Anda di halaman 1dari 75

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING UNIVERSITAS HASANUDDIN

Judul

: Penerapan Metode Student Centre Learning Pada Matakuliah Menggambar Teknik

Nama NIP Pangkat/Golongan Jurusan Fakultas/Universitas

: IR. Hj. ROSMANI, MT : 131 759 466 : Pembina/IVa : Perkapalan : Teknik/ Hasanuddin

Jangka waktu kegiatan

: 1 (satu) bulan Mulai 04 Januari s/d 04 Februari 2008

Biaya

: Rp. 4.000.000,- ( Empat Juta Rupiah ) Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin Sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 469/H4 23/PM.15/08 Tanggal 04 Januari 2008. Makassar, 04 Februari 2008

Mengetahui : Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Dekan,

Pembuat Modul,

PROF.DR.IR.H.MUH.SALEH PALLU,M.ENG NIP.131 287 807

IR. HJ. ROSMANI, MT NIP. 131 759 466

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesaikannya modul pembejaran berbasis SCL untuk matakuliah Menggambar Teknik ini. Buku ini mengacu pada Pelatihan Transformasi dari Teaching ke

Learning yang di oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP) Universitas Hasanuddin yang diselenggarakan agustus. Modul ini disusun berdasarkan rancangan pembelajaran yang telah dibuat, dengan harapan modul ini bermanfaat sebagai penunjang kelancaran proses pembelajaran yang terdiri dari tujuh modul, yaitu:kegunaan gambar teknik dan gambar yang baik, perlengkapan gambar dan penggunaannya, garis dan huruf dalam gambar, Sistem proyeksi pandangan dengan proyeksi ortogonal, kepala gambar dan ukuran gambar, sistem proyeksi benda dengan proyeksi aksonometri, irisan dan arsiran,dan pengenalan AutoCAD dengan teknik 2 dimensi dan 3 dimensi. Akhir kata penulis dengan senang hati menerima koreksi dari pembaca dalam penyempurnaan modul pembelajaran ini. dari tanggal 15 juni samapi 31

Penulis

ii

PETA KEDUDUKAN MODUL

KEGUNAAN GAMBAR TEKNIK DAN GAMBAR YANG BAIK

PERLENGKAPAN GAMBAR DAN PENGGUNAANNYA

SISTEM PROYEKSI PANDANGAN DENGAN PROYEKSI ORTOGONAL

KEPALA GAMBAR DAN UKURAN GAMBAR

PROYEKSI AKSONOMETRI

IRISAN DAN ARSIRAN

PENGENALAN AUTO CAD DENGAN TEKNIK DASAR 2 DIMENSI DAN TIGA DIMENSI

iii

RINGKASAN Menggambar teknik adalah suatu pekerjaan membuat gambar-gambar teknik yang menunjukkan bentuk dan ukuran dari suatu benda atau konstruksi dinyatakan diatas kertas gambar. Gambar teknik tidak hanya melukiskan gambar, tetapi befungsi sebagai peningkat daya berfikir untuk perancang, oleh karena itu sarjana teknik tanpa kemampuan menggambar, kekurangan penyampaian keinginan, maupun kekurangan cara menerangkan yang sangat penting. Penguasaan gambar teknik akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada matakuliah lanjutan, sehingga dituntut kemampuan menggambar dan membaca gambar teknik. Untuk mencapai kemampuan

keterampilan mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses pembelajaran yang inovatif bernuansa learning. Pengenalan tentang menggambar teknik akan diberikan pembelajar dalam bentuk kuliah interatif. Untuk membuat gambar-gambar teknik diperlukan perlengkapan gambar. Perlengkapan ini meliputi kertas gambar,meja gambar, siku-T, segitiga, skala arsitek, mal bentuk, busur derajat, penghapus, jangka, rapidograph, dan lain-lain. Saat ini peralatan telah tersedia untuk konsumsi umum yaitu mesin gambar dan komputer. Dengan mempraktekkan dan mempelajari cara penggunaan instrumen gambar, akhirnya akan mampu mempergunakannya dengan benar, karena kebiasaan dan akan bersungguh-sungguh terhadap masalah yang dijumpai. Bentuk pembelajaran pada modul ini masih dalam bentuk kuliah dibarengi dengan kerja individu dan tutoial dalam bentuk tugas gambar sebagai tugas I. Kemampuan untuk menvisualkan dan menggunakan bahasa grafik sebagai cara berkomunikasi atau mencatat bayangan khayal merupakan yang harus ada. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu membaca dan menggambar proyeksi titik, garis, bidang pada bidang gambar dalam bentuk keenam pandangan proyeksi. Dengan memahami proyeksi, maka mahasiswa akan dapat membaca keenam pandangan proyeksi.

iv

Bentuk pembelajaran pada modul ini adalah kuliah yang dipadukan dengan Projeck Based Learning, dimana mahasiswa harus menyelesaikan tugas gambar pandangan benda dengan proyeksi sudut pertama atau sudut ketiga, dan diharapkan mahasiswa sudah dapat membaca gambar pandangan benda. Pada setiap gambar yang dibuat, senantiasa disertai dengan kepala gambar (etiket gambar) yang ditempatkan pada sudut kanan bawah dari ruang gambar. Kepala gambar haruslah dibubuhkan pada lembaran kertas gambar untuk memperlihatkan hal-hal yang diperlukan untuk penamaan gambar, atau memberi keterangan pada gambar yang telah dibuat. Selain kepala gambar ukuran gambar juga harus dilengkapi pada setiap gambar kerja yang telah dibuat. Tujuan penerapan ukuran pada gambar adalah agar benda kerja dapat dilihat oleh orang lain (pekerja) yang tidak setempat dengan perencana. Bentuk pembelajaran pada modul ini adalah kuliah yang dipadukan dengan Projeck Based Learning. Memahami orientasi permukaan dapat membantu mahasiswa menvisualkan keenam pandangan standar proyeksi, atau terpikir dalam 3 dimensi, karena itu merupakan salah satu kemampuan penting buat sarjana. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu membaca dan menggambar benda dalam bentuk tiga dimensi. Bentuk pembelajaran pada modul ini adalah kuliah yang dipadukan dengan Projeck Based Learning, Bentuk bagian dalam benda sering tidak dapat dilukiskan secara jelas oleh garisgaris tak tampak (putus-putus). Oleh karena itu untuk menunjukkan bagian dalam itu dengan cara membelah benda. Pandangan belahan tersebut dapat digambar dan pandangannya disebut irisan. Membuat pandangan irisan suatu kapal merupakan salah satu tugas gambar di beberapa mata kuliah di perkapalan. Oleh karena itu perlu dipelajari agar mahasiswa tahu bentuk-bentuk potongan/irisan benda.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR PETA KEDUDUKAN MODUL RINGKASAN DAFTAR ISI MODUL I MODUL II MODUL III MODUL IV MODUL V MODUL VI MODUL VII LAMPIRAN i ii iii iv vi 1 9 23 35 45 54 60 69

vi

MODUL I JUDUL : KEGUNAAN GAMBAR TEKNIK BAB I PENDAHULUN A. Latar Belakang Matakuliah Gambar Teknik merupakan matakuliah awal yang disajikan pada semester satu (awal) pada Jurusan Perkapalan khususnya Program Studi Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin, karena gambar teknik merupakan dasar bagi semua desain, dasar bagi penelitian, dasar untuk membuat produk. Penguasaan gambar teknik akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada matakuliah lanjutan, sehingga dituntut kemampuan menggambar dan membaca gambar teknik. Untuk mencapai kemampuan keterampilan mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses pembelajaran yang inovatif bernuansa learning. Bentuk pembelajaran pada modul masih dalam bentuk kuliah dibarengi dengan diskusi, di mana sebagai pendahuluan mahasiswa perlu dijelaskan materi

perkuliahan bagaimana pentingnya gambar teknik bagi mahasiswa dan sasaran pembelajaran secara keseluruhan yang harus dicapai setelah mempelajari matakuliah ini. B. C. Ruang lingkup Isi : Fungsi dan kegunaan gambar teknik Kaitan Modul : Modul ini dilaksanakan pada minggu ke-1 sebagai langkah awal pengenalan tentang fungsi dan pentingnya gambar teknik untuk dipelajari sebelum mempelajari perlengkapan gambar. D. Sasaran pembelajaran Modul : 1. 2. Dapat menjelaskan tiga fungsi dari gambara teknik perkapalan Dapat menyebutkan 4 syarat membuat suatu gambar yang baik

vii

BAB II PEMBELAJARAN I. MATERI PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan Gambar teknik adalah suatu bahasa grafik yang berlaku umum dan selalu berkembang di mana merupakan kombinasi seni dan pengetahuan mengenai menggambar sampai pada penyelesaian problem keteknikan. Menggambar teknik adalah suatu pekerjaan membuat gambar-gambar teknik yang menunjukkan bentuk dan ukuran dari suatu benda atau konstruksi dinyatakan diatas kertas gambar. Gambar teknik tidak hanya melukiskan gambar, tetapi befungsi sebagai peningkat daya berfikir untuk perancang, oleh karena itu sarjana teknik tanpaa kemampuan menggambar, kekurangan penyampaian keinginan, maupun kekurangan cara menerangkan yang sangat penting (Sato,2000) Fungsi gambar sebagai sumber informasi yang menghubungkan perancang dengan orang-orang yang mempergunakannya harus berisi keterangan-keterangan yang cukup dan pasti dan tidak boleh menimbulkan keragu-raguan. Gambar teknik penting untuk dipelajari karena: 1) 2) 3) Merupakan dasar bagi semua desain Merupakan dasar bagi kebanyakan penelitian Diperlukan untuk pembuatan produk Penguasaan atas gambar teknik baik mempergunakan cara-cara biasa/manual maupun sistem komputer (CAD) akan sangat membantu tidak hanya dalam pelaksanaan pekerjaan setelah lulus kuliah tetapi segera lebih banyak dalam matakuliah teknik lainnya. Disamping keuntungan langsung dan pekerjaan sesungguhnya dilaksanakan seluruh mahasiswa belajar tentang arti kerapihan, kecepatan dan ketepatan untuk pertama kali pada kuliah membuat gambar. Ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang perlu dan mendasar untuk setiap insinyur, ilmuan dan teknisi yang berhasil (Giesecke, et all, 2000). Sasaran penting yang harus dicapai dalam membuat gambar adalah ;

viii

1) Ketepatan (Accuracy), tidak ada gambar dengan kegunaan maksimal jika gambar tersebut tidak tepat dan pembuat rencana tidak akan mencapai keberhasilan dalam profesinya jika tidak mempunyai kebiasaan tentang ketepatan 2) Kecepatan (Speed), waktu adalah uang dalam industri, tidak akan ada permintaan untuk juru gambar yang lamban, bagaimanapun kecepatan tidak dicapai dengan ketergesaan. Kecepatan adalah suatu hasil sampingan yang tidak terlihat dari kecerdasan dan pekerjaan berkelanjutan, kecepatan adalah hasil belajar dan praktek. 3) Keterbacaan (Legility), para juru gambar, teknisi dan insinyur harus ingat bahwa gambar adalah alat komunikasi dngan orang lain, bahwa gambar harus jelas dan dapat dibaca untuk mencapai tujuan dengan lancar 4) Kebersihan (Neatnesss), jika sebuah gambar harus tepat dan dapat dibaca juga gambar harus bersih. Gambar yang tidak bersih adalah hasil dan cara yang tidak rapi dan tidak hati-hati dan tidak akan diterima oleh instruktur atau pemberi kerja. Ada beberapa syarat untuk membuat suatu gambar yang baik: 1) Bentuk benda atau konstruksi harus sempurna dilukiskan 2) Tampak atau penampang, harus cukup banyak dibuat agar sipembuat atau sipelaksana cukup mandapat informasi yang jelas. 3) Bagian-bagian kecil atau detai, harus digambar secara terpisah. 4) Ukuran utama dan ukuran-ukuran lainnya, harus jelas dicantumkan. 5) Bahan-bahan yang akan digunakan, harus jelas dalam suatu daftar keterangan atau etiket Dasar-dasar umum gambar teknik telah distandarkan oleh ISO/TC 10 di bawah SC 1 tentang dasar-dasar umum gambar teknik yang terdiri dari dua golongan besar yaitu: 1) 2) Penyajian dengan lambang Gambar kerja

B. Ringkasan 1. Gambar teknik adalah suatu bahasa grafik yang merupakan kombinasi dari seni dan pengetahuan mengenai menggambar sampai pada penyelesaian problem keteknikan

ix

2. Gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi berfungsi sebagai daya berfikir untuk perencana 3. Fungsi gambar sebagai sumber informasi yang menghubungkan prancang dengan orang yang mempergunakannya 4. Suatu gambar yang baik apabila bentu benda, penampang, detail, ukuran utama, dan bahan harus jelas dicantumkan 5. Gambar teknik penting untuk dipelajari, karena merupakan dasar bagi semua desain, darikebajakan penelitian, dan diperlukan untuk membuat produk. Untuk mengetahui lebih lengkap dari materi kuliah ini, maka mahasiswa dapat membaca buku yang tercantum pada daftar pustaka. II. Modul Proses Pembelajaran SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang akan dicapai : Dapat menjelaskan 3 fungsi dari gambar teknik dan 5 syarat

penting membuat suatu gambar yang baik. b. Pendekatan SCL : Kuliah 1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa 2. Menjelaskan rumusan kompetensi mahasiswa 3. Menjelaskan rencana pembelajaran berbasis KBK. 4. Menjelaskan evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran. 5. Menjelaskan kontrak pembelajaran kepada mahasiswa tentang manfaat dan tujuan mata kuliah, tugas-tugas yang akan diberikan, kriteria penilaian, dan norma akadenik. 6. Melakukan umpan balik kontrak pembelajaran kepada mahasiswa. 7. Setelah kontrak pembelajaran rampung, dosen menjelaskan materi awal perkuliahan gambar teknik 8. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapai / tentang gambar teknik kepada

mempertanyakan bagian materi yang kurang jelas.

9. menguraikan kembali intisari dari materi pembelajaran. 10. Memberikan tes tulis kepada mahasiswa. 11. menerima kembali lembar hasil tes tulis dari mahasiswa. 12. Memeriksa hasil tes tulis dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa. 13. Mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan memperoleh nilai sebesar 5%. 14. Mengisi tabel evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran c. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang diberikan. 3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 4. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 5. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 6. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. d. Jadwal Kegiatan Minggu I Topik Bahasan Metode SCL Dosen MRM

Kontrak pembelajaran Kuliah Interatif, Kegunaan Gambar Teknik; Pre test Gambar yang Baik

e. Strategi Pembelajaran Materi kuliah ini menggunakan metode Kuliah interatif untuk

memperkenalkan/menguraikan tentang fungsi dan pentingnya gambar teknik, karena mata kuliah ini diberikan pada awal perkuliahan mahasiswa semester satu.

xi

B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang diberikan. 3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 4. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 5. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 6. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. b. Soal Latihan 1. Apa perbedaan gambar teknik dan menggambar teknik ? 2. Apa fungsi darri gambar teknik ? 3. Mengapa gambar teknik penting untuk dipelajari? 4. Sebutkan 5 syarat penting untuk membuat suatu gambar yang baik 5. Sebutkan 4 sasaran penting yang harus dicapai dalam membuat gambar c. Jadwal Kegiatan Minggu I Topik Bahasan Kontrak pembelajaran Kegunaan Gambar Gambar yang Baik Metode SCL Kuliah Interatif, Teknik; Pre test Dosen MRM

d. Strategi Pembelajaran Materi kuliah ini menggunakan metode Kuliah interatif untuk

memperkenalkan/menguraikan tentang fungsi dan pentingnya gambar teknik, karena mata kuliah ini diberikan pada awal perkuliahan mahasiswa semester satu. e. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya.

xii

1. Referensi/Buku Ajar

2. Nara sumber (Dosen Pengampuh)


III. Modul Assesmen SCL EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN
No NIM NAMA MAHASISWA Menjelaskan 3 fungsi dari gambar teknik dan syarat membuat gambar yang baik (5 %) Ketepatan penjelasan (5%)

BAB III PENUTUP Diakhir pemberian materi pada modul ini, mahasiswa sudah memahami pentingnya gambar teknik untuk dipelajari, dan diberikan penilaian berdasarkan hasil kerja dengan kriteria penilaian adalah ketepatan penjelasan. DAFTAR PUSTAKA 1. Gandung Purwanto, Drs. Drs. Tentrem Raharjo, Drs. Menggambar teknik Dasar, 2001, Yogyakarta, Kanisius. 2. G. Takeshi Sato, N.Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 3. Greseke, Mitchell, Hill,Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik Jilid I, Edisi Kesembilan, Jakarta, Erlangga. 4. Rosmani, 2002, Buku Ajar Menggambar Teknik, Program Semi QUE IV 2002, Jurusan perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

xiii

MODUL II JUDUL : PERLENGKAPAN GAMBAR DAN PENGGUNAANNYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlengkapan gambar untuk mahasiswa sekolah teknik dan pembuatan rencana dalam profesinya tetap tidak berubah. Perlengkapan ini meliputi kertas gambar,meja gambar, siku-T, segitiga, skala arsitek, mal bentuk, busur derajat, penghapus, jangka, rapidograph, dan lain-lain. Saat ini peralatan telah tersedia untuk konsumsi umum yaitu mesin gambar dan komputer. Dengan mempraktekkan dan mempelajari cara penggunaan instrumen gambar, akhirnya akan mampu mempergunakannya dengan benar, karena kebiasaan dan akan bersungguh-sungguh terhadap masalah yang dijumpai. Bentuk pembelajaran pada modul ini masih dalam bentuk kuliah dibarengi dengan kerja individu dan tutoial, di mana mahasiswa perlu melatih diri menggunakan alat-alat dalam menggambar. Dalam hal ini diharapkan mahasiswa terampil menggunakan alat saat membuat tugas gambar arsiran penampang mateial serta angka dan huruf sesuai standar ISO, begitupun pada tugas-tugas pada modul berikutnya. B. Ruang lingkup Isi 1. Perlengkapan Alat-Alat Gambar a. Kertas Gambar b. Pensil Gambar c. Segi Tiga d. Skala 2. Garis dan Huruf dalam Gambar a. Jenis Garis Gambar b. Angka dan Huruf C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke-2 yang diberikan pada minggu ke-2 sampai minggu ke-6 setelah memahami fungsi dan pentingnya gambar teknik dipelajari dan

xiv

sebelum membuat tugas proyeksi pandangan benda sebagai langkah awal untuk dapat membaca gambar teknik . D. Sasaran Pembelajaran modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan 1. Terampil menggunakan alat gambar 2. mampu menyelesaikan tugas gambar arsiran penampang material, huruf dan angka sesuai standar ISO 3. Mampu menjelaskan perlengkapan gambar dan kegunaannya dan fungsi dari garis-garis gambar. BAB II PEMBELAJARAN I. Materi Pembelajaran A. Perlengkapan Alat-Alat Gambar 1. Kertas Gambar Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, sepeti kertas putih, kertas kalkir, dsb. Kertas gambar harus mempunyai butir-butir halus untuk menghasilkan garis yang bersih dan hitam pekat, karena permukaan yang kasar akan menghasilkan garis-garis yang tidak rata dn kasar. Kertas harus mempunyai permukaan yang keras agar tidak mudah tergores jika pensil ditekan. Mutu kertas yang dikehendaki adalah tahan lama dan tahan lembab, mudah untuk gambar pensil maupun tinta dan mudah untuk dicetak kembali, sehingga sering disebut sebagai kertas Vellums. Ukuran kertas gambar yang digunakan adalah seri A, seperti pada tabel berikut: Lambang Axb c min d min (tanpa tepi jepit) D min (dengan tepi jepit) A0
841x 1189 20 20 25

A1
594 x 841 20 20 25

A2
420 x 594 10 10 25

A3
297 x 420 10 10 25

A4
210 x 297 10 10 25

xv

Berdasarkan daftar oleh ANSI Y,U. Im. 1992. Ukuran lembar kertas untuk ukuraan US. Standar (inci) adalah : Ukuran Internasional terdekat (milimeter) A4 210 x 297 A3 297 x 420 A2 420 x 594 A1594 x 841 A0841x 1189 2. Pensil gambar Pensil gambar kualitas tinggi harus dipergunakan dalam menggambar teknik, jangan gunakan pensil tulis biasa. Pensil mekanik mempunyai keuntungan dalam menjaga panjang lead, memungkinkan penggunaan lead praktis sampai ujung, mudah diisi dengan lead yang baru, tidak mengandung kayu yang harus ditajamkan. Pensil gambar yang digolongkan menurut kekerasannya yang dinyatakan oleh golongan huruf dan angka Ada tiga golongan kekerasan pensil, yaitu: a) Keras dengan lambang F (Firm) b) Sedang dengan lambang HB (half black) c) Lunak dengan lambang B (black) Tiap golongan dibagi lagi dalam tingkat kekerasannya yang dinyatakan dengan angka 3. Segitiga Banyak garis miring dalam gambar dibuat pada sudut-sudut standar dengan segitiga 450 dan segitiga 300 x 600. Dengan sepasang mistar segitiga kita dapat membuat garis-garis sejajar dan tegak lurus terhadap garis-garis tertentu. Sebelum alat ini dipakai, sebaiknya diperiksa dahulu apakah sudah cukup baik,yaitu dengan memeriksa masing-masing ketiga sudut beserta sisi-sisinya. Cara pemeriksaan dapat dilihat pada referensi buku ajar. 4. Skala Gambar sebuah benda mungkin sama besar (full size) dengan bendanya, mungkin lebih besar atau lebih kecil dan benda tersebut tergantung dari relatif benda atau lembar kertas dimana gambar akan dibuat. Ukuran Internasional Standar (inchi) A 8,5 x 11,0 B 11,0 x 17,0 C 17,0 x 22,0 D 22,0 x 34,0 E 34,0 x 44,0

xvi

Skala adalah instrumen pada pembuatan gambar teknik dengan ukuran sama atau pengecilan tertentu. Skala menandakan perbandingan (ratio) ukuran antara benda yang digambar ke ukuran sesungguhnya, terlepas dari satuan yang dipakai. Ratio skala metrik yang umum digunakan dan sesuai untuk bangunan kapal adalah: 1:1, 1:5, 1: 10, 1:20, 1:25, 1:50, 1:100, dan 1:200. Untuk lebih jelasnya alat-alat gambar lainnya dapat dilihat/baca pada buku pustaka yang tercantum pada daftar pustaka dibawah. B. Garis dan Huruf Dalam Gambar Dalam gambar digunakan beberapa jenis garis yang masing-masing mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Penggunaan jenis garis yang tidak sesuai, akanmembuat pembaca gambar yang salah, oleh karena itu penggunaannya harus sesuai dengan maksud dan tujuannya. Dalam gambar huruf (abjad), angka-angka dan lambang dipergunakan untuk memberikan ukuran-ukuran, catatan, judul dan sebagainya, disamping gambar itu sendiri. Huruf dan angka harus digambar dengan cermat dan jelas agar tidak menimbulkan salah baca sipembaca gambar yang berbeda. Membuat garis-garis, huruf dan angka dengan benar sesuai dengan standar ISO akan sangat menunjang kelengkapan dari gambar dalam tugas gambar matakuliah lanjutan. Mengetahui fungsi dari garis-garis dalam gambar teknik adalah penting untuk membuat suatu gambar produk agar bentuknya bisa lebih jelas dan sipembaca tidak salah membacanya. Macam-macam garis dan penggunaannya sesuai dengan ketentuan ISO R 128 dapat dibaca pada pustaka G. Takeshi, 2000 1. Jenis Garis Gambar Mengetahui fungsi dari garis-garis dalam gambar teknik adalah penting untuk membuat suatu gambar produk agar bentuknya bisa lebih jelas dan sipembaca tidak salah membacanya. Macam-macam garis dan penggunaannya sesuai dengan ketentuan ISO R128.

xvii

Fungsi dan perbandingan tebal garis A B a a/2 - Garis-garis nyata -. Garis-garis tepi - Garis berpotongan - Garis-garis ukur - Garis-garis arsir dll - Garis batas dari bagian yang dipotong -. Garis nyata terhalang - Garis sumbu - Garis simetri - Garis (bidang) potong Penunjukan permukaan Yang mendapatkan penanganan khusus jenisnya berimpit, maka

C D E F G

a/2 a/2 a/2 A dan a/2 a

Bila

dua

garis

atau

lebih

yang

berbeda-beda

penggambarannya harus dilaksanakan sesuai urutan prioritas berikut ini: 1) Garis gambar (garis tebal kontinu, jenis A) 2) Garis tidak tampak (garis gores tipis, jenis E) 3) Garis potong (garis bergores yang dipertebal ujungnya, jenis G) 4) Garis-garis sumbu(garis bergores jenis G) 5) Garisbantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinu jenis B) 2. Huruf dan Angka Menulis huruf dan angka lebih serupa dengan menggambar tangan dari pada menulis. Ciri-ciri yang perlu untuk huruf dan angka pada gambar teknik adalah: 1) jelas 2) Seragam 3) Dapat dibuat microfilm, atau cara lain reproduksi. Pembuatan huruf dan angka yang tidak jelas akan menimbulkan keragu-raguan. Bentuk angka dan huruf standar baik yang miring maupun yang tegak sesuai standar ISO dapat dilihat pada Purwanto, 2000.

xviii

Untuk ukuran tinggi huruf besar (h) dan huruf kecil (c) tidak boleh lebih dari 2,5 mm. Ini berarti bahwa bila terdapat gabungan antara huruf besar dan huruf kecil, di mana huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka tinggi huruf besar menjadi 3,5 mm. Untuk lebih jelasnya ukuran huruf dapat dibaca pada Sato et all, 2000. C. Ringkasan 1. Pemakaian setiap alat secara benar memperlancar pembuatan gambar yang bersih dan teliti. Pemakaian alat gambar yang tidak benar menghasilkan gambar yang kotor dan tidak teliti. 2. Ukuran gambar yang tidak sebenarnya memerlukan pengertian penggunaan skala, dan skala gambar diberikan sebelum pembuatan gambar. 3. Menggambar garis menurut standar hendaknya memperhatikan tebal dan tipis serta jarak garis. 4. Penggunaan garis-garis dalam gambar teknik adalah penting memperhatikan fungsi garis-garis tersebut, agar dalam membuat produk sipembaca tidak salah membacanya. 5. Ada dua tipe ukuran huruf yaitu; tipe A dengan tebal 1/14h dan tipe B dengan tebal 1/10h II. Modul Proses Pembelajaran SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang diharapkan : adalah :terampil menggunakan alat gambar, dan menyelesaikan tugas arsiran penampang, huruf dan angka sesuai standar ISO, serta menjelaskan perlengkapan gambar dan kegunaannya dan fungsi dari garis-garis gambar. b. Pendekatan SCL : Kuliah + Projeck Based Learning Projeck :

1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa pada minggu kedua. 2. Mengulangi rumusan kompetensi II gambar teknik kepada mahasiswa 3. Menguraikan materi pembelajaran sebagai dasar/patokan dalam membuat tugas gambar pertama.

xix

4. melakukan

umpan

balik

kepada

mahasiswa

tentang

kejelasan

perlengkapan gambar yang harus disiapkan. 5. Mendiskusikan tata cara penyelesaian tugas pertama. 6. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanggapai /

mempertanyakan bagian materi/tugas yang kurang jelas. 7. Membagikan tugas pertama kepada mahasiswa pada minggu ketiga. 8. Tutor/pear tutor menjelaskan tata cara penyelesaian tugas pertama 9. Dosen sebagai tutor dan pear tutor mendampingi mahasiswa dalam menyelasaikan tugas pertama di studio gambar. 10. Tutur/pear tutor mendatangi mahasiswa yang meminta penjelasan tentang penggambaran tugas ke meja tempat mahasisa tersebut menggambar. 11. Memeriksa tugas gambar yang telah dibuat oleh mahasiswa. 12. Meminta mahasiswa memperbaiki tugas yang masih salah. 13. Memeriksa kembali tugas mahasiswa yang telah diperbaiki oleh mahasiswa. 14. Menandatangani tugas gambar pertama yang sudah betul. 15. Memberikan penilaian tugas gambar mahasiswa 16. Mengecek buku asistensi mahasiswa untuk melihat keaktifan asistensi di studio gambar. 17. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dengan baik dan benar akan memperoleh nilai 15%. 18. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas diluar dari batas waktu yang telah ditentukan akan memperoleh nilai 10%. 19. Jika jumlah asistensi tugas gambar dari mahasiswa kurang/sama dengan jumlah yang ditentukan dan gambarnya sudah baik dan benar, maka akan memperoleh nilai tambahan 5%. 20. Jika jumlah asistensi melebihi jumlah yang telah ditentukan, maka akan memperoleh nilai kurang dari 5%. 21. Memberikan tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari masing-masing mahasiswa.

xx

22. Memeriksa hasil tes tulis dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa. 23. Mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan memperoleh nilai sebesar 5%. 24. Mengisi tabel evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran c. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 2. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 3. Menyiapkan kertas gambar ukuran A1 untuk digunakan membuat tugas gambar I. 4. Masing-masing mahasiswa harus mengerjakan tugas gambar di studio gambar dengan membawa perlengkapan gambar yang utama. 5. Masing-masing mahasiswa mengisi absensi setiap masuk studio. 6. Mahasiswa menerima lembar tugas arsiran penampang material dari pear tutor. 7. Mahasiswa mendengarkan uraian singkat cara membuat gambar arsiran penampang, huruf dan angka. 8. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang tata letak gambar yang harus dibuat. 9. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 10. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. 11. Masing-masing mahasiswa melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 12. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 13. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen.

xxi

14. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya. 15. Mahasiswa menunjukkan buku asistensi untuk ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 16. Masing-masing mahasiswa harus menyerahkan tugas gambar yang telah disetujui oleh tutor dan pear tutor untuk dilakukan penilaian. 17. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 18. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 19. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 20. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. d. Jadwal Kegiatan Minggu II Topik Bahasan Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Metode SCL Kuliah interatif, Dosen MRM

III

Tutorial + Peer Tutor

MRM

IV

Tutorial + Peer Tutor

MRM

Tutorial + Peer Tutor (PjBL) PjBL + Assesment

MRM

VI

MRM MWN

e. Strategi Pembelajaran Kompetensi ini menggunakan metode kuliah interatif yang dipadu dengan metode project based learning di mana menuntut keterampilan bekerja secara mandiri dalam penyelesaian tugas-tugas gambar teknik , sedang kerja tim dalam xxii

hal kekompakan dalam penyelesaian tugas. Perkembangan kemajuan tugas dipantau oleh tutorial dan dikerjakan di studio gambar. B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen. 2. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 3. Menyiapkan kertas gambar ukuran A1 untuk digunakan membuat tugas gambar I. 4. Masing-masing mahasiswa harus mengerjakan tugas gambar di studio gambar dengan membawa perlengkapan gambar yang utama. 5. Masing-masing mahasiswa mengisi absensi setiap masuk studio. 6. Mahasiswa menerima lembar tugas arsiran penampang material dari pear tutor. 7. Mahasiswa mendengarkan uraian singkat cara membuat gambar arsiran penampang, huruf dan angka. 8. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang tata letak gambar yang harus dibuat. 9. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 10. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat gambar. 11. Masing-masing mahasiswa melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 12. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 13. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 14. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya. tugas

xxiii

15. Mahasiswa menunjukkan buku asistensi untuk ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 17. Masing-masing mahasiswa harus menyerahkan tugas gambar yang telah disetujui oleh tutor dan pear tutor untuk dilakukan penilaian. 17. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 18. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 19. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 13. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. b. Soal Latihan 1. Kertas yang bagaimana yang bisa menghasilkan garis yang bersih dan hitam pekat? 2. Bagaimana mutu kertas yang baik? 3. Sebutkan ukuran kertas gambar yang paling banyak digunakan sesuai standar ISO ? 4. Ada tiga golongan kekerasan pensil, sebutkan. 5. Sebutkan penggunaan pensil menurut kekerasannya Bagaimana cara membuat garis tegak lurus dan garis sejajar? Apa fungsi skala dalam pembuatan gambar? 5. Berapa sebaiknya skala yang umum digunakan dan sesuai untuk gambar bangunan kapal? 6. Alat apa yang digunakan untuk membentuk garis lengkung yang tidak teratur? 7 . Sebutkan jenis-jenis garis yang digunakan dalam gambar teknik 8. Untuk menggambarkan bagian benda yang terhalang jenis garis namakah yang digunakan? 9. Bagaimana ukuran tinggi huruf besar dan huruf kecil jika digambar dalam satu lembar kerja.

xxiv

10. Ada dua macam ukuran huruf dan angka, sebutkan. b. Tugas Gambar Mahasiswa Buatlah Gambar arsiran penampang material, gambar angka dan huruf pada satu kertas gambar ukuran A1. c. Jadwal Kegiatan Minggu II Topik Bahasan Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan Penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Perlengkapan Gambar dan penggunaannya; Garis dan Huruf dalam Gambar Metode SCL Kuliah interatif, Dosen MRM

III

Tutorial + Peer Tutor

MRM

IV

Tutorial + Peer Tutor

MRM

Tutorial + Peer Tutor (PjBL) PjBL + Assesment

MRM

VI

MRM MWN

e. Strategi Pembelajaran Mata kuliah ini menggunakan metode Kuliah interatif yang dipadu dengan metode project based learning di mana menuntut keterampilan bekerjan secara mandiri dalam penyelesaian tugas-tugas gambar teknik , sedang kerja tim dalam hal kekompakan dalam penyelesaian tugas. Perkembangan kemajuan tugas dipantau oleh tutorial dan dikerjakan di studio gambar. f. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar 2. Nara sumber (Dosen Pengampuh)

xxv

III. Modul Assesmen SCL EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Terampil menggunakan alat gambar, Menyelesaikan tugas arsiran, Penampang, Huruf dan Angka NAMA MAHASISWA Sesuai standar ISO (25%)
Ketuntasan tugas Gambar (15%) Kemandirian (5%) Kejelasan Uraian (5%)

No

NIM

BAB III PENUTUP Berdasarkan hasil kerja //tugas gambar yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, diberikan penilaian berdasarkan kriteria : 1. Ketuntasan tugas gambar serta keaktifan kegiatan di studio gambar dan tugas 2. Kemandirian dalam membuat tugas gambar 3. Kejelasan uraian dari hasil tes kemampuan teori. DAFTAR PUSTAKA 1. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 2. Giesecke, Mitchell, Spencer, Hill, Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik, Edisi kesebelas, Jilid I, Glora Aksara Pratama. 3. Gandung Purwanto, Drs., Tentrem Raharjo, Drs., 2001, Menggambar Teknik Dasar, Yogyakarta, Kansius. 4. Rosmani, 2002, Buku Ajar Matakuliah Menggambar Teknik, Program Semi-QUE Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2002, Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas. asistensi

xxvi

MODUL III JUDUL : SISTEM PROYEKSI PANDANGAN DENGAN PROYEKSI ORTOGONAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam bidang teknik pandangan suatu benda dikenal sebagai proyeksi. Proyeksi ialah suatu pandangan yang diangankan akan digambar atau diproyeksikan kesuatu bidang yang dikenal sebagai bidang proyeksi. Memahami orientasi permukaan dapat membantu mahasiswa menvisualkan keenam pandangan standar proyeksi, atau terpikir dalam 3 dimensi, karena itu merupakan salah satu kemampuan penting buat sarjana. Kemampuan untuk menvisualkan dan menggunakan bahasa grafik sebagai cara berkomunikasi atau mencatat bayangan khayal merupakan yang harus ada. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu membaca dan menggambar proyeksi titik, garis, bidang pada bidang gambar dalam bentuk keenam pandangan proyeksi. Dengan memahami proyeksi, maka mahasiswa akan dapat membaca keenam pandangan proyeksi. Bentuk pembelajaran pada modul ini adalah kuliah yang dipadukan dengan Projeck Based Learning, dimana mahasiswa harus menyelesaikan tugas gambar pandangan benda dengan proyeksi sudut pertama atau sudut ketiga, dan diharapkan mahasiswa sudah dapat membaca gambar pandangan benda. B. Ruang lingkup Isi 1. Proyeksi Ortogonal 2. Cara Proyeksi Ortogonal a. Cara proyeksi sudut pertama b. Cara proyeksi sudut ketiga 3. Perbandingan proyeksi sudut pertama dan Proyeksi sudut ketiga 4. Pandangan Detail

xxvii

C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke-3 yang diberikan pada minggu ke-7 sampai minggu ke-9 setelah menyelesaikan tugas arsiran penampang, angka dan huruf,di mana mahasiswa harus mampu membaca pandangan benda sebelum membuat tugas proyeksi dengan cara proyeksi eksonometri. D. Sasaran Pembelajaran modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. 2. Membaca gambar pandangan benda Menyelesaikan tugas gambar dengan cara proyeksi sudut pertama atau proyeksi sudut ketiga. 3. Menjelaskan perlengkapan gambar dan kegunaannya serta fungsi dari garisgaris gambar. BAB II PEMBELAJARAN I. MATERI PEMBELAJARAN A. Proyeksi Ortogonal Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap dari benda hanya dengan satu proyeksi saja, oleh karena itu diambil beberapa bidang proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan bidang bantu di mana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara ortogonal pada tiap-tiap bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang-bidang dua dimensi. Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut dapatlah diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud. Cara penggambaran demikian disebut proyeksi ortogonal. Ada 4 ciri penting proyeksi ortogonal, yaitu: 1. bendanya, di mana bayangan benda akan diproyeksikan yaitu berupa titik, garis, bidang atau solid. 2. 3. 4. Bidang proyeksi atau bidang gambar, pada ruang bayangan benda dibentuk. Proyeksi atau sinar-sinar sejajar yang tegak lurus bidang gambar. proyeksi bayangan atau ortografik dibentuk benda pada bidang-bidang proyeksi.

