Anda di halaman 1dari 9

Anarkisme dan Pelanggaran HAM Pada Demonstrasi

Evaluasi Dua Tahun kepemimpinan Presiden Jokowi-JK


Dr. Hj. Tati Hartimah. M.A

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Alifia Rachmansyah

2. Hotmartua Simanjutak

3. Rahmaini Yusuf

4. Syaidina Sapta W

5. Tiaz Tahzib

Sejarah Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Bab 1.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yakni Jokowi dan Jusuf Kala telah menjabat
selama dua tahun sejak mereka berhasil memenangi Pemilu pada tahun 2014 yang lalu.
Sebelumnya, yakni pada saat masa-masa kampanye, sebagaimana calon lainnya Jokowi-JK
banyak mengutarakan janji-janji mereka kepada rakyat Indonesia apabila mereka terpilih sebagai
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Salah satu janji dari Jokowi-JK ialah sembilan program
yang disebut dengan Nawacita. Program ini digagas untuk menunjukan prioritas jalan kebijakan
yang akan diambil Jokowi-JK apabila mereka terpilih. Namun selama dua tahun menjabat
sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Sembilan program yang digagaskan oleh Jokowi-JK
dirasakan oleh masyarakat belum ada realisasinya.

Maka dalam rangka evaluasi dan menyalurkan aspirasi masyarakat, para Mahasiswa yang
tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia mengadakan aksi demonstrasi bersama yang berpusat
di istana negara. Adapun demonstrasi ini diadakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah serta
menuntut realisasi janji dan Nawacita yang digagas oleh Jokowi-JK.

Demonstrasi merupakan salah satu perwujudan hak warga negara untuk menyampaikan
pendapatnya kepada pemerintah. Namun dalam beberapa kasus, demonstrasi ini sering kali
diwarnai dengan aksi yang kurang baik seperti merusak fasilitas umum, tindak kekerasan fisik,
hingga mengganggu ketertiban umum. Sering kali kebebasan menyuarakan pendapat seperti
demonstrasi ini diwarnai dengan aksi kurang terpuji yang melanggar Undang-undang yang ada
dan melanggar HAM orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hukum demonstrasi menurut HAM?


2. Apa saja hak dan kewajiban demonstrasi?
3. Kenapa bisa ada kerusuhan saat demonstrasi?
4. Bagaimana proses berjalannya demonstrasi evaluasi kepemimpinan Jokowi-JK yang lalu?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini ialah untuk :

1. Mengetahui bagaimana hukum dan posisi demonstrasi menurut HAM


2. Mengetahui hak dan kewajiban demonstrasi
3. Mengetahui alasan kenapa bisa terjadi kerusuan saat demonstrasi
4. Mengetahui bagaimana proses berjalannya demonstrasi evaluasi kepemimpinan Jokowi-
JK
Bab. 2

Pembahasan

A. Antara HAM dan Demonstrasi

Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Teching Human Rights adalah hak-hak yang
melekat pada setiap manusia, yang tanpanya mustahil manusia dapat hidup sebagai manusia 1.
Sedangkan menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Karena sifatnya yang
demikian maka tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya.

Penjaminan hak asasi manusia dan perlindungan hukum merupakan salah satu unsur
tegaknya sistem demokrasi2. Karena dalam sistem demokrasi haruslah menjunjung tinggi hukum.
Indonesia sendiri dalam UUD 1945 menyatakan diri bahwa Indonesia adalah negara hukum.

Dalam pandangan Robert A. Dahl, terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem
demokrasi, yaitu control atas keputusan pemerintah, pemilihan umum yang jujur, hak memilih
dan dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi,
dan kebebasan berserikat.

Dalam sistem demokrasi, menyampaikan pendapat dan aspirasi menjadi salah satu kunci
utama kesuksesannya. Maka setiap warga negara berhak untuk menyampaikan pendapatnya ke
khalayak umum. Di Indonesia hak untuk menyampaikan pendapat ini dijamin dalam UUD 1945
dalam pasal 28 yang berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tu;isan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.

Demonstrasi merupakan salah satu cara dari warga negara untuk menyampaikan
pendapatnya entah itu kritik, saran, maupun evaluasi terhadap pemerintah. Karena itu
demonstrasi juga dijamin dalam undang-undang sebagai hak setiap orang. Undang-undang yang
menjamin kebebasan berpendapat, termasuk di dalamnya dengan cara demonstrasi misalnya
dalam UUD 1945 pasal 5 ayat 1, pasal 20 ayat 1, dan pasal 28. Lalu juga diatur dalam UU
Nomor 9 Tahun 1998 tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum.

Namun dalam berlangsungnya demonstrasi, amat disayangkan ketika ada beberapa


oknum yang justru berbuat anarkis dan melanggar HAM orang lain. Padahal disana mereka
berdemonstrasi atas nama hak asasi menyampaikan pendapat, namun justru mereka juga yang
melanggar hak asasi orang lain. Aksi anarkisme yang biasa terjadi seperti menghancurkan

1
A. Ubaedillah. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2015. Hlm 148.
2
A. Ubaedillah……Hlm 79
fasilitas umum, memblokade jalan umum, merusak bangunan atau kendaraan setempat yang
tidak terlibat, bahkan sampai aksi saling serang dengan aparatur negara.

