Anda di halaman 1dari 24

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Di awal tahun 2010 ini terjadi serangkaian aksi demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia, aksi demonsrasi tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari mahasiswa buruh dan masyarakat umum. Indonesia adalah negara demokrasi. Setiap orang bebas

mengungkapkan pikiran danpendapatnya. Namun tentu saja kebebasan itu harus dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mengganggu kepentingan masyarakat. Di negara kita, kebebasan berpendapat diatur dalamUUD 1945 pasal 28. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No.9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. Salah satu cara untuk berpendapat secara masal adalah dengan melakukan demonstrasi. Demo umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif.Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil jalan pintas dalam bentuk aksi.Demo juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto. Namun belakangan ini, demonstrasi sudah melenceng dari tujuan awalnya. Dan justru demonstrasi yang melenceng ini yang membudaya di masyarakat kita.

Selepas dari aksi anarkis itu semua, dibalik maksud sebenarnya dari makna Demonstrasi, terdapat beberapa nilai-nilai dari dampak demonstrasi tersebut yang positif bagi sebagian rakyat, namun ada juga dampak negatifnya. Makalah ini akan membahas Demo Anarkis Peringatan Tragedi AMARAH (April Makassar Berdarah) yang terjadi di tahun 1996 dimana saat itu Militer menyerbu masuk kampus mereka dan membunuh 3 mahasiswa UMI (Universitas Muslim Indonesia) serta dampak demonstrasi secara umum bagi masyarakat sipil lokal maupun global.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1. Mengapa para demonstran melakukan berbagai tindakan anarkis dalam demonstrasi? 1.2.2. Apa saja dampak positif dan negatif dari demonstrasi? 1.2.3. Bagaimana kronologis kejadian Demo Anarkis Peringatan AMARAH? 1.2.4. Apa solusi dari kejadian tersebut? 1.2.4. Bagaimana wujud demonstrasi yang diharapkan?

1.3 Tujuan Dari latar belakang serta rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut: 1.3.1. Mengetahui faktor tindakan anarkis dalam demonstrasi.

1.3.2. Mengetahui secara rinci dan jelas apa saja dampak positif dan negatif dari pelaksanaan demokrasi. 1.3.3. Mengetahui kronologis yang sebenarnya dari aksi Demo Anarkis Peringatan AMARAH. 1.3.4. Mengetahui apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah, Mahasiswa dan Masyarakat dalam mencegah dan menangani aksi demo anarkis. 1.3.5. Mengetahui bagaimana cara mengemukakan pendapat sesuai dengan aturan yang berlaku.

1.4 Manfaat 1.4.1. Manfaat Teoritis Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pihak terkait masalah demonstrasi, termasuk Mahasiswa, Pemerintah dan Masyarakat.

1.4.2. Manfaat praktis Dengan ditulisnya makalah ini semoga dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa atau masyarakat tentang tata cara demonstrasi yang benar sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga Demonstran tidak menjadikan demonstrasi sebagai wahana untuk menyalurkan emosi, tetapi untuk menyalurkan aspirasi berupa kritikan yang bersifat membangun, yang mewakili aspirasi masyakat luas, sehingga masyarakat tidak menganggap demonstrasi sebagai kegiatan yang buruk serta menambah pengetahuan tentang realitas dampak-dampak dari demonstrasi yang terjadi dalam dunia demokrasi.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Faktor Terjadinya Demonstrasi Anarkis Ada beberapa factor yang menyebabkan munculnya tindakan anarkis dalam demonstrasi: 2.1.1 Sikap para demonstran yang menganggap pendapat mereka paling benar dan harus dituruti. Hal ini bisa kita lihat dalam pelaksanaan demonstrasi, para demonstran menganggap bahwa aspirasi atau pendapat yang mereka suarakan merupakan merupakan aspirasi yang benar, mereka juga menganggap bahwa aspirasi yang mereka suarakan merupakan aspirasi yang mewakili suara hati seluruh rakyat Indonesia, dengan dasar itulah mereka mengaggap bahwa apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka lakukan merupakan hal yang benar dan mereka menginginkan agar apa yang mereka suarakan bisa terrealisasikan.