xxviii

B. Cara Proyeksi Ortogonal Gambar-gambar pandangan pada umumnya digambar menurut cara proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa) atau cara proyeksi kuadran III (proyeksi Amerika) atau menurut Sato et all disebut proyeksi sudut pertama (peroyeksi eropa) dan proyeksi sudut ketiga (proyeksi amerika). 1. Cara Proyeksi Sudut Pertama Jika sebuah benda diletakkan didalam sebuah kotak, dimana pandangan depan benda digambarkan pada sisi kotak dibelakang benda, pandangan kanan benda diproyeksi pada sisi kiri kotak, pandangan kiri benda diproyeksi pada sisi kanan kotak, pandangan atas benda diproyeksi pada sisi bawah kotak, dan pandangan bawah benda diproyeksi pada sisi atas kotak, pandangan belakang benda diproyeksi pada bagian depan kotak. Artinya pandangan benda diproyeksikan pada bidang belakang menurut penglihatan kita. Jadi proyeksi sudut pertama adalah proyeksi di mana benda gambar terletak antara bidang gambar dengan kita yang melihat/memandang di mana pandangan didorong menjauhi kita. 2. Cara Proyeksi Sudut Ketiga Benda yang akan digambar diletakkan dalam kotak dengan sisi tembus pandang sebagai bidang-bidang proyeksi. Pada tiap-tiap bidang proyeksi akan tampak gambar pandangan benda menurut arah penglihatan Jika sisi-sisi kotak dibuka kedepan menjadi satu bidang proyeksi, di mana pandangan kiri diletakkan disebelah kiri, pandangan kanan diletakkan disebelah kanan, pandangan atas diletakkan disebelah atas, pandangan bawah disebelah bawah, dan pandangan belakang diletakkan disebelah kanan pandangan kanan. Jadi proyeksi sudut ketiga adalah proyeksi di mana bidang gambar benda terletak antara benda dengan kita yang melihatnya. Untuk lebih jelasnya cara proyeksi

ortogonal ini dapat dilihat pada Sato et all,2000.

xxix

PAND. BAWAH PAND. KANAN PAND. MUKA PAND KIRI PAND BELAKANG

PAND. ATAS

PROYEKSI SUDUT I

PAND. ATAS

PAND. KIRI

PAND. MUKA

PAND KANAN

PAND BELAKANG

PAND. BAWAH

PROYEKSI SUDUT III C. Perbandingan Proyeksi Sudut Pertama dan Sudut Ketiga Pada dasarnya proyeksi sudut pertama dan sudut ketiga dapat Sama-sama dipakai, sesuai standar ISO. Negara Amerika dan Jepang telah menentukan untuk memakai proyeksi sudut pertama saja. Hal ini didasarkan atas kelebihan dari cara proyeksi ini, yaitu: 1) Dari gambarnya, bentuk benda dapat langsung dibayangka dengan pandangan depan sebagai patokan. 2) Gambar mudah dibaca, karena hubungan antara gambar yang satu dengan yang lain dekat xxx

3)

Pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan, oleh karena itu mudah untuk membaca ukuran-ukurannya.

4) Mudah untuk membuat pandangan tambahan atau pandangan setempat. D. Ringkasan 1) Menggambar huruf dan garis hendaknya memperhatikan tebal tipis serta jarak garisnya. 2) Penggunaan garis-garis dalam gambar teknik adalah penting memperhatikan fungsi dari garis-garis tersebut. Dalam membuat produk agar si pembaca tidak salah membacanya. 3) Penulisan huruf standar ada yang bentuk miring dengan kemiringan 750 dan tinggi huruf 2,5 mm sampai 20 mm. 4) Ada dua tipe ukuran huruf, yaitu tipe A dengan tebal 1/14 h dan tipe B dengan tebal 1/10 h II. Modul Proses Pembelajaran SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang diharapkan, adalah :menyelesaikan tugas gambar pandangan benda denganproyeksi sudut pertama atau sudut ketiga, dan dapat membaca gambar b. Pendekatan SCL : Kuliah + Projeck Based Learning Projeck :

1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa pada minggu kedua. 2. Mengulangi rumusan kompetensi III gambar teknik kepada mahasiswa 3. Menguraikan materi pembelajaran sebagai dasar/patokan dalam membuat tugas gambar kedua. 4. Melakukan umpan balik kepada mahasiswa tentang kejelasan proyeksi ortogonal dan cara membaca gambar. 5. Memberikan contoh penggambaran pandangan pandangan dari suatu benda yang sederhana.

xxxi

6. Meminta

kesediaan

beberapa

mahasiswa

untuk

memperlihatkan/

menggambar salah satu pandangan benda secara bergantian. 7. Mendampingi mahasiswa dalam membentuk kelompok-kelompok kecil (3-4 orang) untuk menyiapkan benda kerja yang akan digambar pada tugas II. 8. Meminta kepada mahasiswa untuk menyiapkan benda kerja dan membawanya pada pertemuan minggu berikutnya. 9. Menunjukkan pandangan depan yang berbeda pada satu benda kepada tiap anggota kelompok. 10. Tutor/pear tutor menjelaskan tata cara penyelesaian tugas kedua. 11. Dosen sebagai tutor dan pear tutor mendampingi mahasiswa dalam menyelasaikan tugas kedua di studio gambar. 12. Tutur/pear tutor mendatangi mahasiswa yang meminta penjelasan tentang penggambaran tugas ke meja tempat mahasiswa tersebut menggambar. 13. Memeriksa tugas gambar yang telah dibuat oleh mahasiswa. 14. Meminta mahasiswa memperbaiki tugas yang masih salah. 15. Memeriksa kembali tugas yang telah diperbaiki oleh mahasiswa. 16. Menandatangani tugas gambar Proyeksi pandangan yang sudah betul. 17. Memberikan penilaian tugas gambar proyeksi yang sudah betul. 18. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dengan baik dan benar akan memperoleh nilai 15%. 19. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas diluar dari waktu yang telah ditentukan akan memperoleh nilai 10%. 20. Mengecek buku asistensi mahasiswa untuk melihat keaktifan asistensi di studio gambar. 21. Jika jumlah asistensi tugas gambar dari mahasiswa kurang/sama dengan jumlah yang ditentukan dan gambarnya sudah baik dan benar, maka akan memperoleh nilai tambahan 5%. 22. Jika jumlah asistensi melebihi jumlah yang telah ditentukan, maka akan memperoleh nilai kurang dari 5%.

xxxii

23. Memberikan tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari masing-masing mahasiswa. 24. Memeriksa hasil tes tulis dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa. 25. Mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan memperoleh nilai sebesar 5%. 26. Mengisi tabel evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran c. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen. 2. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 3. Menyiapkan kertas gambar ukuran A1 gambar I. 4. Mahasiswa harus menyelesaikan tugas pertama, untuk mengambil tugas kedua, yaitu proyeksi pandangan benda. 5. Mahasiswa membentuk kelompok sebanyak tiga/empat orang dalam mempersiapkan benda yang akan diproyeksikan. 6. Masing-masing kelompok mahasiswa harus membawa benda dan untuk digunakan membuat tugas

diperlihatkan kepada tutor atau pear tutor pada saat masuk studio. 7. Mahasiswa harus mengisi absen setiap masuk studio untuk menggambar. 8. Mahasiswa mendengarkan uraian singkat cara membuat gambar proyeksi pandangan benda. 9. Tutor/pear tutor menunjukkan pandangan depan yang berbeda dalam satu kelompok. 10 Mahasiswa mendiskusikan keenam bentuk pandangan benda dan

menunjukkannya kepada pear tutor/tutor. 11. Masing-masing mahasiswa menggambar pandangan benda yang diatas kertas ukuran A1 yang telah distempel. 12. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang tata letak gambar yang harus dibuat.

xxxiii

13. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 14. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. 15. Masing-masing mahasiswa harus melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 16. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 17. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 18. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya. 19. Mahasiswa menunjukkan buku asistensi untuk ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 20. Masing-masing mahasiswa harus menyerahkan tugas gambar yang telah disetujui oleh tutor dan pear tutor untuk dilakukan penilaian. 21. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 22. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 23. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 24. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. d. Jadwal Kegiatan Minggu VII VIII IX Topik Bahasan Sistem Proyeksi Pandangan Proyeksi Ortogonal Sistem Proyeksi Pandangan Proyeksi Ortogonal Sistem Proyeksi Pandangan Proyeksi Ortogonal Metode SCL dengan Kuliah interatif, dengan Tutorial + Peer Tutor (PjBL) dengan Tutorial + Peer Tutor (PjBL) Dosen MRM MRM MWN

xxxiv

B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa : 1 2. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 15. Menyiapkan kertas gambar ukuran A1 gambar I. 16. Mahasiswa harus menyelesaikan tugas pertama, untuk mengambil tugas kedua, yaitu proyeksi pandangan benda. 17. Mahasiswa membentuk kelompok sebanyak tiga/empat orang dalam mempersiapkan benda yang akan diproyeksikan. 3) Masing-masing kelompok mahasiswa harus membawa benda dan untuk digunakan membuat tugas

diperlihatkan kepada tutor atau pear tutor pada saat masuk studio. 4) Mahasiswa harus mengisi absen setiap masuk studio untuk menggambar. 8. Mahasiswa mendengarkan uraian singkat cara membuat gambar proyeksi pandangan benda. 9. Tutor/pear tutor menunjukkan pandangan depan yang berbeda dalam satu kelompok. 10. Mahasiswa mendiskusikan keenam bentuk pandangan benda dan

menunjukkannya kepada pear tutor/tutor. 11. Masing-masing mahasiswa menggambar pandangan benda yang diatas kertas ukuran A1 yang telah distempel. 12. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang tata letak gambar yang harus dibuat. 13. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 14. Masing-masing mahasiswa harus melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 15. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan.

xxxv

16. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 17. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya. 18. Mahasiswa menunjukkan buku asistensi untuk ditandatangani olehdosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 19. Masing-masing mahasiswa harus menyerahkan tugas gambar yang telah disetujui oleh tutor dan pear tutor untuk dilakukan penilaian. 20. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah

disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 21. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 22. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk

memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 23. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes

tulis yang telah dilakukan.Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. b. Soal Latihan 1. Sebutkan jenis-jenis garis yang digunakan dalam gambar teknik. 2. Garis apa yang digunakan sebagai garis sumbu? 3. Untuk menggambarkan bagian benda yang terhalang, jenis garis manakah yang digunakan? 4. Sebutkan 4 hal yang harus diperhatikan dalam menggambar geris menurut standar. 5. Ada dua macam bentuk penulisan huruf standar, sebutkan. 6. Sebutkan tinggi huruf standar. 7. Ada 2 macam ukuran huruf dan angka, sebutkan. c. Tugas Gambar Mahasiswa 1. Buatlah gambar pandangan benda dan letakkan sesuai dengan proyeksi sudut ketiga atau peroyeksi sudut pertama pada kertas gambar ukuran A1 .

xxxvi

2. Siapkanlah benda bersama dua orang teman dalam satu kelompok, dan mintalah petunjuk kepada tutor/pear tutor tentang pandangan depan benda untuk masing-masing anggota kelompok. d. Jadwal Kegiatan Minggu VII VIII IX Topik Bahasan Sistem Proyeksi Pandangan Proyeksi Ortogonal Sistem Proyeksi Pandangan Proyeksi Ortogonal Sistem Proyeksi Pandangan Proyeksi Ortogonal Metode SCL dengan Kuliah interatif, dengan Tutorial + Peer Tutor (PjBL) dengan Tutorial + Peer Tutor (PjBL) Dosen MRM MRM MWN

e. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar 2. Nara sumber (Dosen Pengampuh) III. Modul Assesmen SCL EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN No NIM NAMA MAHASISWA Menyelesaikan tugas gambar pandangan benda dengan proyeksi sudut pertama atau ketiga; dapat membaca gambar (15%)
Kebenaran Letak pandangan benda (5%) Ketuntasan Tugas (5%) Kejelasan Uraian (5%)

