Anda di halaman 1dari 5

Membuat Batere Eksternal untuk Lampu Flash

Berawal dari kebutuhan penghematan pengeluaran yang semakin membengkak, saya harus berpikir bagaimana pengeluaran operasional pemotretan bisa ditekan serendah mungkin juga kebutuhan Flash yang durasi charge-nya sangat pendek (karena digunakan untuk pemotretan bersama-sama), maka saya mencoba membuat alternatif untuk mengganti batere alkaline untuk flash dengan batere eksternal yang sudah umum dipasaran yaitu Sealed Lead Acid (SLA) atau lebih dikenal dengan nama Baterai kering. Harga betere kering relatif murah harganya berkisar Rp 80.000 yang 6 volt dan 4 Ah* *(Ah adalah Ampere hour, satuan kapasitas daya suatu batere, jadi jika batere ukuran 4 Ah maka jika digunakan pada suatu alat yang membutuhkan daya (P) 6 watt pada tegangan (V) 6 volt maka dibutuhkan Arus (I) sebesar I = P/V = 6/6 = 1 Amper, sehingga batere 4Ah akan habis kapasitasnya setelah digunakan secara kontinue selama 4Ah dibagi 1A = 4 Jam) Saya memilih yang 4Ah karena ukurannya yang paling kecil dan ringan, ada berbagai merek dan beragam kapasitas LSA ada yang 4,7Ah, 6Ah hingga 12Ah. Karakteristik dari LSA adalah sbb : 1. Kapasitas penyimpanan/volume atau berat lebih rendah dibandingkan NiMH atau Lithium. 2. Harga per-Ah relatif lebih murah. 3. Recycle Charge lebih kecil dari NiMH/Li hanya 300-500 X pengisian. 4. Mempunyai Hambatan dalam yang kecil ketika sedang digunakan hingga dayanya terkuras, beda dengan NiMH yang hambatan dalamnya akan membesar ketika dayanya terkuras. 5. Untuk yang tipe 6 Volt ketika terisi penuh tegangan maksimumnya adalah 6,8 Volt, sedangkan NiMH adalah 1,3V (dikali 4 batere) =5,2Volt sementara Alkaline adalah 1,65 x 4= 6,6 volt. 6. Tegangan minimum ketika telah digunakan (tegangan Discharge) minimal 5,8 volt, ini agar umur batere lama, jika sampai drop dibawah 5,8 volt karena over discharge maka batere akan cepat rusak.

Tentu saja karena SLA bisa diisi kembali maka dibutuhkan adaptor 6 volt (sebenarnya ketika diukur 8 Volt) dan saya menggunakan yang 1 amper sehingga secara teori agar penuh maka dibutuhkan waktu pengisian selama 4 jam (walau prakteknya hampir 5 jam, mungkin karena ada rugi-rugi daya di adaptor), kalau mau aman agar jangan over charge maka gunakan Smart Charge adaptor yang harganya lumayan tinggi (sekitar 300rb-an) sedangkan saya hanya menggunakan adaptor biasa yang harganya 100 rb, untuk mengetahui apakah batere sudah terisi penuh bisa diukur dengan Volt meter DC apakah tegangan sudah mendekati 6,8 Volt. Secara teori agar batere awet gunakan adaptor berarus kecil, saranya sih cukup yang 500mA sehingga waktu pengisiannya jadi 8 jam, kalo mau cepat yah gunakan yang 4A sehingga waktu pengisian cukup 1 jam, tapi ini mengakibatkan batere jadi panas dan umur batere berkurang. Ada beberapa smart Charger yang cepat pengisiannya tapi tidak mengurangi umur batere (arus dan tegangan akan berubah sesuai dengan daya dan tegangan batere ketika di charge) tapi harganya sangat mahal.