Dengan dasar kebenaran ini maka dalam pelaksanaan demonstrasi para demonstran bukan hanya sekedar mengemukakan pendapat namun lebih mengarah pada memaksakan pendapat, sehingga untuk meksakan kehendaknya ini mereka melakukan tindakan anarkis. Jadi tindakan anarkis yang di lakukan merupakan wujud dari pemaksaan kehendak, dengan harapan agar kehendak atau aspirasi yang mereka suarakan di perhatikan. 2.1.2. Suasana panas, sesak dan penat akan membuat para demonstran cunderung mudah terpancing emosi.

Anarkisme dalam demonstrasi juga bisa di sebabkan karena situasi ketika demo terjadi, umumnya dalam suatu demonstrasi memerlukan waktu yang tidak sebentar dan dilakukan di siang hari, suasana yang panas, sesak dan penat akan mudah membuat para demonstran untuk terpancing emosinya dan mudah marah. Ketika demonstrasi kondisi fisik dari para anggota juga pasti mengalami kelelahan, dengan kondisi ini jika dalam suasana yang panas atau hujan deras maka akan membuat para demonstran mudah marah, hal ini akan mengakibatkan tindakan anarkis, jika salah satu anggota demonstran melakukan tindakan anarkis maka anggota lain akan mudah tertular untuk melakukan tindakan yang serupa. 2.1.3. Tidak ada perwakilan yang bersedia menanggapi dan berbicara dengan demonstran. Ketika ada niat untuk melakukan demonstrasi, tentunya suatu kelompok atau pihak yang akan melakukan demonstrasi sudah mempunyai suatu pandangan, gagasan dan pemikiran yang mereka yakini kebenarannya, inilah yang nantinya akan mereka suarakan dengan harapan apa yang mereka suarakan bisa menjadi kenyataan, atau paling tidak mendapatkan tanggapan dari pihak yang mereka harapkan. Namun banyak kejadian ketika ada demonstrasi tidak ada satupun orang yang bersedia menemui para demonstran untuk berbicara dan member penjelasan, hal ini membuat para demonstran kecewa, marah sehingga melakukan berbagai tindakan anarkis sebagai luapan emosinya. Solidaritas yang tinggi antara para anggota demonstran. Dalam suatu demonstrasi umunya, para demonstran memiliki solidaritas yang sangat tinggi antara anggota satu dengan anggota yang lainnya, jika salah satu anggota melakuakan hal yang baik

maka kemungkinan besar anggota yang lain akan melakukan hal yang sama, tetapi yang dalam demo selama ini khususnya di awal tahun 2010 ini bukanlah solidaritas yang baik, tetapi lebih mengarah pada solidaritas yang buruk, jika salah satu anggota berteriak SBY malinng, maka yang lain juga akan melakukan hal yang sama. Salah satu hal yang menyebabkam tindakan anarkis dalam demonstrasi adalah kuatnya solidaritas antara demonstran satu dengan yang alainnya, tindakan anarkis awalnya hanya dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja, namun karena para demonstran mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan maka mereka mempunyai solidaritas yang tinggi. Jika salah seorang anggota melakukan tindakan anarkis maka anggota lain akan melakukan hal yang sama, jika salah seorang anggota di amankan oleh pihak kepolisian maka anggota yang lain akan berusaha menyelamatkan rekannya. Hal ini terkadang memicu kerusuhan antara demonstran dengan aparat kepolisian. 2.1.4. Kerusuhan dalam demo memang sudah di rencanakan Salah satu faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dalam demo yaitu kerusuhan dalam demonstrasi memang sudah di rencanakan sebelumnya, kerusuhan ini biasanya dilakukan oleh lawan politik atau pihak-pihak lain yang tidak suka dengan pemeritahan yang sedang berjalan. Kasus seperti ini sering terjadi di Indonesia, yang paling hangat adalah kasus demonstrasi di Mojokerto, dalam demo di mojokerto beberapa waktu lalu terjadi kerusuhan yang mengakibatkankerugian hingga 1,4 M, demo ini disebabkan karena salah satu kandidat calon bupati tidak diloloskan menjadi calon bupati oleh KPU setempat. Akibatnya para pendukung bupati yang tidak lolos berdemo di depan KPU

