagainya, kita akan bertemu dengan suatu pekerjaan yang disebut dengan pekerjaan formwork. Form work adalah salah satunya yaitu suatu konstruksi yg bersifat sementara yang berguna untuk membuat konstruksi beton sesuai bentuk yang dikehendaki. Pekerjaan ini adalah suatu pekerjaan yang mendahului proses pengecoran, dimana pekerjaan ini bertujuan untuk mewujudkan atau mendapatkan suatu bentuk beton yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah. Adapun rumusan masalah dalam laporan praktek ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Form Work? 2. Bagaimana tujuan dari pekerjaan Form Work? 3. Bagaimana cara pengerjaan Form Work dilapangan?

C. Tujuan. Tujuan dari laporan ini adalah agar: 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan definisi serta klasifikasi dari form work. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan sebenarnya dari pengerjaan form work.
[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010) 1

3. Mahasiswa dapat menyesuaikan diri dan mengerjakan sampai selesai jika mendapatkan pengerjaan form work dilapangan.

D. Manfaat. Agar mahasiswa dapat mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud dengan form work serta dapat melaksanakan cara kerjanya jika perhadapkan langsung dengan pengerjaan ini. Dan mahasiswa mampu bersaing dalam dunia kerja serta menjadi seseorang yang profesional.

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

BAB. II DASAR TEORI

A. KAYU

1. Kayu sebagai bahan utama konstruksi kayu

Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapat dari tumbuhan alam jika dilihat dari untung ruginya maka : y Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai daya penahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik. Tapi kayu itu dapat dengan mudah dikerjakan dalam waktu singkat. y Kerugian adalah kurang homogeny, cacat-cacat alam seperti arah serat berbentuk penampang, spiral dan diagonal, mata kayu, dan sebagainya. Selain kayu bersifat kurang awet, memuai, menyusut dan kerugian terbesar dari kayu, kayu itu mudah terbakar.

Klasifikasi kayu di Indonesia Keawetan : a. Selalu berhubungan dengan tanah lembab. b. Hanya terbuka oleh angin dan iklim tetapi dilindungi oleh dan kelemasan. c. Dibawah atap tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan. d. Seperti c tapi dipelihara dengan baik, dicat dsb. e. Serangan oleh rayap. f. Serangan oleh bubuk kayu kering. Kekuatan kayu terbagi dalam 5 kelas yang berat jenis kering udara, keteguhan lentur mutlak, dan keteguhan tekan mutlak.

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

Kelas kayu terdiri dari: 1. Sangat berat dengan berat jenis leih berat dari 0,90. 2. Berat dengan berat jenis 0,75 0,90. 3. Agak berat dengan berat jenis 0,60 0,75. 4. Ringan dengan berat jenis lebih kecil dari 0,69.

Cacat kayu Cacat-cacat pada kayu dapat menimbulkan akibat yang besar pada: y y y Kekuatan kayu Kekakuan kayu Keindahan kayu

Macam-macam cacat kayu: 1. Cacat setelah penggergajian akibat penyusutan: Cacat ini pada dasarnya terjadi karena proses penyusutan yang menimbulkan perubahan bentuk dan dimensi. Perubahan dimensi ini dapat ditinjau dari tangansial, radial, aksial atau longitudinal. Cacat kayu terbagi dalam: a. Spring b. BCW (bentuk busur) c. Cup (bentuk mangkok) d. Twist (melenting) e. Pecah permukaan (surface checks) f. Pecah ujung (end splits)

2. Cacat yang disebabkan serangan jamur 3. Cacat yang diakbatkan oleh bahan kimia didalam kayu (zat ekstratif) 4. Cacat dari pohon (mata kayu dan hati rapuh) Mata kayu adalah bagian dari cabang yang berada didalam kayu dan dibedakan atas: a. Mata kayu sehat b. Mata kayu lepas (loose knot)
[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010) 4

c. Mata kayu busuk bergerombol d. Serangga perusak kayu e. Cacat kayu gubal (sap wood). Penyimpanan kayu 1. Cara penyusunan: a. Penumpukan secar vertical: Penumpukan silang Penumpukan standar

b. Penumpukan secara horizontal Penumpukan sejajar Penumpukan persegi Penumpukan bersilang/zig zag Penumpukan segitiga