Padahal dalam UU Nomor 9 tahun 1998 di dalam BAB II pasal 3 disebutkan bahwa
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum dilaksanakan berlandaskan pada :

1. Asas keseimbangan dan kewajiban


2. Asas musyawarah dan mufakat
3. Asas kepastian dan keadilan, asas proposionalitas, dan
4. Asas manfaat.

Dan juga di dalam BAB III pasal 6 disebutkan bahwa warga yang menyampaikan pendapat
di muka umum berkewajiban dan bertanggungjawab untuk :

1. Menghormati hak-hak orang lain


2. Menghormati aturan moral yang diakui umum
3. Mentaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum, dan
5. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dan di pasal 7 dijelaskan dalam pelaksanaannya, aparatur negara berkewajiban dan


bertanggungjawab untuk :

1. Melindungi hak asasi manusia


2. Menghargai asas legalitas
3. Menghargai prinsip praduga tidak bersalah
4. Menyelenggarakan pengamanan

Jika berdasarkan undang-undang maka sudah sangat jelas sekali jika demonstrasi adalah hak
bagi setiap orang yang sudah dijamin negara. Namun dalam pelaksanaannya tetap harus mentaati
aturan yang berlaku dan mengormati hak asasi orang lain.

Namun terkadang ada saja aksi-aksi dalam demonstrasi yang melanggar aturan baik yang
dilakukan oleh pihak demonstran maupun dari pihak aparatur negara. Menurut sejumlah saksi
yang pernah mengikuti aksi demonstrasi, memang terkadang aksi yang melanggar aturan itu
kadang sengaja dilakukan untuk mengambil perhatian agar aspirasi mereka didengarkan.
Terkadang pula kondisi yang memaksa mereka melanggar aturan. Misalnya ketika mereka
hendak menuju lokasi demonstrasi namun dihalangi oleh pihak apparat maka aksi saling dorong
sudah pasti tidak akan bisa dihindari. Bahkan sering kali hal ini berujung pada tindak kekerasan.
B. Aksi Demonstrasi Evaluasi Demonstrasi Dua Tahun Kepemimpinan Jokowi-JK Oleh
Mahasiswa

Pada tanggal 20 Oktober 2016, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI), Buruh, dan sejumlah organisasi mahasiswa
yang tergabung dalam Cipayung plus mengadakan demonstrasi evaluasi dua tahun
kepemimpinan Jokowi-JK. Massa yang tergabung ini, sebagaimana dilansir dari Republika,
berkumpul dengan titik pusat berada di kawasan istana negara, tepatnya di depan kantor
Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jalan Merdeka Barat,
Jakarta Pusat, pada kamis (20/10).

Pada demonstrasi kali ini, massa demonstran menyuarakan aspirasinya berupa kritikan
dan tuntutan-tuntutan kepada pemerintah. Salah satu tuntutan mereka ialah realisasi program
Nawacita yang pernah dijanjikan oleh Jokowi-JK, mengusut mafia kasus pembakaran hutan,
menolak reklamasi teluk Benoa dan Jakarta, dan menolak amnesti pajak yang tidak pro rakyat,
serta tuntutan lain.

Aksi massa ini tergabung dalam BEM-SI, Buruh dan juga koalisi Cipayung plus yang
didukung sejumlah organisai ekstrakampus nasional seperti KAMMI, HMI, PMII, IMM, GMNI,
PMKRI, dan lainnya yang berkomitmen agar terus mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah.

Menurut salah seorang narasumber kami yang juga peserta demonstran mahasiswa asal
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Andika Ripwan Saputra, aksi demonstrasi ini di latar
belakangi dengan adanya sejumlah persoalan yang melanda negeri ini. Para mahasiswa yang
memiliki kesadaran sebagai Agent of Change, dan juga Agent of Control memanfaatkan
momentum dua tahun kepemimpinan Jokowi-JK untuk menyelenggarakan aksi demonstrasi.
Adapun aksi demonstrasi ini di koordinir oleh semua pengurus besar organisasi mahasiswa yang
tergabung dalam Cipayung plus. Karena itu aksi ini tidak hanya dilakukan di Jakarta saja, namun
aksi demonstrasi dilaksanakan serentak se-Indonesia. Para mahasiswa ini menyatakan tuntutan
mereka yang tertuang dalam Sembilan manifesto untuk Jokowi-JK.

Ketika demonstrasi berlangsung memang tidak ada tindakan anarkisme yang begitu
parah. Tindakan itu hanya sebatas membakar ban, blokade jalan, hingga saling dorong dengan
aparatur negara. Karena menurutnya aksi pada tanggal 20 Oktober 2016 ini adalah aksi damai.
Para peserta mengikuti dan mentaati aturan yang berlaku mulai dari perizinan, hingga tahap
pelaksanaan. Adapun perihal membakar ban, blockade jalan, hingga saling dorong adalah sebuah
hal yang wajar dilakukan karena untuk mencari perhatian saja. Meskipun mereka tahu bahwa itu
mungkin melanggar aturan, namun menurutnya hal ini diperlukan demi didengarnya aspirasi
mereka.
Dalam demonstrasi ini mereka tidak hanya melakukan aksi turun ke jalan saja. Namun
sebelumnya mereka sudah melakukan aksi berdiplomasi dan diskusi dengan pemerintah untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Namun karena mereka menganggap tidak juga
ditanggapi maka mereka memilih jalan terakhir yaitu turun ke jalan untuk berdemonstrasi.
BAB. 3

Kesimpulan
Daftar Pustaka

Ubaedillah, Ahmad. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. 2015. Jakarta
: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Website

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/16/10/12/oewgfn382-2-tahun-
jokowijk-organisasi-mahasiswa-anggap-jauh-dari-nawacita

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/10/20/ofciwx361-massa-aksi-
bacakan-9-poin-manifesto-untuk-jokowijk

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_98.htm

Anda mungkin juga menyukai