Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG KEROKAN

DAN TISSUE CULTURE

OLEH:
1. Athifa Aqil Fadiya Putri
2. Damayanti
3. Nailuz Zulfa
4. Neneng Luthfia A.
5. Shafa Rasyidani I.A

SMK MODERN AL-RIFA’IE


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Kerokan

A. Pengertian
Kerokan adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin
dengan metode menggaruk sambil menekan bagian permukaan kulit menggunakan
minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat pengerok, yang selanjutnya
menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit.
Banyak masyarakat kita yang masih terbiasa kerokan atau bahkan kerokan
menjadi andalan mereka ketika tidak enak badan. Padahal kerokan sendiri belum terbukti
secara medis. Mereka melakukan itu karena mungkin masih mengikuti jaman dahulu.
Memang setelah kerokan sendiri badan terasa lebih enakan tetapi pada dasarnya kerokan
itu justru membuat tubuh lebih rentan terhadap suatu penyakit. Efek tersebut tidak
langsung di rasakan. Namun,efek tersebut di rasakan di kemudian hari. Hal ini yang
kurang di sadari masyarakat kita. Mereka beranggapan kerokan adalah jurus jitu dalam
menangani masuk angin karena hemat dan mudah di lakukan. Kerokan juga di yakini
sebagai pertolongan pertama saat badan mulai terasa tidak enak.
Pengobatan tradisional ini menggunakan semacam benda tumpul seperti koin,
batu giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya yang
digunakan untuk menggosok bagian punggung. Selain benda tumpul, kerokan ini juga di
barengi dengan mengoleskan cairan licin seperti minyak telon, minyak olive, minyak
kelapa, atau lotion di permukaan kulit yang akan di kerok. Cairan licin ini digunakan
agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit yang dikerok.
Kerokan ini pun dipercaya sebagai bukti nyata dalam perwujutan ilmu Einstein
yang menerangkan bahwa energi muncul karena pergesekan dua benda. Jika permukaan
tubuh kita digosok-gosokan dengan tangan atau benda tumpul dengan cepat, maka suhu
panas dalan tubuh akan meningkat. Karena meningkatnya panas dalam tubuh, maka akan
terjadilah perlebaran pembuluh darah sehingga oksigenasi menjadi lebih baik karena
peredaran darah kembali lancar dan rasa sakit ditubuhpun mereda.
Angin yang masuk ke badan umumnya mengakibatkan badan terasa
pegal,nyeri,terkadang orang Jawa sendiri menyebutnya dengan “greges”. Nah,kerokan ini
karena menggesekkan benda tumpul pada permukaan kulit ini meyebabkan pembuluh
darah melebar dan hal ini yang menyebabkan oksigenasi menjadi baik. Pembuluh darah
melebar karena jika menggesekkan benda tumpul di permukaan kulit kita dengan cepat
akan menimbulkan panas dan panas itu yang menyebabkan oksigenasi. Dan juga terjadi
inflamasi,inflamasi ini yang menyebabkan peredaran darah lancar dan yang membuat
rasa nyeri atau pegal ini sedikit berkurang. Tubuh menjadi lebih ringan dan yang di
anggap masyarakat ini sembuh.
Masuk angin sendiri dapat di picu karena telat makan. Karena telat makan
mengakibatkan kadar gula dalam darah rendah. Kondisi tersebut mengakibatkan keluar
keringat dingin,kurang konsentrasi,dan sakit kepala. Orang-orang biasanya memberi
pertolongan pertama dengan memberi teh manis hangat. Kadar gula dalam teh manis
tersebut yang dapat mengatrol kadar gula dalam darah. Namun,sebagian orang juga ada
yang langsung melakukan kerokan. Padahal kerokan sendiri sebenarnya memperbesar
pori-pori.Pada prinsipnya kerokan itu memasukkan sesuatu zat kedalam tubuh kedalam
pori-pori.
Ketika kerokan pinggiran uang logam saat terjadi pengerokan menggores
permukaan kulit.Kondisi ini yang membuat panas tubuh berangsur turun. (kompas.com,
2012). Ketika pengerokan pingiran uang logam seperti pemijatan. Hal ini yang membuat
rasa nyeri dan pegal berangsur hilang jika di sertai dengan istirahat yang cukup. Gejala
masuk angin sendiri juga sama dengan gejala jantung. Seperti pusing,mual,dada terasa
saki,demam. Jadi,kadang kita dengar orang masuk angin kemudian meninggal setelah
kerokan. Masuk angin ini bukan termasuk penyakit melainkan gejala.
Penyakit jantung koroner adalah terjadinya ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dalam jantung. Keadaan ini dapat terjadi karena penyempitan arteri
koroner, penurunan aliran darah (Curah Jantung), peningkatan kebutuhan oksigen di
miokard, spasme arteri koroner, faktor genetik/riwayat keluarga kandung, merokok,
hipertensi, diabetes, usia. Penyebab yang sering terjadi karena faktor fisik dan emosi.
Sifat sakitnya apakah nyeri dada yang dirasakan seperti dipukul, tertekan atau terbakar
atau tertimpa beban berat. Nyeri dada dirasakan menjalar ke bahu, punggung, rahang,
leher, epigastrium dan lengan kiri. Gejala dan tanda rasa sakit disertai dengan mual,
muntah, keringat dingin, berdebar-debar dan sesak. Pengelompokkan lamanya nyeri
dada, bila nyeri dada dirasakan lebih dari 20 menit hal ini mengarah pada terjadinya
kerusakan otot jantung atau kemungkinan dapat terjadinya kematian jaringan (nekrosis)
dimana otot jantung tidak dapat lagi terselamatkan atau irreversible.
Prinsip kerokan menurut Dr. Koosnadi Saputra, Sp.R, akupunkturis klinik, mirip
prinsip pemanasan dengan menggunakan moxa yang sering dipakai saat jarum
akupunktur ditusukkan pada tubuh untuk mengatasi masuk angin. Prinsip ini juga tidak
jauh berbeda dengan model terapi kop yang biasanya menggunakan alat seperti tanduk,
gelas, karet, tabung bambu dan lain-lain. Di negeri asal teknik akupunktur, model terapi
ini sudah resmi dipakai sebagai sarana penyembuhan.
Menurut Mochtar Wijayakusuma, putra Hembing Wijayakusuma yang juga
seorang akupunkturis, penelitian mengapa kerokan memiliki efek menyembuhkan juga
pernah dilakukan di Universitas Ghuan Thou, sebuah universitas terkenal di Cina.

