Anda di halaman 1dari 4

Tugas Referat Stase Anestesi dan Terapi Intensif

TATALAKSANA SPESIFIK SYOK DAN NYERI DADA

Diterjemahkan oleh:
Hanin Nabilla Nurrahmani
21/487479/KU/23403
Koas Stase Anestesiologi dan Terapi Intensif
Periode 11 April 2022 – 7 Mei 2022

Dosen Pembimbing Klinik: dr. Bowo Adiyanto, M.Sc., Sp.An., KIC.

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT,


DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
A. Nyeri Dada
Rasa tidak nyaman di dada dapat dideskripsikan sebagai rasa nyeri, rasa tertekan, rasa sempit,
atau rasa ‘hancur/retak’ di dada (Disque, 2022). Ketidaknyamanan di dada dapat disebabkan
oleh berbagai kondisi, mulai dari kecemasan, magh, tumor paru, spasme paru, hingga kondisi
kegawatan seperti serangan jantung. Serangan jantung merupakan penyebab kematian
terbesar di Indonesia maupun di Dunia. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat harus
dapat mengenal tanda-tanda serangan jantung dan dapat melakukan pertolongan pertama
terhadap gejala serangan jantung.
Penanganan yang cepat dan segera terhadap serangan jantung dapat berarti kematian atau
kehidupan bagi penderita. Saat terjadi serangan jantung, tertutupnya aliran darah ke jantung
akan menyebabkan kematian sel otot jantung karena sel tidak mendapatkan oksigen dan
nutrisi yang dibutuhkan. Semakin lama pembuluh darah tertutup, semakin parah pula luas
area jantung yang tidak mendapat oksigen, semakin luas derajat kerusakan jantung.
Pengananan medis yang cepat dan segera sangat penting untuk meminimalisir kerusakan
pada sel otot jantung. Ingat: waktu adalah otot!
Langkah 1: Mengenali Tanda-tanda Serangan Jantung
Gejala klasik serangan jantung adalah nyeri dada ringan hingga tidak tertahankan (American
National Red Cross, 2016). Penderita dapat mengeluhkan rasa tertekan, sempit, nyeri atau
rrasa berat di dada. Nyeri atau ketidaknyamanannya dapat berlangsung terus-menerus selama
lebih dari 3-5 menit atau hilang-timbul. Nyeri tidak membaik dengan istirahat, perubahan
posisi, atau mengonsumsi obat pereda rasa nyeri (kecuali aspirin). Nyeri dapat menjalar ke
salah satu atau kedua lengan, ke punggung, ke bahu, ke leher, ke rahang bawah, atau ke perut
bagian atas (daerah ulu hati).
Gejala lain yang mungkin terjadi adalah:
a. Pusing atau perasaan melayang
b. Sulit bernapas, termasuk, adanya suara saat napas, napas cepat, dan sesak napas
c. Mual/Muntah
d. Kulit berwarna pucat, kusam, keabuan. Kebiruan, terutama di daerah ujung jari dan
wajah
e. Berkeringat
f. Rasa cemas atau rasa akan mengalami kemalangan
g. Lelah berlebihan
h. Tidak respon / tidak sadar
Laki-laki sering mengalami gejala klasik serangan jantung. Sedangkan perempuan dan orang
dengan penyakit tertentu, seperti diabetes mellitus (atau DM, diabetes tipe 2, penyakit gula)
sering mengalami gejala yang lebih umum dan tidak spesifik terhadap penyakit jantung,
seperti nafas cepat, mual/muntah, lelah berlebihan, pusing, atau perasaan melayang, sehingga
sangat mungkin bagi perempuan untuk mengalami gejala selama berjam-jam, berhari-hari,
atau berminggu-minggu, hingga akhirnya terjadi serangan jantung.
Oleh karena itu, penting untuk memercayai insting Anda dan menerima bahwa sangat
mungkin terjadi serangan jantung pada Anda, walaupun dirasa sudah mengikuti gaya hidup
sehat dan usia masih muda. Perasaan denial atau merasa tidak mungkin terkena serangan
jantung adalah salah satu penyebab tertundanya mencari pertolongan dan dilakukannya
pertolongan pertama.
Langkah 2: Tatalaksana Spesifik Serangan Jantung
Apabila Anda berpikir Anda atau seseorang mungkin mengalami serangan jantung, lakukan:
1. Tenangkan diri sendiri dan penderita.
2. Arahkan penderita untuk menghentikan aktifitas dan arahkan untuk berbaring atau
duduk di posisi yang nyaman. Aktifitas dapat memperberat kerja jantung.
3. Longgarkan pakaian yang ketat atau tidak nyaman, seperti sabuk, dasi, dan
sebagainya.
4. Aktifkan sistem kegawatdaruratan medis dengan menghubungi 112 (Indonesia) atau
nomor telepon layanan kedaruratan medis terdekat. Tunggu tenaga kesehatan datang
untuk membawa penderita ke rumah sakit yang memadai. Jangan bawa penderita ke
rumah sakit tanpa tenaga dan peralatan yang memadai dan cegah penderita
berkendara ke rumah sakit sendiri.
5. Jika penderita responsif, dapat menelan atau mengunyah, berikan aspirin (atau
asetosal, asam asetilsalisilat) sesegera mungkin setelah muncul gejala sebanyak 2
tablet untuk tablet 80mg atau 1 tablet untuk tablet 325mg. Pastikan tablet bukanlah
jenis enteric-coated tablet dan bukan tablet kombinasi dengan obat lain. Sebelumnya,
tanyakan: “apakah alergi terhadap aspirin? Apakah mempunyai ulkus lambung atau
penyakit di saluran pencernaan? Apakah saat ini sedang mengonsumsi obat pengencer
darah, seperti warfarin? Apakah pernah diminta oleh tenaga kesehatan untuk
menghindari konsumsi aspirin?”. Apabila jawaban dari seluruh pertanyaan adalah
“tidak”, maka penderita dapat diberikan aspirin. Aspirin dapat mencegah
penyumbatan pembuluh darah dengan mencegah pembekuan darah. Minta penderita
mengunyah tablet seluruhnya.
6. Apabila penderita memiliki riwayat penyakit jantung dan sedang mengonsumsi obat
untuk meringankan nyeri dada (seperti nitroglycerin), ambilkan dan bantu penderita
meminum obat tersebut.
7. Pantau kondisi pasien hingga tenaga medis datang dan mengambil alih keadaan.
Perhatikan adanya perubahan pada penampilan atau perilaku penderita.
8. Bersiap untuk memberikan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan menggunakan AED
(Automated External Defibrilator) bila Anda sudah terlatih. Lakukan kedua hal
tersebut jika terjadi penurunan kesadaran atau pasien gagal untuk merespon.