Pengawetan kayu Tujuan pengawetan kayu:  Untuk memperbesar keawetan kayu.  Memanfaatkan keawetan kayu yang keawetannya berkelas rendah dan sebelumnya belum digunakan.  Dengan adanya industri pengawetan kayu, akan member lapangan pekerjaan dan mengurangi/memperkecil pengangguran. Macam-macam pengawetan kayu: a. Pengawetan metode sederhana o Rendaman o Pencelupan o Pelumasan dan penyemprotan o Pembalutan b. Pengawetan metode khusus o Sel penuh o Sel kosong

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

c. Bahan pengawet o Arsen (As) o Tembaga (Cu) o Seng (Zn) o Flour (F) o Chroom (Cr)

B. PENGERTIAN FORMWORK

Beton bertulang merupakan salah satu diantara sejumlah jenis bahan yang digunakan sebagai pendukung utama pada suatu bangunan. Dalam proses mewujudkan bentuk struktur beton yang diinginkan, maka dalam hal ini tidak lepas dari pelajaran awal yang dikenal dengan: 1. Pekerjaan acuan dan perancah atau, 2. Pekerjaan bekesting atau, 3. Formwork Dari ketiga istilah tersebut diatas mempunyai arti dan tujuan yang sama, namun yang umum digunakan sebagai istilah di lapangan atau proyek menggunakan istilah bekesting. Yang dimaksud dengan acuan dan perancah atau formwork adalah suatu konstruksi sementara yang terdiri atas acuan dan perancah yang berfungsi untuk mewujudkan bentuk beton yang diinginkan. Acuan adalah bagian dalam dari bekesting yang berhubungan langsung dengan beton sehingga bagian ini sangat menentukan kualitas maupun bentuk cor-an yang diinginkan. Biasanya untuk mendapatkan bentuk struktur beton yang licin atau permukaannya yang halus harus diplester, bahan-bahan dalm permukaan dalam harus dikelam atau diketam, sebelum diletakkan pembesian harus dilapisi dengan plastik. Perancah adalah bagian yang berhubungan dengan acuan yang berfungsi sebagai penguat atau pengokoh sehingga acuan bisa berdiri dengan kuat dan siap untuk dicor.

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

Walaupun bekesting merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara, namun memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu: 1. Memberikan bentuk pada konstruksi beton, 2. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan, 3. Menopang beton sebelum sampai dengan konstruksi cukup keras dan mampu memikul beban sendri maupun beban luar. 4. Mencegah hilangnya air semen (air pencampur) pada saat pengecoran sebagai isolasi panas pada beton.

Bagian-bagian Formwork/bekesting/acuan dan perancah.

1. Acuan Acuan merupakan bagian yang sangat penting pada unsur bekesting/formwork karena acuan mempunyai fungsi yaitu sebagai pembentuk beton dan dimensi yang diinginkan, dan merupakan unsur penting untuk menentukan hasil akhir permukaan beton. Acuan terbuat dari papan yang disambung pada arah memanjang maupun melebar dengan menggunakan klam.

2. Klam Klam adalah unsur yang mempunyai 2 fungsi yaitu : 1. Klam sebagai penyambung papan acuan pada arah memanjang dan melebar. 2. Klam sebagai pengaku acuan pada arah melebar terbuat dari potongan-potongan papan dipotong sesuai ukuran yang diperlukan.

3. Gelagar Gelagar pada unsur bekesting mempunyai fungsi sebagai penopang atau penahan langsung acuan yang ada serta berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok atau papan. Pemasangan gelagar tergantung dari : Ukuran penampang bahan gelagar Beban yang ditopangnya Ketebalan papan acuan

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

4. Tiang penyangga Tiang penyangga kegunaannya sebagai penopang langsung kedudukan gelagar, sehingga panjang tiang penyangga merupakan fungsi dari ketinggian kedudukan acuan. Jarak pemasangan tergantung dari : Beban yang ditopang Ukuran balok Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri

5. Skor atau pengaku Skor merupakan bagian bekesting yang berfungsi untuk memperkokoh atau memperkaku dari sistem bekesting yang ada. Agar didapat sistem bekesting yang memenuhi persyaratan kekakuan, maka skor dipasang 2 posisi. y Skor horisontal merupakan skor yang mempunyai fungsi untuk mempersatukan tiang penyangga yang ada, sehingga jika tiang-tiang itu mendapat gaya mereka akan bekerja bersamaan. y Skor dialog merupakan skor yang dipasang mirip pada arah vertikal, yang mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horisontal (goyangan) yang timbul pada tiang penyangga. Adapun kombinasi antara 2 skor tersebut karena salah satu skor saja tidak dapat mampu untuk menerima gaya dan menopang gaya tersebut.

6. Papan alas tiang perancah Papan alas tersebut dari balok kayu, baja, atau beton. Karena, papan alas yg dimaksud adalah papan atau bahan yg berfungsi : 1. sebagai bahan untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung-ujung tiang penyangga. 2. sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung tiang akibat adanya gaya-gaya horizontal. 3. sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang-tiang apabila tiang tersebut harus dipasang pada tempat yg bergelombang.

7. Baji Baji merupakan suatu perlengkapan formwork yg berfungsi untuk membuat acuan balok maupun lantai menjadi horisontal. Dengan adanya baji yg dipasang
[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010) 8

dibawah tiang dan berhubungan dgn papan alas, maka dgn mudah bekesting disetel kedatarannya. Baji terbuat dari balok kayu yg dipotong pendek dan dibelah miring. Maka diharapkan dapat dipakai untuk menyetel kedataran secara halus.

8. Alat sambung Kegunaan dari pada alat sambung untuk pekerjaan formwork, khususnya untuk acuan dan perancah hanya menggunakan paku. Pemilihan paku disesuaikan dengan kebutuhan yg ada, contohnya pada papan acuan digunakan paku 2.5 pelaksanaan pemakuan harus mengikuti peraturan yg berlaku agar tidak terjadi pecahnya papan yg beruntun.

Ruang lingkup Tujuan utama dari pekerjaan formwork adalah membentuk bentuk beton yg diinginkan bekesting merupakan konstruksi sementara yg terdiri atas 2 bagian antara lain bagian acuan dan perancah. Adapun bahan acuan beton berdasarkan macam dan jenis bahan baku yg digunakan untuk membuat acuan dapat dibedakan menjadi2 bagian :

1. Acuan kayu Multipleks biasa tebal min. 12 mm Multipleks berlapis film tebal min. 12 mm Papan 2/25

2. Acuan logam Plat baja Fiber glass Table form system Aluminium wall form system Paschal system Clinbing system

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

Syarat-syarat acuan dan perancah Pekerjaan acuan dan perancah mempunyai tugas yg terbatas dan merupakan bagian yg darurat dalam suatu pembanguan khususnya beton bertulang. Meskipun acuan perancah merupakan pekerjaan sementara, namun mempunyai peran penting dalam mewujudkan struktur bangunan. Agar pekerjaan acuan dan perancah mendapatkan hasil yg optimal. Menurut peraturan beton bertulang indonesia N.I.2(1971:ban5.11(1), halaman 48, pekerjaan konstruksi yg optimal dikatakan sebagai berikut). Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yg mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yg sesuai dgn yg ditunjukan oleh gambar-gambar rencana dan oleh uraian pekerjaan. Cetakan harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Letakkan harus diberi ikatan yg secukupnya, sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuknya yg tetap. Cetakan dan acuan harus harus terbuat dari bahan-bahan yg baik yg tidak mudah meresap air dan direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dilepaskan tanpa menyebabkan kerusakan pada beton. Pada pelaksanaan beton kelas III harus ada jaminan bahwa air beton benar-benar tidak terserap oleh cetakan. Untuk itu, maka cetakan-cetakan dapat dilapis dengan plastik atau bahan bahan lain yg sejenis.

