Anda di halaman 1dari 7

KELAS SOSIAL DAN KORELASINYA DENGAN FENOMENA KESENJANGAN SOSIAL DI INDONESIA Dalam rangka memenuhi tugas individu matakuliah

Geografi Sosial Yang dibina oleh Bapak Budi Handoyo

Oleh: YUNIARTI 109821417277 OFF A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI Februari 2012 A. Kelas Sosial Kelas sosial adalah suatu hirarki status nasional dimana kelompok dan individu-i ndividu dibedakan dalam penghargaan dan pretise. Karl Marx berpendapat bahwa kel as dalam masyarakat timbul karena adanya pembagian kerja yang memungkinkan perbe daan kekayaan, Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni: a) Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi. b) Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah. c) Golongan proletar : mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.kekuasaan dan prestise yang jumlahnya sangat terbatas sehingga sejumlah besar anggota masyarakat bersa ing dan bahkan terlibat dalam konflik untuk memilikinya. Sedangkan menurut Aristosteles kelas sosial atau golongan sosial ialah sekelompo k manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi. Aristotele s membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan: Golongan sangat kaya; Golongan kaya dan; Golongan miskin. Aristoteles menggambarkan ketiga kela s tersebut seperti piramida: a) Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan. b) Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya. c) Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa. 1) Kelas Sosial di Indonesia Kelas sosial di Indonesia sudah ada sejak berabad-abad sebelum masehi tepatnya p ada zaman peradaban Hindu-Budha dimana dikenal adanya sistem kasta, yakni Brahma na, Ksatrya, Waisya, dan Sudra. Dan kelas sosial ini sekarang masih dipakai di I ndonesia salah satunya adalah di pulau Bali kita ketahui bersama bahwa agama may oritas penduduk di Bali adalah agama hindu. Pada masyarakat Bali tersebut, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Bra hmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta k

eempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar s eseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngak an dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra. Suku Sumba berada di Pulau Sumba yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur. Seperti masyarakat di bali mereka masih mengenal yang namanya kasta atau golonga n sosial. Masyarakat disini dibagi atas tiga kasta yaitu kaum kabisu atau pemuka agama, kaum maramba atau para bangsawan yang terakhir adalah ata atau rakyat je lata. Cara mereka berpakaianpun lebih ditekankan pada kepentingan dan juga statu s sosialnya. Contohnya para bangsawan pria suku Sumba terbuat dari Kain yang leb ih halus daripada rakyat jelata dan juga aksesoris yang lebih bagus. Suku Sumba hidup dari pertanian, peternakan, sawah pertanian dan perdagangan. Memiliki tern ak memberikan kontribusi terhadap status sosial mereka sehingga jika mereka memi liki lebih banyak ternak ini memberikan mereka status sosial yang lebih tinggi. Selain itu kelas sosial yang paling nyata yang terjadi di Indonesia adalah adany a kelas sosial karena ekonomi yaitu kelas sosial antara mereka yang kaya dan yan g miskin. Kelas sosial ini merupakan kelas yang terbuka yang masih memungkinkan terjadinya perubahan. Perbedaan perlakuan terhadap mereka sangat jelas. Memang u ang bukan segalanya; namun ketika segalanya butuh uang, maka uang dijadikan tola k ukur untuk menilai seseorang. Ketika ada uang, orang lain akan menghormati; da n ketika tidak ada uang, orang lain akan menjauh. Hal ini bisa dilihat dengan je las bagaimana orang yang memiliki jabatan dan uang yang banyak bisa dengan mudah membeli hukum dan kabur dari tahanan seperti kasus Gayus Tambunan; sementara me reka yang miskin harus berkutat dengan ketatnya peraturan. Seperti kata istilah bahwa hukum itu tajam ke bawah namun sangat tumpul ke atas. Seperti kasus yang d ialami 2 orang anak kecil di Sijunjung Padang yang meninggal di tahanan hanya ka rena ketahuan akan