Bag. Pendidikan & Latihan Kasus & Gangguan Medis Kasus yg bisa terjadi tanpa ada riwayat kecelakaan. Lebih disebabkan karena adanya gangguan fungsi tubuh atau kambuhnya penyakit.(Bedakan dengan kasus trauma) Kasus & gangguan medis di lapangan sangat banyak. Gejala & tandanya juga bisa sangat beragam, bisa khas & tidak khas. Yang terpenting bagi penolong pertama adalah mengenali kegawatannya sejak dini. Penilaian kegawatannya lebih banyak diperoleh dari hasil wawancara dg. penderita (bila sadar), keluarga/saksi atau sumber informasi lainnya.(akronim KOMPAK bisa diguna-kan sebagai panduan) Penatalaksanaan di lapangan tidak jauh berbeda, yg paling penting adalah menjaga ABC, memantau tanda Vital seca-ra teratur & segera membawanya ke fasilitas kesehatan.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 2
Peredaran Darah Koroner & Gangguan Jantung Peredaran darah koroner = sistem sirkulasi yang mengalirkan darah ke jantung melalui arteri yg disebut pembuluh koroner. Bila terjadi penyempitan pembuluh koroner karena proses pelemakan di dinding arteri (arteriosklerosis) → pasokan darah (& oksigen) ke jantung jadi berkurang → Muncul gangguan jantung ! Serangan jantung : Penyempitan koroner → terjadi angina pektoris (nyeri dada) Penyumbatan koroner → terjadi Infark Miokard (gagal jantung)
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 3
Gejala Angina Pektoris Penderita mengeluh merasa tidak enak, seperti tertindih & nyeri dada di daerah jantung, menjalar ke leher, rahang, bahu lengan kiri & punggung. Nyeri berkembang beberapa menit, hilang timbul & semakin berat. Sering penderita menja- di tidak respon, henti napas & henti jantung.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 4
Tanda & Gejala Kegawatan Jantung
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 5
Penatalaksanaan Serangan Jantung di lokasi Jangan panik, tenangkan & jangan tinggalkan penderita sendirian. Hentikan semua aktivitasnya, posisikan senyaman mungkin (biasanya dia akan memilih setengah duduk). Pastikan airway terbuka dg.baik, berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Kendorkan pakaian yg.mengikat, jangan berikan makan/ minum dahulu. Jika bertambah parah, bersiap untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar & Resusitasi Jantung Paru. Hubungi bantuan medis & segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 6 Faktor Resiko Gangguan Jantung Tak dapat diubah : Riwayat keluarga, gender (laki-laki lebih beresiko), etnis & usia. Dapat diubah :
Pola/gaya hidup. Penyulit :
Obesitas, diabetes & stress berlebihan
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 7
Gangguan Pernapasan Sesak napas → keluhan umum yang ditemukan pada hampir semua penyakit/gangguan saluran napas. Tanda yg. lain : napas jadi cepat & pendek disertai dg. upaya bernapas. Kekurangan oksigen akibat terganggunya proses bernapas bisa memunculkan sianosis. Sebagai pelaku PP, tidak perlu harus tahu persis diagnosa medis ttg. Penyakit yg.diderita, yg terpenting adalah mampu mengenali mengatasi kegawatannya.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 8
Tanda & Gejala Gangguan Pernapasan Bila disertai dg. demam, penye- babnya biasa- nya adalah ra- dang paru-paru Di Indonesia masih ditemu- kan kasus TBC, penderita mungkin bisa batuk darah.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 9
Penatalaksanaan Gangguan Pernapasan di Lokasi Karena sulitnya bernapas membuat sangat tak nyaman, penderita akan cenderung kasar. Tenangkan & perlakukan penderita dg. Lembut. Posisikan penderita senyaman mungkin (biasanya akan memilih duduk tegak). Nilai pernapasannya, berikan bantuan napas jika diperlukan. Berikan oksigen jika diperlukan sesuai protokol. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 10 Gangguan Kadar Gula Darah Diabetes Mellitus : terjadi karena adanya gangguan kadar gula di dalam darah (glukosa) akibat keberadaan hormon insulin sebagai pengatur kadar gula darah, jumlahnya berkurang atau tak bekerja dengan efektif. Gangguan kadar gula darah bisa berupa : Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 11