Syarat keamanan yaitu : 1. Kuat 2. Kaku 3. kualitas

Alat Dan Bahan a. Jenis alat dan fungsinya 1. Mesin gergaji ayun Mesin ini terdiri dari pengantar miring vertikal/horisontal, anti penumbuk balik, pengaman corong debu, saklar mata gergaji, meja, hendel dan pengatur ketinggian mata gergaji. Fungsinya : Memotong dan membelah tegak lurus Memotong dan membelah miring Membuat sponing
[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010) 10

Membuat alur Membuat porus Memotong seri

2. Mesin gergaji bundar Mesin ini terdiri dari : tutup pengaman, pengantar belah/potong, pengatur ketinggian belah/potong dan hendel pengatur lebar potongan. Fungsinya : Memotong dan membelah tegak Membuat sponing Membuat tirus

3. Mesin ketam perata Mesin ini terdiri dari meja muka/belakang, pisau ketam, pengaman dan penganta. Fungsinya : Mengetam lurus Mengetam siku Mengetam miring Membuat coakan Mengetam tirus

4. Mesin ketam penebal Mesin ini terdiri dari saklar, meja ketam, pengantar kecepatan rol, dan pengatur ketebalan. Fungsinya : Mengetam lurus siku Mengetam tirus Mengetam segi banyak

5. Pahat Pahat umumnya digunakan untuk melubangi kayu. Pahat dibagi menjadi 2 yaitu pahat tusuk dan pahat kuku.

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

11

6. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur panjang bahan yg akan digunakan. Dalam hal ini bahannya adalah kayu.

7. Pensil Pensil digunakan untuk melukis dan memberi tanda pada kayu walaupun dia sangat kecil tapi memiliki fungsi yg sangat besar.

8. Unting-unting Alat ini berfungsi untuk menentukan dan mengontrol ketegakan dari bekesting yg dibuat, terutama pada kolom.

9. Waterpass Waterpass merupakan alat untuk menentukan dan mengontrol kedataran maupun ketegakan bekesting. Alat ini terbuat dari kayu atau logam dilengkapi nivo tabung berisi cairan dan gelembung udara.

10. Palu Palu berfungsi untuk keperluan memalu dan membenamkan paku yg berat kurang dari 0,5 kg

11. Benang Bahan/alat ini berguna untuk pedoman dalam menentukan kelurusan atau kedataran titik-titik diantara 2 titik yg ditentukan kedudukannya.

Bahan acuan dan perancah

1. Papan Kayu ini berupa papan dgn ukuran lebih kurang 1,5x15x300 cm, berasal dari kayu meranti, kerugian dan sebagainya dan sering disebut kayu terentang. 2. Balok Balok yg digunakan dalam pekerjaan acuan dan perancah 1 berukuran lebih kecil, misalnya 4/6x400. Kayu ini biasa dipakai sebagai bahan tiang perancah, gelagar, pengaku, sekur perancah kolom tunggal, dan sebagainya.
[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010) 12

3. Kayu lapis/multipleks Kayu lapis atau multipleks atau playwood adalah lembar kayu yg diproses secara mekanis dan mempunyai berbagai ketebalan.

4. Paku Untuk merangkai atau menyambung bagian bekesting yg satu dgn yg lainnya diperlukan bahan, salah satu diantaranya adalah paku.

Dalam pengerjaan form work, ada juga bahan-bahan yang dapa membantu proses pengerjaan, antara lain adalah : y Plastik: Keuntungan: harga murah, mudah didapat, dan menahan air semen. Kerugian: permukaan beton yang dihasilkan tidak rata/bergelombang. y Minyak Pelumas: Keuntungan: harga murah, mudah dalam pengerjaan Kerugian: bila terkena tulangan, tulangan tidak dapat menyatuh dengan beton. y Menie: Keuntungan: hasilnya bagus Kerugian: harga mahal.

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

13

BAB. III JOB SHEET

Job. 1 : Pembuatan Bouplank dan Staekout

a. Tujuan Setelah selesai melakukan praktek ini diharapkan: Mahasiswa mampu membuat bouplank Mahasiswa mampu membuat garis siku di lapangan untuk stakeout.

b. Alat dan bahan 1. Alat Meteran Pensil Selang plastic Siku Palu

2. Bahan Papan Benang Paku

c. Langkah kerja 1. Siapkan acuan bouplank/stakeout yang berupa 8 balok beton yang diletakkan di atas lantai yang dicor, agar stakeout yang dibuat bisa kokoh/kuat. 2. Kemudian atur posisi menjadi persegi.
Balok beton

Benang steakout

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

14

3. Paku kayu ke beton yang telah disiapkan tadi sebanyak 2 buah sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. 4. Paku kayu melintang ke kayu yang tadi dengan mengukur ketinggiannya yang sama dengan menggunakan waterpass selang. 5. Tarik benang dari paku yang telah ditancapkan ditengah bouplank, kemudian ukur persegi sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan.

Job. 2 : Pembuatan Acuan dan Perancah Kolom

a. Tujuan Tujuan melakukan praktek ini adalah agar diharapkan: - Mahasiswa mampu membuat acuan kolom. - Mampu menanggulangi acuan kolom dalam posisi lurus/sejajar. b. Alat dan bahan 1. Alat - Gergaji tangan - Meteran - Pensil - Waterpass selang - Unting-unting - Siku - Palu - Klam - Peri (GT 24 GIRDER L=2,70M) - UZ Beam Width Udjustment Bar 2. Bahan - Papan - Paku 2 inci - Paku 3,5 inci

c. Langkah kerja 1. Pelajari gambar kerja yang ada, kemudian hitung bahan-bahan yang diperlukan dan siapkan alat yang diperlukan 2. Potong papan kayu dengan ukuran panjang 350 cm dan lebar 25 cm dengan tebal 2,3 cm menggunakan mesin pemotong dan gergaji bundar. Maksudnya lebar papan yang ada / tersedia tidak mencapai 45,3 sehingga menggunakan 2 lembar papan untuk disambung sampai mendapatkan lebar 45,3 cm. kemudian diketam pakai mesin ketam. Kesimpulannnya terdapat 2 papan yang berbeda ukuran lebarnya, yang akan disambungkan dengan klam kayu dengan cara di klam kemudian dipaku. 3. Kemudian potong kembali papa dengan panjang 300cm dengan lebar dan tebal yang sama, kemudian sambung dengan sambungan yang sama dengan langkah kerja yang kedua. Dengan 2 lembar papan yang dibutuhkan. 4. Rangkai papan2 yang berukuran 350cm panjangnnya dan lebar 45,3cm dengan papa yang panjangnya 300cm yang mempunyai lebar yang sama menjadi bentuk L. [Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010) 15

5. Kemudian rangkai papan yang sisa menjadi bentuk yang sama seperti merangkai 2 kembar papan yang lain dengan klam papan yang disesuaikan. Kemudian dicat. 6. Periksalah sekali lagi segala hubungan maupun sambungan kayu yang adar agar didapat kedudukan bekesting yang benar-benar kokoh. 7. Letakkan acan kolom yang telah dibuat diatas pelat beton yang telah difungsikan sebagai pondasi telapak yang akan dibahas dilangkah kerja pembuatan steakout. 8. Saat steak out selesai, kemudian pasang tulangan yang telah dibuat. 9. Selanjutnya atur tulangan yang telah dipasang diatas pondasi. 10. Pasang tahu beton untuk mengatur jarak antara tulangan dengan mal klam. 11. Dirikan mal kolom kemudian klam dengan GT 24 GIRDER untuk menguatkan mal yang telah dipasang. 12. Pasang UZ Beam Width Udjustment Bar dengan pengaitnya Tie Road agar bisa berdiri kokoh. 13. Pakai unting-unting sederhana untuk mencari ketegakkan kolom

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

16

Job. 3 : PEMBUATAN ACUAN DAN PERANCA BALOK

a. Tujuan Setelah melakukan praktek ini di harapkan; i)

[Formwork II] | Thasrin Belenehu (10 012 010)

17

Anda mungkin juga menyukai