mencuri kotak amal. Selanjutnya adalah kelas sosial yang didasari oleh perbedaan agama. Indonesia me mang mengakui adanya keberagaman dalam agama dan hal inilah yang seringkali menj adi masalah. Banyak konflik yang terjadi antara 2 kubu agama yang berbeda yang d ipicu oleh adanya perbedaan agama. Misalnya konflik yang berakhir dengan tawuran di Ambon yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara kelompok masyarak at yang beragama Islam dengan sekelompok masyarakat beragama Kristen. Ataupun ka rena adanya kesenjangan antar agama yang berakibat pada adanya perbedaan hak dan kewajiban di masyarakat. Dari hal-hal di atas, nampak jelas bahwa kelas-kelas sosial yang tersirat dalam masyarakat Indonesia zaman sekarang diciptakan oleh masyarakatnya sendiri. Kecen derungan untuk menganggap rendah orang lain yang tidak berada, tidak menghargai eksistensinya sebagai manusia, membawa serta hal-hal yang sangat privat. Kelas-kelas sosial yang ada di Indonesia tidak mungkin untuk ditiadakan sama sek ali. Jika tidak tersurat, maka kelas sosial akan diciptakan oleh masyarakat send iri. Yang membuat hal ini tetap ada adalah karena rasa rendah diri dan tinggi ha ti dalam setiap pribadi. Ketika sebuah kelas sosial tercipta dengan sengaja, mak a mereka yang tidak mampu atau tidak berada cenderung untuk merasa rendah diri karen a mereka hampir selalu direndahkan; dan mereka yang mampu dan ada akan terus berhasr at untuk dihargai karena mereka selalu ditinggikan. Hal inilah yang menyebabkan kelas-kelas sosial tetap ada. Mereka yang ada saling berkumpul dan yang tidak ada ju ga berkumpul. Kelas-kelas sosial akan hilang dan semua pada kelas yang sama apab ila tidak ada lagi yang merendahkan orang dan tidak ada lagi yang ditinggikan ha nya karena uang. Hukum pun harus memainkan peran yang maksimal. Hukum harus bisa menjadi alat yan g menunjukkan bahwa di dalam hukum tidak ada uang dan semuanya sama. Hukum harus memberikan keadilan yang setegak-tegaknya pada semua kalangan masyarakat tidak memandang kelas sosial yang ada. Meskipun orang yang kaya terpandang dan status sosial tinggi ketika dia melanggar hukum maka harus ditindak tegas dengan hukum yang ada agar jera. Seharusnya juga diadakan bantuan hukum untuk kalangan masyar akat yang tidak mampu. Kehidupan mereka sudah sulit ketika terkena kasus hukum t idak bisa berbuat apa-apa jangankan untuk menyewa pengacara untuk makan sehari-h ari saja mereka kesulitan. Selain itu adanya kelas sosial juga bisa diminimalisir dengan menjaga hal-hal ya

ng sangat privat dalam kehidupan seseorang. Yang menjadi bahan penilaian adalah semata-mata kemampuan mereka pada bidangnya, bukan karena kesamaan karena hal-ha l yang privat, seperti agama dan kepercayaan. Dan yang lebih penting dan utama a dalah pemerintah harus bisa membuat kesejahteraan penduduknya meningkat dan mera ta di seluruh nusantara. B. Kesenjangan Sosial Menurut Abad Badruzaman (2009;284) kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketid ak seimbangan sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Selain itu kesenjangan sosial juga diartikan sebagai kesenjang an (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan su mber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendi dikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir, dan lain-lain. Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingg a mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-ke sempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang kurangnya ada dua faktor yang d apat menghambat. Pertama, faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang ( faktor internal). Rendahnya kualitas sumberdaya manusia karena tingkat pendidika n (keterampilan) atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskin an). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai luas, sepe rti apatis, cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis (1969), kesenj angan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan. Kedua, faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat t erjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Pembangunan yang selama ini tidak berpihak kepada ora ng miskin, distribusi pendapatan Negara yang tidak merata, penggusuran dengan / tanpa kompensasi, kesenjangan social ekonomi. Dengan kata lain, kesenjangan sosi al bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan s ebagai akibat keterbatasan atau rendahnya kualitas sumberdaya manusia, tetapi ka rena ada hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. C. Hubungan antara kelas sosial dengan kesenjangan sosial Kelas sosial dan kesenjangan sosial saling berhubungan. Kelas sosial merupakan s alah penyebab munculnya kesenjangan sosial terutama kelas sosial berdasarkan eko nominya. Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh k elas social dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas social ata s misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebi asaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas social atas kebiasaa n belanjanya ke Mall atau ke super Market yang ada. Pola makan mereka dengan ber bagai macam komsumsi yang bervariasi untuk setiap harinya dengan menu makan yang memenuhi empat sehat lima sempurna. Kelas bawah tentunya akan belanja di warung -warung terdekat dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka mak an jauh dari kebutuhan gizi yang diperlukan dan mengalami gizi buruk. Terutama b anyak dijumpai di daerah-daerah yang perekonomiannya buruk serta kondisi alam ya ng tidak memadai seperti di kawasan timur Indonesia khususnya daerah Nusa Tengga ra. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan kelas sos ial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas social yang mereka miliki atau digolo ngkan. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda den gan anggota kelas social yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan kewa jiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya. Sehingga akan menimbulkan adanya su atu kesenjangan sosial. Yaitu munculnya keadaan ketidak seimbangan sosial yang a da di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. D. Sebab Terjadinya Kesenjangan Sosial di Indonesia

a. Aspek Ekonomi Kesenjangan sosial sangat erat hubungannya dengan aspek ekonomi. Kemiskinan menj adi salah satu faktor yang mendominasi terjadinya kesenjangan sosial di Indonesi a dan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial. Banyak orang menga nngap bahwa kemiskinan merupakan suratan takdir yang disebabkan oleh sifat malas , tidak kreatif dan etos kerja rendah.Pada dasarnya inti kemiskinan itu terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan,yang terdiri dari : kemiskinan i tu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan / kadar isolasi, kerentaaan, ketidakbe rdayaan. Sedangkan beberapa ciri budaya kemiskinan antara lain seperti : fatalis me, rendahnya tingkat aspirasi, rendahanya kemauan mengejar sasaran,kurang melih at kemajuan pribadi, perasaan ketidakberdayaan / ketidakmampuan, perasaan untuk selalau gagal, perasaaan menilai diri sendiri negatif, pilihan sebagai posisi pe kerja kasar, tingkat kompronis yang menyedihkan. Selain kemiskinan penyebab kesenjangan sosial yang terjadi dari aspek ekonomi ad alah kurangnya lapangan pekerjaaan. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sa ngat besar dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadi kan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian mas yarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lap angan kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih. Adapun faktor - faktor penyebab pengangguran itu sendi ri antara lain seperti : a. Kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja b. Kelebihan penduduk/pencari kerja c. Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha d. Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha b . Aspek Sosial Perbedaan status sosial dalam masyarakat dapat menjadi alasan mengapa kesenjanga n sosial itu terjadi di Indonesia. Status sosial itu muncul karena adanya strati fikasi dalam masyarakat .Hal itu dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya kedudukan antara majikan dan pembantu, banyak orang menganggap bahwa p embantu mempunyai kedudukan yang rendah daripada majikan, kedudukan antara kuli dan mandor , kedudukan antara sarjana dengan lulusan SMA, dsb. c .Aspek Politik dan Hukum Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang harus memandang warganya memiliki hak dan kewajiban secara politik serta perlakuan sama di muka hukum. Kebijakan politik ekonomi pemerintah yang cenderung KKN dan mendukung konglomerasi ekonomi , sudah pasti menghasilkan ketidakmerataan pengelolaan sumber daya alam yang ada sehingga berdampak pada munculnya kemiskinan. Secara hukum, setiap warga negara memiliki perlakuan yang sama di mata hukum. Ta pi masih banyak aparat pemerintah penegak hukum yang tidak mau mendengarkan jeri tan rakyat kecil atau miskin. Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan k asus pidana antara orang kaya dan orang miskin. Seorang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan fasilitas mewah bagai tinggal di hotel. Sementara seorang m iskin yang terlibat kasus kasus pidana kecil saja, seperti mencuri sebuah melon atau dua biji kakau, mereka diperas dan diperlakukan semena-mena oleh aparat pen egak hukum. Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, masi h banyak pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih b anyak orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka. E. Kesenjangan Sosial di Indonesia Kesenjangan sosial di Indonesia masih cukup tinggi, di mana disparitas pertumbuh an ekonomi antar daerah, menjadi indikator yang paling menyolok dalam kesenjanga n sosial. Di daerah yang pertumbuhan ekonominya bagus pendapatan perkapitanya ti nggi belum tentu tidak terdapat kesenjangan sosial, kesenjangan sosial akan dapa t diminimalisir apabila pemerataan pendapatan bisa dilaksanakan. Kesenjangan so sial tidak bisa dihapuskan akan tetapi bisa di minimalisir sehingga jurang pemis ah antara si kaya dan si miskin menjadi sempit. Terdapat kesenjangan pembangunan ekonomi antara Indonesia Bagian Barat dengan In donesia Bagian Timur. Hal ini dapat terlihat dari distribusi PDRB masing-masing

propinsi di Indonesia yang tidak merata. Adanya disparitas pertumbuhan ekonomi i ni dapat dilihat pada kontribusi wilayah pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun 2010, tercatat disumbangkan dari Pulau Jawa sebesar 58,9 %, disu sul Sumatera (23,1 %), Kalimantan (9,2 %), Sulawesi (4,6 %), Bali dan Nusa Tengg ara (2,7 %) serta Maluku dan Papua (2,4 %). Dari data tersebut dapat dilihat Pul au Jawa paling banyak menyumbangkan PDB nasional, penyumbang PDB terbanyak kedua adalah Pulau Sumatra, dan yang paling sedikit menyumbang PDB nasional adalah Pa pua. Dapat diambil kesimpulan bahwa hampir seluruh PDB nasional (sebesar 91,2% ) disumbangkan dari Indonesia bagian barat (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) sedan gkan Indonesia bagian timur dan tengah hanya menyumbang PDB sebesar 9,7%. Tidak adanya pemerataan pembangunan ekonomi akan semakin memperbesar timbulnya kesenj angan sosial di Indonesia. Sementara berdasarkan, Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik Maret 2010, N usa Tenggara Timur (NTT) termasuk dalam lima provinsi dengan angka penduduk misk in di atas rata-rata nasional 13,33 persen. Juga dengan 95 persen daerah terting gal dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 4,55 persen dalam tahun 2005-2009, di bawa h rata-rata nasional 5-5,5 persen dan (PDRB) per kapita paling rendah kedua sete lah Maluku Utara di bawah Rp 5 juta. Berdasarkan data Bappenas, nilai investasi, baik dari penanaman modal asing maupun dalam negeri, tahun 2009 yang lebih dari 20 miliar dollar AS hanya 18 persen yang tertanam di KTI (Kawasan Timur Indones ia). Indikator itu menunjukkan ketimpangan signifikan mengingat luas Kawasan Tim ur Indonesia 68 persen dari luas Indonesia. Dari peta diatas dapat dilihat potensi wilayah di Indonesia timur dan tengah ada lah rendah. Berbeda dengan potensi wilayah di Indonesia bagian barat yang rata-r ata sedang-tinggi terutama di Jawa yang potensinya relatif tinggi. Adanya perbed aan potensi wilayah berdampak pula pada pembangunan yang pada akhirnya kan menim bulkan kesenjangan sosial. Dari peta diatas penduduk yang berkategori muzakki at au pemberi zakat (dalam artian mampu dalam hal materi) di Indonesia bagian barat jumlahnya lebih banyak dibandingkan golongan mustahik (penerima zakat, fakir mi skin). Hal ini berbeda dengan di Indonesia bagian timur yag tidak terdapat musta hik sama sekali ada kemungkinan tidak ada penduduk yang mampu atau memang kesuli tan memperoleh data sehingga tidak dicantumkan. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas, kondisi geografisnya berbent uk kepulauan yang tersebar luas dan dipersatukan oleh laut-laut diantara pulau-p ulau; namun terbatasnya sarana komunikasi dan angkutan menjadikan kendala dalam pemerataan pembangunan, sehingga pembangunan cenderung berpusat di Jawa dan di p ulau lain hanya terpusat di daerah kota saja. Selain itu kesenjangan sosial juga disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan, salah satu faktor yang menyebabkan ketidakmerataan ini adalah kondisi geografis antar pulau di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Misalnya upaya pembangunan daerah di Propinsi Nusa Tenggara Barat dihadapkan kepada berbagai kendala yang erat kaitannya dengan kondisi geografis wilayah yang relatif tandus dan sulit un tuk mendapatkan sumber air dan penyebaran penduduk yang tidak merata karena seba gian besar bermukim di Pulau Lombok dengan lahan pertanian dan lapangan kerja ya ng terbatas. Untuk daerah yang kondisi geografisnya seperti Nusa Tenggara Barat, diperlukan suatu sistem transportasi antarmoda yang merupakan sistem transporta si regional, pelayaran antarpulau oleh pelayaran armada rakyat yang terpadu deng an pelayaran perintis dan pelayaran nasional, serta sistem transportasi darat ya ng dapat meningkatkan keterkaitan wilayah produksi dengan pasar. F. Akibat Kesenjangan Sosial Beberapa akibat yang muncul dari semakin meningkatnya kesenjangan sosial, antara lain: a. Melemahnya wirausaha Kesenjangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha, penghancur kein ginan untuk terus mempertahankan usaha, bahkan penghancur semangat untuk mengemb angkan usaha untuk lebih maju. Hali ini dikarenakan seorang wirausaha selalu di anggap remeh. b. Terjadi kriminalitas Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk bisa memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beragam, hal itu disebabkan karena ketiadaan dana yang c ukup serta kondisi sosial ekonomi yang bermasalah. Oleh sebab itu masyarakat ter dorong untuk melakukan berbagai macam tindakan kriminal seperti mencuri,merampok ,berjudi,penodongan,dll. c. Terjadinya Monopoli Kesenjangan sosial meyebabkan seseorang yang kaya semakin kaya dan yang miskin s emakin misikin. Sebab seseorang yang mempunyai kekuatan baik dari segi ekonomi,h ukum,politik, dsb, akan berupaya untuk bisa lebih menguasai bidang masing-masing dengan cara melebarkan sayap kekuasaan mereka. Hal tersebut membuat rakyat misk in semakin tertindas karena mereka tidak punya kemampuan untuk melawannya.Sebaga i contoh : maraknya pembangunan mal-mal di kota-kota besar, atau pembangunan swa layan di kota-kota kecil sedikit - demi sedikit akan mematikan omset pedagang di pasar tradisional. d. Terjadinya konflik Selama 66 tahun kemerdekaan RI telah terjadi kurang lebih 14 kali baik konflik h orizontal dan vertical yang memakan korban diatas seribu orang. 