Hormon Insulin & Gangguan kadar gula darah
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 12
Tanda & Gejala Gangguan kadar Gula Darah Hiperglikemia Napas berbau aseton (gula anggur). Kulit kemerahan, kering. Merasa lapar, haus. Nadi cepat, lemah. Penurunan status mental hingga hilang kesadaran. Bertindak aneh, seperti mabuk, limbung & bicara mengacau. Sering buang air kecil
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 13
Tanda & Gejala Gangguan kadar Gula Darah Hipoglikemia Sakit kepala, bisa kejang. Kulit teraba dingin, keriput. Merasa lapar. Nadi cepat. Agresif/gelisah. Bertindak aneh, seperti mabuk, limbung & bicara mengacau.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 14
Penatalaksanaan Gangguan Kadar Gula Darah di Lokasi Meski tanda & gejala antara hiperglikemia dg. Hipoglikemia berbeda, penatalaksanaan gangguannya di lapangan sama, yaitu : Lakukan prosedur penilaian penderita untuk memperoleh riwayat penyakit. Pantau jalan napas & pernapasannya. Bila penderita sadar, beri minuman manis. Bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 15
Stroke (Pitam Otak) Stroke : terjadi sebagai akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak shg. Sirku- lasi darah ke bagian ter- tentu di otak terganggu. Tanda & gejalanya bera- gam tergantung dari sebe- rapa besar & bagian otak mana yang terganggu. Mulai dari keadaan ringan hingga mencapai keadaan yang mengancam nyawa.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 16
Tanda & Gejala Serangan Stroke Nyeri kepala (bisa satu- satunya gejala) Penurunan status mental hingga hilang kesadaran. Sukar berbicara, rasa kese- mutan/kelumpuhan di wajah. Penglihatan kabur, pupil tidak sama besar kiri-kanan. Kejang-kejang. Kelumpuhan alat gerak. Kehilangan kontrol BAB & BAK.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 17
Penatalaksanaan Stroke di Lokasi Jangan panik, tenangkan & jangan tinggalkan penderita sendirian. Hentikan semua aktivitasnya, posisikan senyaman mungkin atau baringkan penderita. Pastikan airway terbuka dengan baik, berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Kendorkan pakaian yang mengikat, jangan berikan makan/ minum dahulu. Jika bertambah parah, bersiap untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar & Resusitasi Jantung Paru. Hubungi bantuan medis & segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 18
Kejang epilepsi (ayan) Fase Serangan epilepsi 1. Fase Aura ; penderita merasa melihat atau mendengar sesuatu. 2. Fase Tonik ; kesadaran menurun hingga tidak ada selama 15-20 detik diikuti dengan kekakuan otot selama 5-15 detik. 3. Fase klonik ; terjadi kejang- kejang selama 1 -5 menit. 4. Fase akhir ; penderita yg. kelelahan akan jatuh tertidur selama 5 – 30 menit.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 19
Gejala & Tanda Epilepsi Serta Penatalaksanaannya di Lokasi Gejala & tanda Penatalaksanaan di lapangan Pandangan tiba-tiba kosong, Jangan menahan/melawan merasa mendengar atau kejangnya, lindungi saja dari melihat sesuatu. kemungkinan cedera atau Teriakan tercekik. menggigit lidahnya sendiri. Tiba-tiba jatuh, berbaring kaku Posisikan miring stabil. sesaat, punggung melengkung. Bila serangan berlalu, lakukan Wajah & leher kebiruan, sembab. Jaga airway tetap terbuka. Mulut berbuih, kadang Biarkan istirahat. berdarah Rawat cedera akibat Lidah mungkin tergigit. kejang Hilang kontrol BAB & BAK. Hindarkan penderita dari Sadar kembali beberapa saat rasa tegang dan malu. dalam keadaan bingung.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 20
Histeria Terjadi karena secara kejiwa- Penatalaksanaannya an penderita ingin menarik perhatian atau menolak bera- Tenangkan & hindar- da pada situasi yang tidak kan penderita dari diinginkannya. kerumunan massa. Bawa ke tempat Gejala & tandanya tenang & didampingi. Hilang kesadaran sesaat dg. Anjurkan ke dokter, kesan dibuat-buat, bila sudah tenang. Mungkin berguling-guling, napas & nadi cepat, Tak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yg. jelas
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 21
Pingsan (syncope) Terjadi karena sirkulasi darah ke otak berkurang. Gejala & tanda - Perasaan limbung, mata berkunang- kunang, telinga berdenging. - Lemas, berkeringat dingin, menguap. - Hilang kesadaran dalam beberapa menit. - Denyut nadi & napas lemah. Penatalaksanaan - Baringkan penderita dg.tungkai ditinggikan. - Longgarkan semua hal yang mengikat/ mengganggu. - Berikan akses udara. - Beri kesempatan istirahat & diselimuti. - Bila tidak pulih, periksa napas & nadinya, segera bawa ke RS. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 22 Kedaruratan Medis Akibat Pengaruh Suhu Lingkungan Paparan suhu lingkungan baik panas maupun dingin dapat mengganggu proses metabolisme dan mengganggu keseimbangan suhu tubuh secara keseluruhan. Gangguan tubuh akibat paparan suhu panas lingkungan adalah : Kejang (kram) panas, Kelelahan panas, Sengatan panas. Gangguan tubuh akibat paparan suhu dingin lingkungan adalah : Hipothermia & frostbite
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 23
Kejang (kram) Panas Gangguan berupa kejang disertai nyeri otot yg terjadi saat ber- aktifitas fisik. Terjadi akibat kehilangan cairan elektrolit dalam jumlah besar melalui keringat. • Gejala & tanda : kejang disertai nyeri yg biasanya terjadi pd. otot tungkai & perut, lelah, mual & mungkin pingsan. • Penatalaksanaan : letakan pende- rita di tempat teduh, baringkan hingga kejangnya hilang. Berikan minum yg. dicampur sedikit garam. Jangan membuang waktu mencari garam, yg penting segera meng- ganti cairan yg hilang. Rujuk ke RS jika kejang tidak berhenti.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 24
Kelelahan Panas (Heat exhaustion) Kelelahan karena beraktifitas di lingkungan yg bersuhu relatif tinggi & kehilangan cairan tubuh/elektrolit dari proses berkeringat yang berlebihan dapat mengganggu sistem sirkulasi. Gejala & tanda ; napas cepat & dangkal, nadi lemah, kulit teraba dingin, lembab, pucat & keriput, keringat berlebih, lidah terasa kering & haus, kadang hingga pingsan. Penatalaksanaan : letakan penderita di tempat teduh, kendorkan semua pakaian yg mengikat, tinggikan tungkainya 20 -30 cm, berikan oksigen jika ada sesuai protokol, beri minum jika sadar dan bawa ke RS jika perlu.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 25
Sengatan Panas ( Heat Stroke) o Terjadi akibat aktifitas fisik berlebihan di lingkungan yang bersuhu tinggi atau di tempat dengan kelembaban tinggi & ventilasi kurang baik. o Tubuh mengalami kelebihan panas. Sistem pengaturan tubuh gagal melakukan tu- gasnya. Diperparah dengan kondisi penderita yang tidak lagi berkeringat. o Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi & berbahaya bagi kese- lamatan penderita. Kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 26
Gejala & Tanda Sengatan Panas Serta Penatalaksanaannya. Gejala & Tanda Penatalaksanaan Napas cepat & dalam. Turunkan suhu tubuh Nadi cepat tapi lemah. secepat mungkin. Kulit teraba kering, panas & Letakan kantong es pada kemerahan. ketiak, lipat paha, dibelakang lutut, sekitar Pupil mata melebar. mata kaki & samping leher. Kejang/gemetar pada otot. Bila mungkin rendam pende- Bisa hingga hilang rita dalam bak air dingin dan kesadaran. tambahkan es ke dalamnya. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 27
Hipothermia & Faktor Pencetusnya. Hipothermia Faktor Pencetus Gangguan medis berupa Faktor suhu lingkungan yang turun-nya suhu tubuh karena dingin (suhu tidak harus panas yang dibentuk tubuh dingin sekali untuk bisa tidak mam-pu mengimbangi mencetuskan kondisi & mengganti-kan kehilangan hipothermia). panas tubuh. Faktor cuaca (angin, hujan & lembab). Dapat terjadi akibat berada pada lingkungan yang Faktor diri sendiri : usia, bersuhu rendah dalam waktu penyakit / cedera yang cukup lama. dialami, kondisi lelah & lapar, asupan alkohol / drugs yg. Suhu tubuh turun drastis dari berlebihan, badan yang tidak o o 37 C hingga di bawah 35 C. terlindung dari angin & hujan. (kondisi hipothermia)
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 28
Proses Alamiah Hilangnya Panas Tubuh Proses alamiah hilangnya panas tubuh di dalam lingkungan : Proses konveksi. Proses konduksi. Proses evaporasi. Proses radiasi. Proses respirasi.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 29
Proses Alamiah Hilangnya Panas Tubuh Konveksi : Paparan angin dingin langsung menerpa kulit. Panas tubuh banyak terserap untuk menghangatkan per- mukaan kulit membuat tubuh bag. dalam berangsur dingin. Konduksi : Hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung dengan permukaan benda yang dingin. Evaporasi : Hilangnya panas tubuh karena penguapan dari permukaan tubuh yang basah (karena keringat/air). Proses ini juga bisa mengakibatkan dehidrasi. Radiasi : Hilangnya panas tubuh (terutama dari bag. tubuh yang terbuka) karena terpapar suhu dingin lingkungan. Respirasi : Hilangnya panas tubuh melalui proses respirasi. Saat bernapas di lingkungan dingin, tubuh menghirup udara dingin & menghembuskan udara panas keluar.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 30
Mencegah Kehilangan Panas Tubuh berlebihan Lindungi tubuh dengan pakaian berlapis. Lapisan terluar sebaiknya bisa menahan terpaan air & angin. Memakai baju berlapis dengan jenis serat terbuka yang memungkinkan sirkulasi udara. Hal ini lebih baik daripada memakai satu baju tebal tapi tidak memungkinkan sirkulasi udara. Hindari kontak langsung dengan benda dingin seperti batu, tanah, batang kayu dll, tanpa perlindungan. Gunakan bahan pelindung dan alas yang bisa melindungi panas tubuh, seperti jaket, sarung tangan & kaos kaki berbahan wool, balaclava, matras dan sebagainya.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 31
Tahap Hipothermia Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia :
Hipothermia Ringan (Mild Hypothermia). Suhu tubuh
o o turun dari 37 C hingga 35 C Hipothermia Sedang (Moderate Hypothermia). Suhu tubuh turun dari 35o C hingga 32o C Hipothermia Berat (Severe Hypothermia). o o Suhu tubuh turun dari 32 C hingga 28 C
Kematian bisa terjadi bila suhu tubuh turun terus
o hingga 25 C atau lebih rendah.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 32
Hipothermia Ringan Gejala & tanda : o Suhu tubuh mulai menurun. Pada suhu 36 C tubuh akan menggigil. Merasa lelah, ngantuk dan kedinginan. Gerakan & pikiran mulai terlihat kacau & tidak terkontrol. Napas masih terlihat normal tapi terus menggigil & gemetar.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 33
Hipothemia Sedang Gejala & tanda : Suhu tubuh terus menurun hingga 32 o C. Kulit tubuh memucat, otot menjadi kaku & jari tangan sulit digerakan. Menggigil hebat hingga akhirnya tidak lagi menggigil (energi tubuh habis). Status mental turun, respon & gerakan melambat, susah berkata-kata. Kondisi tubuh semakin lemah & terlihat bagai orang yang mengantuk berat. Bag. tubuh yang terakhir hangat telah menjadi dingin. (samping leher, ketiak & lipat paha)
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 34
Hipothermia Berat Gejala & tanda : Suhu tubuh terus menurun hingga 28o C. Napas & nadi sangat lambat. Tidak lagi menggigil. Tubuh teraba sangat dingin & membiru. Kesadaran jauh menurun hingga tidak ada. Pupil mata melebar & tidak bereaksi Di bawah suhu 28o C jantung bisa berhenti bekerja & kematian bisa terjadi sebelum suhu tubuh mencapai 25o C.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 35
Prinsip Pertolongan Pertama Penderita Hipothermia Prinsip dasarnya adalah be- rusaha mengembalikan suhu tubuh yang drop pada kon- disi normal (rewarming) de- ngan cara melindungi tubuh dari terpaan suhu lingkungan yang dingin, melakukan transfer energi & panas ke dalam tubuh serta mengkon- disikan lingkungan disekitar penderita menjadi hangat.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 36
Pertolongan Teknis Penderita Hipothermia di Lokasi Bila penderita masih respon : Rawat penderita hipothermia dengan lembut & hati-hati. Lakukan prosedur penilaian penderita. Segera lindungi penderita dari terpaan angin dan suhu lingkungan yg.dingin. Bawa ke dalam shelter/tempat yg. terlindung & telah dihangati sehingga penderita bisa menghirup udara hangat. Hindarkan penderita dari proses konduksi (kontak langsung dg.benda dingin) Ganti semua pakaian basah yg. melekat di tubuh penderita dg.pakaian yang kering (sebaiknya lebih dari 2 lapis pakaian kering) dan selimuti. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 37 Pertolongan Teknis Penderita Hipothermia di Lokasi Jangan dipijat dan diolesi dg. Balsam atau minyak gosok. Bila penderita masih sadar, bisa diberi minuman hangat & manis ( air putih, coklat atau jahe hangat) sedikit demi sedikit dg. sendok. Jangan beri minuman beralkohol, kopi atau teh. Bila tubuh penderita bisa menerima suplay air hangat melalui mulut, bisa dilanjutkan dg. Pemberian bubur hangat manis sedikit demi sedikit pula. Kompres hangat tubuh penderita terutama bag. Samping leher, ketiak & lipat paha. Transfer panas bisa melalui skin to skin. Informasikan hal ini pada penderita. Nilai & pantau secara intensif tanda-tanda vital penderita. Bila memungkinkan segera rujuk ke fasilitas kesehatan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 38 Pertolongan Teknis Penderita Hipothermia di Lokasi Bila penderita tidak respon : Lakukan prosedur umum pertolongan hipo-thermia, kecuali memberikan minum/makan. Lakukan prosedur penilaian penderita, berikan bantuan hidup dasar & RJP bila diperlukan. Baringkan penderita dg.posisi kaki lebih tinggi. Teruskan upaya transfer panas (rewarming) Nilai & pantau secara intensif tanda-tanda vital penderita. Gunakan thermometer hipothermia (skala hingga di bawah o 25 C) jika ada. Bila memungkinkan segera rujuk ke fasilitas kesehatan.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 39
Radang Dingin Beku (Frostnip & Frostbite) Cedera yang disebabkan oleh pembekuan kulit & jaringan tubuh di bawahnya Bagian tubuh yang umum terkena radang dingin beku adalah ujung jari-jari, kaki, tangan, pipi, hidung serta telinga. Bentuk awal dari frostbite disebut frostnip. Ditandai oleh warna pucat & mati rasa dari daerah tubuh yang terkena. Terjadi ketika bagian tubuh terpapar angin atau suhu yang sangat dingin hingga di bawah titik beku. Jarang terjadi jika suhu masih diatas -10oC Pada suhu dibawah -10o C, beberapa jaringan tubuh akan jadi mati rasa & dlm. waktu singkat akan membeku. Aliran darah (& oksigen) ke daerah itu berkurang atau bahkan terhambat, dan itu akan memicu terjadinya kematian jaringan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 40 Gejala & Tanda Bagian tubuh yang membeku mungkin akan memunculkan gejala & tanda sbb : Terasa dingin, mengeras, mati rasa. Warna berubah dari merah segar, pucat memutih hingga membiru Pada kasus yang parah, bisa muncul pembengkakan (berisi cairan/darah) atau berubah menghitam.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 41
Pertolongan Teknis di Lokasi Segera lindungi penderita dari terpaan angin dan suhu lingkungan yang membekukan itu. Bawa ke dalam shelter/tempat yg. terlindung & telah dihangati sehingga penderita bisa menghirup udara hangat. Ganti semua pakaian basah yg. melekat di tubuh penderita dengan pakaian yang kering (sebaiknya lebih dari 2 lapis pakaian kering) dan selimuti. Jangan dipijat dan diolesi dengan balsam atau minyak gosok. Hindarkan penderita dari proses konduksi (kontak langsung dengan benda dingin) Lakukan proses transfer panas (rewarming) dengan meren- dam bagian tubuh yang membeku itu ke dalam air hangat (bukan panas).
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 42
Pertolongan Teknis di Lokasi Cara lain adalah skin to skin, yakni dengan menempatkan bag. tsb. di dalam ketiak atau ditempelkan pd tubuh orang yg sehat. Bila terjadi cedera, lakukan prosedur penanganan cedera. Bila penderita sadar, bisa diberi minuman hangat. Hindari alkohol dan rokok sebelum proses rewarming selesai. Istirahatkan bagian yang cedera, jangan sampai kembali membeku (setelah di-rewarming) karena bila itu terjadi, justru bisa memperburuk cedera yang ada. Jika kondisi tidak kembali normal setelah di-rewarming, segera bawa ke fasilitas kesehatan guna perawatan lebih lanjut.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 43
Efek yang Terjadi & Pencegahannya Efek Yang Terjadi Pencegahan Pada beberapa kasus frostbite Mencegah frostbite/frostnip yang parah, bag. tubuh yg. terkena pada prinsipnya sama dengan kadang harus diamputasi karena mencegah terjadinya semua telah mengalami infeksi & kasus akibat paparan suhu kematian jaringan. dingin lingkungan. Pemulihan kembali bagian tubuh Persiapkan diri dengan tepat yang terkena akan terjadi selama jika akan melakukan aktivitas beberapa waktu pada lingkungan yang dingin Kadang ujung jari yang terkena atau daerah ketinggian & akan tetap mati rasa & tidak bisa bersalju. pulih kembali. Perhatian ditujukan pada Bagian tubuh yang pernah terkena pakaian, kondisi kesehatan, akan menjadi lebih cepat dingin perlengkapan, makanan & daripada bagian yang lain di masa minuman yg dibawa. mendatang.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 44
Proses Tenggelam & Hampir Tenggelam... Diawali ketika penderita mulai berusaha keras mempertahankan dirinya tetap terapung. Penderita akan meneguk air dalam jumlah banyak. Saat usaha itu mulai gagal, penderita akan berupaya menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menahannya. Saat itulah air dapat masuk ke saluran pernapasan. Terjadi refleks batuk dan menelan yang membuat penderita semakin banyak meneguk air. Saluran napas di bagian epiglotis akan mengalami spasme sehingga saluran napas menjadi tertutup. Penderita menjadi tidak sadar karena kekurangan oksigen. Penderita yang masih sadar akan terus berupaya manarik napas yang justru membuatnya meneguk air yang masuk ke paru-paru. Spasme akan hilang bersamaan dengan hilangnya kesadaran dan air akan bebas keluar masuk paru-paru.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 45
Tenggelam & Hampir Tenggelam...
Hampir tenggelam → penderita masih dalam situasi berjuang
mempertahankan dirinya tetap terapung, masih bernapas dan membatukan air keluar. Bila upaya pertolongan meraih penderita maupun melakukan RJP gagal barulah keadaan itu disebut tenggelam. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 46 Pertolongan Pertama o Jangkau & pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman. o Bila ada kecurigaan cedera spinal, satu penolong mempertahan- kan posisi kepala, leher & punggung tetap dalam satu garis lurus. Pertimbangkan menggunakan papan spinal di dalam air, bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum penderita dinaikkan ke darat. o Pertolongan dini sudah perlu diberikan dalam air misalnya membu- ka jalan napas, memeriksa napas dan memberi napas bantuan jika diperlukan. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas. o Sesampai di darat atau diperahu lakukan penilaian dini dan lakukan RJP bila diperlukan. o Berikan oksigen jika diperlukan sesuai dengan protokol. o Jagalah kehangatan tubuh penerita, ganti pakaiannya yang basah dan selimuti. o Lakukan pemeriksaan fisik, tangani cedera bila ada. o Sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 47 Prinsip Pertolongan di Air Raih (dengan atau tanpa alat) Lempar (tali, pelampung dll.) Dayung atau mengggunakan perahu mendekati penderita) Renang (upaya terakhir, dilakukan oleh orang yang terlatih & menggunakan pelampung)
Cara-cara di atas adalah urutan tindakan. Jangan mencoba
melakukan satu cara berikutnya apabila langkah sebelumnya bisa dilakukan. Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 48 Keracunan o Racun : Zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan. Reaksi kimianya akan merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi tubuh. Bedakan dengan obat. o Cara terjadinya keracunan pada manusia : Sengaja bunuh diri Tidak disengaja Penyalahgunaan Obat o Jalur masuknya racun ke dalam tubuh manusia : Mulut Pernapasan Melalui kontak atau penyerapan (kulit) Melalui suntikan/gigitan
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 49
Tanda & Gejala Keracunan Secara Umum Ciri khasnya : gangguan yang terjadi sesuai dengan jalur masuknya racun & sifat zat racun tersebut terhadap tubuh. Penurunan respon / gangguan status mental. Gangguan pernapasan. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan. Mual, muntah. Lemas, lumpuh, kesemutan. Pucat atau sianosis. Kejang. Syok. Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 50
Tanda & Gejala Keracunan secara khusus Keracunan melalui mulut : Racun melalui pernapasan: Nyeri perut, mual, muntah, Gangguan pernapasan & diare. sesak napas. Mulut (napas) berbau, liur Napas bau, batuk & suara berlebihan. menjadi parau. Luka di mulut, rasa nyeri di Kulit sianosis. saluran cerna. Keracunan melalui suntikan Keracunan melalui kulit : atau gigitan : Muncul reaksi kulit di Reaksi kulit di daerah daerah kontak : nyeri, suntikan/gigitan : ada luka melepuh & meluas. tusuk atau gigitan. Bisa syok anafilatik. Nyeri dan berubah warna
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 51
Penatalaksanaan di Lokasi Lakukan prosedur penilaian. Jika racun melalui jalur kontak, buka baju penderita jika menghalangi & bersihkan sisa bahan racunnya, bilaslah daerah kontak dengan air. Awasi jalan napas terutama bila respon menurun atau penderita muntah. Beri oksigen sesuai protokol terutama bila keracunan melalui udara. Amankan sisa bahan racunnya, itu bisa jadi petunjuk. Rawat syok jika terjadi. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 52
Perhatian Khusus Pada Keracunan Melalui Pencernaan Racun bisa diencerkan dengan minum susu/air sebanyak- banyaknya atau beri anti racun umum (norit, putih telur). Jangan meminumkan susu pada kasus keracunan fosfat. Kedua zat akan bereaksi. Merangsang muntah hanya efektif dilakukan sebelum 2 jam pertama setelah keracunan. Rangsangan muntah dilarang jika : Menelan asam/basa kuat. Menelan minyak. Korban kejang atau ada bakat kejang. Ada gangguan kesadaran.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 53
Perhatian Khusus Pada Keracunan Melalui Kontak Buka baju penderita jika menghalangi. Jika racun berupa serbuk, bersihkan/sikat dahulu dengan hati-hati. Siram daerah kontak dengan air min.20 menit, kecuali racun yg. bisa bereaksi dengan air. Saat membersihkan atau menyiram, hindarkan penolong dari percikan yang mungkin timbul.
Bag. Diklat PMI Kota Yogyakarta 54
Gigitan Binatang Berbisa Tanda & gejala : Alternatif pertolongan : Demam,lemah Pasang pembalut elastis mual, muntah, kejang dengan pola spiral pada Gangguan pernapasan daerah anggota gerak yang tergigit. Nadi cepat, lemah Jangan pasang torniket. Tindakan pertolongan : Bila tidak berbahaya, Lakukan prosedur binatang yang menggigit penilaian. di bawa untuk Rawat luka, bila perlu diidentifikasi. pasang bidai. Bawa ke RS