B. Efek kerokan
Selama ini kerokan yang masih banyak di lakukan masyarakat pada dunia medis ini
tidak di sarankan. Namun,sebenarnya kerokan sendiri juga mempunyai efek positiv dan
efek negatif. Efek positiv sendiri baik bagi tubuh. Walaupun kerokan termasuk ampuh
dalam mengusir gejala masuk angin,namun terdapat bahaya yang tidak kita sadari yang
bisa membuat badan menjadi lebih sakit. Bahaya ini memang tidak langsung
berdampak pada tubuh kita melainkan akan kita rasakan dikemudian hari.
1. Efek Positif
a) Tidak merusak
Dengan terlalu sering kerokan muncul anggapan kulit rusak,pori-pori
melebar,pembuluh darah pecah. Tetapi menurut penelitian yang ada dengan
kerokan tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah. Tetapi
terjadi pori-pori yang melebar. Melebarnya pori-pori ini justru membuat aliran
darah lancar dan suplai oksigen dalam darah jadi meningkat. Sehingga kulit ari
juga akan terlepas seperti halnya saat luluran.
b) Meningkatkan Endorfin
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa kadar endorfin orang-
orang yang dikerok naik signifikan. Dengan adanya peningkatan endorfin ini
membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.
Selain itu kerokan menyebabkan kadar prostaglandin atau yang menyebabkan
pegal-pegal pada tubuh menjadi turun. Prostaglandin adalah senyawa asam
lemak yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos
lain serta mampu menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung,
suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon.
2. Efek Negatif
a) Mengakibatkan kontraksi dini
kontraksi pada rahim. Jadi bagi ibu-ibu yang sedang hamil sangat
dilarang melakukan kerokan karena bisa mengakibatkan timbulnya kontraksi
dini akibat munculnya zat Prostaglandin Saat dikerok akan terjadi Infamasi.
Apabila tubuh menolak reaksi Inflamasi ini ,maka maka mediator anti
Inflamasi akan mengeluarkan suatu zat yang disebut “Cytokines” yang
merupakan sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Zat Cytokines ini
akan memicu pelepasan Prostaglandin yang bisa menyebabkan tersebut.
b) Masuknya bakteri dan virus
Ketika mengerok atau mengerik tubuh, maka pori-pori kulit akan
terbuka lebar, nah pada saat pori-pori terbuka dan membesar akan
memudahkan angin masuk kembali ke tubuh dengan membawa bakteri dan
virus kedalam tubuh. Efeknya tidak akan terasa secara langsung tetapi
sebagian besar orang akan merasa ketagihan saat dikerok dan pasti akan
melakukannya lagi saat dia terserang masuk angin. Ketika seseorang sering
kerokan maka pori pori kulit yang melebar akan mempermudah masuknya
bakteri dan virus.
Masuk angin memang bukan penyakit berbahaya. Namun, bila sudah
parah, virus mudah masuk tubuh. Untuk pencegahan bisa diatasi salah
satunya dengan kerokan. Kebanyakan orang Eropa mengatasi gejala flu
(common cold) seperti pegal linu, perut kembung, batuk-pilek, pusing, sakit
kepala, demam, meriang, dll, dengan makan sup panas, minum obat flu yang
bisa didapat di toko-toko obat, lalu tidur berbungkuskan selimut.
C. Tips Kerokan
Ketika obat-obatan sudah tidak mampu lagi mengobati sakit anda, cobalah pengobatan
alternatif yang sudah dipercaya selama berabad-abad oleh nenek moyang kita, kerokan
atau kerikan (selanjutnya akan disebut kerokan). Yang di yakini berkhasiat namun
belum juga terbukti secara medis.
 Alat dan Bahan :
1. Zat penghangat, bisa berupa balsem gosok, rheumason atau minyak kayu putih.
Untuk anak kecil (balita) sebaiknya gunakan bawang merah.
2. Koin untuk pengerok. Sebaiknya gunakan uang Rp 100 lama, 100 kuningan (yang
katanya ada campuran emas), atau 500 kuningan. Hindari menggunakan koin
yang berbahan alumunium (koin mata uang baru), karena memiliki sisi yang
tajam.
3. Tissue, atau lap untuk membersihkan koin saat kerokan.
4. Tempat yang bersih, lapang, dan nyaman untuk berbaring.
 Persiapan Kerokan :
1. Usahakan tubuh pasien dalam keadaan bersih
2. Orang yang mau dikerok ditidurkan telungkup, usahakan dalam posisi
senyaman mungkin
3. Aktifkan sarana hiburan, hal ini akan sangat membantu mengurangi kebosanan
saat mengerok/dikerok
 Proses Kerokan :
1. Untuk mempersiapkan tubuh, agar tidak kaget saat dikerok, usapkan minyak
gosok ke punggung terlebih dahulu
2. Mulailah mengerok dari punggung kanan, diawali dari 4-5 cm sebelah kanan
tulang belakang ke arah luar. Arah pengerokan mengikuti tulang rusuk,
menghasilkan garis melengkung
3. Koin agak ditekan, jangan terlalu kuat dan jangan terlalu lemah, yang sedang-
sedang saja. Lakukan berulang-ulang dengan arah yang sama
4. Lanjutkan dengan bagian kiri yang sejajar dengan kerokan yang dilakukan di
nomer 2 , Keterangan: saat kerokan ini, kadang-kadang daki terkumpul di
ujung koin Gunakan tisu atau handuk untuk membersihkannya
5. Ulangi langkah tersebut, sekitar 2-3 cm dibawah kerokan sebelumnya.
Usahakan tetap pada daerah diantara tulang rusuk. Begitu seterusnya sampai
ke bawah.
 Setelah Kerokan :
1. Usapkan lagi minyak gosok ke punggung, gunakan handuk untuk
membersihkan sekaligus memijat punggung
2. Jangan mandi karena pori-pori yang terbuka dapat membuat semakin tidak
enak badan
3. Minumlah minuman yang hangat
4. Gunakan baju yang hangat dan nyaman
5. Tidur
D. Khasiat Kerokan
Kerokan di yakini dapat meningkatkan aliran darah di permukaan kulit yang
dapat mempermudah pengeluaran angin jahat. Semakin merah tubuh yang di kerok di
percaya semakin banyak pula angin yang mengendap di dalam tubuh. Namun, pada
dunia medis kerokan merupakan metode yang membuka atau melebarkan pembuluh
darah kulit dan membuat darah mengalir kembali setelah sebelumnya menguncup
akibat terpapar hawa dingin. Dan warna merah sendiri setelah kerokan itu terjadi
akibat pembuluh kapiler di bawah kulit pecah. Orang yang sering melakukan kerokan
maka akan kecanduan karena ketika kerokan tubuh mengeluarkan hormon endorfin
yang bisa mengurangi nyeri otot. Saat kerokan pun ada teknik seperti pemijatan. Hal
ini dapat memperpanjang otot-otot yang semula memendek karena peradangan. Itulah
yang dapat mengurangi rasa pegal.
Dengan cara itu saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan
yang menimbulkan efek memperbaiki titik-titik meridian pada tubuh. Arus peredaran
darah yang lancar juga dapat membuat imunitas tubuh meningkat. Pada taraf normal
kerokan penderita masuk angin akan merasa nyaman karena telas melepaskan hormon
endorfin. Prinsip kerokan sebenarnya tidak jauh beda dengan akupuntur yang
menancapkan jarum pada tubuh. Prinsip kerokan adalah meningkatkan temperatur
dan energi pada tubuh yang dikerok, peningkatan energi ini dilakukan melalui
perangsangan kulit tubuh bagian luar. Dengan kerokan itu akan menipiskan kulit dan
mendekatkan pembuluh-pembuluh darah kecil dengan udara dipermukaan
tubuh. Maka kekurangan zat asam dapat dipenuhi di udara yang memang
mengandung zat asam dan kelebihan zat asam arang dapat dibuang.
TISSUE CULTURE
A. Pengertian
Patologi berasal dari bahasa latin pathos (penyakit) dan logos (ilmu), berarti patologi
adalah ilmu yang mempelajari penyakit dan proses terjadinya penyakit. Untuk
mempelajari PA perlu penguasaan histology dan anatomi.
a) Patologi anatomi
b) Patologi klinik
c) Patologi forensic

Umumnya bila disebut patologi yang dimaksud adalah patologi anatomic.

B. Peranan PA dalam kedokteran adalah:


1. Mempelajari lesi akibat suatu penyakit secara makroskopik dan mikrokospik
2. Mempunyai hubungan yang luas, meliputi disiplin kedokteran
3. Menjabatani ilmu dasar dan ilmu klinik
4. Mendasari klasifikasi penyakit, terutama tumor, radang
5. Menjawab pertanyaan klinik: yang menyangkut diagnosis, patologis, dan
etiologi suatu penyakit untuk menentukan prognosis dan terapinya

Dalam perkembangannya pada PA selian pemeriksaan histopatologi dan sitology,


perlu juga pemeriksaan: enzyme histochemistry, immunohistochemistry, electron
microscopy, tissue culture, dll.

C. Sejarah patologi
 Periode I (400 tahun SM)
Pada masa dimana disebut Speculative philosophy, doktrin roh jahat atau
kutukan. Tuhan menyebabkan penyakit (whitch doctor, with doctrine).
Penyakit merupakan pencerminan/refleksi kutukan tuhan/roh jahat (mis.
Lepra)
 Periode II
Deduction from symptoms and signs and morphologic changes. 460-355 BC
Hipocrates:analisa obyektif hubungan sebab akibat dari penyakit. 138-201
Galen : teori humoral,menitik beratkan pada darah. 1514- 1564 Vesalius:
reformis anatomi, hubungan struktur dan fungsi. 1624-1684 Syndenham:
karakteristik suatu penyakit. 1682-1775 Morgagni: menghubungkan penemuan
post mortaldengan menifestasi klinik suatu penyakit yang itu merupakan
konsep vital dalam PA sehingga dia dianggap sebagai bapak PA.
 Periode III
The celuler basic of disease virco- bapak celluler pathology. Tidak ada
perkembangan dari apapun yang sifatnya de novo ini yang menjatuhkan teori
generatio spontaneae. Conheim- Master experimental of pathology,
menekankan hubungan struktur yang abnormal dengan fungsi yang abnormal
 Periode IV
Mulai digunakan mikroskop electron mempelajari lesi intra seluler “The
intracelluller basic for disease”.
Bahan yang diperiksa di LAB PA jaringan: hasil operasi, hasil biopsy, hasil
otopsi. Kerokan, binatang percobaan histopatologi.
 Cairan
 Cairan tubuh: pleura, ascites, cerebrospinal, kista
 Spuntum sitology
 Preparat hapusan: vaginal smear nasofaring, AJH, dll

Gambar pemotongan insisi dan eksisi lht di belakang

 Fiksasi (pengawetan)
Tujuan:mempertahankan struktur jaringan (diusahakan agar Nampak seperti
sewaktu diambil dari tubuh) dan juga agar jaringan tidak membusuk maka dari
itu fiksasi harus dilakukan segera setelah jaringan diambil. Persyaratn ideal
untuk cairan fiksasi:
1. Bereaksi cepat, mudah menembus/ penetrasi ke jaringan
2. Bersifat isotonis dengan jaringan
3. tidak bereaksi atu tidak mengadakan perubahan mencolok atau sedikit
mungkin mengadakan perubahan pada sel dan komponennya
4. Cairan fiksasi harus murah karena cairan tersebutdigunakan secara
besar besaran
5. Stabil, tidak mudah berubah, tidak toksik, aman
 Keuntungan fiksasi
1. Jaringan akan mengeras sehingga memudahkan pemotongan
berikutnya
2. Meningkatkan defferensiasi optic / seperti daya pisah lensa
3. Mengurangi resiko kontaminasi penyakit
 Cara kerja fiksasi
Dengan denatursi dan presipitasi protein, kemudian membentuk gambaran
seperti spoon/ jala yang dapat menjaga keutuhan bentuk dan isi sel
a. Factor factor yang mempengaruhi fiksasi ketebalan jaringan
b. Jenis kandungan yang ada pada jaringan, missal lender akan
menghambat, jaringan lemak perlu waktu lebih lama
c. Factor fisis: mempercepat fiksasi: digrojok, pemansan 37-56 derajat
celcius
DAFTAR PUSTAKA
Tierra L. Barefoot Doctor Healing Techniques. The Herbs of Life.
Croosing Press. 1992
Graham EA, Chitnarong J. Wind Illnnes. Ethnographic study among
SeattleCambodians. Harborview Medical Center.
http://www.etnomed.org/CoinRubbing.htm 1997
Hulewicz BS Coin-rubbing injuries.Am J Forensic Med Pathol.
1994;15:257-60
Kemp C. Asian Cultures. Available from: http://www3.baylor.edu/
~Charles Kemp 2000.
Yeatman GW, Dang VV. Cao Gio (coin rubbing). Vietnamese attitudes
health care. JAMA 1980; 244:2748-9
Stiekema HM, Yu MM. Stone age therapy for modern man (Chinese
Guasha) http://www.guasha.8m.com 2000
Shipe SS. Traditional Chinese Healing, Acupunture and Oriental
Medicine. http://www.doctorsspeakersbureau.com/locate.htm 2004

Anda mungkin juga menyukai