Anda di halaman 1dari 5

Masuk Angin Pengendara motor yang tidak menggunakan jaket, penjaga siskamling atau orang yang kehujanan sering

merasa dirinya masuk angin dengan gejala perut kembung, badan pegal. Sebenarnya adakah penyakit masuk angin itu? "Tidak ada istilah masuk angin dalam ilmu kedokteran," kata dr Kartono Mohamad, mantan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dunia kedokteran tak pernah mengenal istilah "masuk angin". Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti perut kembung, nyeri otot, pusing, sakit tenggorokan, bersin-bersin, sampai batuk dan pilek merupakan gejala-gejala dari penyakit lain. Penyakit yang diderita bisa bermacam-macam tergantung gejalanya. Ditambah lagi tidak bisa kentut dan bersendawa. Tapi perlu diwaspadai jika nyeri dan sesak itu terasa di dada. Bisa jadi itu adalah angin duduk. Akibatnya bisa fatal, yaitu mati mendadak!Herannya lagi, hampir setiap menit selalu muncul iklan produk jamu atau obat masuk angin di televisi. Entahlah, biasanya para dokter kan memang suka membuat istilah yang sulit dimengerti masyarakat umum. Masuk angin dapat ditimbulkan oleh Cuaca Dingin yang biasanya kalau di Indonesia ditemani Angin yang Banyak. Cuaca dingin menyebabkan Penyempitan pembuluh darah (Vasokonstriksi) kita yang gunanya menghambat pengeluaran panas dari tubuh kita agar kita tidak terkena Hipotermi (suhu tubuh rendah). Tetapi, Vasokonstriksi pembuluh darah dapat mengakibatkan peredaran darah di tubuh kurang lancar, sehingga hasil metabolisme seperti Asam Laktat terakumulasi di otot-otot kita menyebabkan keluhan seperti nyeri otot (myalgia) atau tidak enak badan. Cuaca dingin juga mengakibatkan gerak saluran cerna (peristaltik) kita melambat sehingga gas yang ada di saluran cerna kita terakumulasi, muncullah gejala perut kembung/begah/penuh. Selain itu, apabila kita membuka mulut di jalan saat naik motor atau roller coaster, dapat menyebabkan banyak angin yangmasuk ke saluran cerna (Aerophagi). Cuaca dingin juga dapat menyebabkan rambut-rambut kecil di saluran

pernafasan kita lambat bergerak. Padahal fungsi pergerakan tersebut adalah untuk mengeluarkan lendir dan bakteri serta virus. Hal ini menyebabkan kita mudah terkena infeksi saluran nafas atas, seperti: batuk, pilek, dsb. Perut kembung secara kedokteran didiagnosa sebagai gejala maag atau adanya ganggguan lambung dan gangguan pencernaan lainnya. Sedangkan pusing, sakit tenggorokan, bersin, batuk dan pilek bisa merupakan gejala flu. Badan pegal atau nyeri otot bisa disebabkan karena orang tersebut terlalu capek dan kurang istirahat. "Jadi tak ada yang namanya masuk angin. Masuk angin hanyalah kosakata yang diciptakan oleh masyarakat kita," tegas dr Yuni Astuti. Cara Pengobatan Kebanyakan orang mendiagnosa sendiri bahwa dirinya masuk angin. Ketika masuk angin mereka memilih pengobatan dengan cara 'kerokan'. Selain lebih mudah, kerokan dianggap lebih manjur daripada harus mengonsumsi obatobatan. dr Kartono menjelaskan bahwa sebenarnya kerokan hanyalah mengalihkan rasa sakit yang diderita pasien, tetapi tidak bisa mengobati penyakit itu. Kerokan dapat menyebabkan aliran darah ke kulit lebih lancar, sehingga badan akan merasa lebih segar. "Kerokan prinsipnya sama dengan bekam," kata dr Yuni. Kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang banyak mengandung CO2 akibat polusi. Sehingga dengan teknik kerokan, dapat mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah dan orang akan merasa lebih enakan. Kerokan biasanya dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Orang yang sudah terbiasa dikerok merasa belum baikan jika belum menjalani ritual itu. Tapi menurut dr Yuni, terlalu sering melakukan kerokan dapat menyebabkan

pecahnya pembuluh darah yang masih berfungsi dengan baik, dan hal ini bisa membahayakan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya masuk angin, biasakan makan secara teratur. Konsumsi vitamin. Bisa vitamin alami dari makanan maupun suplemen makanan. Bisa juga obat atau jamu pencegah masuk angin. Tujuannya supaya daya tahan tubuh menjadi baik. Kemudian pakailah pakaian tebal atau jaket jika sedang mengendarai sepeda motor atau berada di daerah dengan angin kencang dan dingin. Jika sudah terlanjur terkena masuk angin, hindari minum minuman dingin. Konsumsilah wedang jahe atau minuman hangat lain. Jika mau minum jamu atau obat masuk angin, perhatikan dosisnya. Jangan sampai berlebihan karena berbahaya. Olesi bagian perut dan pinggang dengan minyak kayu putih. Kerokan juga bisa menjadi alternatif. Tapi hati-hati. Tekanan yang terlalu kencang bisa menyebabkan kulit iritasi. Ada order antibiotics online satu tips lagi untuk mengusir masuk angin. Tips ini saya peroleh dari seorang dokter ketika saya terkena masuk angin. Siapkan air panas kemudian masukkan ke botol air mineral yang besar. Tambahkan air dingin supaya tidak terlalu panas. Tutup rapat. Merebahlah terlentang. Kemudian guling-gulingkan botol berisi air panas tersebut di sekitar perut.

Kerokan BANYAK orang selalu minta kerok ketika badan merasa nyeri atau pegal karena masuk angin. Bermodalkan sekeping uang logam plus balsem, gejala masuk angin umumnya langsung ngacir. Semakin banyak gurat-gurat merah gelap memenuhi punggung, kian marem sang pasien. BANYAK orang selalu minta kerok ketika badan merasa nyeri atau pegal karena masuk angin. Bermodalkan sekeping uang logam plus balsem, gejala masuk angin umumnya langsung ngacir. Semakin banyak gurat-gurat merah gelap memenuhi punggung, kian marem sang pasien.

Kerokan memang, cara paling tua mengatasi gejala masuk angin. Uniknya, cara sederhana ini tak hanya populer di Indonesia, melainkan juga di negara-negara Asia lainnya. Orang Vietnam menyebut kerokan sebagai cao giodi. Adapun warga Kamboja menjulukinya goh kyol. Di China yang terkenal dengan akupunturnya, metode kerokan juga cukup populer dengan sebutan gua sua. Bedanya, orang China memakai batu giok sebagai alat pengerok, bukan kepingan uang logam. Konon, warna merah yang timbul pada kulit setelah kerokan adalah pertanda badan telah kemasukan angin secara berlebihan. Makin pekat warnanya, pertanda banyak pula angin yang berdiam di tubub. Benarkah? Tentu tidak. Warna merah pertanda pembuluh darah halus (kapiler) di bawah permukaan kulit pecah sehingga terlihat sebagai jejak merah di tempat yang dikerok. Badan orang sehat pun akan memerah jika dikerok. Karena itu, banyak kalangan tak meyakini kemujaraban pengobatan kerok. Di negaranegara barat, kerokan sama sekali tak dikenal, ajar Saptawati Bardosono, dokter dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Namun, secara medis, kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup (vasokontiksi) menjadi menjadi semakin melebar (vasaditilasi) . Ini tak berbahaya asal tak jadi kebutuhan primer, ujar Mulyadi, dokter dari Klinik Medizone. Jika terus-terusan kerokan, akibatnya banyak pembuluh darah kecil dan halus yang akan pecah. Namun, dalam taraf normal, kerokan akan membuat penderita masuk angin merasa nyaman karena telah melepas hormon beta endofin. Secara ilmiah, praktek sederhana ini terbukti mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga), tandas Mulyadi. Bukan hanya itu, prinsip kerokan tak beda jauh dengan akupuntur yang menancapkan jarum dalam tubuh. Maksud Mulyadi, prinsip kerokan adalah meningkatkan temperatur dan energi pada tubuh yang dikerok. Peningkatan energi ini dilakukan melalui perangsang kulit tubuh bagian luar. Dengan cara ini, saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh. Nah, pada gilirannya, arus darah di tubuh yang lancar akan menyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.

Anda mungkin juga menyukai