Anda di halaman 1dari 5

suhan keperawatan STRUMA

Maret 9, 2011 STRUMA 1. A. Definisi Struma merupakan suatu pembesaran kelenjar thyroid. 1. B. Klasifikasi Secara umum stroma dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

Struma non-toksik : struma tanpa disertai hipertiroidisme. o o Difusa : endemic goiter, gravida o o Nodusa : neoplasma o Struma toksik : struma yang disertai hipertiroidisme o Difusa : Grave, Tirotoksikosis primer. o Nodusa : Tirotoksikosis sekunder.

C. Etiologi 1. 2. 3. 4.

Defisiensi Iodium, seperti pada endemic goiter, gravida. Autoimun : Tiroiditas, Hashimoto. Defisiensi enzyme kongenital : Dyshormonogenetis Goiter. Idiopatik : Struma riedel de Querveins, Grave, Neoplasma. Penyebab struma nodusa non toksik bermacam-macam. Pada setiap orang dapat dijumpai massa dimana pertumbuhan kebutuhan terhadap tiroksin bertambah, terutama pada masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi dan stress lain. Pada masa-masa tersebut dapat ditemui hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia. Adapun penyebab struma difusa toksik, walaupun etiologinya tidak diketahui tampaknya terdapat peran antibody terhadap reseptor TSH yang menyebabkan peningkatan produksi tiroid. Penyakit ini ditandai dengan peninggian penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.

1. D. Manifestasi klinik Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan, maka tanda dan gejala pasien struma adalah :

Status Generalis (umum) Tekanan darah meningkat (systole) Nadi meningkat Mata : Exophtalamus

- Stellwag sign : jarang berkedip - Von Graefe sign : palpebra mengikuti bulbus okuli waktu melihat ke bawah. - Morbius sign : sukar konvergensi - Jeffroy sign : tak dapat mengerutkan dahi. - Rossenbach sign : tremor palpebra jika mata ditutup.

Hipertoni simpatis : kulit basah dan dingin, tremor Jantung : takikardi. Status Lokalis : Regio Colli Anterior.

Inspeksi : benjolan, warna, permukaan, bergerak waktu menelan. Palpasi : - permukaan, suhu

- Batas atas kartilago tiroid - Batas bawah incisura jugularis - Batas medial garis tengah leher - Batas lateral m.sternokleidomastoid.

Struma kistik Mengenai 1 lobus Bulat, batas tegas, permukaan licin, sebesar kepalan. Kadang multilobularis. Fluktuasi (+) Struma Nodusa

Batas jelas Konsistensi : Kenyal sampai keras Bila keras curiga neoplasma, umumnya berupa adenocarsinoma tiroidea Struma Difusa

Batas tidak jelas Konsistensi biasanya kenyal, lebih kearah lembek. Struma vaskulosa

Tampak pembuluh darah (biasanya arteri), berdenyut Auskultasi : Bruit pada neoplasma dan struma vaskulosa Kelenjar getah bening : Paratracheal Jugular Vein

1. E. Diagnosa 2. Anamnesa

Usia dan jenis kelamin Benjolan pada leher, lama dan pembesarannya. Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan), nyeri. Riwayat radiasi di daerah leher dan kepala. Asal/tempat tinggal. Riwayat keluarga Struma toksik : kurus meski banyak makan, irritable, keringat banyak, nervous, palpitasi, tidak tahan udara panas, hipertoni simpatikus (kulit basah, dingin dan tremor halus). Struma non toksik : gemuk, malas dan banyak tidur, ganggun pertumbuhan.

1. Pemeriksaan Fisik 2. Pemeriksaan penunjang

Scanning tiroid

- Presentasi uptake dan I131 yang didistribusikan tiroid. - Dari uptake dapat ditentukan fungsi tiroid - Uptake normal, 15-40% dalam 24 jam. - Hot area : uptake > normal, jarang pada neoplasma Misal pada : struma adenomatosa, adenoma toksik, radang neoplasma. - Cold area : uptake < normal, sering pada neoplasma. Cold area curiga ganas jika :moth eaten appearance, pada pria usia tua/anak-anak. Contoh : kista, hematoma/perdarahan, radang neoplasma.

Ultrasonografi : untuk membedakan kelainan kistik/solid (neoplasma biasanya solid). Radiologik

Foto leher, foto soft-tissue, foto thorak, bone scanning.

Fungsi tiroid

- BMR : (0,75 x N) + (0,74 + IN) 72% - PB I mendekati kadar hormone tiroid, normal 4-8 mg% - Serum kolesterol meningkat pada hipertiroid (N: 150-300 mg%). - Free tiroksin index : T3/T4 - Hitung kadar FT4, TSH, Tiroglobulin, dan Calsitonin bila perlu.

Potong beku Needle biopsy

- Large Needle Cutting Biopsy : jarum besar, sering perdarahan. - Fine Needle Aspiration Biopsy : jarum no 22.

Termografi

Yaitu suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat dengan memakai dynamic telethermografi. Pemeriksaan khusus pada curiga keganasan. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9C dan dingin apabila < 0,9C. Pada penelitian Alves dkk didapatkan bahwa pada yang ganas semua hasilnya panas.

Petanda tumor

Yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg) serum. Kadar Tg serum normal antara 1,5-3,0 mg/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323 ng/ml dan pada keganasan rata-rata 424 ng/ml. 1. F. Penatalaksanaan Medis

Modalitas terapi : 1. operatif. 2. Radiasi. 3. Kemoterapi.

Konservatif

1. Indikasi: toleransi operasi tidak baik - struma yang residif

- pasien usia lanjut. 1. Struma non-toksik : Iodium, ekstrak tiroid 30-20 mg/dl 2. Struma toksik : Bed rest, lugol 5-10 mg 3xsehari selama 14 hari, PTU 100-200 mg 3xsehari, periksa leukosit.

Operatif

1. Indikasi : - curiga/pasti ganas - Timbul tanda-tanda desakan trachea/esophagus. - Struma toksik - Struma besar (kosmetik) - Struma retrosternal - Preventif 1. Strumektomi Dilakukan pada stroma yang besar dan menyebabkan keluhan mekanis. Strumektomi juga diindikasikan terhadap kista tiroid yang tidak mengecil setelah dilakukan biopsy aspirasi jarum halus. Juga pada nodul panas dengan diameter > 2,5 mm karena dikhawatirkan mudah timbul hiperoidisme. 1. Terapi lain :

L- tiroksin selama 4-5 bulan

Diberikan apabila nodul hangat lalu dilakukan pemeriksaan sidik tiroid ulang. Bila nodul mengecil maka terapi diteruskan namun apabila tidak mengecil dilakukan biopsy aspirasi/operasi.

Biopsi aspirasi jarum halus

Dilakukan pada kista tiroid hingga nodul <10 cm 1. 2. 3. 4. 5. 6. G. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Cemas b.d prosedur pengobatan. Nyeri (akut) b.d kerusakan jaringan (prosedur operatif) Resiko infeksi Gangguan menelan b.d obstruksi partial mekanik Kurang pengetahuan b.d tidak mengenal sumber-sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai