Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN BIDANG PENDIDIKAN DAN SOSIO-EKONOMI PADA PESANTREN DESA NGREMBEL DAN UNIT EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITARNYA

Iwan Hermawan
Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof Sudarto SH No. 4 Tembalang Semarang http://iwanpolines.blogspot.com ; Email : hermawaniwan@yahoo.com Abstrak Based on previous research, has published a conclusion that the boarding school at Desa Ngrembel, Gunung Pati has a role and a major influence on the development and improvement of the quality of the surrounding rural communities and provide a positive impact in the field of education, religion and socio-cultural and economic (Suratno Bejo, 2006). Desa Ngrembel has lots of potential economic and socio strong religious, many of the potential of economic units that can come along, but has not been well managed. Community service programs are trying to collaborate on potential economic unit in ngrembel and give stimulants to establish economic independence. Kata Kunci : Gunung Pati, BCCT, Koperasi, Bio-Gas, Pemasaran Online

A. PENDAHULUAN Kultur masayarakat pedesaan Gunung Pati sangat kental dengan kultur sosio-religi kehidupan pesantren dimana pondok pesantren tersebar hampir pada semua kelurahan yang ada. Kondisi dan model pendekatan di bidang pendidikan pondok pesantren di Gunung Pati sangat beragam, namun secara umum jenis pendidikan pesantren di daerah ini bersifat klasikal sebagai ciri pendidikan pesantren tradisional (Sorogan, Bandongan) dimana ada unit usaha mikro yang menopang kebutuhan operasionalnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah dipublikasikan suatu kesimpulan bahwa pesantren di Gunung Pati mempunyai peranan dan pengaruh besar terhadap pengembangan dan peningkatan mutu masyarakat desa di sekitarnya serta memberikan dampak positif dalam bidang pendidikan, agama dan sosial budaya dan ekonomi (Suratno Bejo, 2006). Objek Program Pengabdian Masyarakat ini adalah pesantren dan unit-unit ekonomi masyarakat di Desa Ngrembel, Gunung Pati. Pesantren Ngembel berdiri sejak tahun 1996 pada area seluas 9000 m2 yang diperoleh dari wakaf dan hibah lainnya. Pondok Gubung Penceng memiliki perkembangan pesat, seperti pengadaan sarana jalan transportasi dan gedung yang dibangun atas swadaya masyarakat di sekitar pesantren. Model Pendidikan

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

yang dijalankan masih mendasarkan pada pendekatan pesantren tradisional : (1) Metode bandongan (2) Metode sorogan, (3) Metode mudzakaroh, (4) Metode takhasus (-- Lampiran 7: Glossary). Jenis santri pondok Gubug Penceng adalah santri mukim dan santri kalong; santri kalong merupakan santri yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap di pesantren untuk mengikuti pelajaran dipesantren, sehingga mereka cukup bolak-balik dari rumahnya sendiri (Dhofier, 1984:52). Dengan demikian santri kalong dapat dikatakan sebagai murid pesantren yang keberadaannya masih dalam lingkungan pesantren. Hal ini ditempuh sebagai upaya untuk menjembatani keseimbangan kebutuhan religi dan kebutuhan ekonomi. Pada fase-fase diluar pendidikan pesantren, seorang santri menjalankan kegiatan ekonominya. Pada sisi kuantitas peserta didik, pesantren menampung lebih dari 120 peserta didik dari lingkungan masyarakat sekitar pesantren yang rata-rata tingkat ekonominya menengah kebawah (pengurus pondok tidak menetapkan biaya pendidikan bagi masyarakat tidak mampu). Namun dalam kontribusi kegiatan pada pesantren, masyarakat memberikan dukungan tenaga dan hasil bumi sebagai bentuk imbal balik atas peran pesantren dalam memberikan pendidikan pada masyarakat dan anak-anak mereka. Bidang pendidikan dikembangkan dengan muatan keagamaan (akidah, syariah) namun di sisi lain, kurikulum yang ada sangat minim dalam menyerap perkembangan sains dan teknologi. Minimnya input sains dan teknologi mengakibatkan peserta didik kurang berkembang dalam metode berpikir dan cakrawala pemahaman mengenai fenomena sains diluar pendidikan syariah. Kondisi ini telah disadari oleh pengurus pesantren sehingga mulai melakukan kajian kurikulum bidang sains teknologi yang berakar dari potensi agribisnis pondok pesantren yang dimiliki. Potensi bidang produksi dan ekonomi pesantren memiliki aset berupa : a) sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun yang dimanfaatkan untuk keperluan air minum, pengairan perikanan dan pengairan sawah dengan teknologi sederhana b) kebun sayur yang hasil panennya dijual dan diolah seadanya c) kebun durian berbuah setahun sekali d) perikanan air tawar berupa ikan gurami dan patin, serta e) peternakan burung puyuh, kambing dan sapi yang memerlukan manajemen pemeliharan yang baik.