Mojokerto dan melakukan pengerusakan terhadap fasilitas Negara. Dalam demo ini hampir 100 orang di tahan, dari barang bukti yang berhasil di amankan oleh Polisi bisa di simpulkan bahwa kerusuhan memang sudah di rencanakan. Kasus serupa juga terjadi pada tanggal 20 Mei 2008, pada saat itu terjadi demonstrasi anarkis dalam rangka kenaikan haraga BBM yang berujung pada kerusuhan, dalam kerusuhan ini terjadi pembakaran Toyota Avansa di depan gedung DPR-RI, demo ini melibatkan sekitar 4000 orang. Dalam kasus ini Ferry Julianto di tuding sebagai dalang kerusuhan, Ferry telah merencanakan demonstrasi sebelumnya dan mengeluarkan biaya sebesar 14 juta rupiah. Dan akhirnya dia di jebloskan kedalam penjara. Dalam demonsatrasi Century dan juga 100 hari pemerintahan SBY-Budiono, mungkin saja bila tindakan anarkis juga sudah di rencanakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu. Hal ini mungkin saja di lakukan oleh partai oposisi, karena partai oposisi selalu mengkritisi kebijakan pemerintahan SBY-Budiono. Jika di fikirkan dengan akal sehat kita, tidak mungkin pihak yang Pro dengan kebijakan pemerintah saat ini meneriaki SBY maling, Boediono maling dan Sri Mulyani maling, bahkan hingga menyamakan SBY seperti kerbau. Tindakan seperti ini hanya mungkin dilakukan oleh lawan politik dari SBY yang berasal dari luar Partai Demokrat. Bisa partai oposisi yang selalu menguarkan kritikan dan juga kecaman terhadap pemerintah dan juga bisa juga dilakukan oleh partai mitra koalisi yang memang kecewa dengan sikap pemerintah. Yang jelas tindakan anarkis dalam demonstrasi 100 hari pemerintahan SBYBoediono dan juga demo Century dilakukan oleh pihak diluar partai Demokrat.

2.1.5. Adanya provokasi Setiap demonstrasi tentunya melibatkan banyak orang, hal ini membuat situasi sangat sulit untuk di kontrol dan di kendalikan, selain itu banyaknya demonstran jug sangat rawan dengan provokasi, baik provokasi dari dalam maupun dari luar, provokasi dari dalam biasanya dilakukan oleh salah satu anggota demonstran yang mempunyai kecenderungan prilaku menyimpang dalam kesehariannya, sehingga dimanapun orang tersebut berada maka akan ada potensi untuk rusuh akibat perilaku yang dilakukannya. Lalu provokasi juga munkin dilakukan oleh pihak-pihak dari luar yang menginginkan suasana demo menjadi rusuh. Dalam suatu demonstrasi umumnya pihak atau Kelompok yang melakukan demo mempunyai visi dan misi yang sama, sehingga dengan kesamaan ini para demonstran cenderung memiliki solidaritas yang tinggi antar sesame anggota. Sehingga jika salah satu anggota melakukan tindakan anarkis maka anggota lain juga akan sangat mudah untuk mengikuti tindakan itu. 2.1.6. Demonstrasi anarkis menurut tinjauan demokrsi Plato dalam ajarannya menyatakan bahwa dalam bentuk demokrasi, kekuasan berada di tangan rakyat sehinga kepentingan umum (kepentingan rakyat) lebih diutamakan. Secara prinsipil, rakyat diberi kebebasan dan kemerdekaan. Akan tetapi kemudian rakyat kehilangan kendali, rakyat hanya ingin memerintah dirinya sendiri dan tidak mau lagi diatur sehingga mengakibatkan keadaan menjadi kacau, yang disebut anarki. Hal ini sangat sesuai dengan demonstrasi anarkis yang terjadi di Indonesia saat ini. Dalam demonstrasi para demonstran umumnya tidak hanya mengemukakan pendapat, tetapi pada ujungnya sampai

pada tahap memaksakan kehendak dan pendapatnya, yang kemudian mereka melakukan berbagai tindakan anarkis dan amoral dalam memaksakan pendapatnya, yang akhirnya berujung pada kekerasan atau tindakan yang anarkis.