B. Syok
Syok merupakan kondisi pengancam jiwa yang progresif dimana sistem sirkulasi gagal
mengirimkan oksigen ke organ dan jaringan tubuh dan menyebabkan gangguan pada fungsi
organ dan sistem tubuh. Kondisi yang sering menyebabkan syok diantaranya adalah
perdarahan hebat dan reaksi alergi berat (anafiilaksis), tetapi syok juga dapat terjadi setelah
terjadi penyakit atau perlukaan apapun yang cukup berat (American National Red Cross,
2016).
Langkah 1: Mengenali Tanda-tanda Syok
1. Perubahan perilaku seperti tampak gelisah, mudah marah, bingung, atau penurunan
kesadaran / pingsan
2. Mual/Muntah
3. Kulit berwarna pucat, keabuan, kusam dan terasa dingin dan lembab
4. Napas cepat
5. Denyut nadi cepat dan lemah
6. Rasa haus berlebihan
Langkah 2: Tatalaksana Syok
1. Tenangkan penderita. Perasaan cemas dapat meningkatkan beban kerja tubuh dan
mempercepat progresi syok.
2. Aktifkan sistem kegawatdaruratan medis dengan menghubungi 112 (Indonesia) atau
nomor telepon layanan kedaruratan medis terdekat.
3. Baringkan penderita hingga sejajar dengan lantai dan naikkan kakinya.
4. Hentikan perdarahan luar tubuh.
5. Selimuti penderita untuk mencegah hilangnya panas tubuh.
6. Jangan memberikan makanan/minuman pada penderita walau penderita mengeluh
haus. Minum/makan meningkatkan risiko terjadinya muntah dan masuknya benda
asing ke dalam saluran napas, yang dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius
seperti radang paru/pneumonia.
7. Bersiap untuk memberikan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan menggunakan AED
(Automated External Defibrilator) bila Anda sudah terlatih. Lakukan kedua hal
tersebut jika terjadi penurunan kesadaran atau pasien gagal untuk merespon.
8. Pantau kondisi pasien dan waspadai tanda penurunan kesadaran. Tetap berada di
samping pasien hingga bantuan datang (American National Red Cross, 2016; Disque,
2022).

Referensi:
American National Red Cross, 2016. American Red Cross First Aid/CPR/AED Participant's
Manual. 2nd ed. USA: StayWell.
Disque, K., 2022. The Provider Handbook: CPR, AED, and First Aid 2020-2025 Guidelines
and Standards. 1st ed. Las Vegas: Satori Continuum Publishing, pp.11-14.

Anda mungkin juga menyukai