Iwan Hermawan

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

Peta potensi daerah Desa Ngrembel, Gunung Pati (lihat Gambar-1) dijumpai banyak petambak ikan air tawar (masyarakat di sekitar pesantren) yang kemudian berkembang menjadi daerah pemancingan yang banyak diakses masyarakat Semarang dan sekitarnya (seperti pemancingan Ngrembel Asri dan pemancingan Dewandaru). Namun, mahalnya pupuk cair organik menjadi kendala bagi pesantren mitra dan masyarakat desa Ngrembel, dimana pupuk cair harus di beli dan diluar kecamatan Gunung pati untuk melakukan pemupukan pada, empang, tanaman padi dan tanaman sayur hidroponik. Pesantren Ngrembel merupakan center of economic and socio-religy bagi masyarakat desa Ngrembel, sehingga eksistensinya sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Pada bidang sosial-ekonomi, pesantren dan masyarakat disekitarnya memiliki ragam produk berupa: 1) UKM tahu sutra (khas Gunung Pati) 2) UKM konveksi (kaos, tas, sablon) 3) UKM pemancingan (Ngrembel Asri dan Dewandaru) 4) UKM gerabah (genting dan batu bata), 5) UKM makanan olahan (home industry kerupuk), 6) Peternak sapi, kambing dan unggas 7) Petani durian (Desa Ngrembel merupakan sentra durian khas Gunung Pati).
Klenteng Sam Po Khong

Gua Kreo

DESA NGREMBEL

Kebun Durian Penduduk Perikanan Penduduk Home industri Kerupuk UKM Konveksi Taman Kaos Perikanan Air Tawar Pesantren Mitra UKM Tahu Sutra Perikanan Air Tawar Wisata Pancing Ngembel Asri Wisata Pancing Dewandaru Wisata Kebun Durian

Peternakan Penduduk Penjualan Durian dan Wisata Kebun

UKM Konveksi

Jalan Raya Gunung Pati-Manyaran

Gambar 1. Peta Potensi Desa Ngrembel-Gunung Pati Semarang


10 Iwan Hermawan

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

Produk dan potensi usaha pesantren dan masyarakat disekitarnya, sampai saat ini masih belum tersalurkan dalam pasar sasaran yang jelas. Potensi produk masyarakat di sekitar pesantren banyak dibeli oleh tengkulak dengan harga yang relatif rendah atau dijual secara konvensional di pasar. Model pemasaran seperti ini menyebabkan posisi tawar produk (hasil bumi UKM) unit usaha masyarakat di sekitar pesantren menjadi rendah. Pengurus pesantren, tokoh masyarakat dan pihak Kelurahan Desa Ngrembel menyadari akan perlunya wadah ekonomi mikro kerakyatan secara formal (lihat lampiran 3) dan memformulasikannya dalam manajemen produksi, administrasi untuk mendefinisikan pasar sasaran secara lebih luas dan mensolusikan kebutuhan sinergi unit ekonomi masyarakat di Desa Ngrembel. Deskripsi eksisting pesantren dan masyarakat di sekitar secara lebih jelas digambarkan dalam bagan kondisi eksisting pondok pesantren dan UKM masyarakat di sekitarnya.

Gambar 2. Bagan Deskripsi Analisis Situasi Dari Kondisi Eksisting Objek Usul Ibm Pondok Pesantren Dan Industri Masyarakat Di Sekitar Pesantren
Iwan Hermawan

11

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

Kluster permasalahan pesantren dan masyarakat di sekitarnya dapat diresume ke dalam empat pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Materi dan Alat Bantu Ajar bidang Pendidikan Terbatas Konsep pendidikan di Pesantren Gubug Penceng Gunung Pati adalah model bandongan dan sorogan (tradisional) dimana konsep kurikulum PAUD Kamila Insan Ngrembel adalah berbasis pola pembelajaran klasikal. Saat ini belum ada implementasi teknologi dan sains pada kurikulumnya karena keterbatasan SDM dalam perencanaan kurikulum sains modern, sehingga mengakibatkan cara berpikir siswa menjadi kurang berkembang. Alat bantu belajar konvensional berupa papan tulis, buku dan oral dalam proses belajar tidak efektif dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pola

pembelajaran klasikal pada PAUD Islam Kamila Insan menerapkan model satu pengajar untuk lebih dari 30 siswa, padahal terdapat 120 siswa yang terbagi dalam tiga kelompok kelas yang hanya di batasi dengan sekat. Pada potensi daya tarik alamiah berupa lingkungan agribinis (seperti konsep bercocok tanam, menyemai dan memupuk) maupun sains alam lainnya dapat digali sebagai muatan kurikulum, namun hal ini belum tergarap oleh pengurus pesantren. Inovasi materi ajar bidang umum (lintas budaya, sains sosial dan teknologi) belum dikembangkan karena adanya keterbatasan sumber acuan dan referensi, sehingga pengembangan konsep kurikulum belum mampu mengintegrasikan muatan pokok syariah dan pemahaman ilmiah dalam suatu kurikulum baku PAUD.