BAB III PENUTUP Berdasarkan hasil kerja //tugas gambar yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, maka diberikan penilaian berdasarkan kriteria : 1. Ketepatan letak pandangan benda 2. Ketuntasan tugas gambar serta keaktifan kegiatan di studio gambar dan tugas asistensi

xxxvii

3. Kemandirian dalam membuat tugas gambar 4. Kejelasan uraian dari hasil tes kemampuan teori. DAFTAR PUSTAKA 1. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 2. Giesecke, Mitchell, Spencer, Hill, Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik, Edisi kesebelas, Jilid I, Glora Aksara Pratama. 3. Gandung Purwanto, Drs., Tentrem Raharjo, Drs., 2001, Menggambar Teknik Dasar, Yogyakarta, Kansius. 4. Moyn Marbun, 1993, Menggambar Teknik Mesin Untuk STM dan Universitas, M2S Bandung. 5. Rosmani, 2002, Buku Ajar Matakuliah Menggambar Teknik, Program Semi-QUE Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2002, Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas.

xxxviii

MODUL IV JUDUL : KEPALA GAMBAR DAN UKURAN GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang gambar dikertas gambar dibagi sedemikian rupa, sehingga gambar-gambar yang diperlukan dari suatu benda sedapat mungkin digambarkan seluruhnya pada kertas gambar tersebut. Menyusun gambar benda-benda pada ruang gambar haruslah sedemikian rupa, sehingga gambar-gambar irisan, pandangan, dan detail dapat dengan mudah dicari, dibaca, dan dimengerti hubungannya satu sama lainnya dengan tidak mengabaikan aturan proyeksi pandangan dan irisan yang digunakan. Pada setiap gambar yang dibuat, senantiasa disertai dengan kepala gambar (etiket gambar) yang ditempatkan pada sudut kanan bawah dari ruang gambar. Kepala gambar haruslah dibubuhkan pada lembaran kertas gambar untuk memperlihatkan hal-hal yang diperlukan untuk penamaan gambar, atau memberi keterangan pada gambar yang telah dibuat. Selain kepala gambar ukuran gambar juga harus dilengkapi pada setiap gambar kerja yang telah dibuat. Tujuan penerapan ukuran pada gambar adalah agar benda kerja dapat dilihat oleh orang lain (pekerja) yang tidak setempat dengan perencana. Penempatan angka ukuran yang jelas dan benar sangat penting utamanya untuk gambar-gambar kapal dan lebih khusus lagi untuk gambar konstruksi kapal, karena konstruksi kapal mempunyai ukuran konstruksi yang berbeda-beda. Penempatan yang kurang jelas dan tidak benar akan salah dalam penentuan ukuran konstruksi. Bentuk pembelajaran pada modul ini adalah kuliah yang dipadukan dengan Projeck Based Learning, dimana mahasiswa harus melengkapi tugas gambar pandangan benda dengan kepala gambar angka ukuran dengan penempatan yang benar sesuai standar ISO B. Ruang Lingkup Isi 1. Kepala Gambar a. posisi kepala gambar

xxxix

b. Ukuran kepala gambar 2. Angka Ukuran a. garis ukur dan garis bantu b. Tinggi dan arah angka ukur c. Ujung dan pangkal garis ukur d. Cara memberi ukuran e. Satuan angka ukur C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke-4 yang diberikan pada minggu ke-10 sampai minggu ke-11 setelah menyelesaikan tugas gambar proyeksi dan sebelum membuat tugas proyeksi benda tiga dimensi D. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu menempatkan kepala gambar dan angka ukuran dengan benar pada gambar kerja. BAB II PEMBELAJARAN I. MATERI PEMBELAJARAN A. Kepala Gambar dan Ukuran Gambar Ruang gambar dikertas gambar dibagi sedemikian rupa, sehingga gambar-gambar yang diperlukan dari suatu benda sedapat mungkin digambarkan seluruhnya pada kertas gambar tersebut. Menyusun gambar benda-benda pada ruang gambar haruslah sedemikian rupa, sehingga gambar-gambar irisan, pandangan, dan detail dapat dengan mudah dicari, dibaca, dan dimengerti hubungannya satu sama lainnya dengan tidak mengabaikan aturan proyeksi pandangan dan irisan yang digunakan. Pada setiap gambar yang dibuat, senantiasa disertai dengan kepala gambar (etiket gambar) yang ditempatkan pada sudut kanan bawah dari ruang gambar. Kepala gambar haruslah dibubuhkan pada lembaran kertas gambar untuk memperlihatkan hal-hal yang diperlukan untuk penamaan gambar, atau memberi keterangan pada gambar yang telah dibuat.

xl

Selain kepala gambar ukuran gambar juga harus dilengkapi pada setiap gambar kerja yang telah dibuat. Tujuan penerapan ukuran pada gambar adalah agar benda kerja dapat dilihat oleh orang lain (pekerja) yang tidak setempat dengan perencana. Penempatan angka ukuran yang jelas dan benar sangat penting utamanya untuk gambar-gambar kapal dan lebih khusu lagi untuk gambar konstruksi kapal, karena konstruksi kapal mempunyai ukuran konstruksi yang berbeda-beda. Penempatan yang kurang jelas dan tidak benar akan salah dalam penentuan ukuran konstruksi. 1. Kepala Gambar Ada tiga jenis kepala gambar yang sering digunakan pada gambar-gambar teknik yang susunan, ukuran-ukurannya, dan cara pemakaiannya sesuai ketentuan normalisasi gambar teknik. Posisi/peletakan kepala gambar menurut standar ISO pada sudut kanan bawah. Untuk lembar kertas gambar dengan posisi horisontal jenis X atau posisi vertikal jenis kertas gambar Y (hanya A4). Untuk menghemat kertas gambar yang kepala gambarnya dicetak diperbolehkan menggunakan kertas gambar jenis X dalam posisi vertikal dan kertas gambar jenis Y dalam posisi horisontal.

123

Gbr. 3a. Letak khusus dari Kertas gambar a. lembar jenis X horisontal b. lembar jenis Y vertical Gbr. 3b.Letak normal kertas gambar

xli

Bentuk dan ukuran kepala gambar lebih jelasnya dapat dilihat pada buku bahan bacaan. 2. Angka Ukuran Ukuran adalah merupakan syarat utama yang sangat diperlukan untuk menggambar secara teknis. Cara memberi tanda pada gambar pandangan atau penampang harus dipetimbangkan jangan sampai terlalu banyak mencatat ukuran, apalagi jika ada ukuran yang tidak perlu atau tidak masuk akal. Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu (garis batas ukuran) melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukuran ditarik tegak lurus. a. Garis Ukur dan Garis Bantu Sebuah garis ukur dengan mata panahnya menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu Dan garis ukur ditarik dengan garis tipis. Garis bantu ditarik sedikit melebihi kira-kira 2 mm dari garis ukur. Dibeberap negara seperti di Amerika garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu (Sato et all), 2000). Menurut Nowzir (1977), bahwa jarak dan panjang garis bantu adalah seperti pada gambar 4.

25 30 50 20

Gambar 4. Garis Ukur dan Garis Bantu

xlii

Penenmpatan garis ukur dan perpanjangan yang benar ditunjukkan pada gambar 5. Ukuran terpendek harus berada pada jarak paling dekat dengan garis tepi bendanya. Garis ukur tidak boleh memotong garis perpanjangan seperti pada gambar 5b. Yang terjadi akibat penenmpatan ukuran yang lebih pendek dibagian luar. Garis perpanjangan diperbolehkan berpotongan, tetapi tidak boleh diperpendek.

30

30 50 30

10

40

40

20

20 40

Gambar 5. garis-garis ukur dan perpanjangan. Garis sumbu, garis simetri dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai garis ukur tetapi boleh dipakai sebagai garis bantu. Garis ukur dan garis bantu tidak boleh saling memotong, kecuali bila hal tersebut tidak dapat dihindari. Jika beberapa ukuran dinyatakan berturut-turut, garis ukur de mikian sedapatnya harus diletakkan segaris. Penenpatan angka ukuran yang lebih jelas dapat dilihat pada bahan bacaan (pustaka). b. Ujung dan Pangkal Garis Ukur

40

20

xliii

Ujung dan pangkal dari garis ukur menunjukkan di mana garis ukur mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu: 1. dengan anak panah tertutup 2. garis miring 3. titik Tanda titik dipakai bilaman tidak cukup tempat untuk menempatkan anak panah. Hal ini umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun. Garis miring banyak dipergunakan dalam bidang sipil dan arsitektur. Dalam bidang

permesinan tidak dipakai. Menurut Giesecke et all (2000), mata panah harus digambar dengan tangan, di mana panjang dan lebarnya harus dalam perbandingan 3 : 1. Panjang anak panah harus sama dengan tinggi angka ukur. Biasanya anak panah dibuat langsing dengan panjang kira-kira 3 mm (1/8). Letak anak panah yang betul dan salah dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Ujung dan Pangkal garis Ukur. B. Satuan Angka Ukur Didalam teknik mesin ukuran gambar ditulis dalam satuan millimeter (mm) dengan satuan tidak dituliskan dibelakang angka ukuran. Contoh 20 mm ditulis 20. Jika diperlukan satuan lain lambang dari satuan yang dipakai harus dituliskan

xliv

dibelakang angka ukuran, contoh , 1 dan sebagainya, untuk ukuran dalam satuan inci. Ukuran sudut pada umumnya dinyatakan dalam satuan derajat (...0 ). Satuan yang lebih kecil adalah menit (...) dan detik (...), di mana 10 = 60 = 60 x 60. C. Ringkasan 1. Ruang gambar di kertas gambar haruslah dibagi sedemikian rupa, sehingga gambar-gambar yang diperlukan dari suatu benda sedapat mungkin digambarkan seluruhnya pada kertas gambar 2. Kepala gambar harus dibubuhkan pada lembaran kertas gambar untuk menunjukkan hal-hal yang diperlukan untuk penjelasan gambar atau memberi keterangan-keterangan pada gambar yang telah dibuat. 3. Pemberian ukuran harus jelas agar tidak menimbulkan salah tafsir. 4. Penempatan angka ukuran harus sesuai dengan standar yang disarankan. 5. Ukuran-ukuran yang ditempatkan secara tidak benar pada gambar dianggap sama salahnya jika angka dalam dimensi tidak benar. 6. Penulisan ukuran pada bentuk-bentuk tertentu seperti profil, garis lengkung, jari-jari, dan sudut harus sesuai dengan standardisasi. II. MODUL PEROSES PEMBELAJARA SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang diharapkan : Menempatkan kepala gambar dan angka ukuran dengan benar pada tugas gambar sesuai standar ISO b. Pendekatan SCL : Kuliah + Projeck Based Learning 1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa pada minggu kedua. 2. Mengulangi rumusan kompetensi IV gambar teknik kepada mahasiswa 3. Menguraikan materi pembelajaran sebagai dasar/patokan dalam membuat lanjutan tugas gambar kedua. 4. Melakukan umpan balik kepada mahasiswa tentang kejelasan penempatan angka ukuran dan kepala gambar pada lembar tugas gambar. 5. Memenunjukkan beberapa contoh peletakan angka ukuran yang benar dan yang salah.

xlv

6. Dosen sebagai tutor dan pear tutor mendampingi mahasiswa dalam menyelasaikan tugas kedua di studio gambar dalam hal penempatan angka ukuran pada pandangan benda. 7. Memeriksa tugas gambar yang telah dibuat oleh mahasiswa. 8. Meminta mahasiswa memperbaiki tugas yang masih salah. 9. Memeriksa kembali tugas yang telah diperbaiki oleh mahasiswa. 10. Menandatangani tugas gambar Proyeksi pandangan benda yang sudah betul dan telah dilengkapi dengan angka ukuran dengan peletakan yang benar. 11. Memberikan penilaian tugas gambar peletakan angka ukuran yang sudah betul. 12. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dengan baik dan benar akan memperoleh nilai 10%. 13. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas diluar dari waktu yang telah ditentukan akan memperoleh nilai kurang dari 10%. 14. Mengecek buku asistensi mahasiswa untuk melihat keaktifan asistensi di studio gambar. 15. Memberikan tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari masing-masing mahasiswa. 16. Memeriksa hasil tes tulis dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa. 17. Mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan memperoleh nilai sebesar 5%. 18. Mengisi tabel evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran c. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen. 2. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 3. Melengkapi gambar pandangan benda dengan meletakkan angka ukuran sesuai standar ISO. 4. Mahasiswa harus mengisi absen setiap masuk studio untuk menggambar.

