NAMA KELOMPOK
1. SRI PUJI LESTARI
2. RAGIL PUTRI PADILA
3. UTIN ANNISA
4. MELLISA VERAWATI G
5. SELOMITA LAURA
6. MODESTA MALINGGU
7. VALENTINA TANIA
1. 1 Pemberontakan APRA
Atas dasar kekhawatiran akan hukuman KNIL pasca bersatu dengan TNI membuat eks kesatuan KNIL
melakukan pemberontakan dibawah APRA. Komandan dari kesatuan Depot Speciale Troopen (DST),
Raymond Westerling kemudian memanfaatkan momen ini dan mengumpulkan sebanyak 8.000 pasukan.
Westerling menamakan gerakannya sebagai Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang diambil dari Jangka
Jayabaya tentang “Sang Ratu Adil”.
DEMONSTRASI atau Unjuk Rasa merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang atau, kelompok atau mahasiswa di hadapan umum dengan tujuan
menyatakan pendapat sebagai sebuah upaya menekan baik secara politik untuk kepentingan
Kelompok maupun kepentingan masyarakat.
Demonstrasi juga banyak dilakukan lantaran tidak setuju atas kebijakan pemeritah maupun
pihak lainya. Bahkan demonstrasi dilakukan karena mendukung langkah-langkah yang telah
dijalankan sebagai bentuk dukungan.
Tidak sedikit, unjuk rasa kadang dapat menyebabkan kerusakan terhadap beberapa fasilitas
umum, karena keinginan yang tidak diakomodir. Namun, dijaman moderen sekarang ini, para
demonstran lebih bijak dalam menyampaikan pendapatnya.
Pada zaman pemerintahan Orde Baru, menyampaikan pendapat di muka umum adalah hal
yang tabu. Kegiatan-kegiatan yang mengarah dan bertentangan dengan arah rezim akan
langsung diberangus dengan cara-cara ‘senyap’. Kebebasan berpendapat hampir sebuah hal
yang tidak mungkin dan sangat membahayakan jiwa. Baru setelah reformasi dan rezim
Soeharto jatuh, keran-keran mengemukakan pendapat terbuka lebar.
Salah satu buah reformasi yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat adalah
dimasukkannya kebebasan berpendapat sebagai salah satu hak asasi manusia yang dijamin
oleh konstitusi sesuai pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-undang Nomor: 9
Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
Menyampaikan pendapat di muka umum pada dasarnya merupakan hak konstitusional warga
negara yang dijamin tegas dalam Konstitusi Pasal 28 E UUD 1945, Pasal 19 Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik yang diratifikasi lewat Undang-Undang No. 12
Tahun 2005, Pasal 25 UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi.
Kepolisian juga tidak boleh melarang warga untuk berdemonstrasi hanya dengan
alasan Diskresi (keputusan/tindakan) dan hanya boleh dilakukan berdasarkan kewenangan
yang diatur dalam undang-undang.
Pelarangan unjuk rasa bukanlah keputusan yang dapat dilakukan diskresi mengingat tidak
memenuhi syarat sebagimana diatur dalam UU No. 30 tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan Pasal 24.
Pejabat pemerintah yang mengambil Diskresi harus memenuhi syarat, dalam Pasal 22 ayat
(2); b. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. sesuai dengan
AUPB; d. berdasarkan alasan-alasan yang objektif; e. tidak menimbulkan Konflik
Kepentingan; dan f. dilakukan dengan iktikad baik.
Jika tidak dipenuhinya syarat-syarat tersebut, Kepolisian tidak bisa melakukan diskresi dan
bila dipaksanakan, maka patut diduga kepolisian melakukan penyalahgunaan wewenang.
Sesuai dengan Pasal 13 UU Nomor 9 tahun 1998, pada dasarnya aktivitas unjuk rasa atau
demonstrasi tidak perlu mendapatkan izin kepolisian. Namun partisipan unjuk rasa cukup
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tertulis (SPT) kepada kepolisian. Setelah itu,
kepolisian wajib untuk segera memberikan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP).
Selanjutnya kepolisian segera berkoordinasi dengan penanggung jawab demonstrasi, dan juga
berkoordinasi dengan pimpinan instansi/lembaga yang akan menjadi tujuan masa aksi dan
mempersiapkan pengamanan tempat, lokasi dan rute.
Dari STTP itulah, pemerintah atau pihak yang menjadi tujuan unjuk rasa mulai bekerja untuk
mengatasi demonstrasi sebelum aksi. Sebab, dalam Surat Tanda Pemberitahuan dari
Kepolisian termuat data informasi mulai dari Nama Koordinator Lapangan, Organisasi yang
menaungi, Alamat, Contak Person, interval waktu, jumlah masa dan tema/tujuan yang
dilakukan demonstrasi.
Dari informasi ini, Pemerintah atau pihak yang menjadi tujuan aksi harus melakukan
penggalangan atau negosiasi awal baik secara organisasi maupun individual kepada
kelompok aksi melalui Korlap.
Demosntrasi tidak akan terlaksana apa bila kelompok tersebut bisa menerima hasil negosiasi
ataupun tanggapan awal dari hasil penggalangan oleh pemerintah atau pihak yang menjadi
tujuan aksi.
Penggalanangan awal tersebut, harus dapat dijelaskan dengan rinci sesuai data yang
diinginkan para demonstran. Bila tidak memenuhi, para negosiator bisa menawarkan korlap
untuk melakukan dialog atau hearing, tampa harus turun ke jalan
1.3 Kriminal
Kriminalitas merupakan pengertian dari sebuah perilaku yang bersifat melawan hukum yang
dilakukan oleh tiap individu atau sebagian kelompok masyarakat. Hal ini dimaksudkan
mencakup tindakan seperti aktivitas pencurian, perampokan, penipuan, kekerasan, ataupun
kejahatan lainnya. krimoinalitas merupakan kegiatan atau aktivitas dengan bermaksud untuk
merugikan orang lain atau merusak ketertiban sosial. kriminalitas biasanya akan melanggar
terhadap nilai norma sehari-hari atau bahkan melanggar nilai yang berlaku dalam suatu
masyarakat.
Jenis-jenis kriminalitas
Kriminalitas memiliki banyak jenis yang perlu anda ketahui. Berikut jenis kriminalitas yang
patut anda ketahui maksud dan pengertiannya.
1. Kriminalitas Konvensional
Merupakan tindakan kriminalitas yang telah ada dalam masyarakat sejak lama. Hal ini
dimaksudkan seperti tindakan pencurian, perampokan, pembunuhan, dan pemerkosaan.
2. Kriminalitas Transnasional
Merupakan aktivitas kriminal yang melibatkan lebih dari satu negara yang bertindak. Hal ini
dimaksudkan sebagai adanya perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan pencucian
uang.
3. Kriminalitas Siber
Hal ini merupakan aktivitas ataupun tindakan kriminal yang terjadi di dunia maya. Contoh
dari aktivitas ini adalah hacking, penipuan online, dan pencurian data pribadi anda.
4. kriminalitas Ekonomi
Merupakan kejahatan atau tindakan kriminal yang berada di sector ekonomi. Contoh dari
tindakan tidak terpuji ini ialah korupsi, penipuan keuangan, dan manipulasi pasar.
Setelah mengetahui bagaimana itu kriminalitas baik dari pengertian dan jenis
tindakannya. Kriminalitas tentunya akan memiliki dampak yang dapat dirasakan oleh
masyarakat sekitar. Berikut merupakan dampak atas adanya kriminalitas di sekitar anda.
Kenakalan remaja adalah masalah yang masih kerap terjadi. Sebab di usia pubertas ini, rasa
keingintahuan yang besar dan pencarian jati diri yang tidak terarah dapat membuat anak remaja
terlibat dalam kenakalan.
Di Indonesia, angka kenakalan remaja pada tahun 2015 mencapai 7762 kasus.
Masalah ini tentunya perlu diperhatikan para orangtua yang memiliki anak remaja.
Ada berbagai contoh kenakalan remaja yang biasa terjadi, mulai dari yang sifatnya
tidak membahayakan hingga tindakan kriminal. Berikut adalah sejumlah
contohnya:
Berkelahi
Keluyuran
Bolos sekolah
Mabuk-mabukan
Tawuran
Pencurian
Pemerkosaan
Pembunuhan.
Maka dari itu, kenakalan anak sekolah zaman sekarang harus menjadi perhatian
khusus.
Kenakalan remaja adalah perbuatan yang dapat dipicu krisis identitas. Remaja
kerap mempertanyakan dan mencari jati dirinya sendiri.
