Anda di halaman 1dari 7

8.

Buah langka

Buah Matoa
Buah Matoa (Pometia pinnata) adalah buah khas asli Papua. Rasa buah ini manis seperti buah rambuatan atau buah kelengkeng. Pohon matoa tumbuh tinggi, dan kayu nya bisa untuk mebel atau kusen kusen rumah. Buah ini merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September Oktober. Matoa tumbuh di seluruh wilayah kepulauan Cenderawasih.

buah matoa Rasa buahnya ramai, dan susah didefinisikan, seperti antara rasa buah leci dan buah rambutan. Ada juga yang merasakannya sangat manis seperti buah kelengkeng. Ada yang bilang manis legit. Ada lagi yang merasakan aromanya seperti antara buah kelengkeng dan durian. Pendeknya, buah matoa berasa enak, kata mereka yang suka. Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit licin berwarna coklat kehitaman bila masak (kalau masih muda berwarna kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijaukekuningan). Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum. Selama ini orang mengenal buah matoa berasal dari Papua, padahal sebenarnya pohon matoa tumbuh juga di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa pada ketinggian hingga sekitar 1.400

meter di atas permukaan laut. Selain di Indonesia pohon matoa juga tumbuh di Malaysia, tentunya juga di Papua New Guinea (belahan timurnya Papua), serta di daerah tropis Australia. Di Papua, pohon matoa sebenarnya tumbuh secara liar di hutan-hutan. Ini adalah sejenis tumbuhan rambutan, atau dalam ilmu biologi disebut berasal dari keluarga rambutan-rambutanan (Sapindaceae). Sedangkan jenisnya dalam bahasa latin disebut pometia pinnata.

pohon matoa Di Papua New Guinea, buah matoa dikenal dengan sebutan Taun. Sedangkan di daerah-daerah lainnya, sebutannya juga bermacam-macam, antara lain : ganggo, jagir, jampania, kasai, kase, kungkil, lamusi, lanteneng, lengsar, mutoa, pakam, sapen, tawan, tawang dan wusel. Artinya, buah ini sebenarnya juga dijumpai di daerah-daerah lain di Indonesia. Di Papua, pohon matoa yang semula tumbuh liar kini menjadi semakin naik gengsinya. Apalagi semenjak (mantan) presiden Megawati mencanangkan penanaman berbagai jenis pohon asli Indonesia seperti cempaka Aceh, meranti Kalimantan dan matoa Papua sebagai pohon lestari, di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, beberapa tahun yang lalu. Maka, dapat dimaklumi kalau umumnya masyarakat Papua akan dengan bangga menyebut buah matoa sebagai buah khasnya propinsi Papua. Pohon ini berbunga sepanjang tahun, maka pohon matoa pun dapat dikatakan berbuah hampir sepanjang waktu. Oleh karena itu, buah matoa relatif mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional di Papua. Kalau ingin merasakan buah Matoa asli ini, bisa langsung berkunjung ke Papua pada setiap bulan musim buah ini.(vb-01/berbagai sumber/foto: ist)

Mundar
Buah Langka Khas Kalimantan
Buah Mundar/bundar (Garcinia forbesii) banyak dijumpai di daerah Kalimantan Selatan. Saya mendapatkan buah ini di Pasar Terapung Sungai Barito. Warnanya sangat

menarik, rasanya kombinasi manis, as

am dan segar.

Bentuk buahnya bundar, karenannya masarakat setempat menyebutnya buah mundar atau bundar. Warna kulitnya merah menyerupai buah plum. Kulitnya berasa asam dengan getah khas seperti getah manggis berwarna kuning. Aroma buah ini juga mirip sekali dengan buah manggis. Dari sisi nutrisi, buah mundar juga kaya akan vitamin C, kalsium, mineral dan serat. Sangat baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh. Kandungan air yang tinggi bisa menggantikan cairan dan ion tubuh yang hilang. Isinya berupa daging buah berjuring, jumlahnya bisa mencapai delapan buah. Buah bundar memang masih satu keluarga dengan buah manggis. Wajar jika secara fisik, bentuk kulit, daging buah dan rasa hampir mendekati buah manggis. Bedanya, daging buah mundar terasa lebih renyah dan sedikit lebih asam dibandingkan manggis. Kalau saya lebih memilih buah mundar karena lebih mudah dinikmati daging buahnya dan lebih mudah diambil dagingnya. Tinggal belah dua, cungkil dan isi buah sudah ngelotok dengan mudah. Sayang buah yang sangat potensial ini sekarang semakin susah dijumpai dan hanya tumbuh liar di hutan, padahal tanaman ini termasuk tanaman yang produktif menghasilkan buah. Jika sedang musim, buah ini bergerombol bias mencapai 8 buah banyaknya. Teks & Foto: Budi Sutomo.

Ihau (Klengkeng Asli Kalimantan)


Ditulis oleh budi dalam kategori Opini tanggal 15 Sep 2008

Buah ini saya temukan di Pasar Melak, Kalimantan Timur, dengan nama lokal Ihau, rasanya persis kelengkeng, yang membedakan hanyalah bentuk kulit luar yang tidak halus. Jadi kenapa harus selalu beli yang import? kalau memang ada pilihan buah asli Indonesia.

Buah rambai
rasanya asem,mirip seperti duku

for Rambai:

Buah Rukam
pokok perdu berduri batangnya, di kebun kami juga ada rukam, sudah langka, buah yang sudah masak dapat dimakan langsung atau dibuat rujak. Sejak saya merantau belum pernah lihat lagi pohon dan buah rukam. Pohon rukam kami termasuk rukam berbuah besar, rasanya agak sepat, asam manis, ada jenis rukam dengan buah yang lebih kecil, rasanya manis. for buah Rukam:

Buah keramunting
Daging buah manis dan banyak bijinya kecil-kecil.

for buah kemunting:

Buah kuranji

Hmmm ane suka yg satu ini Gan,,rasanya asemm maniss,kek nano nano,ketika daging buahnya yg lembut seperti lolipop nyentuh lidah,,hmmmm manis asemnya,segerrrrrrr for keranji:

Anda mungkin juga menyukai