xlvi

5. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang tata letak gambar yang harus dibuat. 6. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 7. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. 8. Masing-masing mahasiswa melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 9. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 10. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 11. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya. 12. Mahasiswa menunjukkan buku asistensi untuk ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 13. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari gambar yang telah dibuat. 14. Mahasiswa harus mengembalikan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dikerjakan. 15. Menerima kembali lembar jawaban yang telah dikoreksi oleh dosen. d. Jadwal Kegiatan Minggu XI XII Topik Bahasan Kepala gambar dan ukuran gambar Peletakan angka ukuran Metode SCL Kuliah interatif, Tutorial + Peer Tutor (PjBL) Dosen MRM MRM

B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen.

xlvii

2. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 3. Melengkapi gambar pandangan benda dengan meletakkan angka ukuran sesuai standar ISO. 4. Mahasiswa harus mengisi absen setiap masuk studio untuk menggambar. 5. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang tata letak gambar yang harus dibuat. 6. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 7. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. 8. Masing-masing mahasiswa melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 9. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 10. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 11. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya. 12. Mahasiswa menunjukkan buku asistensi untuk ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 13. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari gambar yang telah dibuat. 15. Mahasiswa harus mengembalikan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dikerjakan. 16. Menerima kembali lembar jawaban yang telah dikoreksi oleh dosen b. Soal Latihan 1. Mengapa kepala gambar harus dibubuhkan padasetiap kertas gambar teknik ? 2. Dimana seharusnya kepala gambar itu diletakkan pada kertas gambar ? 3. Apa t ujuan penempatan angka ukuran pada gambar kerja ? 4. Garis-garis apa saja yang dibutuhkan untuk menempatkan angka ukuran >

xlviii

5. Bagaimana penempatan garis ukuran dan perpanjangan yang benar pada gambar kerja ? 6. Tunjukkan dengan gambar penempatan angka ukuran yang benar pada garis ukur horisontal, vertikal, dan sudut. 7. Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit, bagaimana menempatkan angka ukur dan anak panahnya ? 8. Bagaimana ukuran anak panah yang benar 9. Sebutkan satuan angka ukuran yang dipakai bagaimana penulisannya ? c. Tugas Gambar Mahasiswa 1. Lengkapilah tugas proyeksi pandangan benda dengan kepala gambar. 2. Letakkanlah angka ukuran dengan benar pada gambar proyeksi. d. Jadwal Kegiatan Minggu X XI Topik Bahasan Kepala gambar dan ukuran gambar Peletakan angka ukuran Metode SCL Kuliah interatif, Tutorial + Peer Tutor (PjBL) Dosen MRM MRM pada gambar teknik dan

e. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar 2. Nara sumber (Dosen Pengampuh) III. Modul Assesmen SCL
EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Menempatkan kepala gambar dan angka ukuran dengan benar pada tugas gambar (10%) No NIM NAMA MAHASISWA Kelengkapan Gambar (5%). Ketelitian Gambar (5%).

xlix

BAB III PENUTUP Berdasarkan hasil kerja //tugas gambar yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, maka diberikan penilaian berdasarkan kriteria : 1. Kelengkapan gambar baik kepala gambar maupun angka ukuran 2. Ketelitian gambar serta keaktifan kegiatan di studio gambar dan asistensi tugas 3. Kemandirian dalam membuat tugas gambar 4. Kejelasan uraian dari hasil tes kemampuan teori. DAFTAR PUSTAKA 1. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 2. Giesecke, Mitchell, Spencer, Hill, Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik, Edisi kesebelas, Jilid I, Glora Aksara Pratama. 3. Gandung Purwanto, Drs., Tentrem Raharjo, Drs., 2001, Menggambar Teknik Dasar, Yogyakarta, Kansius. 4. Moyn Marbun, 1993, Menggambar Teknik Mesin Untuk STM dan Universitas, M2S Bandung. 5. Rosmani, 2002, Buku Ajar Matakuliah Menggambar Teknik, Program Semi-QUE Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2002, Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas.

MODUL V PROYEKSI AKSONOMETRI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memahami orientasi permukaan dapat membantu mahasiswa menvisualkan keenam pandangan standar proyeksi, atau terpikir dalam 3 dimensi, karena itu merupakan salah satu kemampuan penting buat sarjana. Kemampuan untuk menvisualkan dan menggunakan bahasa grafik sebagai cara berkomunikasi atau mencatat bayangan khayal merupakan yang harus ada. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu membaca dan menggambar benda dalam bentuk tiga dimensi dengan bantuan minimal tiga buah pandangan benda. Dengan

memahami proyeksi, maka mahasiswa akan dapat membaca gambar-gambar teknik. Bentuk pembelajaran pada modul ini adalah kuliah yang dipadukan dengan Projeck Based Learning, dimana mahasiswa harus menyelesaikan tugas gambar proyeksi benda tiga dimensi, dan diharapkan mahasiswa sudah dapat membaca gambar teknik. B. Ruang lingkup Isi 1. Proyeksi Isometri 2. Proyeksi Dimetri C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke-5 yang diberikan pada minggu ke-12 setelah menyelesaikan tugas pandangan benda, angka dan huruf, di mana mahasiswa harus mampu membaca proyeksi benda sebelum mempelajari irisan benda. D. Sasaran Pembelajaran modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu 1. Menyelesaikan gambar benda dengan proyeksi isometri atau proyeksi dimetri. 2. Menjelaskan perbedaan proyeksi isometri dan proyeksi dimetri.

BAB II PEMBELAJARAN I. MATERI PEMBELAJARAN

li

Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal, hanya sebuah bidang saja yang akan tergambar pada bidang proyeksi. Seandainya bidang-bidang atau tepitepinya dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan terlihat serentak, dan gambar demikian memberikan bentuk benda seperti yang sebenarnya. Cara demikian disebut gambar aksonometri. Tiga bentuk proyeksi aksonometri, yaitu: 1) Isometri 2) Dimetri 3) Trimetri Sudut proyeksi (o ) 30 15 35 40 20 30 30 35 45 30 15 15 10 10 15 20 25 15 Skala Pendekatan Sumbu-Y Sumbu-Z 82 73 86 92 83 86 83 85 92 82 96 71 92 97 92 89 83 86

Cara Proyeksi P. isometri P. dimetri

Sumbu-X 82 73 86 54 64 65 72 77 65

P. Trimetri

A. Proyeksi Isometri Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri, dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya. Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Sumbu kemiringan sumbu X () dan sumbu Y () sama besarnya yaitu 300, cara penggambaran terhadap sumbu X, Y dan Z digambar pada skala 0,82 akan tetapi untuk memudahkan dalam penggambaran, biasanya sering diambil skala 1:1 (Marbun,1993). D. Proyeksi Dimetri Apabila sebuah benda digambarkedalam proyeksi isometri kadang-kadang didaptkan beberapa buah garis menjadi berimpit atau atau beberapa bidang sering diproyeksikan sebagai garis lurus, sehingga bentuk keseluruhan dari benda tersebut lii

menjadi tidak jelas. Untuk mengatasi hal tersebut, maka benda digambarkan ke dalam bentuk proyeksu dimetri, karena kejadian seperti itu tidak ditemukan. Cara penggambaran proyeksi dimetri menurut Marbun (1993), di mana penggambaran ke arah sumbu X dan sumbu Y digambarkan pada skala 1:1, sedangkan kearah sumbu Z digambarkan skala 1:2 dan sudut = 100, sudut = 400 Jadi proyeksi dimetri adalah perpendekan di dua sisi dan dua sudut dengan garis horisontal sama. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada beberapa literaturseperti pada daftar pustaka C. Ringkasan 1. Sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal, maka hanya sebuah bidang saja yang akan tergambar pada bidang proyeksi, dan jika bidang-bidang atau tepitepinya dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda akanterlihat serentak dan disebut proyeksi aksonometri. 2. Tiga bentuk proyeksi aksonometri, yaitu isometi, dimetri, dan trimetri 3. Proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang bersangkutan 4. Proyeksi isometri adalah di mana sisi benda yang terletak pada sumbu x dan sumbu y membentuk sudut 300 terhadap garis horisontal atau ketiga sisinya sama panjang dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula yaitu 120o . 5. Proyeksi dimetri di mana skala perpendekan di dua sisi dan dua sudut dengan garis horisontal sama. 6. Proyeksi trimetri di mana skala perpendekan di tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. II. MODUL PEMBELAJARAN SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang diharapkan, adalah :menyelesaikan gambar benda dengan proyeksi isometri atau dimetri dan menjelaskan perbedaan proyeksi dimetri dan isometri b. Pendekatan SCL : Kuliah + Projeck Based Learning Projeck :

liii

1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa pada minggu ketiga belas. 2. Mengulangi rumusan kompetensi III dan IV kepada mahasiswa 3. Menguraikan materi pembelajaran sebagai dasar/patokan dalam membuat tugas gambar ketiga. 4. Melakukan umpan balik kepada mahasiswa tentang kejelasan proyeksi eksonometri dan cara membaca gambar. 5. Memberikan contoh penggambaran proyeksi isometri dan proyeksi dimetri dari suatu pandangan benda yang sederhana. 6. Tutor/pear tutor menjelaskan tata cara penyelesaian tugas ketiga. 7. Dosen sebagai tutor dan pear tutor mendampingi mahasiswa dalam menyelasaikan tugas ketiga di studio gambar. 8. Tutur/pear tutor mendatangi mahasiswa yang meminta penjelasan tentang penggambaran tugas ke meja tempat mahasiswa tersebut menggambar. 9. Memeriksa tugas gambar yang telah dibuat oleh mahasiswa. 10. Meminta mahasiswa memperbaiki tugas yang masih salah. 11. Memeriksa kembali tugas yang telah diperbaiki oleh mahasiswa. 12. Menandatangani tugas gambar Proyeksi pandangan yang sudah betul. 13. Memberikan penilaian tugas gambar proyeksi yang sudah betul. 14. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dengan baik dan benar akan memperoleh nilai 15%. 15. Mahasiswa yang menyelesaikan tugas diluar dari waktu yang telah ditentukan akan memperoleh nilai 10%. 16. Mengecek buku asistensi mahasiswa untuk melihat keaktifan asistensi di studio gambar. 17. Jika jumlah asistensi tugas gambar dari mahasiswa kurang/sama dengan jumlah yang ditentukan dan gambarnya sudah baik dan benar, maka akan memperoleh nilai tambahan 5%. 18. Jika jumlah asistensi melebihi jumlah yang telah ditentukan, maka akan memperoleh nilai kurang dari 5%.

liv

19. Memberikan tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari masing-masing mahasiswa. 20. Memeriksa hasil tes tulis dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa. 21. Mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan memperoleh nilai sebesar 5%. 22. Mengisi tabel evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran c. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 2. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 3. Menyiapkan kertas untuk membuat tugas gambar III. 4. Mahasiswa harus menyelesaikan tugas kedua, untuk mengambil tugas ketiga, yaitu proyeksi isometri atau dimetri.. 5. Mahasiswa harus mengisi absen setiap masuk studio untuk menggambar. 6. Mahasiswa mendengarkan uraian singkat cara membuat gambar proyeksi isometri /dimetri 7. Masing-masing mahasiswa menggambar benda sesuai dengan pandangan muka pada tugas gambar kedua. 8. Masing-masing mahasiswa menggambar benda proyeksi isometri/dimetri yang diatas kertas kalkir yang telah distempel. 9. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang skala gambar yang harus dibuat. 10. Gambar proyeksi yang telah selesai dilengkapi dengan ukuran. 11. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 12. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. 13. Masing-masing mahasiswa harus melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan.

lv

14. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 15. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 16. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya, dan ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 17. Masing-masing mahasiswa harus menyerahkan tugas gambar yang telah disetujui oleh tutor dan pear tutor untuk dilakukan penilaian. 18. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 19. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 20. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 21. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. d. Jadwal Kegiatan Minggu XII Topik Bahasan Metode SCL Dosen MWN

Sistem proyeksi benda dengan Tutorial + Peer Tutor proyeksi eksonometri (PjBL)