2.2 Dampak Positif dan Negatif dari Demonstrasi secara Umum 2.2.1 Dampak positif Demonstrasi Apabila dilakukan sesuai dengan aturan, demonstrasi dapat memberikan pengaruh positif dalam kehidpan bermasyarakat, diantaranya: 1. Mengeluarkan aspirasi rakyat yang selama ini tertahankan 2. Mengeritik pemerintah dalam menjalankan pemerintahan yang lebih baik sesuai dengan harapan rakyat 3. Salah satu wujud implementasi serta pengembangan konsep ekonomi kerakyatan. Terjadi transaksi finansial yang sangat adil. 4. Mengeluarkan pendapat rakyat yang belum terelasikan 5. Menyadarkan pemerintah akan kebijakannnya dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hidup rakyat. 6. Mendesak pemerintah dalam mengeluarkan keputusan bersama yang disetujui bersama 7. Dapat membuka pikiran semua orang, baik pemerintah maupun masyarakat terhadap masalah yang didemonstrasikan 8. Merupakan ciri Negara demokrasi yang tidak dapat dihilangkan sebagai akibat dari pemerintahan demokrasi, yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 9. Untuk mengetahui keberhasilan dari program pemerintah yang telah dijalankan 10. Membuat perubahan terhadap sesuatu hal, baik itu berupa kebijakan, program, maupun masalah lainnya dalam pemerintahan.

11. Menambah lapangan kerja bagi pengangguran, karena ada rumor yang mengatakan bahwa orang-orang yang berdemonstrasi adalah pengangguran ataupun mahasiswa abadi yang dibayar oleh pihak lain 12. Membuat pemerintah berintropeksi diri atas aspirasi Masyarakat 13. Membuat pemerintah mengintropeksi diri atas aspirasi masyarakat. 14. Memberi celah kepada pemerintah untuk melakukan perubahan di berbagai bidang atas usul yang diberikan masyarakat. 15. Memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut aktif dalam kegiatan tersebut 16. Melatih masyarakat untuk bertanggung-jawab mengenai aspirasinya. 2.2.2 Dampak negative Demonstrasi anarkis 1. Merugikan diri sendiri dan masyarakat luas. 2. Mengganggu ketertiban umum. 3. Traumatis masyarakat sekitar. 4. Dapat menimbulkan korban luka, bahkan korban meninggal baik dari pihak demonstran (mahasiswa), masyarakat sipil, ataupun pihak kepolisian. 5. Menurunnya image mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dimata masyarakat. 6. Merusak fasilitas pribadi dan Negara. 7. Dengan adanya demonstrasi yang anarkhis, para calon investor akan melihat Indonesia sebagai tempat yang sangat riskan untuk berinvestasi, sehingga demonstrasi jenis itu dapat mengurangi minat para investor, terutama investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 8. Menimbulkan kemacetan sehingga meresahkan rakyat. 9. Menjadikan pembuat masalah ketakutan. 10. Menghambat pelaksanaan program pemerintah secara optimal.

10

11. Membuat masyarakat ketakutan terhadap aksi anarkis yang dilakukan demonstran. 12. Sampah berserakan di jalanan akibat aksi anarkis yang dilakukan, seperti batu/kerikil, pecahan kaca. 13. Dapat merusak taman-taman kota disekitar area tempat demonstran jika telah berbuat anarkis. 14. Menimbulkan banyak masalah apabila aksi anarkis telah terjadi. Dapat menimbulkan polusi tanah akibat lelehan ban yang telah dibakar, polusi suara akibat suara-suara teriakan, polusi udara akibat asap yang ditimbulkan oleh pembakaran ban. 15. Nilai tukar mata uang menurun drastis apabila demonstrasi ditayangkan secara global. 16. Demonstrasi merupakan kunci yang akan menyeret pelakunya untuk memberontak terhadap para penguasa, padahal kita dilarang melakukan pemberontakan dengan cara membangkang kepada mereka. Betapa banyak, demonstrasi yang mengantarkan suatu negara menuju kehancuran, sehingga timbullah pertumpahan darah, perampasan kehormatan, dan harta benda serta tersebarlah kerusakan yang begitu luas. 17. Demonstrasi menjadikan orang-orang dungu dan orang-orang yang tidak berkompeten bisa berpendapat karena merasa sebagai pihak yang tertindas dan patut didengarkan opininya. Dalam perkara yang besar dan berdampak luas, orang-orang yang bukan ahlinya ikut berbicara. Sehingga, memungkinkan tuntunan mereka dipenuhi meskipun merugikan mayoritas masyarakat.

