Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 ISI A. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pembelajaran.

Isi yang terkandung didalam model pembelajaran adalah berupa strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang bias guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran. Kalau kita amati tidak ada model pembelajaran yang baru saat ini. Yang ada hanya pengembangan dari model-model pendekatan seperti pendekatan sokratik dan didaktik, pendekatan induktif dan deduktif, atau pendekatan langsung dan tidak langsung. Jadi, apa sebenarnya model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan saat ini ada tiga hal yang mendasari munculnya model pembelajaran ini , yaitu: pengalaman praktek , teori-teori tertentu, dan hasil penelitian. Atas dasar inilah maka lahir kelompok-kelompok model pembelajaran ada dua pengaruh implementasi suatu model pembelajaran terhadap perubahan siswa yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung. Mengetahui kedua jenis pengaruh ini bagi guru sangat penting agar ia dapat memperkirakan efisiensi penggunaan model pembelajaran. Pengaruh langsung dan tidak langsung ini dapat dimanfaatkan sebagai kriteria efisien tidaknya satu model pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mempertimbangkan pengaruh langsung dan tidak langsung ini sebelum memilih suatu model pembelajaran. Secara operasional, setiap model pembelajaran itu memiliki empat aspek , yaitu: 1. Langkah-langkah (syntax) Langkah-langkah ini menjelaskan mengenai bagaimana pelaksanaan suatu model, Bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Bagaimana memulainya, dan apa tindakan selanjutnya karena

setiap model pembelajaran ini memiliki cirri dalam urutan kegiatannya maka perlu langkahlangkah kegiatan secara bertahap. 2. sistem sosial yang mendukung pelaksanaan setiap model

Sistem ini mengenai bagaimana rencana penataan peranan dan hubungan siswa dan guru , serta norma-norma yang mengerakan dan menjiwai hubungan tersebut. 3. prinsip interaksi siswa dan guru Peranan guru dan siswa dalam setiap model bisa berubah-ubah dalam beberapa model perubahan peranan guru bisa sebagai pembimbing, fasilitator, atau motivator dan bahkan pada kesempatan lainnya peran guru bisa sebagai pemberi tugas atau yang lainnya. 4. penjelasan tentang sistem penunjang Sistem penunjang perlu mendapatkan perhatian. Sistem ini berada diluar model pembelajaran akan tetapi menjadi persyaratan yang ikut menentukan berhasil tidaknya modelmodel pembelajaran itu dilaksanakan. Dalam pembelajaran yang menempatkan peranan guru sebagai pusat dari proses, antara lain guru berperan sebagai sumber informasi, pengelola kelas dan menjadi figur yang harus diteladani. Dalam konteks seperti ini, peranan guru sangat aktif dan biasanya muncul kesenjangan atau gap antara guru dan siswa. Lain halnya apabila dalam proses pembelajaran. Posisi guru lebih memiliki struktur yang lebih moderat. Guru biasanya membuat keseimbangan dan keserasian antara peranan guru dan peranan siswa. Keadaan ini membuat kegiatan antara guru dan siswa relatif tidak berbeda. Dalam struktur yang rendah, siswalah yang diposisikan sebagai pemeran utama. Keadaan ini didorong oleh prinsip kebebasan sosial dan intelektual. Masing-masing model memiliki prinsip-prinsip respons, yang artinya guru dapat menanggapi atas apa yang dilakukan siswa dan bagaimana menghargainya. Guru perlu juga memberikan penghargaan atas prestasi yang diraih siswa baik dalam bentuk hadiah maupun pujian. Karena dengan penghargaan ini siswa memperoleh dorongan untuk mengulang kembali prilaku yang diharapkan sehingga terjadi perubahan yang lebih mantap. Namun demikian, model lainnya bentuk respons itu tidak sama seperti guru dalam memberikan penghargaan kepada siswa dalam bentuk sikap yang tidak memihak kepada salah satu siswa misalnya. Jadi, prinsip-prinsip merespons ini tidak perlu harus sama karena secara psikologis, sebab masing siswa memiliki karakter respons yang berbeda.selain model-model pembelajaran yang perlu mendapat perhatian ,juga sistem penunjang. Sistem penunjang ini merupakan suatu keadaan yang ada diluar model pembelajaran, namun memberikan danpak dalam menentukan sukses tidaknya

model itu. Sistem yang dimaksud adalah keterampilan siswa, kapasitas belajar,dan pasilitas belajar untuk mendukung penerapan model tersebut.