Namun, kegagalan pencarian jati diri ini menyebabkan mereka melakukan berbagai
kenakalan.
Kontrol diri yang lemah
Juvenile delinquency juga dapat terjadi akibat kontrol diri yang lemah, di mana
mereka tidak mampu mengendalikan dirinya untuk menghindari perilaku nakal,
meskipun sudah mengetahui bahwa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan.
2. Faktor eksternal
Ketika remaja kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua,
mereka akan merasa tidak diinginkan.
Hal ini bisa memicu remaja mencari perhatian atau pelampiasan dengan melakukan
kenakalan di sekolah ataupun tempat lainnya.
Sebaliknya, jika mereka kurang atau tidak memiliki pemahaman tentang agama
sama sekali, hal ini bisa mendorongnya melakukan perbuatan yang melanggar
norma.
Pengaruh dari lingkungan sekitar
Masalah remaja juga dapat didorong oleh lingkungan sekitar. Misalnya, tinggal di
kampung prostitusi atau memiliki pergaulaKenakalan yang menimbulkan korban fisik
pada orang lain
Di Indonesia, angka kenakalan remaja pada tahun 2015 mencapai 7762 kasus. Masalah ini
tentunya perlu diperhatikan para orangtua yang memiliki anak remaja.
Anda mungkin pernah menonton atau membaca berita mengenai kasus-kasus kenakalan
remaja di Indonesia.
Ada berbagai contoh kenakalan remaja yang biasa terjadi, mulai dari yang sifatnya tidak
membahayakan hingga tindakan kriminal. Berikut adalah sejumlah contohnya:
Berkelahi
Keluyuran
Bolos sekolah
Mabuk-mabukan
Tawuran
Pencurian
Pemerkosaan
Pembunuhan.
Juvenile delinquency dapat menimbulkan dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri, keluarga,
atau bahkan masyarakat.
Di sisi lain, dampak kenakalan remaja pada keluarga dapat menyebabkan ketidakharmonisan
dan terputusnya komunikasi antara anak dan orangtua.
Sementara itu, pelanggaran hukum di sekolah bisa menyebabkan anak terkena sanksi hingga
dikeluarkan. Misalnya, dampak tawuran pelajar membuat anak dihukum skors selama 2
minggu.
Maka dari itu, kenakalan anak sekolah zaman sekarang harus menjadi perhatian khusus.
Jika kenakalan remaja berdampak pada kehidupan masyarakat, tentunya pandangan orang-
orang terhadap remaja dan keluarganya menjadi buruk.
Setelah membahas contoh kenakalan remaja, orangtua juga harus memahami penyebabnya.
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun
faktor dari luar (faktor eksternal).
1. Faktor internal
Krisis identitas
Kenakalan remaja adalah perbuatan yang dapat dipicu krisis identitas. Remaja kerap
mempertanyakan dan mencari jati dirinya sendiri.
Namun, kegagalan pencarian jati diri ini menyebabkan mereka melakukan berbagai
kenakalan.
Juvenile delinquency juga dapat terjadi akibat kontrol diri yang lemah, di mana mereka tidak
mampu mengendalikan dirinya untuk menghindari perilaku nakal, meskipun sudah
mengetahui bahwa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan.
2. Faktor eksternal
Hal ini bisa memicu remaja mencari perhatian atau pelampiasan dengan melakukan
kenakalan di sekolah ataupun tempat lainnya.
Misalnya, kenakalan pelajar SMA berupa minum-minuman beralkohol, bolos sekolah, atau
tawuran.
Sebaliknya, jika mereka kurang atau tidak memiliki pemahaman tentang agama sama sekali,
hal ini bisa mendorongnya melakukan perbuatan yang melanggar norma.
Masalah remaja juga dapat didorong oleh lingkungan sekitar. Misalnya, tinggal di kampung
prostitusi atau memiliki pergaulan dengan para pengguna narkoba dapat membuat mereka
ikut terjerumus ke dalamnya.
Selain itu, pergaulan anak zaman sekarang yang membawa pengaruh buruk juga bisa memicu
masalah tersebut.
n dengan para pengguna narkoba dapat membuat mereka ikut terjerumus ke dalamnya.
Selain itu, pergaulan anak zaman sekarang yang membawa pengaruh buruk juga bisa memicu
masalah tersebut.