B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 6. Menyiapkan peralatan gambar yang akan digunakan untuk menggambar (mistar segitiga 1 pasang, pinsil mekanik, mistar gambar, penghapus, lap pembersih, dan lain-lain) 7. Menyiapkan kertas untuk membuat tugas gambar III. 8. Mahasiswa harus menyelesaikan tugas kedua, untuk mengambil tugas ketiga, yaitu proyeksi isometri atau dimetri..

lvi

9. Mahasiswa harus mengisi absen setiap masuk studio untuk menggambar. 6. Mahasiswa mendengarkan uraian singkat cara membuat gambar proyeksi isometri /dimetri 7. Masing-masing mahasiswa menggambar benda sesuai dengan pandangan muka pada tugas gambar kedua. 8. Masing-masing mahasiswa menggambar benda proyeksi isometri/dimetri yang diatas kertas kalkir yang telah distempel. 9. Mahasiswa dapat mendiskusikan kepada sesama praktikan tentang skala gambar yang harus dibuat. 10. Gambar proyeksi yang telah selesai dilengkapi dengan ukuran. 11. Dalam penyelesaian tugas gambar di studio gambar, mahasiswa didampingi oleh tutor dan pear tutor. 12. Mahasiswa dapat bertanya ke tutor/pear tutor pada saat membuat tugas gambar. 13. Masing-masing mahasiswa harus melakukan asistensi pada pear tutor yang telah ditentukan. 15. Mahasiswa harus memperbaiki gambar jika masih terjadi kesalahan. 15. Masing-masing mahasiswa melanjutkan asistensi ke tutor/dosen setelah disetujui oleh pear tutor/asisten dosen. 22. Menunjukkan buku asistensi kepada dosen untuk melihat keaktifan asistensinya, dan ditandatangani oleh dosen jika tugas gambar telah disetujui oleh dosen. 23. Masing-masing mahasiswa harus menyerahkan tugas gambar yang telah disetujui oleh tutor dan pear tutor untuk dilakukan penilaian. 24. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 25. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 26. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini.

lvii

27. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. b. Soal Latihan 1. Apa perbedaan antara proyeksi ortogonal dengan proyeksi aksonometri ? 2. Ada tiga bentuk peroyeksi aksonometri, sebutkan. 3. Jelaskan perbedaan dua bentuk proyeksi aksonometri. c. Tugas Gambar Mahasiswa Buatlah tugas gambar proyeksi benda tiga dimensi dengan bentuk proyeksi isometri atau proyeksi dimetri dari pandangan benda pada tugas II d. Jadwal Kegiatan Minggu XII Topik Bahasan Metode SCL Dosen MWN

Sistem proyeksi benda dengan Tutorial + Peer Tutor proyeksi eksonometri (PjBL)

e. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar 2. Nara sumber (Dosen Pengampuh) III. Modul Assesmen SCL KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Menyelesaikan gambar benda dengan proyeksi isometri atau proyeksi dimetri (15%) Ketelitian Kerapihan Kejelasan Ketuntasan Gambar tugas Gambar Uraian (3%) Gambar (2%) (5%)
(5%)

No

Nim

Nama Mahasiswa

lviii

BAB III PENUTUP Berdasarkan hasil kerja //tugas gambar yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, maka diberikan penilaian dengan kriteria : 1. bentuk benda yang betul dengan posisi proyeksi yang dipilih 2. Peletakan angka ukuran yang benar pada benda tiga dimensi 2. Ketelitian gambar serta keaktifan kegiatan di studio gambar dan asistensi tugas 3. Kemandirian dalam membuat tugas gambar 4. Kejelasan uraian dari hasil tes kemampuan teori. DAFTAR PUSTAKA 1. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 2. Giesecke, Mitchell, Spencer, Hill, Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik, Edisi kesebelas, Jilid I, Glora Aksara Pratama. 3. Gandung Purwanto, Drs., Tentrem Raharjo, Drs., 2001, Menggambar Teknik Dasar, Yogyakarta, Kansius. 4. Moyn Marbun, 1993, Menggambar Teknik Mesin Untuk STM dan Universitas, M2S Bandung. 5. Rosmani, 2002, Buku Ajar Matakuliah Menggambar Teknik, Program Semi-QUE Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2002, Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas.

lix

MODUL VI IRISAN DAN ARSIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bentuk bagian dalam benda sering tidak dapat dilukiskan secara jelas oleh garis-garis tak tampak (putus-putus). Oleh karena itu untuk menunjukkan bagian dalam itu dengan cara membelah benda tersebut seperti membelah apel atau melon. Pandangan belahan tersebut dapat digambar dan pandangannya disebut irisan. Juru gambar menggunakan potongan/irisan untuk menyempurnakan kejelasan benda yang kompleks jika permukaan dalamnya menghasilkan garistak tampak yang terlalu banyak. Membuat pandangan irisan suatu kapal merupakan salah satu tugas gambar di beberapa mata kuliah di perkapalan seperti interior desain, konstruksi kapal serta perencanaan poros dan kemudi. Oleh karena itu perlu dipelajari agar mahasiswa tahu bentuk-bentuk potongan/irisan benda dan jenis-jenis penampang material yang merupakan uraian dari modul ini. B. Ruang lingkup Isi 1. Irisan Benda 2. Cara Membuat Potongan 3. Arsiran C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke-6 yang diberikan pada minggu ke-13 setelah menyelesaikan tugas proyeksi benda dengan cara proyeksi isometri atau proyeksi dimetri dan sebelum mempelajari menggambar dengan menggunakan komputer

(auto cad). D. Sasaran Pembelajaran modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat 1. Menunjukkan arsiran penampang bagian benda yang diiris/potong. 2. Menjelaskan lima jenis irisan benda .

lx

BAB II PEMBELAJARAN I. MATERI PEMBELAJARAN A. Irisan benda Untuk memperoleh pandangan potongan/irisan suatu benda, maka paruhan benda dibanyangkan dibuang dan tidak ditunjukkan di manapun kecuali pada pandangan potongan itu sendiri. Pada pandangan potongan, luasan yang berarsir mrupakan bagian yang telah berkontak dengan bidang potongnya. Luasan ini diarsir dengan garis tipis sejajar yang diberi jarak secara seksama dengan bantuan mata dan susut . Penggunaan garis arsir dalam arah yang berlawanan merupakan pertanda bagian yang berbeda. Luasan yang berarsir selalu dibatasi seluruhnya oleh garis tepi yang tampak. Cara membuat potongan terdiri dari : 1) Potongan dalam satu bidang 2) Potongan lebih dari satu bidang 3) Potongan separuh 4) Potongan lebih dari satu bidang setempat 5) Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan 6) Susunan potongan-potongan berurutan Bentuk dari keenam potongan tersebut diatas lebih lengkapnya dapat dilihat pada daftar pustaka terlampir. B. Arsir Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir adalah 450 terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar. Jarak garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama. Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya pada kelilingnya saja. Garis-garis arsir dapat dihilangka untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini tidak dapat dilakukan di luar daerah arsi. Lambang garis-garis arsir digunakanuntuk menandakan bahan yang spesifik. Lambang ini menyajikan jenis bahan umum saja, seperti besi cor, kuningan, dan baja.

lxi

Selain itu dapat juga digunakan dalam gambar rakitan apabila kita ingin menandai bahan yang berbeda, jika tidak lambang umum digunakan untuk semua elemen mesin. Garis arsir haruslan tipis dan seragam dengan tebal yang sama. Harus ada kontras yang nyata diantara tebal garis gambar yang tampak dan garis arsir. Hindari menarik garis arsir yang tidak sampai atau melewati garis batas/tampak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada beberapa referensi pada daftar pustaka.

Gambar

II. MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang diharapkan, adalah :dapat menunjukkan arsiran penampang bagian benda yang diiris/dipotong dan menjelaskan lima jenis arsiran benda. b. Pendekatan SCL : Kuliah interatif Projeck :

1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa pada minggu ketiga belas. 2. Mengulangi rumusan kompetensi V kepada mahasiswa 3. Menguraikan materi pembelajaran sebagai dasar/patokan dalam membuat potongan/irisan benda dan garis arsiran. 4. Melakukan umpan balik kepada mahasiswa tentang kejelasan bentuk potongan dan arsiran suatu penampang 5. Dosen meminta kepada beberapa mahasiswa secara bergantian

menunjukkan sketsa bentuk potongan benda 6. Memberikan tes tulis untuk menguji kemampuan teori dari masing-masing mahasiswa. 7. Memeriksa hasil tes tulis dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa.

lxii

8. Mahasiswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan memperoleh nilai sebesar 5%. 9. Mengisi tabel evaluasi kompetensi akhir sesi pembelajaran c. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang diberikan. 3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan. 4. Beberap mahasiswa menggambarkan sketsa salah satu jenis irisan benda. 5. Beberapa mahasiswa mengomentari gambar yang telah dibuat oleh rekannya dan diminta untuk memperbaiki jika salah. 6. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 7. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 8. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. d. Jadwal Kegiatan Minggu XII Topik Bahasan Potongan dan Asiran Metode SCL Kuliah interatif dan Pre tes Dosen MWN

B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa : 1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen 2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang diberikan. 3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan Ajar, Jurnal, Refernsi, dan lain-lain), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun dari perpustakaan.

lxiii

4. Beberap mahasiswa menggambarkan sketsa salah satu jenis irisan benda. 5. Beberapa mahasiswa mengomentari gambar yang telah dibuat oleh rekannya dan diminta untuk memperbaiki jika salah. 6. Mahasiswa harus mengikuti tes tulis 7. Menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh dosen untuk memperoleh prosentase nilai dari kompetensi ini. 8. Masing-masing mahasiswa menyerahkan lembar jawaban dari tes tulis yang telah dilakukan. b. Lembar Kerja 1. Apa pentingnya irisan/potongan suatu benda dilakukan?

2. Bagaimana cara untuk memperoleh pandangan potongan? 3. Jenis garis apakah yang digunakan untuk menunjukkan batas potongan setempat? 4. Bagaimana perbedaan potongan diputar dengan potongan diputar dan dipindahkan? 5. Bagaiman membedakan gambar potongan dan gambar pandangan? 6. Berapa derajad kemiringan garis-garis arsir 7. Tunjukkan (gambarkan bentuk arsiran dari bagian yang berdampingan. c. Jadwal Kegiatan Minggu XII Topik Bahasan Sistem proyeksi benda proyeksi eksonometri Metode SCL dengan Tutorial + Peer Tutor (PjBL) Dosen MWN

d. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar 2. Nara sumber (Dosen Pengampuh)

lxiv

III. Modul Assesmen SCL


EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Menjelaskan 3 fungsi dari gambar teknik dan 4 syarat membuat gambar yang baik (5%) No NIM NAMA MAHASISWA Kejelasan Uraian (5%).

BAB III PENUTUP Diakhir pemberian materi pada modul ini, mahasiswa sudah memahami bentuk dan jenis irisan/potongan suatu benda, dan diberikan penilaian berdasarkan hasil kerja dengan kriteria penilaian adalah ketepatan penjelasan. DAFTAR PUSTAKA 1. Gandung Purwanto, Drs. Drs. Tentrem Raharjo, Drs. Menggambar teknik Dasar, 2001, Yogyakarta, Kanisius. 2. G. Takeshi Sato, N.Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 3. Greseke, Mitchell, Hill,Dygdon, Novak, 2000, Gambar Teknik Jilid I, Edisi Kesembilan, Jakarta, Erlangga. 4. Rosmani, 2002, Buku Ajar Menggambar Teknik, Program Semi QUE IV 2002, Jurusan perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

lxv

MODUL VII PENGENAKAN AUTO CAD DENGAN DASAR DUA DIMENSI DAN TIGA DIMENSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selain menggambar secara manual mahasiswa juga diajarkan menggambar dengan menggunakan perangkat komputer dengan program Auto CAD, namun hanya terbatas pada dasar-dasarnya saja, yaitu yaitu teknik dasar dua dimensi dan tiga dimensi. Karena gambar teknik merupakan dasar bagi semua desain, dasar bagi penelitian, dasar untuk membuat produ, maka penguasaan gambar teknik akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas gambar pada matakuliah lanjutan,

sehingga dituntut kemampuan menggambar baik secara manual maupun dengan perangkat komputer. Untuk mahasiswa akan diberikan kemampuan dasar menggambar dengan AutoCAD yaitu teknik dasar dua dimensi dan tiga dimensi. Setelah mahasiswa menguasai proyeksi ortogonal mahasiswa dapat membuat gambar dua dimensi dan menguasai proyeksi aksonometri, maka dengan mudah dapat

menggambar tiga dimensi dengan menggunakanAutoCAD. Bentuk pembelajaran pada modul ini dengan kuliah interatif dan Projeck Based Learning, dimana mahasiswa langsung membuat rancangan gambar teknik dengan didampingi oleh tutor dan pear tutor. B. Ruang lingkup Isi : Teknik dasar dua dimensi dan tiga dimensi. C. Kaitan Modul : Modul ini dilaksanakan pada minggu ke-14 sampai pada

minggu-16 sesudah memahami dan mampu membaca gambar teknik yang diberikan pada modul sebelumnya. D. Sasaran Pembelajaran Modul : Membuat rancangan gambar teknik dengan menggunakan komputer

lxvi

BAB II PEMBELAJARAN

I. MATERI PEMBELAJARAN A. Teknik Dasar 2 Dimensi Koordinat merupakan hal yang sagat penting dalam auto CAD, karena dengan menguasai sistem koordinat akan memudahkan kita dalam menggambar dengan Auto CAD. Sistem koordinat itu ada tiga, 1) Sistem koordinat Kartesian 2) Sistem koordinat Relatif 3) Sistem koordinat Polar 1. Sistem Koordinat Kartesian Koordinat kartesian/kartesius adalah sistem koordinat yang menggunakan dua ruas garis horisontal dan vertikal, biasanya disebut sumbu.Sumbu pertama mendatar horisontal sebagai sumbu X dan kedua sumbu tegak (vertial) yang biasa disebut sumbu Y. Kedua sumbu ini saling berpotongan dan tegak lurus, titik potongnya (0,0) sebagai titik asal/pangkal. Pemberian jarak pada sistem koordinat ini berdasarkan titik asal. 2. Sistem Koordinat Relatif Sistem koordinat relatif adalah sistem koordinat yang mengukur jarak dari garis tertentu. Sistem koordinat relatif mempunyai rumus @X,Y. Pada gambar terlihat letak titik jika dipandang dari sistem koordinat relatif sebagai berikut : a. Letak titik B adalah @2,2 terhadap titk A b. Letak titik A adalah @-2,-2 terhadap titik B Jika anda ingin membuat garis dari titik A ke B, rumusnya adalah @2,2. Sedangkan jika membuat garis dari titik B ke A, rumusnya @-2,-2. 3. Sistem Koordinat Polar Sistemkoordinat polar digunakan jika diketahui panjang garis dan sudut dari titik asal. Sistem koordinat polar ini mempunyai rumus @panjang<sudut yang dibentuk terhadap garis horisontal ke kanan. Sebagai contoh a. Garis pertama @2<0. b. Garis kedua @2<30.

lxvii

c. Garis ketiga @4<120.

B(4,4) C(-3,3) A(2,2)

2.00 4.00 1200 30


0

2.00

B. Perintah Menggambar Fasilitas perintah menggambar pada autoCAD terdapat pada ikon grup draw, di mana ikon grup ini telah aktif pada waktu AutoCAD dibuka. Jika ikon grup ini belum aktif, cara mengaktifkannya sebagai barikut: 1) Klik menu View. 2) Pilih toolbars, akan keluar kotak dialog Customize. 3) Klik pada kotak di samping kiri draw. Grup ikon draw akan tampak pada layar. 1. Line Perintah line merupakan perintah untuk membuat garis. Perintah ini dapat dijalankan melalui keyboard atau menggunakan mouse Pilihan garis berikut akan banyak dijumpai pada banyak gambar. Klik ikon garis / , kemudian titik awal dan

lxviii

titik akhir akan ditanyakan, lalu masukkan nilainya (input) dengan keyboard atau dengan pointer mouse. a. Klik pada ikon Line b. Klik pada area gambar c. Ketik @5,0 lalu tekan enter d. Ketk @ 0,2 lalu tekan Enter e. Ketik @-5,0 lalu teka Enter f. Ketk @0,-2 lalu tekan Enter 2. Rectangle Rectangle adalah fasilitas perintah menggambar dalam autoCAD dengan rumus @ X, Y, di mana X merupakan panjang sisi horisontal dan y merupakan panjang sisi vertikal. a. Klik kiri ikon rectangle b. Klik kiri pada area gambar c. Ketik @5,2 lalu Enter 3. Circle Circle adalah salah satu fasilitas menggambar pada AutoCAD menyediakan enam pilihan cara membuat lingkaran, yaitu: 1) Klik menu Draw 2) Pilih Circle maka akankeluar menu pull-down yang berisi; - Center, Radius - Center, Diameter - 2 Point - 3 Point - Tan, Tan, Rad - tan, tan, tan Untuk menggambar tampak/penampang dalam bentuk dua dimensi selanjutnya dapat dilihat pada Darmawan, 2005.

lxix

B. Teknik Dasar 3 Dimensi 1. Sistem koordinat kartesius 3D Koordinat kartesius 3 dimensi ini merupakan dasar untuk membuat gambargambar 3D. Perbedaan koordinat kartesius 3D dan 2D, yaitu hanya menambahkan sumbu Z-nya setelah sumbu X dan Y. 2. Sistem koordinat Relatif 3D Koordinat relatif 3D pada dasarnya sama dengan koordinat relatif 2D, perbedaannya pada koordinat relatif 3d ada sumbu Z. 3. Bangun 3D Pada penggambaran AutoCAD bangun 3D, dibedakan menjadi dua, yaitu bangun 3D padat danbangun 3D permukaan (surfaces). Pada bangun 3D padat, objek dapat ditambah maupun dikurangi. Sedangkan bangun 3D permukaan tidak dapat ditambah maupun dikurangi. a. Bangun 3D Padat (Solid) Bangun 3D padat adalah objek pejal, yaitu objek yang mempunyai volume didalamnya. Pada AutoCAD, perintah membuat bangun 3D padat tersedia dalam Toolbar Solids, di mana terdapat kumpulan ikon perintah untuk membuat objek 3D padat. Cara mengaktifka toolbar solids sebagai berikut: 1) Klik menu View lalu pilih Toolbar maka akan muncul kotak dialog Customize 2) Klik pada kotak disebelah kiri Solids, maka akan muncul Toolbar Solid. b. Bangun 3D Permukaan (Surfaces) Bangun 3D permukaan adalah objek 3D di mana objek tersebut tidak padat dan hanya terdiri atas bidang-bidang sisi. Oleh karena hanya terdiri atas lembaran bidang, maka objek tersebut tidak dapat dipotong maupun digabungkan dengan objek 3D lain. Perintah 3D permukaan ini tergabung dalam Toolbar Surfaces. Cara mengaktifkannya adalah: 1) Klik menu View lalu pilih Toolbar maka akan muncul kotak Customize. 2) Klik pada kotak di sebelah kiri Surfaces, maka akan muncul toolbar Surfaces AutoCAD menyediakan perintah membuat suatu permukaan 3D, di mana permukaan itu terdiri atas segmen-segmen segi empat yang menyerupai jaring. Untuk jumlah segmen itu dapat diubah dengan perintah Surftab 1 dan surftab 2.

lxx

Surftab 1 mengatur jumlah segmen sepanjang tepi 1, dan Surftab 2 mengatur jumlah segmen tepi 2. AutoCAD merujuk arah tepi 1 sebagai m dan arah tepi 2 sebagai arah tepi n. Kedua arah tersebut secara terpisah dapat digambarkan sebagai sumbu X dan Y jaring, di mana m menjadi sumbu X dan n menjadi sumbu Y. Pada keadaan default, nilai surftab adalah 6. Cara mengubah nilai surftab: 1) Klik Surftab 1 lalu Enter 2) Ketik 12 lalu Enter 3) Ketik Surftab 2 lalu Enter 4) Ketik 24 lalu Enter Untuk penggambara secara lengkap uraiannya dapat dilihat pada buku refernesi yang dirujuk pada daftar pustaka. II. MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang diharapkan, adalah :membuat rancangan gambar teknik dengan menggunakan komputer. b. Pendekatan SCL : Kuliah interatif Projeck :

1. Mempersiapkan materi dan rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada mahasiswa pada minggu keempat belas. 2. Pemberian materi langsung dilakukan di laboratorium komputer. 3. Mengulangi rumusan kompetensi VII kepada mahasiswa 4. Menguraikan materi pembelajaran sebagai dasar/patokan dalam

menggambar dengan AutoCAD 5. Melakukan umpan balik kepada mahasiswa tentang kejelasan

penggambaran 2 dimensi dan 3 dimensi 6. Memberikan latihan AutoCAD kepada mahasiswa dibantu oleh pear tutor dilaboratorium komputer. 7. Memberikan tes akhir AutoCAD kepada mahasiswa.

lxxi

8. Memeriksa hasil tes dari mahasiswa dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada mahasiswa 9. Mengisi tabel evaluasi akhir sesi pembelajaran. c. Kegiatan Mahasiswa 1. Mahasiswa mengikuti pengantar dari tutor/pear tutor 2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang diberikan 3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (bahan ajar, Jurnal, Referensi, dan lain-lain) 4. Mahasiswa mengikuti latihan AutoCAD di laboratorium komputer 5. Mahasiswa harus mengikuti tes akhir praktikum 6. Mahasiswa menyerahkan hasil rancangan berupa hard copy yang telah digambar dengan Auto CAD d. Jadwal Kegiatan Minggu XIV Topik Bahasan Metode SCL Dosen MWN

Pengenalan AutoCAD dengan Tutorial + Peer Tutor pengenalan teknik 2D dan 3D (PjBL)

B. Modul Pegangan Mahasiswa a. Kegiatan Mahasiswa 1. Mahasiswa mengikuti pengantar dari tutor/pear tutor 2. Masing-masing mahasiswa mencatat/mencermati uraian materi yang diberikan 3. Melakukan aktifitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (bahan ajar, Jurnal, Referensi, dan lain-lain) 4. Mahasiswa mengikuti latihan AutoCAD di laboratorium komputer 5. Mahasiswa harus mengikuti tes akhir praktikum 6. Mahasiswa menyerahkan hasil rancangan berupa hard copy yang telah digambar dengan Auto CAD b. Soal-Soal Latihan 1. Membuat Line dan Circle dengan latihan membuat rumah sederhana

lxxii

2. Latihan membuat lingkaran dengan hasil modify dari trim dan extrd 3. Membuat kapsul dengan champer untuk mengubah sudut menjadi garis dan fillet mengubah sudut menjadi busur 4. Menbuat etiket dengan offset yaitu memperbanyak objek (fungsi copy) 5. Membuat roda gigi dengan meggunakan Array untuk multi copy, rotate untuk memutar, mirrow untuk pencerminan., dan move digunakan untuk memindahkan objek. 6. Membuat tugas gambar pandangan benda dengan penempatan sesuai proyeksi sudut pertama atau sudut ketiga. 7. Membuat gambar benda tiga dimensi sesuai dengan proyeksi aksonometri.

d. Jadwal Kegiatan Minggu XIV Topik Bahasan Metode SCL Dosen MWN

Pengenalan AutoCAD dengan Tutorial + Peer Tutor pengenalan teknik 2D dan 3D (PjBL)

e. Bahan Bacaan dan sumber informasi lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar 2. Nara sumber (Dosen Pengampuh) III. MODUL ASSESMEN
EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN Membuat rancangan gambar teknik dengan menggunakan komputer (20%) No NIM NAMA MAHASISWA

Kecepatan Menggambar (5%).

Ketepatan Menggambar (10%).

Kreativitas (5%).

lxxiii

BAB III PENUTUP Berdasarkan hasil kerja //tugas gambar yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, maka diberikan penilaian dengan kriteria : 1. bentuk benda yang betul dengan posisi proyeksi yang dipilih 2. Kecepatan dan ketepatan menggambar. 3. Keaktifan mengikuti latihan di laboratorium konputer 4. Kemandirian dalam membuat tugas gambar 5. Kreatifitas dalam membuat bentuk-bentuk latihan DAFTAR PUSTAKA 1. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto.H, 2000, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta, Pradnya Paramita. 2. Moyn Marbun, 1993, Menggambar Teknik Mesin Untuk STM dan Universitas, M2S Bandung. 3. Rosmani, 2002, Buku Ajar Matakuliah Menggambar Teknik, Program Semi-QUE Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2002, Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas. 4. Darmawan Joko, 2005, Buku Latihan AutoCAD 2002, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

lxxiv

lxxv

Anda mungkin juga menyukai