2. Sosio-Ekonomi Masyarakat Kurang Memahami Konsep Usaha Bersama. Karakteristik budaya lokal berupa tolong menolong, gotong royong (gugur gunung) masih kental dalam budaya masyarakat di sekitar pesantren. Sebaran mata pencaharian pesantren dan penduduk disekitarnya adalah berkebun (durian, sayur), bertani dan beternak, serta tersebar beberapa sentra wisata pancing air tawar di Desa Ngrembel (Gambar-1: Potret Potensi Daya Tarik Wilayah). Sebaran satuan ekonomi, usaha pesantren dan penduduk disekitarnya yang sangat potensial menjadi embrio desa wisata ini belum terakomodasi dalam suatu wadah ekonomi yang mampu mensolusikan kebutuhan ekonomi (simpan pinjam, penyediaan pupuk organik, pupuk urea, penjualan alat pertanian, penjualan durian dan penjualan hasil bumi). Rendahnya konsep pengembangan unit usaha dipicu 12
Iwan Hermawan

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

oleh rendahnya pemahaman organisasi badan usaha pada pengelolaan sumber daya pendidikan dan ekonomi.

3. Potensi Sumber Alam dan Aset Produksi yang Cukup Belum Dibarengi Manajemen Produksi Berbasis Pemanfaatan Siklus Hidup Alamiah. Pada bidang produksi, pesantren memiliki perkebunan durian yang berbuah hampir setahun sekali dan memiliki rasa yang khas, sedangkan pada bidang peternakan memiliki peternakan seperti sapi (4 ekor) , domba (12 ekor) dan unggas (1000 ekor), serta perikanan air tawar (gurami dan patin) yang dialiri air yang bersumber dari mata air di lokasi pesantren. Biaya operasional yang cukup besar seperti pupuk dan makanan ternak (kurang lebih satu juta rupiah/ bulan) membutuhkan pemikiran untuk menciptakan efisiensi sebagai upaya untuk menekan biaya operasional pesantren. Di sisi lain, kebutuhan energi dan efisiensi biaya produksi tersebut menuntut pemikiran adanya pemanfaatan limbah produksi ternak dan pertanian yang masih belum termanfaatkan secara maksimal. Secara umum permasalahan dalam penciptaan nilai tambah produksi dari pemanfaatan potensi alam dipicu oleh : a) Produk peternakan dan sayuran yang ada belum memiliki nilai tambah produksi b) Mahalnya biaya intensifikasi : pupuk organik untuk perikanan, perkebunan dan sayuran c) Limbah kotoran ternak (puyuh dan domba/ sapi ) belum memberikan nilai tambah yang signifikan baik bagi penyediaan pupuk organik maupun sumber energi. 4. Alur administrasi belum terekam dan pemasaran pada produk ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar lemah. Pada bidang administrasi, kondisi keuangan pesantren masih dicatat secara manual, dimana tidak ada rekam jejak penggunaan sumber dana dan sumber daya kedalam kaidah kearsipan dan pembukuan yang baku. Tata kelola keuangan hanya sebatas mencatat pengeluaran dan penjualan operasional harian, sehingga kinerja keuangan tidak terukur. Pada sisi penjualan masih dikelola dengan pendekatan seadanya, belum terekam dalam detail item dan satuan barang yang telah terjual. Pada sisi pemasaran produk pesantren dan hasil bumi masyarakat di sekitar masih terbatas pada pasar konvensional karena potensi yang ada belum terpublikasikan secara

Iwan Hermawan

13

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

luas. Secara umum permasalahan rendahnya kebutuhan administrasi dan pemasaran ini dipicu oleh a) administrasi pendapatan dan biaya produksi (ternak dan sayuran) belum terformulakan dalam bentuk laporan keuangan yang terekam dengan baik. b) rendahnya posisi tawar pesantren mitra, petani maupun UKM di Desa Ngrembel karena keterbatasan akses pasar yang saat ini hanya sebatas pada pasar tradisional dan tengkulak Keempat kluster permasalahan pesantren mitra dan masyarakat di sekitarnya, termasuk dengan unit ekonomi yang ada merupakan bentuk permasalahan yang harus di solusikan secara TUNTAS melalui pengabdian masyarakat IbM ini.

B. METODE PELAKSANAAN Solusi yang ditawarkan dibangun dari kebutuhan permasalahan yang muncul merujuk pada integrasi potensi bidang pendidikan, produksi dan pemasaran sebagai atribut yang melekat pada objek IbM pesanten mitra. Solusi akan mengacu pada aspek teknologi yang mampu mengintegrasikan potensi dalam siklus hidup alamiah dan penerapan teknologi untuk menyelesaikan detail masalah yang ada pada objek IbM mitra (pesantren dan masyarakat di sekitarnya) secara terukur dan tuntas. Pengembangan Solusi 1: PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS SAINS ALAM DAN TEKNOLOGI INFORMASI, hal ini untuk menyelesaikan masalah pertama berupa materi dan alat bantu ajar bidang pendidikan terbatas yang ditunjukkan dalam model permasalahan bidang pendidikan tersebut di atas. Solusi ini dibangun dengan melakukan migrasi pola pendidikan lama (metode klasikal) ke dalam pola baru (model BCCT). Pada sistem ini sangat perlu dipersiapkan prasarana pendukung berupa APE pada sentra yang dikembangkan (sentra imtaq, sentra alam, sentra persiapan, sentra ilmu pengetahuan dan teknologi). Desain sentra alam akan diadopsi dari konsep agribisnis yang dimiliki pesantren sebagai kekhasan pembelajaran pada PAUD, sementara sajian teknologi dikembangkan untuk memudahkan proses berpikir siswa. Desain aplikasi pada sentra iptek dikembangkan dengan melakukan re-desain luaran menjadi aplikasi interaktif untuk PAUD.

14

Iwan Hermawan

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

Penyelesaian Solusi 2 PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN UNIT USAHA MANDIRI BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN KOPERASI USAHA, hal ini untuk menyelesaikan permasalahan kondisi sosio-ekonomi dan struktur pendidikan masyarakat yang kurang memahami konsep usaha kerakyatan formal sehingga menyebabkan rendahnya posisi tawar produk hasil bumi pesantren dan masyarakat sekitar. Pendirian unit usaha bersama (koperasi) dimaksudkan untuk mendapatkan nilai manfaat (sinergi) antar unit ekonomi di masyarakat. Pendirian koperasi didukung dengan pendampingan pembukuan, perpajakan dan pemasaran produk. Tools bantu berupa set komputer berisi software penjualan, dimana user tinggal memasukkan pendapatan serta aliran pengeluaran sehingga rekam kinerja keuangan akan tersusun dalam tata kelola baku akuntasi (General Ledger). Pada unit usaha ini, juga didesain untuk memasarkan produk UKM melalui upload informasi pada desain cyber-marketing yang dikembangkan (Program 4 mall online) serta pemasaran luaran Program 3 berupa pupuk cair.

Penyelesaian Solusi 3

PEMBERDAYAAN LIMBAH TERNAK MENJADI BIO-

ENERGI DAN PUPUK CAIR SERTA PENDAMPINGAN BIDANG MANAJEMEN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK hal ini untuk menyelesaikan permasalahan potensi sumber alam dan aset yang ada, namun belum dibarengi manajemen produksi berbasis pemanfaatan limah alamiah. Proses pensolusian masalah dimulai dari pemanfaatan kotoran ternak dengan model bak penampungan, kemudian dialirkan pada degister reaktor bio gas pada model kapasitas 5m3. Luaran dari solusi ini berupa reaktor biogas serta pupuk organik cair dari sisa output reaktor bio-gas. Pemanfaatan kedua luaran bidang produksi tersebut merupakan bentuk dari efisiensi operasional pengeluaran keuangan berupa munculnya bahan bakar alternatif pada pesantren mitra, sehingga efisiensi keuangan pesantren ini dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan produktifitas bidang produksi lainnya. Pada luaran ini pesantren mendukung pembuatan reaktor dengan menyediakan lahan seluas 60m2 senilai 20 juta rupiah bagi pengembangan degister bio-gas dan pupuk cair.