10 dari 14 konfl ik memang disebabkan oleh ketidakadilan. Contoh umumnya adalah peristiwa DI/TII salah satu termasuk persoalan ketidakadilan. Contoh lainnya adalah konflik yang terjadi karena perbedaan etnis atau suku di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan ambon. Konflik yang dipicu oleh perkelahian antar pemuda yang berbeda agama di Poso dan di Maluku yang berujung pada balas dendam yang tidak berkesudahan. e. Terjadinya disintregasi sosial atau perpecahan sosial Yang dimaksud dengan disintegrasi ialah adanya kemerosotan integritas (persatuan & kesatuan) atau hancurnya kesatuan organisasi. Munculnya disintegrasi dalam ma syarakat sebagai akibat perbedaan peran dan status sosial tersebut dalam wujud a ntara lain: Prasangka, Kecemburuan sosial,Frustasi, Agresivitas, dan Perilaku me nyimpang. Akibatnya akan muncul sekelompok masyarakat atau organisasi yang ingin memisahkan dari Indonesia. Misalnya terjadinya konflik di NAD, Maluku dan Papua mereka ingin memisahkan diri dari NKRI. Mereka menganggap pemerintah pilih kasi h dalam hal pemerataan pembangunan dan mengabaikan daerahnya. Sehingga mereka me lakukan perlawanan dan ingin memisahkan diri dengan harapan bisa hidup lebih bai k. G. Solusi Ketika pemerataan pembangunan ekonomi dapat dilakukan, maka sejumlah persoalan s eperti disparitas regional, urbanisasi, kemiskinan, kesenjangan sosial dan perso alan sosial lainnya akan dapat lebih teratasi. Peranan infrastruktur transportas i dalam pemerataan pembangunan sangatlah penting. Jalan, jembatan, penerbangan p erintis, pelabuhan dan transportasi laut berperan sangat strategis untuk memfasi litasi mobilisasi barang, modal dan manusia antar daerah-pulau di wilayah Indone sia. Bagaimana menggeser paradigma pembangunan nasional yang menitikberatkan kawasan Barat menuju Tengah dan Timur Indonesia menjadi prioritas dalam pemerataan pemba ngunan ekonomi nasional. Hal ini mengingat kawasan timur Indonesia luasnya hampi r 68% dari luas seluruh Indoesia. Potensi dan sumber daya alam yang terdapat di Indonesia timur pun juga beragam dan menjanjikan. Pemerintah harus memanfaatkan sumberdaya alam yang ada tersebut secara bijak dan hasilnya digunakan untuk kese jahteraan masyarakat Indonesia timur juga sehingga stratanya bisa sama dengan sa udara tanah airnya yang berada di Indonesia barat. Perbaikan infrastruktur yang ada dan peningkatan kualitas SDM juga harus dilakukan demi mendukung lancarnya p embangunan. Jika pemerintah terus memusatkan pembangunan ekonomi di Indonesia Barat maka Ind onesia timur dan tengah akan semakin tertinggal. Hal ini mengingat daerah dengan tingkat pembangunan yang tinggi akan terus menuntut pembangunan lebih lanjut, s ementara daerah yang tertinggal juga akan semakin tertinggal di belakang. Kesimpulan Kelas sosial adalah suatu hirarki status nasional dimana kelompok dan individu-i ndividu dibedakan dalam penghargaan dan pretise. Pada umumnya kelas sosial diten tukan berdasarkan berdasarkan kriteria ekonomi dan kedudukan. Kelas sosial yang

ada di Indonesia berdasarkan ada yang dari warisan nenek moyang suku-suku asaln ya mis: di Bali dan Sumba. Selain itu criteria kelas sosial di Indonesia juga be rdasarkan pada ekonominya, agama, etnis, dan kedudukan atau kekuasaan tetapi yan g paling utama adalah kelas sosial berdasarkan ekonominya. Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang ada di ma syarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Kelas sosial meru pakan salah penyebab munculnya kesenjangan sosial terutama kelas sosial berdasar kan ekonominya. Kesenjangan sosial di Indonesia terutama disebabkan oleh tidak m eratanya pemerataan pembangunan terutama perekonomian. Akibatnya di berbagai ban yak daerah terjadi konflik dan disintregasi yang ingin memisahkan diri dari NKRI . Pemerataan pembangunan ekonomi nasional dengan cara menggeser paradigma pemban gunan nasional yang menitikberatkan kawasan Barat menuju Tengah dan Timur Indone sia. Daftar Rujukan Koenjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Prof.D r.Walgito Bimo. 1990. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : Andi http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/04/23/49 http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/6005 http://ervannur.wordpress.com/2010/10/16/hubungan-individu-keluarga-dan-masyarak at/ http://kompasiana.com/2011/10/16/Kelas-kelas Sosial Tidak Akan Pudar Karena Kit a yang Menciptakan.htm/ http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai