Disusun Oleh:
Dicky Maulana
(051401022)
BAB I
PENDAHULUAN
DICKY MAULANA 1
1.2 TUJUAN
System multi-echelon terdapat satu atau lebih titik penyimpanan (stocking point)
yang terletak di antara pabrik dan pelanggan. Ada beberapa alasan mengapa suatu
korporat memilih system ini, yaitu sebagai berikut:
Gudang cabang yang berfungsi untuk menyimpan barang jadi maupun komponen,
sering disebut sebagai Pusat Distribusi (Ditsribution Centre), dan gudang yang
akan melayani beberapa gudang yang ada di bawahnya (Pusat Distribusi) disebut
sebagai Pusat Pasokan (Central Supply) atau Pusat Distribusi Regional. Berikut
ini pada gambar adalah contoh system distribusi dual-echelon, dimana barang jadi
yang telah diproduksi disimpan di Pusat Pasokan dan akan dikirimkan ke pusat-
pusat distribusi yang ada di bawahnya dan pada akhirnya akan disampaikan
kepada pelanggan sebagai end-user dari produk yang telah dibuat. Berikut gambar
Sistem Distribusi Dual Echelon
Kondisi tertentu, system multi-echelon ini dapat sampai beberapa tingkat bawah,
biasanya tingkatan di bawah Pusat Distribusi disebut sebagai Pusat Rabat (Retail
Centre). Pusat Rabat ini akan dilayani oleh satu Pusat Distribusi (downline
distribution centre). Sedangkan untuk Pusat Rabat yang dapat dilayani oleh
beberapa Pusat Distribusi disebut sebagai Cross distribution centre.
1) Pull system
Pull system adalah suatu system dimana operasi (produksi pengadaan, pergerakan
material, distribusi produk) terjadi hanya sebagai respon terhadap kebutuhan
pengguan yan ada dibawahnya (downstream user). Tujuannya adalah untuk
membeli atau menerima atau mengirim atau membuat atau menggerakkan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan selalu diusahakan tidak ada persediaan yan tersisa.
Pull system adalah yang paling tua dan paling banyak diguanakan. Dimana setiap
pusat Distribusi menentukan sendiri peramalan kebutuhannya dan bagaimana
mereka mengella persediaan. Setelah itu setiap Pusat Distribusi akan melakukan
pemesanan kepada Pusat Pasokan. Pemesanan tersebut tidak diperhatikan kondisi
kebutuhan pada Pusat Distribusi yang lain. Sedangkan Pusat Pasokan tidak pernah
mendapatkan informasi mengenai keadaan persediaan pada Pusat Distribusi yang
ada di bawahnya. Pemesanan pada tingkat Pusat Distribusi merupakan kebutuhan
pada tingkat Pusat Pasokan. Keuntungan dan Kekurangan dari system pull:
Keuntungan dari System Pull adalah dimana proses dapat diopersaikan secara
manual dan membutuhakan tingkat komunikasi yang rendah antara Pusat Pasok
dengan Pusat Distribusi. Keuntungan lainnya adalah jika Pusat Distribusi
merupakan profit centre maka mereka mempunyai kekuasaan penuh untuk
mengelola persediaannya denga lebih leluasa tanpa adanya interfensi dari Pusat
Pasokan.
Kelemahan dari Sistem Pull adalah dimana dengan adanya variabilitas permintaan
akan menyebabkan membengkaknya permintaan pada Pusat Pasokan hanya apada
salah satu Pusat distribusi. Ini menyebabkan Pusat Distribusi lainnya tidak
seimbang dalam pemenuhan pesanan. Kerugian lainnya adalah dengan keadaan
tersebut, Pusat Pasokan akan terbebani biaya safety stock dan biaya shortage yang
sangat luar biasa.
Push System
Contoh:
Sebuah perusahaan dengan Pusat Pasokan yang mempunyai kapasitas produk
sebanyak 246 unit. Telah direncanakan suatu pengiriman untuk 4 buah Pusat
Distribusi pada minggu ini sebanyak 350 unit. Oleh karena itu, sebanyak 246 unit
ini harus dialokasikan sedemikian rupa untuk keempat Pusat Distribusi tersebut.
BAB IV
Gambar 4.1 di bawah ini merupakan data awal yang nantinya digunakan untuk
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan membuat tabel DRP dari
dengan menggunakan masing-masing data yang ada pada gambar 4.1 di bawah.
Gambar 4. 1 Struktur Jaringan DRP
Gambar 4.2 di bawah ini merupakan pengolahan data dari data pengumpulan data
yang di tambahkan NPM(+22) yaitu Gross Demand (GD) dan Inventory On Hand
(IOH) selain itu menggunakan data normal, seperti pada gambar 4.2 di bawah.
Tabel 4.1-4.6 di bawah ini merupakan hasil dari pengolahan data berupa
pembuatan Distribution Requirement Planning dari setiap konsumen yang ada
pada struktur jaringan.
Tabel 4.7-4.9 di bawah ini merupakan hasil dari pengolahan data berupa
pembuatan Distribution Requirement Planning dari setiap distribution centre yang
ada pada struktur jaringan.
Contoh Perhitungan:
GD = ( POR2 + POR 3+ POR 4 )
= 122 + 172 + 122
= 416 Unit
IOH 1=( Inventory On Order 1+ Inventory On Hand 0) Gross Demand 1
( 0+(22) )416=438Unit
NR 1=( Gross Demand 1Inventory On Hand 0 )
Tabel 4.10 di bawah ini merupakan hasil dari pengolahan data berupa pembuatan
Distribution Requirement Planning dari factory yang ada pada struktur jaringan.
Contoh Perhitungan:
GD = ( POR DC 1 + POR DC 2 + POR DC 3 )
= 122 + 316 + 44
= 482 Unit
IOH 1=( Inventory On Order 1+ Inventory On Hand 0) Gross Demand 1
( 4820 )=482Unit
POR1=Net Requirement 3
POR1=882 Unit
BAB V
ANALISIS
Tabel 5.1 di bawah ini menunjukan tabel factory dari hasil penjumlahan daerah
distribution center 1, distribution center 2 dan distribution center 3. Berikut
adalah tabel Distribution Requirement Planning dari factory yang dapat
dilakukan analisis:
Tabel 5.1 di atas data distribution requirement planning factory yang diambil dari
kebutuhan konsumen 1, konsumen 2 sampai konsumen 6 dan data distribution
center 1,2 dan 3. Gross demand adalah data yang di ambil dari plan order release
dari kebutuhan konsumen dan distributor center, pada data di factory ini gross
demand adalah permintaan konsumen dari periode 0 sampai dengan 12 untuk
mengetahui permintaan. Inventory on hand menunjukan item barang yang dimiliki
oleh perusahaan yang menunjukan hasil 122 item. Periode 0 sampai dengan 12
dengan data negative hal ini dikarenakan pada periode 0 sampai dengan 12
perusahaan belum produksi. Net requirement adalah permintaan tetap yang harus
dipenuhi oleh perusahaan. Plan order release merupakan kebutuhan yang harus
terpenuhi dengan adanya leadtime, jadi waktu ancang-ancang produksi dipenuhi
oleh periode sebelumnya, misalkan permintaan pada periode 4 harus produksi
oada periode 2. Data Distribution Requirement Planning Factory yang telah
dibuat diatas didapatkan hasil net requirement dengan nilai yang positif disetiap
periodenya, hal tersebut mengartikan bahwa permintaan konsumen dapat dipenuhi
dengan kebijakan back order.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Distribution Requirement Planning
1. Distribution Requierment planning (DRP) adalah perencanaan permintaan
pada titik yang memiliki kebutuhan untuk menetapkan peramalan
permintaan kepada pusat.
2. Distribution Requierment planning (DRP) adalah jadwal kebutuhan
distribusi, jadi kita kita dapat mengetahui kapan harus produksi.
3. Rencana pasokan dan penjadwalan ulang dihitung menggunakan pohon
DC factory.
4. Hasil planed order release factory pada bulan ke 1 sebesar POR1=882
Unit
5. Hasil need requirement factory pada bulan ke 1 sebesar Hasil planed
6.2 Saran
6.2.1 Distribution Requirement Planning
1. Dibutuhkan ketelitian dalam membuat tabel DRP.
2. Penggunaan lead time berengaruh dalam jadwal produksi.
3. Praktikan harus mengetahui kebijakan back order mempengaruhi data Net
Requirement.
DAFTAR PUSTAKA