Salusi kedua adalah dengan membuat sambungan berupa batere bohongan yang diberi kabel (bisa dengan menggunakan kayu bulat yang seukuran batere AA atau berupa gulungan karton manila ujungnya diberi sekrup). Saya tidak perlu menjelaskan kan cara membuatnya karena anda tentu tidak mau disebut mempunyai IQ jongkok, tapi bolehlah dengan sedikit bocoran anda bisa melihat gambar dibawah. Untuk menahan agar batere tetap berada ditempatnya, cukup gunakan lakban kain dan pintu tutup batere tidak terpasang atau dibiarkan terbuka (tergantung dengan tipe flash anda), atau kalau anda pecinta keindahan yang tentu saja tidak mau flash anda blang-bonteng karena lakban maka mata bor lah yang menjadi solusinya. Bor tutup batere anda (kalau tidak sayang garansi akan tidak berlaku) untuk mengeluarkan kabel dari dalam flash. Dan kalau ternyata solusi kedua masih belum memuaskan anda karena masih ada hal yang kurang srek di tutup batere anda maka solusi terakhir yang saya bisa berikan adalah bongkar flash anda (tidak disarankan bagi yang mempunyai bakat sebagai Ahli Bongkar Pasang Bingung) dengan tambahan kabel dan solder sana, solder sini (di terminal plus dan minus holder batere bagian boardnya) dan output pakai jack power yang sesuai, untuk beberapa tipe flash yang mempunyai terminal daya eksternal tegangan tinggi (biasa disebut terminal CK, dengan menggunakan eksternal baterai pack yang tegangan outputnya sekitar 300-350V, tergantung merek) dan jika kita yakin tidak akan menggunakanya maka terminal itu dapat dibongkat digantikan dengan terminal jack power generik yang ada dipasaran (karena jika menggunakan kabel CK harganya cukup tinggi, dan susah carinya). Yang perlu diperhatikan ketika membongkar flash adalah kosongkan muatan capasitor dengan cara tembakan flash dengan mode manual dan full power lalu seketika flash di matiakan, kalau masih belum yakin bisa ketika flash dibongkar hubungkan kaki capasitor dengan lampu 220V (mengkonsletkan kaki kapasitor dengan obeng tidak dianjurkan ketika bekerja dengan tegangan tinggi).

Dengan menggunakan batere kering maka waktu siap (recycle time) flash akan dapat diperpendek menjadi 40-50% saja, jangan lupa menngunakan kabel power yang cukup tebal (agar arus yang cukup besar dapat lewat dengan baik), sebab jika hanya menggunakan kabel tipis (seperti kabel speaker headphone) maka recycle timenya malah membengkak menjadi 200%, dari yang saya coba dengan berbagai tipe flash didapat Recycle time pengisian (pemakaian manual full power) sbb : no__Flash_______Alkaline_____SLA 1--Nissin 380XP--------8 dtk--------3,5 dtk 2--Sunpak PZ42X------5 dtk--------2,5 dtk 3--Nikon SB-900-------5 dtk--------2 dtk 4--Nikon SB-22---------3 dtk-------1,5 dtk 5--Canon 580-EX-------5 dtk-------1,5 dtk 6--Yongnuo YN-460----5 dtk-------2,5 dtk Perhatikan, dalam keadaan pemakaian full power, walau kecepatan pengisian capasitor meningkat, jangan menggunakan terus menerus hingga 10x tembakan dalam waktu berturutan, istirahatkan beberapa menit agar Flash tube dan Capasitor tidak terlalu panas sehingga merusak Flash, tetapi jika kita menggunakan mode A, TTL atau manual dengan power kecil (1/4 kebawah) Flash masih cukup aman digunakan hingga sekitar 20-30x tembakan tanpa henti. Selamat mencoba, masukan dan komentar rekan-rekan akan sangat berarti untuk menyempurnakan artikel ini. (Artikel ini digunakan untuk sebagian materi workshop Strobist, 12 September 2009, MediCourse Bandung, berikutnya akan ada artikel menggunakan UPS atau Inverter+Aki sebagai modul power lampu Studio di pemotretan Out Door)

Anda mungkin juga menyukai