B. Kelompok Model Pembelajaran Berdasarkan hasil opservasi dan penelitian mengenai pendekatan pembelajaran, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada empat kelompok model pembelajaran sebagai berikut. Kelompok model informasi: kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual siswa dalam hal menerima, menyimpan, mengola,dan menggunakan informasi. Dengan cara seperti ini diharapkan siswa mampu mangakomodasi berbagai macam inovasi, melahirkan ide-ide yang berorientasi masa depan, dan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi baik oleh dirinya maupun dari orang lain. Kelompok model personal: kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa. Focus utamanya adalah pada proses yang memberikan peluang pada setiap siswa untuk mengelola dan mengembangkan jati dirinya. Kelompok model interaksi sosial:kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan seseorang yang akan dan harusberinteraksi sosial dengan lingkungannya. Dengan demikian diharapkan siswa mampu mengembangkan dirinya dan pikirannya untuk disumbangkan kepada lingkungannya Kelompok model prilaku: kelompok ini bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa, fokus utama mengenai perubahan tingkah laku didasarkan pada prinsip rangsangan dan jawaban.

Model Pembelajaran Kognitif

a. Orientasi model Model ini lebih berorientasi pada studi bagaimana siswa belajar berfikir. Fokus studinya adalah pada pertanyaan perkembangan kognitif. Bagi guru yang terpenting adalah bagaimana dapat mempengaruhi perkembangan berfikir dan bagaimana guru dapat menyesuaikan pengajaran dengan tingkat perkembangan kognitif para siswa. Jean piaget adalah seorang pakar yang jenius telah memplublikasikan mengenai setudi perkembangan kognitif. Pada tahun terakhir ini filsafat belajar dan perkembangan telah

memperoleh popularitas yang terus meningkat dikalangan pendidikan.pemikiran piaget ini lebih terkonsentrasikan kepada pendidikan anak, namun program pendidikan orang dewasapun banyak yang menggunakan konsep piaget ini. Piaget meyakini bahwa pada dasarnya setiap manusia mengalami perkembangan dalam tingkat berfikirnya melalui tahapan-tahapan yang lebih rumit. Setiap tahapan ditandai dengan pemilihan konsep sebagai skema. Sekema itu merupakan program atau strategi yang digunakan oleh manusia pada saat berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil interaksi ini adalah pengalaman. Pengalaman itu dipadukan kedalam pola perilaku. Apabila pengalamannya itu tidak memadai untuk menjelaskan hal-hal baru, maka manusia akan mengembangkan skema baru dan menyesuaikan dengan informasi baru penyesuaian ini dimaksudkan untuk mengubah struktur yang dipunyainya supaya selaras dengan pengalaman barunya. Tanpa stuktur yang terkait dengan lingkungan, maka aspek-aspek tertentu seolah-olah tidak ada bagi kita. Bagi seorang anak untuk mampu menyusun benda secara teratur diperlukan waktu yang cukup lama.kapasitas kognitif anak tumbuh melalui perkembangan skema yang lebih kompleks untuk dipadukan dengan lingkungannya. Sumber penyebab ini semua adalah penyesuaian . Pengalaman yang diperoleh siswa dari lingkungannya secara perlahan-lahan dapat member informasi yang tidak dapat ditangani secara memadai melalui struktur yang ada. Sekemanya secara berlahan-lahan menyesuaikan dan skema baru berkembang. Misalnya, ketika siswa belajar bermain softball, anak itu diperintahkan oleh gurunya, setelah memukul bola, agar ia lari kebase pertama, kedua, ketiga dan home base. Pada mulanya anak belum mempunyai skema untuk memahami dan menangkap informasi semacam itu namun setelah berulang-ulang informasi disampaikan, maka skema itu mulai terbentuk dalam otaknya. Pada awalan kegiatan belajar, skema dalam otak anak dalam keadaan seimbang. Setelah pengalaman masuk, ketidak seimbangan mulai muncul antara data dan stuktur kognitif. Saat inilah anak harus mulai untuk dapat menyesuaikan pengalaman baru yang tidak dapat diatasi dengan skema yang ada dengan menyusun kembali struktur kognitif yang dibutuhkan. Ketetarikan piaget dalam hal perkembangan intelektual pada manusia telah menjadikannya orang yang sangat dikenal hingga sekarang, meskipun ia telah meningal. Piaget tertarik dalam pengujian bagaimana manusia mengetahui sesuatu dengan proses berfikir menurutnya, proses

seperti ini merupakan fungsi kritis dalamkehidupan yang memungkinkan kita untuk mengadaptasi dengan lingkungan. Melalui observasinya, piaget telah menemukan bahwa anak mampu mendemonstrasikan berbagai pengaruh mengenai relativitas dunia sejak lahir hingga dewasa. Sebagai pakar psikologi perkembangan skema terjadi dengan urutan yang sama dengan kecepatan yang diukur oleh kematangan fisikologis kita. Atas dasar itu , maka piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif sebagai berikut: 1) Tahapan sensorimotor (0-2 tahun) dinamakan anak berpikir Dengan merunjuk pada prilaku yang bersifat preverbal. Pada tahapan ini anak peduli pada benda sebagai benda. 2) Tahapan praoperasional (2-7 tahun) tahapan ini dibagi dua bagian yaitu: prakonseptual dan intuitif. a) Tahapan prakonseptual (2-4 tahun) artinya awal dari intelegensi konseptual dimana anak sudah dapat mengembangkan fungsi simbol. b) Tahapan intuitif ( 4-7 tahun) artinya anak masih belum dapat berpikir secara logis 3) Tahapan operasional ( 7-16 tahun). Tahapan ini di bagi menjadi 2 bagian, yaitu,konkret operasional dan formal operasional. a) Tahapan konkret operasional (7-11 tahun) artinyapada tahap ini anak sudah mulai dapat berpikir secara rasional yang di awali dengan mempersepsi benda-benda konkret. b) Tahapan formal operasional (11-16 tahun) artinya anak usia sekolah lanjutan ini mulai memunculkan kemampuan untuk memecahkan masalah secara logis. Tahap berpikir ini dinggap reflektif karena anak bernalar dengan dasar asumsi formal. Tahapan-tahapan itu selalu dialami oleh setiap anak dan tidak akan pernah ada yang dilewatinya meskipun tingkat kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan ini meningkat lebih kompleks daripada masa awal dan kemampuan kognitif bartambah . Pandangan Piaget bahwa perkembangan kognitif itu terjadi melalui suatu proses yang dia sebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses yang anak upayakan untuk menafsirkan pengalaman barunya yang di dasrkan pada interpretasinya saat sekarang mengenai dunianya. Sedangkan akomodasi adalah upaya individu untuk menyesuaikan keberadaan struktur dengan sejumlah pengalaman barunya. b. Model Mengajar 5

Model mengajar dalam kelompok model kognitif ini terdiri dari tiga fase,yaitu; konfrontasi,inkuiri,dan transfer 1. Konfrontasi artinya siswa dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka menggunakan logika berpikrnya.Situasi ini yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa itu sendiri. Agar terjadi asimilasi hendaknay situasi itu yang bersifat sudah dikenali siswa, namun harus ada unsur barunya agar bisa diakomodasi siswa. 2. Inkuiri artinya siswa diberi berbagai macam pertanyaan.Maksudnya adalah untuk menelusuri penalaran yang siswa miliki. Bentuk pertanyaannya bisa apa, bagaimana ,atau mengapa. Setelah semua pertanyaan guru itu di jawab oleh siswa,guru mengetengahkan pendapat siswa yang paling menentang balik sifatnya. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemantapan daya nalar yang siswa miliki. 3. Transfer artinya guru mengulangi kembali beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya.Siswa diminta untuk memberikan komentarnya.Tujuan dari fase ini adalah untuk melihat apakah siswa akan bernalar sama pada tugas lain yang bertalian. c. Aplikasi Model Dalam aplikasinya model ini dapat di terapkan pada perkembangan kognitif dan perkembangan social. Model ini dapat pula dimanfaatkan untuk mediagnosis dan mengevaluasi dan juga untuk tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini dapat digunakan untuk meyakinkan bahwa siswa dapat bekerja dengan baik dalam lingkungannya atau untuk mengkhususkan dengan berbagai macam kegiatan yang akan mempercepat perkembangan kognitif siswa itu sendiri. Model pembelajaran kognitif dari piaget ini dapat diterapkan pada sekma perkembangan apapun. Barangkali formulasi yang paling terkenal setelah teori perkembangan kognitif dari piaget ini adalah Lawrence Kohiberg.Kohiberg telah meneliti dan mengkaji tentang perkembangan moral manusia.Kohlberg mengidentifikasi tiga tahap perkembangan moral yaitu; prakonvensional,konvensional,dan pasca-konvensional. 1) Prakonvensional artinya siswa memberikan respons terhadap kaidah budaya dan lebel yang ada dimasyarakat. Lebel ini berupa perilaku baik dan buruk atau tindakan benar dan salah. 2) Konvensional artinya siswa bersikap loyal terhadap orang tua, guru, teman, atau kelompok lainnya.