Iwan Hermawan

15

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

Pengembangan Solusi 4 RANCANG BANGUN APLIKASI PENJUALAN DAN PERLUASAN INFORMASI PASAR MELALUI MEDIA PEMASARAN ONLINE, hal ini untuk menyelesaikan masalah kedua berupa alur administrasi yang belum terekam dan pemasaran pada produk ekonomi pesantren serta hasil bumi masyarakat sekitar yang masih lemah. publikasi informasi serta katalog produk secara mandiri melalui sebuah portal layanan e-commerce yang dikembangkan tim pengabdian masyarakat.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Implentasi Program pengabdian masyarakat ini akan diukur indkator

keberhasilannya dengan malihat aspek pendidikan, sosio ekonomi, produksi, serta aspek pemasaran produk-produk pesantren dan unit ekonomi masyarakat di sekitarnya. 1. Bidang Pendidikan Pelaksanaan (implentasi) dalam bidang Pendidikan dikembangkan dengan beberapa pemecahan permasalahan berkaitan dengan kurikulum, penyajian pengkayaan bahan ajar dan alat bantu pendidikan berupa APE (alat peraga edukatif). Kurikulum telah

dikembangkan dari semula berbentuk klasikan dirubah menjadi bentuk BCCT. BCCT merupakan metode pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa dan mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan siswa. Metode pembelajaran baru ini dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) di Florida, USA dikenal dengan nama metode Beyond Center and Circle Time (BCCT). Dalam pendekatan BCCT proses pembelajaran diatur dalam bentuk kegiatan yang ditujukan agar siswa belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar mengetahui ilmu yang ditransfer oleh guru. Pembelajaran berpusat pada siswa dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator. Sehingga otak siswa dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja (Sumber definisi : penapendidikan.com/ ). Siswa pada PAUD Kamila Insan (Pesantren Mitra) akan belajar memutari semua materi pembelajaran sentra, seperti yang ditawarkan pada tabel T-D2. Dalam aktivitas program ini kontribusi mitra IbM berupa dilibatkannya personil pengurus pendidikan dalam menyusun bersama konsep pengembangan kurikulum (syariah, sains dan TI) dalam kaidah model pembelajaran BCCT. 16
Iwan Hermawan

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

Implentasi dilapangan tim melakukan studi banding, merumuskan bersama kurikulum yang mengitegrasikan syariah, sains dan alam sehingga menjadi model pendidikan alam yang potensi untuk berkembang maju. Pengembangan bidang pendidikan juga dilakukan dengan pelakukan pelatihan Holistik Interaktif yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang, dan Kerajaan Dongeng yang mana memberikan wawasan mengenai konsep pendidikan karakter melalui meodel dongeng pada PAUD. Pembekalan lainnya adalah model pencarian bahan ajar dan pengkayaan alat peraga melalui media internet, dimana guru-guru PAUD di Desa Ngrembel diterangkan mengenai konsep algoritma pencarian melalui SEARCH ENGINE di Internet pada Portal-portal pendidikan Anak Usia Dini. Outcome: bidang pendidikan berupa adanya capaian kompetensi pendukung diluar syariah (sains dan teknologi) pada peserta didik, munculnya referensi alternatif sebagai kajian pustaka melalui pemanfaatan (perpustakaan digital, wikipedia) di internet serta tercapainya pemahaman yang lebih efektif dalam proses belajar mengajar. Dampak Luaran Bidang Pendidikan : berupa munculnya kreativitas ajar dan pengembangan kurikulum pada pengurus dan pengelola pondok pesantren guna menciptakan kemandirian bidang

pendididikan secara inovatif sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi. Tabel 1. Re-Desain Muatan Kurikulum No Muatan Materi Lama Model Ilmu Area/ Klasikal 1 2 3 4 5 Akidah (area agama) Akhlak Ibadah (sholat, wudlu) Hafalan Doa dan Hadits Huruf dan Angka Sentra Balok dan Komputer Edukasi Sentra Alam (mengenal tanaman dan ternak) Sentra Cerita Islami : >> pengkayaan materi merujuk pada internet 6 7 Pendidikan Jasmani Tarikh (sejarah islam) Sentra Persiapan (baca, tulis, berhitung) Muatan Materi ditawarkan Model BCCT : Beyond Center Circle Time Sentra Imtaq (Ibadahah, Akidah dan Akhlak)

Iwan Hermawan

17

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

2. Bidang Sosio Ekonomi Pengembangan bidang ini meliputi konsep pemberdayaan satuan-satuan porduksi masyarakat di desa ngrembel untuk diwadahai dalam usaha bersama berupa pendiri komperasi, dimana pendirian koperasi telah didukung oleh masyarakat sekitar dan telah terbentuk draft, unit usaha, kepengurusananya, badan pengawas dan AD/ART.

Gambar 3. Pengabdian Masyarakat Dikti-Polines Outcome: luaran dibidang sosio-ekonomi adalah munculnya kepercayaan diri dan penguatan posisi tawar pada konsumen bagi tercapainya taraf kesejahtraan ekonomi masyarakat dan pesantren. Dampak dari luaran bidang sosio-ekonomi, berupa munculnya kemandirian dalam bidang ekonomi kerakyatan (koperasi) pada pesantren dan masyarakat disekitarnya dalam suatu satuan unit ekonomi solid yang mampu menjadi wadah usaha komersial untuk mensolusikan kebutuhan bidang ekonomi (pertanian, peternakan, niaga).

3. Bidang Adminsitrasi dan Publikasi Online Bidang Adminsitrasi dan Pemasaran Online dikembangkan dengan membuat perangkat lunak adminsitrasi bagi koperasi serta mengembangkan potensi ekonomi pedesaan dengan menggunakan cyber-marketing. Dimana masyarakat memiliki telah account dan dapat mempubikasikan potensi ekonomi di desa ngrembel dalam model ecommerce tersebut. Web Site ini merupakan model i-mall dimana masyarakat dan satuan 18
Iwan Hermawan

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

ekonomi didesa ngremebel memiliki account pada website ini untuk mengembankan potensi desa sekaligus sebagai media publikasi mengeneai usaha mereka; pendidikan pesantren, koperasi pesantren, produksi pupuk padat dan pupuk cair, potensi usaha tahu sutra, wirausaha wisata kuliner durian gunung pati, taman rekreasi dan wisata pancing, usaha pembuatan batu bata dan usaha konveksi. Pembuatan web-Commerce berbasis CMS akan memudahkan pengurus mengupdate informasi pendidikan, informasi produk dan harga pasar produk, sehingga keterbatasan informasi dan proses transaksi pengetahuan dapat dilakukan dengan lebih komprehensif. Penggunaan basis CMS-commerce dipilih agar setiap potensi unit ekonomi di desa Ngrembel mendapat user account login (toko di site i-Mall commerce) yang dikembangkan dalam pengabdian masyarakat. Kontribusi pesantren dan UKM masyarakat adalah memberikan masukan pada fitur aplikasi user friendly.

Gambar 4. Desain Online http://desa-ngrembel.com Dimana semua icon yang dijumpai ini nantinya akan menjadi sinergi kewilayaan potensi masyarakat Desa Ngrembel. Sustain : Website dalam kegiatan ini akan dikembangkan

Iwan Hermawan

19

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

dengan rentang domain satu tahun, selanjutnya akan dipelihara/ update oleh koperasi desa ngrembel dari luaran pengabdian ini.

Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

PENDAMPINGAAN BIDANG ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN

20
POTENSI Bidang Pendidikan Pesantren dan PAUD

POTENSI Bidang UKM dan Unit Ekonomi di desa Ngrembel

Iwan Hermawan
POTENSI wisata Gunung Pati Katalog Virtual Produk dari UKM Taman Kaos

Toko online UKM 1

PENGEMBANGAN DESAIN ELECTRONIC MALL ONLINE i-MALL DI DESA NGREMBEL GUNUNG PATI PESANTREN dan SEMUA UKM MEMILIKI ACCOUNT CMS SITE COMMERCE

Toko online
PESANTREN

Toko online UKM 2 Toko online UKM 3

Terpublikasinya Potensi Ekonomi Pesantren Mitra dan Unit Ekonomi Masyarakat Desa Ngrembel PASAR SASARAN BARU
Toko online UKM 4

Toko online UKM 5

Gambar 5. Desain Solusi Bidang Administrasi dan Pemasaran Outcome program ini : berupa terselenggaranya penataan bidang administrasi, pemasaran serta terukurnya kinerja unit usaha ekonomi pesantren bagi terbentuknya pasar baru pada produk yang dihasilkan pesantren dan unit ekonomi masyarakat sekitar. Dampak yang dihasilkan dari luaran bidang administrasi dan pemasaran adalah pesantren akan mampu membuka pasar-pasar baru untuk menjual potensi ekonomi dan pendidikan berbasis pada tata kelola pemasaran dan tertib administrasi.

4. Bidang Produksi

Pelaksanaan bidang produksi dikembangkan dengan pemuatan Digister Bio-Gas untuk menciptakanan efisiensi bahan bakar (Gas) dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak yang dimiliki pondok pesantren. Pembuatan digister bekerjasama dengan dinas peternakan Kota Ungaran, yang lokasinya berdekatan dengan Objek Mitra IBM yang mana
DIAN pengembangnnya telah dilakukan dalam MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 penerapan ipteks dari digister bio-gas dengan

indikator yang terukur.

Iwan Hermawan

21

Gambar 5. Pemasangan Instalasi Digister Bio-Gas Hasil dari bidng produksi telah dapat dirasakan dimana mitra dapat memasak untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan tungku kompor yang bahan bakarnya diperoleh dari Bio-Gas kotoran ternak. Pada sisi lain agar limbah cair dari biogas dapat diolah, maka tim penabdian masyarakat juga telah melakukan pelatihan Pembuatan Pupuk Cair yang

mana nantinya produk dari pupuk cair tersebut dimanfaatkan komperasi untuk dijual kembali. Outcome: berupa terciptanya alternatif pendapatan baru dari nilai tambah produksi ternak melalui pemanfaatan teknologi konversi energi. Dampak dari luaran bidang produksi adalah munculnya kemandirian bidang produksi melalui efisiensi energi dan

pengembangan desain produksi berbasis konsep recycle dan reuse bidang produksi ternak
Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

dan pertanian pada pesantren Dari rangkaian pemaparan analisis situasi dan pemasalahan yang muncul, maka dapat dirumuskan target luaran kegiatan pengabdian IbM sebagai berikut : 22 Tabel 2 : Desain Luaran Pengabdian IbM
NO BIDANG PERMASALAHAN PERMASALAHAN DAN KONDISI YANG ADA (EXISTING)
+ MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN KETERBATASAN PENGAJAR DAN KETERBATASAN SUMBER REFERENSI UMUM

Iwan Hermawan

PENDEKATAN SOLUSI

LUARAN PENGABDIAN 1) Kurikulum Pembelajaran Berbasis BCCT (Added value Pembelajaran Alam di Sekitar Pesantren) BUKU FISIK 2) Kurikulum Pembelajaran berbasis Aplikasi Bantu Pengajaran Multimedia PELATIHAN 3) Pelatihan penggunaan Internet dan pencarian pustaka belajar pada Digilab PELATIHAN ALAT PERAGA EDUKATIF

+ METODE PENYAMPAIAN MATERI -- KELAS BESAR DENGAN MEDIA ORAL

PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN BERBASIS BCCT (SEKOLAH ALAM DAN TEKNOLOGI INFORMASI)

PENDIDIKAN

+ GEDUNG BELAJAR DALAM TAHAP PENGEMBANGAN MEMBUTUHKAN KONTEN KURIKULUM TERINTEGRASI SYARIAH, ALAM DAN TEKNOLOGI

+ POTENSI PESANTREN DENGAN LINGKUNGAN YANG ALAMIAH DAN KOMPLEKS BELUM DIGARAP DENGAN OPTIMAL DALAM SUATU KURIKULUM PENDIDIKAN 2 SOSIO-EKONOMI + RENDAHNYA PEMAHAMAN ORGANISASI UNIT USAHA MASYARAKAT DISEKITAR PESANTREN + PENGEMBANGAN UNIT USAHA EKONOMI MULAI DALAM PERINTISAN DAN KEBUTUHAN ADANYA PENDAMPINGAN TEKNIS ORGANISASI DAN LEGAL PENGEMBANGAN UNIT USAHA MANDIRI BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN KOPERASI

4) Pendampingan pengembangan Unit Usaha (Koperasi) DRFT EMBRIO PEMBENTUKAN KOPERASI NOTEBOOK

+ RAGAM POTENSI EKONOMI BAGI PENGEBNGANGAN DESA WISATA AGRIBINIS PERLU ADANYA RUANG KOMUNIKASI YANG MENYATUKAN ANTRA SENTRA AGRIBINIS YANG ADA + POTENSI SUMBER MATA AIR YANG ABADI BELUM DIKELOLA LEBIH OPTIMAL BAGI PENGEMBANAGN SIKLUS HIDUP EKONOMI PEMBERDAYAAN LIMBAH TERNAK MENJADI BIOENERGI DAN PUPUK CAIR DAN PENGOLAHAN PAKAN TERNAK

PRODUKSI

5) Rancang Bangun Pengembangan BioEnergi dari Kotoran Ternak UNIT DIGISTRER BIO-GAS

DIAN MAS, Volume 1, Nomor 1, Maret 2012

+ KEBUTUHAN SUMBERDAYA ENERGI UNTUK KEBUTUHAN SEHARI-HARI RELATIF MAHAL, BIAYA OPERASIONAL PERLU DI EFISIENKAN

6) Rancang Bangun Pemanfaatan Limbah Ternak dan Tanaman menjadi Pupuk Cair PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

+ PENDEKATAN INTENSIFIKASI PERTANIAN YANG RENDAH, MAHALNYA PEMBELIAN PUPUK UNTUK IKAN AIR TAWAR DAN TANAMAN SAYUR/ PERKEBUNAN + LIMBAH DARI KOTORAN TERNAK BELUM DIOPTIMALKAN + JARINGAN DAN PASAR UNTUK PRODUK PESANTREN TELAH TERBENTUK DAN BERSIFAT KONVENSIONAL + JARING-JARING POTENSI EKONOMI MASYARAKAT DAN PESANTREN PROSPEKTIF, NAMUN BELUM TERPETAKAN DENGAN BAIK + TIDAK TERUKURNYA KINERJA KEUANGAN PESANTREN, YANG DISEBABKAN DATA PENJUALAN DAN ADMINISTRASI PEMBELIAN BELUM DIKELOLA DENGAN BAIK