11

2.3 Kronologis Aksi Demo Anarkis Peringatan AMARAH (April Makassar Berdarah)

Selasa 24 April 2007, Prof Mappadjantji dosen FMIPPA Universitas Hasanuddin yang sedang dirawat di ICCU RSU Wahidin Makassar karena serangan jantung, menjalankan kewajiban sebagai anak yang harus melayat mertuanya Prof. Syamsi Lili yang jenasahnya disemayamkan di Jl Kartini. Prof MA izin keluar ICCU dilengkapi dengan botol infus dan diantar oleh seorang suster. Dalam perjalanan kembali ke RSU Wahidin sepulang melayat, kendaraan mereka yang melintas di jalan Urip Sumoharjo dilarang lewat oleh mahasiswa Universitas Muslim Indonesia yang sedang demo. Walaupun Prof MA sudah memperlihatkan kondisinya yang darurat lengkap dengan selang infus dan seorang suster yang mendampingi, mereka tetap tidak diizinkan lewat. Putri Prof MA, Vita yang menyetir kendaraan mengikuti keinginan mahasiswa untu masuk ke jalur angkutan kota pete-pete. Di mulut pintu keluar, jalan mereka ditutup dan diwajibkan memutar haluan kembali ke kota. Melihat kondisi tersebut, putra Prof MA, Bayu memindahkan kayu penghalang agar bisa lewat karena ayahnya harus sesegera mungkin masuk ICCU kembali. Bayu kemudian dikeroyok hingga babak belur oleh

12

mahasiswa UMI, bahkan ketika sudah masuk ke mobil, Bayu ditarik kakinya dipaksa turun untuk dihajar lagi. Melihat putranya babak belur, Prof MA melupakan kondisinya penyakitnya, dan bergegas menolong anaknya dengan melawan para mahasiswa yang brutal ini. Para mahasiswa tidak lagi mempedulikan bahwa Prof MA adalah pasien emergency, beramai-ramai menyerang termasuk menari kacamata yang dipakai. Mahasiswa UMI berhenti menyerang ketika Prof MA berhasil menangkap salah satu pimpinan mahasiswa. Beberapa hari kemudian, Mahasiswa UMI Minta Maaf . Pengurus Lembaga Mahasiswa (Lema) Se-UMI menggelar konferensi pers di depan gedung Kedokteran Kampus II UMI. Dalam kesempatan tersebut mereka menyampaikan tuntutan sikapnya, sekaligus permohonan maaf atas insiden kekerasan yang terjadi."Aksi ini kami hentikan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Massa sulit dikontrol lagi. Kami juga meminta maaf kepada keluarga korban Amarah dan kepada pihak yang menjadi korban dalam insiden yang terjadi," kata perwakilan pengurus Lema SeUMI, Firman. Dalam tuntutannya para mahasiswa meminta kepada Presiden RI untuk menegaskan bentuk keprihatinan terhadap Amarah, dan menjadikan kekerasan dalam dunia pendidikan sebagai agenda nasional. Mereka juga meminta kepada Komnas HAM untuk membentuk tim independen penyelesaian kasus tersebut. Amarah merupakan tragedi yang terjadi 24 April 1996 di UMI. Saat itu, mahasiswa yang melakukan demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang disusul aksi penolakan tarif petepete yang berimbas bentrokan dan penyerangan yang melibatkan TNI-Polri.

13

Kejadian ini menyebabkan tiga orang mahasiswa UMI meninggal dunia yakni Almarhum Andi Sultan Iskandar (Fakultas Ekonomi), Syaiful Bya (teknik arsitektur), dan Tashrif (fakultas ekonomi).

2.4 Solusi Menghindari dan Penanganan Demo Anarkis - Mengacu pada hak Masyarakat untuk menyuarakan pendapat, dukungan, kritikan,ketidakberpihakan, dan ketidaksetujuan yaitu dengan salah satu caranya dengan berdemonstrasi sebagaimana yang sudah diatur dalam UUD 1945. Sebagai matching point dari Hak masyarakat untuk menyuarakan pendapat tersebut, masyarakat pendemo juga harus melaksanakan kewajiban sebagai warganegara yang baik saat

melaksanakan demonstrasi, yaitu dengan tetap menjaga ketertiban, keamanan sesama pendemo, dengan masyarakat sekitar, maupun dengan pemerintah dan aparat yang merupakan juga hak mereka sebagai warganegara. - Untuk demonstran, alangkah baiknya jika dalam berdemonstrasi paling tidak menghindari hal-hal yang mengganggu masyarakat lain untuk beraktifitas sebagai hak mereka. Seperti menghindari penghadanghadangan akses masyarakat lain untuk mengkases fasilitas umum maupun pribadinya, sebagai contoh menghindari akses menutup jalan yang sebenarnya mengganggu kepentingan masyarakat lain,

penyanderaan terhadap aset-aset milik publik, maupun upaya merusak fasilitas publik. - Aparatur negara pun harus tetap menghormati hak pendemo, cukuplah kewajiban aparat untuk mengamankan dan menertibkan demonstrasi. menertibkan dan mengamankan dalam hal ini tidak serta merta dengan cara kekerasan dan emosi kemarahan, yang nantinya berujung menyulut

14

kemarahan pendemo. Seharusnya aparat menertibkan dan mengamankan dengan tetap menghormati pendemo. Tertibkan dan amankanlah mereka secara manusiawi dengan hati yang bersih dan ikhlas. - Apabila dari pihak kepolisian melakukan tindakan penangan yang tidak termasuk dalam standar operasi penanganan demonstrasi, seperti ikut melempari batu dan memukul para demonstran, maka polisi tersebut haris mendapat tindakan khusus dan hukuman dari atasannya dengan alas an telah melakukan aksi yang cenderung mencoreng nama institusi kepolisian. - Untuk pemerintah sendiri, sebaiknya menghormati para pendemo dengan cara mendengarkan dengan kata lain menanggapi mereka, karena pada dasarnya niat mereka mengeluarkan pendapat hingga turun ke jalan dikarenakan suara mereka kurang terdengar atau terwakili oleh para wakil rakyat. - Polisi harus menjaga ketat setiap terjadi demo, agar tidak terulang perusakan fasilitas umum. Dalam hal ini, pihak kepolisian perlu mengadakan simulasi dalam menangangi demo anarkis sebagai latihan kesiapan. Simulasi dilakukan dengan kemungkinan yang terburuk. - Menghindari omongan orator yang menyulut terjadinya bentrokan - Pembentukan karakter masyarakat berbasis kearifan lokal dimulai sejak bangku sekolah dasar dan diteruskan sampai perkuliahan untuk menghindari mudahnya terprovokator oleh ucapan-ucapan yang sengaja dilontarkan untuk memancing emosi. - Akhirnya dengan menghormati hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak, demonstrasi sebagai salah satu wujud masyarakat demokrasi dapat berjalan sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan

15

yang telah diatur dalam UUD 1945 sebagai dasar berdirinya negara Indonesia.

2.5 Tata Cara Demonstrasi Yang Benar Aturan dan tata cara dalam penyampaian pendapat melalui demokrasi Hak untuk mnyampaikan pendapat di muka umum merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang dijamin dalam Konstitusi Indonesia Hak ini dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, hal ini di atur dalam pasal (9) UU No. 9 tahun 1998 yaitu : 1. Unjuk rasa atau demonstrasi 2. Pawai 3. Rapat umum, atau 4. Mimbar bebas Pelaksanaan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum tersebut dapat dilakukan di tempat-tempat terbuka untuk umum, namun ada beberapa tempat yang dikecualikan dan waktu-waktu yang dilarang dalam menyampaikan pendapat di muka umum pasal 9 (2) UU No. 9 tahun 1998. 1. Di lingkungan istana kepresidenan. 2. Tempat ibadah. 3. Instansi militer. 4. Rumah sakit. 5. Pelabuhan udara atau laut.

16

6. Ttasiun kereta api. 7. Terminal angkutan darat. 8. Dan obyek-obyek vital nasional. 9. Pada hari besar Nasional. Sebelum mimbar melaksanakan terlebih demokrasi/pawai/rapat dahulu wajib umum, maupun secara

bebas

memberitahukan

tertulis.Pemberitahuan tersebut disampaikan kepada Polri. Di mana polri yang dimaksud adalah satuan Polri terdepan dimana kegiatan penyampaian pendapat akan dilakukan apabila kegiatan dilaksanakan pada : 1. Kecamatan, pemberitahuan ditujukan kepada polsek setempat. 2. Kecamatan atau lebih dalam lingkukan kabupaten/kotamadya 3. Kabupaten/kotamadya atau lebih dalam 1 (satu) propinsi, pemberitahuan ditujukan kepada polri setempat. 4. Propinsi atau lebih, pemberitahuan ditujukan kepada Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Pemberitahuan secara tertulis disampaikan oleh yang bersangkutan, pemimpin, atau pennggung jawab kelompok selambat-lambatnnya 3 24 jam sebelum kegiatan dimulai telah diterima oleh Polri setempat. Surat pemberitahuan sebagaimana di maksud di atas memuat : a. Maksud dan tujuan b. Tempat, lokasi dan rute c. Waktu dan lama d. Bentuk

17

e. Penanggung jwab f. Nama dan alamat organisasi kelompok atau perorangan g. Alat peraga yang dipergunakan, dan atau h. Jumlah peserta Setiap sampai 100 orang pelaku atau peserta unjuk rasa atau demonstrasi dan pawai harus ada seorang sampai 5 orang penanggung jawab. Bnerdasarkan pasal 16 UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum pelaku atau peserta pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum yang melakukan perbuatan melanggar hukum, dapat dikenakan sanksi hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kemerdekaan terkandung dua makna yaitu kebebasan dan tanggung jawab. Karena itu kita harus menyeimbangkan antara kebebasan dan tanggung jawab. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, yaitu : 1. Pendapatnnya harus disertai argumentasi yang kuat dan masuk akal, sehingga tidak sembarang pendapat 2. Pendapat hendaknnya mewakili kepentingan orang banyak, sehingga memberi manfaat bagi kehidupan bersama. 3. Pendapatnnya dikemukakan dalam kerangka peraturan yang berlaku, sehingga tidak melanggar hukum. 4. Orang yang berpendapat septutnnya terbuka terhadap tanggapan, sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik 5. Penyampaian pendapat hendaknnya dilandasi oleh keinginan untuk mengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan.

18

Hak dan kewajiban dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Setiap pendapat harus disampaikan sesuai dengan aturan yang berlaku, yaitu : melalui saluran yang resmi atau konstitusional. Dalam pasal 1 Undang No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum di jelaskan bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikirin dengan lisan dan tulisan dan sebagainnya. Secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin kebebasan

menyampaikan pendapat, agar dilaksanakan dengan bertanggunmg jawab. Maka dalam undang-undang No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat diatur mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi bagi setiap masyarakat yang ingin menyampaikan pendapatnnya dan bagi pemerintah agar dapat memberikan perlindungan hukum kepada setiap masyarakat, agar terjaminnya hak menyampaikan pendapat. Pasal 5 UU No. 9 tahun 1998 tentang kemrdekann menyampaikan pendapat di muka umum dinyatakan bahwa setiap Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk : a. Mengeluarkan pikiran secara bebas b. Memperoleh perlindungan hukum Yang dimaksud dengan mengeluarkan pikiran secara bebas adalah mengeluarkan pendapat, pandangan, kehendak atau perasaan yang bebas dari tekanan fisik, psikis, atau pembatasan yang bertentangan dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Undang-undang No. 9 Tahun 1998 dimana tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah :

19

1. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan pancasila dan Undang-undanmg dasar 1945 2. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan

berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat 3. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnnya partisipasi dan kreativitas setip warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan berdemokrasi 4. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan

bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara, tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok. Yang dimaksud dengan memperoleh perlindungan hukum termasuk di dalamnnya jaminan keamanan. Polri bertanggung jawab memberikan perlindungan keamanan terhadap pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum termasuk pengamanan tempat, lokasi, dan rute. Kewajiban yang harus diperhatikan bagi setiap Warga Negara Indonesia dalam menyampaikan pendapatnnya telah diatur dalam pasal 6 UU No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapatnnya di muka umum bahwa Warga Negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berkewajiban dan bertanggung jawab untuk : a. Menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain b. Menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum c. Menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

20

d. Menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum, dan e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain yang dimaksud adalah ikut memelihara dan menjaga hak dan kebebasan orang lain untuk hidup aman, tertib, dan damai. Yang dimaksud dengan menghormati aturan-aturan moral yang diakui umu adalah mengindahkan norma agama, kesusilaan, dan kesopanan dalam kehidupan masyarakat. Menjaga dan menghormati keamanaan dan ketertiban umum yang dimaksud adalah perbuatan yang dapat mencegah timbulnnya bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum., baik yang menyangkut orang, barang maupun kesehatan. Sedangkan yang dimaksud dengan menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa adalah perbuatan yang dapat mencegah timbulnnya permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suku, agama, ras, dan antar golongan dalam masyarakat.

21

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan Menyimpulkan dari isi makalah bab-bab sebelumnya, apabila diibaratkan demonstrasi adalah layaknya sebilah pisau, apabila

penggunaanya benar sesuai aturan, maka dapat sangat berguna atau bermanfaat suatu pihak, namun apabila dalam penggunaanya melenceng dari fungsi dan tatacara penggunaanya, ini akan berakibat terlukanya pihak-pihak tertentu. Demonstrasi akan berdampak merugikan apabila demonstran, aparat, maupun pemerintah salah dalam menanggapi demonstrasi tersebut. Namun sebaliknya, demonstrasi akan berjalan saling menguntungkan apabila tata cara dan penyikapan demonstrasi tersebut dijalankan dengan cara yang benar, semua pihak dari demonstran, aparat, maupun pemerintah saling menjaga ketertiban, keamanan, dan

menghormati hak dan kewajiban yang mengandung nilai-nilai Pancasila dan tercantum pada UUD 1945.

3.2 Saran Hukum dibuat dalam rangka untuk menciptakan ketertibah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai warga Negara yang baik kita semua harus patuh dan tunduk pada hukum yang berlaku, jangan jadikan hukum hanya sebagai wacana dan pajangan yang kehilangan fungsinya, kita telah melihat berbagai bukti peristiwa yang menunjukkan ketidak patuhan pada hukum pasti menimbulkan kekacauan dalam kehidupan, jangan biarkan ini terjadi agar eksistensi bangsa Indonesia tetap terjaga.

22

Gunakan kebebasan yang kita miliki dengan bijak sesuai dengan amanat demokrasi. Kita sebagai warga negara yang berlandaskan Pancasila dan sangat menjujung tinggi makna tersebut sebaiknya mengetahui sebelumnya bagaimana demonstrasi yang diharapkan, supaya dalam upaya

melaksanankan hak, tidak mengganggu atau merugikan hak milik orang lain yang meupakan kewajiban kita.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Chalim, ibn, Asykuri, Dkk. 2003. Pendidikan kewarganegaraan. Majelis pendidikan tinggi, penelitian dan pengembangan (diktilitbang) pimpinan Pusat muhamadiah. Yogyakarta. 2. Rosyada, Dede, Dkk. 2000. Demokrasi hak azasi manusia dan masyarakat madani. ICCE UIN. Jakarta. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998. Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak azasi manusia. 4. Octavianus, Fanny. 2009. Kerbau pun Ikut Demonstrasi 100 Hari. http://www.antaranews.com. edisi Kamis, 28 Januari 2010 di akses 12 Mei 2012 5. Mahyudin ,Edy. 2008. Prinsi-prinsip demokrasi pancasila.

http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/10/prinsip-prinsipdemokrasi-pancasila.html diakses 12 Mei 2012 6. Prasaja, Lanang.2005. makalah pendidikan kewarganegaraan.

http://www.lprasaja.web.ugm.ac.id/files/MAKALAH%20PENDIDIKA N%20KEWARGANEGARAAN.doc diakses 12 Mei 2012 7. Noertika. 2007. Artikel : Demonstrasi Mahasiswa UMI dan Sensitifitas Kita http://noertika.wordpress.com/2007/04/25/demonstrasi-

mahasiswa-umi-dan-sensitifitas-kita/ diakses 12 Mei 2012. 8. Nurhayadi. 2011. Simulasi Penangan Demo Anarkis.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=penanganan+demo+anarki s&source=web& 2Fberita%2F929%2FSimulasi.Penanganan.Demo.Anarkis diakses 12 Mei 2012

24

Anda mungkin juga menyukai