3) Pascakonvensional artinya berusaha untuk mendefinisikan kembali mengenai nilai dan prinsip moral yang diperoleh dari orang lain.dengan demikian sikap yang muncul dapat berupa sesuatu perpaduan antara prakkonvensional dan konvensional dan bahkan keluar dari sikap keduanya.

2. Model Pembelajaran Inkulri a. orientasi model model pembelajaran inkulri berasal dari pemikiran john dewey. Dia pertama kali memperkenalkannya dengan istilah berpikir reflektif artinya berusaha aktif, teliti, dan melakukan pengujian yang tepat berdasarkan dukungan teori yang kuat dan kenyataan. Istilah ini oleh pakar pendidikan dan psikologi disebut dengan pendekatan inkulri. Inkulri dirumuskan sebagai proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif menguji dan menafsirkan berbagai persoalan secara ilmiah (setara dengan penelitian yang sangat sederhana). Ada dua unsur penting yang terkait dengan model pembelajaran inkulri, yaitu data dan teori. Perilaku siswa yang terlibat dalam model pembelajaran inkulri ini mulai bekerja dari data ke teori, atau sebaliknya teori ke data. Hubungan yang dinamis diantara teori dan data ini disebut proses inkulri. Tujuan yang terpenting dari model ini adalah membebaskan siswa untuk bereksplorasi dengan dirinya dan lingkungannya dengan mengguanakan apa yang telah diketahui dan menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu adalah hasil perolehannya sendiri, bukan dari guru. b.model mengajar dalam pembelajarannya model mengajar ini membagi ke dalam empat tahapan, yaitu tahapan model (syntax), sistem sosial model, prinsip mereaksikan dan sistem penunjang. 1) Tahapan model (syntax) Pertama, berupa penyajian masalah. Kegiatan tahap pertama ini meliputi penjelasan prosedur inkulri dan mengemukakan masalah. Kedua, berupa pengumpulan dan verifikasi data, dengan bentuk kegiatan membuktikan esensi obyek dan kondisi, serta meneliti kejadian atau situasi masalah. 7

Ketiga, melakukan ekperimen dan pengumpulan data, kegiatannya antara lain mengelompokan dan memisahkan veriabel, merumuskan hipotesis dan menguji sebab akibatnya. Keempat, merumusakan penjelasan, antara lain dalam bentuk kegiatan menyusun penjelasan. Kelima, menganalisa tentang proses inkulri. 2) Sistem sosial model Sistem ini sangat menunjang model pembelajaran inkulri karena dapat menumbuhkan kerjasama antara guru dan siswa secara harmonis. Dalam proses inkulri partisipasi guru dan siswa sama, hanaya guru harus mampu memotivasi siswa utntuk berinisiatif. 3) Prinsip mereaksi Tahapan ini amat penting dimana guru harus dengan tepat mereaksi karena siswa masih perlu diarahkan dan dibangkitkan untuk melakukan inkulri. Siswa dapat mengajukansejumlah pertanyaan dengan pilihan jawaban dari guru adalah ya dan tidak. Apabila guru tidak dapat menjawab pertanyaan siswa, maka siswa harus memperbaiki kembali pertanyaannya. Pada akhirnya guru harus menjaga agar inkulri langsung terarah pada proses pembuktian dan penemuan oleh siswa. 4) Sistem penunjang Perlunya penguasaan atas faktor-faktor yang mumkin bertentangan dengan model, seperti perlunya pengertian yang mendalam dari guru akan peroses kebebasan intelektual. Penyediaan sumber material yang diperlukan bagi pemecahan masalahnya. c. aplikasi model dalam penerapannya model ini dapat memberikan dampak yang langsung, yaitu menumbuhkan keterampilan dalam menggunakan proses ilmiah dalam memecahkan masalah. Selain itu dapat menguasai strategi dalam mengguanakn inkulri secara kreatif sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah menumbuhkan semangat untuk berkreasi pada diri siswa, menumbuhkan kebebasan dalam belajar, tumbuh sikap toleransi, dan muncul kesadaran bahwa ilmu ini relatif adanya.