8) Rancang bangun Aplikasi Penjualan


PENGEMBANGAN ADDED VALUE PRODUK SAYURAN DAN HASIL TERNAK TERNAK DAN PERLUASAN INFORMASI PASAR MELALUI MEDIA PEMASARAN ONLINE

ADMINISTRASI DAN PEMASARAN PRODUK

9) Rancang Bangun Media Pemasaran Online ( CMS i-Mall Commerce)

D. KESIMPULAN

Dari paparan implentasi kegiatan di atas, maka dapat dikatakan bahawa pada akhir kegitatan pelaksanaan program memiliki nilai manfaat strategis dalam bidang PENDIDIKAN, SOSIO-EKONOMI, PRODUKSI DAN PEMASARAN pada semua aktifitas masyarakat di Desa Ngrembel, sehingga pengabdian ini memberikan damapak pada semakin kuatnya kemandirian ekonomi masyarakat di Desa Ngrembel. Serta permasalahhan yang muncul dalam analisis situasi telah tuntas diselesakian dalam Program Pengabdian Masyarakat ini.
Pengembangan Kemandirian Bidang Pendidikan dan Sosio-Ekonomi

Pada setiap awal pelaksanan program, proses dan selesainya kegiatan dilakukan 24 Iwan Hermawan koordinasi tim bersama dengan pesantren agar tercipta suatu produk teknologi terapan yang benar-benar dapat dimanfaatkan bagi pengembangan mitra UKM/ pesantren . Sedangkan pada akhir pelaksanaan program , tim dengan pesantren tetap melakukan kerjasama terutama dalam pendampingan bidang pendidikan umpan balik kurikulum baru (BCCT), dan pengoptimalan pasar sasaran (updating web site) dalam kapasitasnya technical support sebagai upaya menggali dinamika pasar dari produk yang berkembang. Salah satu indikator capaian akhir dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpublikasinya model dan pendekatan dalam setiap aspek pengabdian dalam artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shabbagh, Jafar,1992, Islam Menyongsong Era Iptek. Surabaya:Risalah Gusti. Boyd, Walker, Larrache, 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Erlangga: Jakarta BPS (2009), Semarang dalam Angka Dhofier,Zamakhsyari, 1984, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES Eko Indrajit, Ricardus. 2003. Internet dan Dunia Maya, Ekonomi Digital. Cetakan Kedua, Edisi Kedua. Elex media Komputindo: Jakarta Gozali, Buhri, 2000, Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta: CV Prasasti.

Masud, Abdurrahman, .2002, Sejarah dan Budaya Pesantren, Semarang: Pustaka Pelajar Offset Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi. Perkebunan Indonesia, Bogor Jateng Promo. PAD Kota Semarang. Direktori Jateng Promo Situs: http://promojatengbikk.com Akses, Tanggal : 21 April 2010. Jam: 20.00 wib Koehler, Wallace (1999) "Digital libraries and World Wide Web sites and page
DIAN MAS, Volume 1,Inf Research, akses: http://informationr.net/ir/4-4/paper60.html. 5 persistence." Nomor 1, Maret 2012

April 2010, Jam: 21.00 wib Maksum,H, 1999, .Madrasah Sejarah Dan Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Iwan Hermawan dengan Sentra dan Lingkaran, BCCT, ___ Mengajar

25

http://www.penapendidikan.com/tag/bcct. Akses , Tanggal 5 April 2010, Jam: 21.00 wib Rista Apriana. (electronic journal, 2008), Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. http://www.paud.depdiknas.go.id/index.php Akses: tanggal 5 April 2010, Jam: 21.00 Site jateng directori, Akses: http://informationr.net Tanggal 5 April 2010, Jam: 21.00 wib Suratno Bejo 2006. Peranan Pondok Pesantren Al Asror Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Digilab. Universitas Negeri Semarang Sri wahyuni, 2002. BIOGAS. Cetakan ke dua, Depok : Penebar Swadaya Widodo, T.W, Asari, A., Nurhasanah,A. and Rahmarestia,E. 2006, Biogas Technology Development for Small Scale Cattle Farm Level in Indonesia. International Seminar on Development in Biofuel Production and Biomass Technology, Jakarta, February 21-22, 2006 (Non-Presentation Paper). Qomar Mujamil. 2005, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai