Anda di halaman 1dari 7

TERM PAPER

Sistem Kanban dalam Pendekatan Just In Time

Oleh:

SURYA DEWI 0810533165

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNVERSITAS ANDALAS 2011

Sistem Kanban dalam Pendekatan Just In Time

Latar Belakang Kemajuan dalam dunia industri menciptakan persaingan bisnis yang kompetitif untuk dapat terus bertahan dalam persaingan tersebut. Kemajuan dalam transportasi dan komunikasi telah banyak berperan dalam sistem penciptaan persaingan global. Kemajuan teknologi telah menyebabkan siklus hidup produk menjadi lebih singkat, dan keragaman produk semakin meningkat. Perusahaan asing menawarkan produk yang bermutu lebih tinggi dan dengan harga yang lebih rendah serta dengan keunggulan khusus. Sehingga perusahaan harus memiliki kemampuan untuk dapat bersaing dengan harga yang lebih kompetitif. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan sistem produksi yang lebih efisien dan produktif. Pada dasarnya, perusahaan perlu menekan biaya produksinya, komponen terbesar dari biaya produksi tersebut adalah persediaan. Jadi penekanan biaya harus difokuskan pada penekanan persediaan agar sitem persediaan menjadi ramping. Masalah yang dihadapi yaitu dalam perencanaan dan pengendalian produksi yang menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Pendekatan yang digunakan untuk mengurangi persediaan dan waktu proses adalah dengan menggunakan kanban. Kanban merupakan kartu yang berfungsi sebagai alat kontrol produksi Just In Time. System kanban bertanggung jawab dalam menjamin bahwa produk yang dibutuhkan diproduksi dalam jumlah yang sesuai secara tepat waktu. Hal tersebut merupakan inti dari manajemen persediaan JIT.

Pembahasan Dalam sistem produksi JIT, untuk mendapatkan produk yang tepat waktu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Memproduksi dam mengirim jenis barang yang dibutuhkan Mengirim hanya pada saat yang tepat saat barang tersebut dibutuhkan Dalam jumlah yang tepat, sesuai dengan yang dibutuhkan

Pada sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau tanda yang terbuat dari lempengan plastik, karton, atau metal berukuran 4 x 8 inci, biasanya digunakan pada kantong vinil dan dilekatkan pada bagian atau tempat yang berisi komponen yang dibutuhkan ( berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang ). Menurut Taiichi Ohno, kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.

Sistem kanban dasar menggunakan 3 kartu, yaitu: Kanban Penarikan / withdrawal Kanban Menjelaskan kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban Produksi / Production Kanban Berisi kuantitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban Pemasok / Vendor Kanban Digunakan untuk memberitahu pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen dan waktu kapan komponen tersebut dibutuhkan. JIT mengharuskan pemasok untuk menyerahkan kuantitas dalam jumlah kecil dengan frekuensi yang sering.

Penggunaan kanban menjamin bahwa proses berikutnya yang ditarik dari proses sebelumnya dalam kuantitas yang diperlukan akan dilakukan secara tepat waktu. System kanban juga mengendalikan proses sebelumnya dengan membolehkannya untuk memproduksi hanya sejumlah yang akan ditarik oleh proses berikutnya.

Kegunaan sistem kanban yaitu: Kelebihan persediaan dapat dikurangi atau dihilangkan Bagian produksi hanya akan memproduksi sesuai kebutuhan pasar Produksi setiap proses menjadi selaras Komunikasi dan kerja sana terpelihara ( monden, 2000 )

Dalam sistem produksi JIT, kanban didukung oleh: Pelancaran Produksi Memungkinkan operasi produksi untuk menyesuaikan diri dengan cepat tehadap fluktuasi permintaan. Pelancaran produksi dilakukan dengan meminimalkan waktu yang menganggur, baik dalam hal tenaga kerja, perlengkapan, maupun barang dalam proses. Pembakuan Pekerja Menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja, dimana setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai dengan waktu siklus. Pengurangan Waktu Penyiapan Aktivitas perbaikan Setiap pekerja berkesempatan untuk memberi saran dan usulan perbaikan untuk memecahkan masalah ditempat kerja. Rancangan Tata Ruang Mesin Disusun untuk melancarkan aliran produksi, dimana seorang pekerja dapat memiliki fungsi ganda dalam menangani beberapa mesin dari berbagai proses. Autonomasi Membuat mekanisme untuk mencegah produksi barang cacat, maka dibutuhkan pengendalian mutu pada operasi JIT dalam seluruh system kanban.

Beberapa peraturan dalam kanban: Proses berikutnya harus menarik produk yang diperlukan dari proses sebelumnya dalam jumlah dan saat diperlukan. Produk yang rusak tidak boleh diteruskan ke proses berikutnya Jumlah kanban harus dijaga sekecil mungkin, karena jumlah tersebut merupakan jumlah maksimum suatu suku cadang

Sistem kanban harus digunakan untuk menyesuaikan dengan fluktuasi permintaan yang kecil saja.dalam kondisi tertentu gerakan kanban dapat ditingkatkan atau dikurangi.

Contoh menghitung jumlah kanban: Berapa jumlah kanban (containers) yang harus dikirim pada stasiun kerja untuk membuat satu jenis produk pesanan, jika permintaan sebesar 150 unit per hari? Stasiun kerja beroperasi 7 jam per hari, ukuran container sebesar 25 unit, dan variabel keamanan adalah 0,1. Waktu set up 30 menit, waktu proses per unit 5 menit, waktu tunggu 160 menit, dan waktu transport 3 menit per container? Jawab: Formulasi yang digunakan untuk menghitung jumlah kanban adalah: N = DL ( 1,0 + a ) Q Keterangan: N = Jumlah kanban D = Permintaan yang diharapkan tiap unit waktu L = Waktu pesanan (waktu set up + waktu pemrosesan + waktu tunggu + waktu transport) Q = Kapasitas wadah (tidak lebih dari 10 % permintaan tiap hari) A = variabel keamanan (0-1)

30 5( 25) 160 3 0,757 hari 60 x7


DL (1,0 a ) 150 (0,757 )(1,0 0,1) 4,996 atau 5 kanban Q 25

Kesimpulan

Dengan adanya kanban yang merupakan suatu alat untuk mencapai produksi Just In Time, diharapkan dapat menekan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada sistem produksi dengan membuat sistem pengendalian kanban mulai dari penyediaan bahan baku, pengurangan inventori, menghilangkan persediaan yang tidak perlu, sehingga dapat menghilangkan biaya persediaan. Selain itu juga melakukan produksi seperlunya dengan mengurangi kegiatan yang tidak perlu atau pemborosan. Perencanaan sistem kanban perlu digunakan secara optimal untuk dapat mengendalikan persediaan dan proses produksi ini dapat dicapai bila perusahaan akan memproduksi produk yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.

Daftar Pustaka

Don R. Hansen, and Maryanne M. Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Setiawan, Muchamad Syawal. 2010. Perencanaan Sistem Kanban. Artikel, Aceh.

Anda mungkin juga menyukai