3. Model Pembelajaran Presentasi a. oriantasi model sebagai seorang pakar psikologi pendidikan david ausubel banyak sekali menyampaikan ide mengenai model pembelajaran preseentasi ini dikenal dengan advance organizer. Guru terlebih dahulu menyusun skenario pembelajaran berupa fakta dan ide. Guru menyampaikan informasi kepada siswa sebanyak mungkin namun efektif dan efisian. Demikian diaharapkan siswa akan lebih kuat struktur kognitifnya. Sebelum guru menyuguhkan serangkaian materi pelajaran, guru terlebih dahulu mencari tehu berbagai hal yang sudah siswa tahu. Ada dua tipe dari model ini, yaitu ekspositori dan komparatif. Ekspositori artinya menjelaskan secara terperinci dari yang umum hingga yang khusus. Komperatif artinya menyampaikan bahan yang sudah dikenali siswa. Langkah ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan konsep baru dengan konsep yang sudah dikenali siswa sebelumnya. Siswa diharapkan dapat membandingkan dari kedua konsep tersebut. b. model mengajar Ada tiga fase kegiatan dalam model mengajar ini yaitu Menjelaskan tujuan pelajaran maksudnya agar siswa memberikan perhatian terhadap pelajaran yang akan diikutinya. Selain itu juga guru harus dapat meningkatkan kesadaran siswa dengan cara menguraikan materi secara lebih menarik dan mudah dipahami serta menyampaikan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan siswa. Menyampaikan tugas dan bahan ajar. Penyajiannya tidak perlu panjang lebar namun harus dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.tugas yang diberikan hendaknya yang sudah siswa kenali sebelumnya. Tugas ini bertujuan untuk memberikan pengulangan kepada siswa agar bahan tersebut inhern dalam pikirannya ketersedian alat bantu seperti film, video, buku, dan alat peraga lainnya akan sangat membantu siswa dalam mengaitkan antara persoalan yang satu dengan yang lainnya. Penguatan struktur kognitif, maksudnya adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya pengetahuan yang dipelajarinya.

c. Aplikasi model

Model ini memberikan manfaat terutama untuk menyusun alur kurikulum atau pelajaran dan mengajar siswa secara sistematis. Dengan demikian diakhir kegiatan belajar mengajar siswa diharapkan memperoleh perspektif mengenai wilayah pelajaran secara komprehensif. model ioni dapat dibentuk mengajarkan keterampilan atau skill pebelajaran. Berpikir kritis dan mengorganisasi kembali kognitif dapat dijelaskan kepada siswa dengan demikian, siswa akan dapat menerapkan teknik ini secara mandiri terhadap pembelajaran barunya. Manakala informasi itu merasa perlu untuk disajikan kepada siswa, maka model ini sangat tepat untuk digunakan.misalnnya saat guru melakukan simulasi, model ini dapat menyajikan gambaran konseptual. namun, kadang kala guru mengalami kesulitan atau masalah. Adapun masalah yang sangat sulit bagi guru adalah memformulasi dan menyelesaikannya Dalam mengapilikasikan atau menerapkan model ini, guru perlu menyadari bahwa pengantar atau komentar sederhana tidak akan berfungsi sebagai penerapan model pembelajaran presentasi. Oleh karena itu ,guru harus memisahkan pengantar dan komentar yang kurang mendukung materi selama transaksi mengajar. Sebab dengan memisahkan materi dari cerita pendukung akan lebih mempermudah siswa unntuk memahaminya.

10

KESIMPULAN Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pembelajaran. Isi yang terkandung didalam model pembelajaran adalah berupa strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang bias guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran. Guru perlu menyadari bahwa pengantar atau komentar sederhana tidak akan berfungsi sebagai penerapan model pembelajaran presentasi. Oleh karena itu ,guru harus memisahkan pengantar dan komentar yang kurang mendukung materi selama transaksi mengajar. Sebab dengan memisahkan materi dari cerita pendukung akan lebih mempermudah siswa unntuk memahaminya.

11

Anda mungkin juga menyukai